Seseorang dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dengan

Semarang—Hidup bahagia tidak hanya merupakan dambaan setiap individu, tetapi juga oleh masyarakat, bangsa dan negara. Demikian disampaikan KH. Muchlis M Hanafi pada pengajian bulanan yang digelar oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag RI dimana sebagai petugas adalah DWP Unsur Pelaksana (UP) Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag RI, yang dilaksanakan secara daring baik melalui zoom meeting maupun live streaming pada Kamis (3/2).

Kegiatan ini diikuti oleh DWP Kemenag se-Indonesia baik dari Unsur Pelaksana, PTKN, Biro PTKN, Kanwil Kemenag Provinsi, Kankemenag Kabupaten/Kota, UPT Asrama Haji serta Balai Diklat Keagamaan dan Balai Litbang Agama se-Indonesia.

Adapun tema yang diangkat pada pengajian bulanan perdana DWP Kemenag RI adalah “Resep Bahagia Dunia dan Akhirat”.

Kegiatan dibuka oleh Penasehat DWP Kemenag RI, Hj. Eny Retno Yaqut Cholil Qoumas. Dalam sambutannya Eny menyampaikan melalui tema yang dipilih tersebut, DWP Kemenag RI mengajak kepada anggotanya untuk tetap berfikir positif dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19 berdampak pada kehidupan baik sosial maupun ekonomi.

KH. Muchlis M Hanafi yang didapuk sebagai nara sumber pada pengajian perdana DWP Kemenag RI menjelaskan kepada peserta tentang apa saja parameter kebahagiaan, dimana kebahagiaan itu berada dan bagaimana cara mendapatkannya.

Dijelaskan olehnya bahwa harta bukanlah jaminan kebahagiaan seseorang, bahkan ada beberapa kasus dimana justru harta yang berlimpah malah menjerumuskan seseorang ke dalam kesesatan. Menurutnya kemajuan di bidang teknologi dan peradaban secara materi pun juga tidak menjamin rasa bahagia, akan tetapi dengan harta, kemajuan teknologi dan peradaban serta kenikmatan dunia lainnya bisa membuat seseorang berbuat lebih banyak demi kebaikan dan kebahagiaan, bukan hanya untuk dirinya sendiri bahkan juga bagi orang lain.

“Meskipun kehidupan dunia hanya bersifat sementara, tetapi manusia diwajibkan untuk tetap berusaha dengan kerja keras untuk mendapatkannya, karena tidak dipungkiri bahwa terpenuhinya kebutuhan kehidupan dunia akan dapat memberikan kebahagiaan meskipun tidak selalu. Berkaca dari surah Quraisy ada empat rahasia kebahagiaan yaitu usaha, bersandar kepada Allah dalam segala kondisi, terpenuhinya kebutuhan jasmani dan kenyamanan secara batin. Al Qur’an menggambarkan kebahagiaan di dunia melalui beberapa istilah di antaranya kehidupan yang baik, dada yang lapang karena dipenuhi cahaya iman-Islam, hati yang tenang dengan selalu berzikir kepada Allah serta ketenangan,” tutur Muchlis.

Muchlis menambahkan, cara memperoleh kebahagiaan adalah keimanan yang berkualitas, dekat dengan Allah, menerima dengan ikhlas segala ketetapan Allah. “Bahagia itu ada di dalam diri Kita, jadi kebahagiaan itu harus Kita yang menciptakannya. Harta, ilmu, kesehatan dan lainnya tidak bisa diabaikan sebagai parameter kebahagiaan, tapi itu bukan satu-satunya, karena dalam Al Qur’an disebutkan bahwa harta, kekayaan dan kemewahan dunia adalah hiasan semata. Gunakanlah harta dan kekayaan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagi dengan sesama, karena dengan kebahagiaan sesama akan menimbulkan rasa bahagia untuk diri Kita. Ciptakan rasa bahagia dengan memaksimalkan potensi diri. Kebahagiaan dalam Islam tidak bersifat individu tetapi juga harus bisa dirasakan oleh orang lain,” imbuh Muchlis.

Menurut Muchlis, kunci bahagia menurut  Al Qur’an adalah iman kepada Allah, menerima atas ketetapan Allah, menjaga komitmen kepada Allah, selalu bertilawah, husnuzhan dan optimis disetiap kondisi, memaafkan segala kesalahan orang lain, serta selalu berdoa memohon kebahagiaan kepada Allah.

