Sikap istiqamah merupakan sikap yang pada dasarnya cerminan dari sikap

Assalamu'alaikum Wr.Wb, Selamat pagi sahabat meldisa, kali ini meldisa cell akan membagikan mata pelajaran Qurdis, pengertian Tasamuh, Fanatik, Istiqamah, dan Toleransi., Semoga bermanfaat 

bagi adik - adik yang duduk di bangku kelas 7.

Pengertian Tasamuh

Tasamuh berasal dari bahasa Arab yang berarti toleransi yang mempunyai arti bermurah hati, kata lain dari tasamuh adalah ‘tasahul’ yang memiliki arti bermudah-mudahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata toleransi adalah suatu sikap menghargai pendirian orang lain (sepertin pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian diri sendiri.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa toleransi mengandung sifat-sifat seperti lapang dada, tenggang rasa, menahan diri, dan tidak memaksakan kehendak orang lain.

Sikap tasamuh juga dapat kita tunjukan dengan sikap sabar menghadapai keyakinan-keyakinan orang lain, pendapat-pendapat mereka dan amal-amal mereka walaupun bertentangan dengan keyakinan dengan keyakinan kita dan tidak sesuai dengan syariat Islam. Kita juga dilarang untuk menyerang, menyakiti dan mencela orang lain yang tidak sependapat dengan kita.

Dan ada juga yang bilang bahwa Tasamuh atau toleransi adalah sikap menghormati orang lain untuk melaksanakan hak-haknya. Kita tidak boloeh memandang rendah suku bangsa, agama, atau kebudayaan daerah lain, apalagi bersikap menghina, membenci, atau memusuhinya.
Selain itu makna tasamuh juga dapat diartikan sabar menghadapi keyakinan-keyakinan orang lain, pendapat-pendapat mereka dan amal-amal mereka walaupun bertentangan dengan keyakinan dan batil menurut pandangan, dan tidak boleh menyerang dan mencela dengan celaan yang membuat orang tersebut sakit dan tersiksa perasaannya. Asas ini terkandung dalam banyak ayat Al-Qur’an diantaranya:

“Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah, yang menyebabkan mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa ilmu. Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap umat amalan mereka, lalu Dia mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan”. (QS.Al-An’am:108)

Macam-macam Tasamuh

Toleransi / tasamuh terdiri dari dua macam yaitu : toleransi terhadap sesama muslim dan toleransi terhadap selain muslim.

1.      Toleransi terhadap sesama muslim merupakan suatu kewajiban, karena di samping sebagai tuntutan sosial juga merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali aqidah yang sama. Bahkan dalam hadits nabi dijelaskan bahwa seseorang tidak sempurna imannya jika tidak memiliki rasa kasih sayang dan tenggang rasa terhadap saudaranya yang lain.

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. ” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sikap toleran dan baik hati terhadap sesama terlebih lagi dia seorang muslim pada akhirnya akan membias kembali kepada kita yaitu banyak memperoleh kemudahan dan peluang hidup karena adanya relasi, disamping itu Allah akan membalas semua kebaikan kita di akhirat kelak.

2.      Adapun toleransi terhadap non muslim mempunyai batasan tertentu selama mereka mau menghargai kita, dan tidak mengusir kita dari kampung halaman. Mereka pun harus kita hargai karena pada dasarnya sama sebagai makhluk Allah SWT.

Bersikap tasamuh bukan berarti kita toleran terhadap sesuatu secara membabi buta tanpa memiliki pendirian, tetapi harus diba-rengi dengan suatu prinsip yang adil dan membela kebenaran. Kita tetap harus tegas dan adil jika dihadapkan pada suatu masalah baik menyangkut diri sendiri, keluarga ataupun orang lain. Walaupun ke-putusan tersebut akan berakibat pahit pada diri sendiri. Dalam ajaran islam keadilan ditegakkan tanpa memandang bulu baik rakyat jelata maupunraja harus tunduk kepada hukum dan ajaran Allah SWT. Jika ia melanggar harus menerima segala konsekwensinya.

Contoh Tasamuh

Pada saat bulan Ramadhan, warung makan Bu Sumini menutup warungnya pada pagi hari hingga asar selama bulan ramadhan. Karena warungnya berada di sekitar masjid. Menjelang buka puasa, baru bu sumini membuka warungnya. Hal ini dilakukan untuk menghormati umat Islam yang sedang menjalankan puasa.

