Sejak kapan masyarakat Indonesia hidup berladang dan bersawah?

Masa bercocok tanam diperkirakan berlangsung sejak akhir masa Mesolithikum hingga zaman Neolithikum. Pendukung kebudayaan kehidupan pada zaman ini adalah sudah dari jenis Homo sapiens (makhluk cerdas) yang berasal dari rumpun Melayu. Pada zaman ini, terjadi perubahan besar dalam pola kehidupan masyarakat purba, yaitu perubahan dalam cara mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dari berburu dan mengumpulkan makan (food gathering) menjadi menghasilkan bahan makanan (food producing) serta perubahan dalam pola huniannya dari berpindah pidah tempat (nomaden) menjadi menetap (sedenter). Perubahan tersebut dipengaruhi oleh perkakas yang mereka miliki saat itu yaitu Kapak Persegi dan Kapak Lonjong yang dihasilkan dari proses mengasah batu yang mereka gunakan sebagai perkakas karena mereka sudah memiliki kepandaian mengasah (mengupam). Dengan diasah maka perkakas mereka sudah lebih tajam dari perkakas sebelumnya sehingga sudah bisa digunakan untuk menggali tanah untuk berladang.

Selain berladang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka juga mengembangkan kegiatan berternak. Hewan-hewan yang dulu mereka buru pada saat ini telah mereka ternakan. Pola kehidupan berladang dan berternak yang dikembangkan oleh masyarakat pada masa ini mempengaruhi pola hunian mereka. Cara bercocok tanam dengan berladang tentu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa dipanen, sehingga hal ini mendorong mereka untuk memulai pola kehidupan menetap. Pada masa bercocok tanam, hutan belukar dimanfaatkan untuk dijadikan ladang dengan menanam tanaman seperti padi, sukun, nangka, jagung, pisang dan lain dengan cara cara tradsisional, sehingga lama kelamaan tanah disekitar tidak subur dan tidak dapat ditanami lagi sehingga mengharuskan mereka berpindah mencari tanah lain yang lebih subur. Sistem bercocok tanam seperti ini sering disebut sistem ladang berpindah (berhuma). Kegiatan seperti ini masih sering dijumpai di Indonesia seperti di pedalaman Papua dan Kalimantan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah D. 

Artikel Sejarah Kelas X ini akan menjelaskan sejarah perubahan ekonomi dari masa praaksara.

Kalian punya nggak teman yang hobi belanja via online? Atau teman yang suka berburu diskon-diskon cashback? Enak banget ya zaman sekarang yang serba simpel dan banyak pilihan, sangat beda sama zaman purba yang masih serba terbatas. Tapi bukan berarti di zaman purba nggak ada kegiatan ekonomi loh. Kegiatan ekonomi di Indonesia sudah dilakukan oleh nenek moyang kita jauh sebelum kita mengenal alat pembayaran berupa uang cash. Kebayang nggak sih, apa yang dijual oleh nenek moyang kita? Dan bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan ekonomi?

Nah, kali ini yuk bercerita tentang sejarah kegiatan ekonomi di Indonesia dan pengaruhnya pada kegiatan ekonomi saat ini. Ada 4 masa sejarah manusia praaksara dari aspek ekonomi, mau tahu apa aja? Yuk cari tahu lebih lanjut!

Masa Nomaden

Sejak kapan masyarakat Indonesia hidup berladang dan bersawah?

Pada masa ini, tingkat kecerdasan manusia masih sangat rendah sehingga manusia mengumpulkan makanan dengan cara berburu saja. Manusia di masa ini juga hidup di wilayah yang dianggap cukup aman dan dekat dengan sungai karena sungai banyak didatangi hewan. Nah, hewan-hewan yang menghampiri sungai tersebut akan jadi bahan konsumsi buat manusia.

Masalahnya, hewan-hewan tersebut akan selalu berpindah karena adanya faktor perubahan iklim, bencana alam, adanya ancaman dari hewan karnivora, dan mencari iklim yang lebih panas. Makanya saat itu manusia juga hidup berpindah-pindah (nomaden), karena berburu hewan adalah sarana utama untuk bertahan hidup saat itu. Kalau nggak, ya manusia makan apa dong?

Masa Abris Sous Rouche 

Sejak kapan masyarakat Indonesia hidup berladang dan bersawah?

Setelah nomaden, manusia pun berkembang dengan mengumpulkan makanan dari laut. Di masa ini manusia menetap di gua yang dekat dengan sumber air seperti tepi pantai, sungai, atau danau. Gua yang ditinggali manusia di masa ini disebut abris sous roche.