“Ingatlah bahwa kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan akhirat. Dunia hanya sebagai perantara supaya kelak Kita dapat merasakan kebahagiaan yang kekal. Oleh karenanya jadikan parameter kebahagiaan di dunia sebagai sarana untuk memperoleh kebahagiaan akhirat dengan cara memanfaatkannya untuk berbagi dengan sesama,” pungkas Muchlis.(Hanum/NBA)

Seorang muslim dituntut mencasi pribadi yang cerdas serta memiliki pengetahuan yang luas. Segala pengetahuan yang dapat membantu manusia dalam menjalani kehidupan dapat diperoleh dengan cara belajar. Betapa Allah mengagungkan ilmu dan orang-orang yang belajar tergambar dalam firman pertama-Nya, yakni perintah untuk membaca, Allah berfirman artinya :

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia (Allah) telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam. Dia (Allah) mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. 96 Al  ‘Alaq : 1-5).

Membaca sendiri merupakan salah satu cara untuk memeroleh ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu dari masa-kemasa dituangkan melalui tulisan.

Allah swt. menjamin akan meninggikan derajat  orang-orang berilmu dan memudahkan segala urusan dunia dan akhiratnya sebagaimana petikan ayat al-aur,an dan perkataan imam Syafi’i berikut:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).

مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ اْلاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barangsiapa yang ingin sukses di dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang ingin sukses di akhirat maka hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin sukses pada keduanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah dengan ilmu (pula)” –Imam Syafi’i

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kunci meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat dapat diperoleh dengan belajar.

Departemen Syiar UKM ASC

link Poster: Download

SneakersbeShops® , Shop Online For Luxury, High-End Fashion, Expensive & Authentic Designer Brands | Off-White x Air Jordan 1 NRG UNC The Ten — Resist Game

Ilustrasi bahagia Foto: Shutter Stock

Setiap manusia ingin memiliki kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Hidup bahagia bisa menjadi salah satu tujuan terbesar hingga mereka harus berlomba-lomba demi tercapainya kebahagiaan tersebut, baik melalui harta, pencapaian karier, maupun keluarga.

Perlu diingat, segala sesuatunya pasti memiliki tanda. Demikian pula bagi orang-orang yang ingin bahagia dunia dan akhirat.

Allah berfirman dalam QS. Al-Mukminun ayat 1-9 yang artinya:

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya."

Untuk itu, ada 8 beberapa rahasia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Foto: Pixabay

Jangan pernah menyepelekan sholat karena amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah sholat.

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 238 yang artinya:

"Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'."

Jangan pernah membenci seseorang walaupun dia berbuat kesalahan padamu. Cobalah untuk mendoakan dia untuk berubah. Karena terdapat kelegaan dan ketenangan saat kita bisa memaafkan orang lain.

Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 10 yang artinya:

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Allah SWT melalui ajaran Islam mengajarkan manusia untuk tidak hanya menerima tapi juga memberi. Namun, lebih baik untuk memberi dari pada meminta. Di sinilah anjuran berzakat menjadi relevan dalam agama.

Ketika tidak mampu untuk berzakat, ada cara lain yang bisa dilakukan, yakni bersedekah, berinfak, atau yang lainnya.

Untuk mencapai proses kedewasaan, kita pasti akan mengalami masa-masa untuk berkeluh kesah. Karena Allah SWT telah menjanjikan pahala yang besar kepada mereka yang bersabar dan tidak berkeluh kesah.

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 155 yang artinya:

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

Patut diakui, perbuatan zina sepertinya sudah dianggap hal biasa dan lumrah. Banyak umat Islam yang melupakan kewajibannya untuk menjaga pandangan dan kemaluan mereka.

Maka dari itu, barang siapa yang mampu menjaga pandangan, pikiran, ucapan, dan tindakan, berarti mereka telah menjaga agamanya.

Allah berfirman dalam QS. Al-Ma'arij ayat 29-31 yang artinya:

“Dan, orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya, mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang sebaliknya, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas."

Foto: Pexel.com

Tidak semua orang memiliki hidup yang berkecukupan. Jika dirimu tergolong dalam orang yang berkecukupan, tanamkanlah sikap rendah hati agar terhindar dari sifat sombong yang bisa merugikan.

Dalam hidup, akan selalu ada orang lain yang akan peduli kepada kita. Selalu memberi akan jauh lebih baik dari pada meminta. Karena memberi adalah salah satu bagian dari hidup.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.”

Ini menjelaskan bahwa memberi itu lebih baik dari pada meminta.

Kita memang tidak bisa mencegah orang yang menganggap kita musuh. Tapi, kita bisa bisa mengubah itu dengan selalu berbuat baik kepadanya. Perlahan-lahan, mereka akan melihat kebaikan kita dan mengubah musuh menjadi teman.

Allah berfirman dalam QS. Fushilatayat 34 yang artinya:

"Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik sehingga orang yang ada permusuhan di antaramu dan dia seolah telah menjadi teman yang setia."


Page 2