Pengertian fanatik

Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan mana tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. (A Favourable or unfavourable belief or judjment, made without adequate evidence and not easily alterable by the presentation of contrary evidence.

Fanatisme biasanya tidak rationil, oleh karena itu argumen rationilpun susah digunakan untuk meluruskannya. Fanatisme dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen yang mempengaruhi seseorang dalam;

(a) berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu,


(b) dalam berfikir dan memutuskan,


(c) dalam mempersepsi dan memahami sesuatu, dan


(d) dalam merasa.


Secara psikologis, seseorang yang fanatik biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak faham terhadap masalah orang atau kelompok lain, tidak mengerti faham atau filsafat selain yang mereka yakini. Tanda-tanda yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidak mampuan memahami karakteristik individual orang lain yang berada diluar kelompoknya, benar atau salah.

Secara garis besar fanatisme mengambil bentuk:


(a) fanatik warna kulit,


(b) fanatik etnik/kesukuan, dan


(c) fanatik klas sosial.

Fanatik Agama sebenarnya bukan bersumber dari agama itu sendiri, tetapi biasanya merupakan kepanjangan dari fanatik etnik atau kelas sosial. Pada hakikatnya, fanatisme merupakan usaha perlawanan kepada kelompok dominan dari kelompok-kelompok minoritas yang pada umumnya tertindas. Minoritas bisa dalam arti jumlah manusia (kuantitas), bisa juga dalam arti minoritas peran (Kualitas).

Di negara besar semacam Amerika misalnya juga masih terdapat kelompok fanatik seperti :


1. Fanatisme kulit hitam (negro)


2. Fanatisme anti Yahudi


3. Fanatisme pemuda kelahiran Amerika melawan imigran


4. Fanatisme kelompok agama melawan kelompok agama lain.


Cara Mengobati Perilaku Fanatik

Karena perilaku fanatik mempunyai akar yang berbeda-beda, maka cara penyembuhannya juga berbeda-beda.Perilaku fanatik yang disebabkan oleh masalah ketimpangan ekonomi, pengobatannya harus menyentuh masalah ekonomi, dan perilaku fanatik yang disebabkan oleh perasaan tertekan , terpojok dan terancam, maka pengobatannya juga dengan menghilangkan sebab-sebab timbulnya perasaan itu. Pada akhirnya, pelaksanaan hukum dan kebijaksanaan ekonomi yang memenuhi tuntutan rasa keadilan masyarakat secara alamiah akan melunturkan sikap fanatik pada mereka yang selama ini merasa teraniaya dan terancam.

Oleh karena itu jika dalam suatu negara keadilan dapat ditegakkan, dan rasa keadilan dapat dinikmati oleh semua aspiran, maka aspirasi garis keras akan mencair dengan sendirinya. Sebaliknya jika ditekan dengan kekerasan, maka pandangan itu semakin keras, dan semakin tidak mengenal kompromi.

Biaya memahami perilaku orang-orang yang dianggap berbahaya itu lebih murah dibanding biaya menumpas mereka dengan keras, apalagi jika berbasis teori psikologi yang tidak tepat. Nah Psikologi yang tepat untuk memahami fenomena “terorisme” di Indonesia adalah Islamic Indigenous Psychology, yang Insya Allah akan menjadi mazhab ke lima dalam sejarah ilmu Psikologi.

Pengertian Istiqomah

Istiqomah berarti sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen dalam tindakan. Dalam makna yang luas, istiqomah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.

Seseorang yang mempunyai sifat istiqamah bagaikan batu karang yang berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser sedikit pun, meskipun dihantam oleh gelombang yang sangat besar.

Istiqomah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim, termasuk kita sebagai pelajar. Istiqamah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberikan contoh yang baik kepada siapa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar. Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati”. (Q.S. al- Ahqaf/46:13)

Ayat di atas menjelaskan sikap orang-orang istiqomah, yaitu menepati dan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh agama, menjalankan semua perintah Allah Swt. dan meninggalkan semua larangan-Nya. Orang yang semacam itu tidak perlu khawatir terhadap diri mereka di hari kiamat karena Allah Swt. menjamin keselamatan mereka.