Baca juga: Mengenal Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Di masa ini, manusia memilih tinggal di gua karena bisa membuat api yang lebih tahan lama untuk menghangatkan tubuh, menghalau binatang buas di malam hari, dan memasak makanan. Manusia praaksara juga bergantung pada sumber-sumber makanan yang ada di laut, kegiatan ini dibuktikan dengan ditemukannya kulit kerang dan siput (kjokkenmodinger).

Masa Bercocok Tanam dan Beternak 

Sejak kapan masyarakat Indonesia hidup berladang dan bersawah?

Setelah masa berburu dan menetap di gua, akal manusia semakin berkembang dan sudah mulai mampu bercocok tanam. Tanaman yang biasanya ditanam di masa ini adalah tanaman umbi-umbian seperti keladi, ubi, sukun, pisang, dan rambutan. Selain bercocok tanam, manusia juga sudah memelihara hewan untuk diternak. Hewan-hewan yang diternak biasanya adalah ayam dan babi. Dengan bercocok tanam dan beternak, manusia bisa mengkonsumsi hasil tanaman dan ternak mereka sendiri dan nggak harus bergantung pada berburu hewan seperti di masa sebelumnya.

Oh iya, di masa ini manusia juga sudah bisa menebang dan membakar pohon (slash and burn) dan juga berdagang yang bersifat barter. Biasanya barang yang ditukar untuk barter adalah hasil dari cocok tanam atau ternak mereka. Terus kalau sudah bisa produksi sendiri, kenapa masih barter? Barter terjadi karena setiap kelompok manusia menanam dan memelihara hewan ternak yang berbeda dari kelompok lainnya, makanya manusia saling tukar sesuai kebutuhan masing-masing. Walaupun barternya antarpulau, manusia juga sudah bisa membuat perahu rakit atau perahu bercadik loh, jadi bisa mengantar barangnya pakai kapal melewati sungai.

Masa Perundagian 

Sejak kapan masyarakat Indonesia hidup berladang dan bersawah?

Tahu nggak sih, kalau di masa-masa sebelumnya manusia bercocok tanam tanpa alat bantu sama sekali. Wow, pasti repot banget tuh. Tapi akhirnya, di masa ini manusia kepikiran untuk bikin alat yang bisa membantu mereka bercocok tanam. Alat-alat yang dibuat berasal dari logam, contohnya seperti pisau bajak.

Di masa ini juga manusia mulai mengenal pembuatan barang kerajinan tangan dari batu dan kayu. Masa ini disebut dengan masa Perundagian. Sedangkan Undagi adalah sebutan untuk sekelompok masyarakat yang jago dan terampil membuat kerajinan. Barang yang dibuat contohnya seperti pembuatan gerabah, sampan, dan perhiasan. Nah, hasil produksi dari keterampilan-keterampilan tersebut nantinya akan ditukar (barter) dengan kelompok masyarakat lainnya.

Jadi, itulah 4 masa sejarah masyarakat praaksara dalam aspek ekonomi. Tapi, bukan berarti perkembangan ekonomi berhenti sampai sini loh. Seiring waktu, masyarakat praaksara juga semakin mengenal perdagangan sampai antardaratan Asia Tenggara lainnya. Perdagangan yang dilakukan juga masih bersifat barter, yaitu menukarkan barang-barang berupa hasil bercocok tanam, gerabah, dan barang-barang dari logam.

Terus, apakah proses sejarah tadi punya pengaruh untuk perekonomian saat ini? Tentu ada dong. Buktinya, saat ini masyarakat masih melakukan kegiatan berdagang antarpulau di Indonesia bahkan antarnegara.

Nah, begitulah teman-teman sejarah kegiatan ekonomi di negara kita Indonesia. Perjuangannya panjang sekali ya, dari yang awalnya harus berpindah tempat (nomaden) supaya bisa bertahan hidup, hingga akhirnya bisa menanam tanaman sendiri dan mengolah bahan baku untuk ditukar (barter). Supaya lebih ngerti, teman-teman bisa mengunjugi museum-museum yang menyimpan cerita sejarah Indonesia di zaman praaksara. Selain itu, teman-teman juga bisa menonton video ruangbelajar kalau ingin tahu lebih lanjut penjelasan lengkapnya.

Sejak kapan masyarakat Indonesia hidup berladang dan bersawah?

Sumber Referensi

Gunawan, Restu dkk. 2017. Sejarah Indonesia Kelas X Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Artikel diperbarui 18 November 2020