Hikmah Perilaku Istiqomah

Di antara hikmah perilaku istiqomah adalah sebagai berikut:

a. Orang yang istiqomah akan dijauhkan oleh Allah Swt. dari rasa takut dan sedih sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.

b.  Orang yang istiqomah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia karena ia tekun dan ulet.

c.   Orang yang istiqomah dan selalu sabar serta mendirikan salat  akan selalu dilindungi oleh Allah swt.

Perilaku Istiqomah dalam Kehidupan Sehari-hari

Perilaku istiqomah dapat diwujudkan melalui kegiatan:

a.  selalu menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya dalam keadaan apa pun dan di mana pun;

b.   melaksanakan salat tepat pada waktunya;

c.   belajar terus-menerus hingga paham;

d.  selalu menaati peraturan, baik yang ada di rumah, sekolah, maupun di masyarakat;

e.  selalu menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa dipaksa atau dibebani.

 Pengertian Toleransi

Toleransi berasal dari bahasa latin dari kata "Tolerare" yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. 

Pengertian Toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain. istilah dalam konteks sosial,budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. 

Contoh perilaku toleransi :

1. Berlapang dada dalam menerima semua perbedaan, karena perbedaan adalah Rahmat Allah swt.

2. Tidak membeda-bedakan (mendiskriminasi) teman yang berbeda keyakinan.

3. Tidak memaksakan orang lain dalam hal keyakinan (agama).

4. Memberikan kebebasan orang lain untuk memilih keyakinan (agama).

5. Tidak mengganggu orang lain yang berbeda keyakinan ketika mereka beribadah.

6. Tetap bergaul dan bersikap baik dengan orang yang berbeda keyakinan dalam hal duniawi.

7. Menghormati orang lain yang sedang beribadah.

8. Tidak membenci dan menyakiti perasaan seseorang yang berbeda keyakinan atau pendapat dengan kita.

Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi "kelompok" yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif.

Toleransi dalam berbagai kehidupan

Dunia sekarang sedang diuji oleh kelaparan dan kemiskinan dari satu segi dan di segi lain dengan penghamburan kekayaan dan kesombongan. Banyak manusia saat ini sudah lupa akan peristiwa sejarah masa lalu yang kelam, dunia dirusak oleh manusia-manusia yang serakah. Contoh seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II.

Sikap dan perilaku toleransi dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara.

Di bawah ini saya akan memberikan contoh-contoh pengamalan toleransi dalam berbagai aspek kehidupan.


1.    Dalam Kehidupan Keluarga

a)      Toleransi sa'at bermain dengan anak

b)      Toleransi sa'at makan Bersama

2.    Dalam Kehidupan Sekolah

a)      bermain di sekolah

Sama halnya dengan kehidupan keluarga. Kehidupan sekolah pun dibutuhkan adanya toleransi baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi tersebut dibutuhkan untuk terciptanya proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat tercapai

Adapun contoh-contoh toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain:

a.    Mematuhi tata tertib sekolah.

b.    Saling menyayangi dan menghormati sesama pelajar.

c.    Berkata yang sopan, tidak berbicara kotor, atau menyinggung perasaan orang lain.

Dibawah ini adalah contoh gambar tentang para pelajar SMA yang saling menghargai satu sama lainnya walau pun salah satu diantara mereka ada yang tidak bisa jalan hanya bisa duduk di kursi roda, tetapi mereka teman-temannya merasa peduli dan rela menolongnya.

3.    Dalam Kehidupan di Masyarakat

Toleransi dalam perbeda'an suku

Cobalah kita renungkan dan kita sadari mengapa terjadi peristiwa seperti tawuran antar pelajar di kota-kota besar, tawuran antar warga, peristiwa atau pertikaian antar agama dan antar etnis dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan cerminan dari kurangnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

Jadi toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:

a.    Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.

b.    Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan.

Pada  gambar no. 1 menggambarkan tentang  masyarakat bersatu dan berkumpul dengan perbedaan agama. Sedangkan di gambar yang ke-2 menggambarkan perkumpulan masyarakat yang berbeda profesi atau pekerjaan, ada yang bekerja sebagai petani, dokter, dll.


4.    Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikatnya merupakan kehidupan masyarakat bangsa. Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Demikian pula di dalamnya terdapat berbagai kehidupan antar suku bangsa yang berbeda. Namun demikian perbedaan-perbedaan kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi disintegrasi atau terpecah belahnya suatu bangsa.


Page 2

Beranda Privacy Policy Sanggahan Syarat Layanan Tentang Hubungi Kami