Secara psikologis perkembangan yang terjadi pada masa puber adalah brainly

Secara psikologis perkembangan yang terjadi pada masa puber adalah brainly
Ilustrasi remaja olahraga. ©Shutterstock.com/2xSamara.com

JATIM | 6 Oktober 2021 18:45 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Pendekatan modern terhadap perubahan dan perkembangan psikis pada masa pubertas didasarkan pada konsep tugas perkembangan dengan cara yang sesuai dengan usia dan sesuai tahapan. Perkembangan kognitif dan psikososial pada remaja pada dasarnya bervariasi antar individu.

Proses biologis dapat memengaruhi keadaan psikologis dan psikososial individu, tetapi peristiwa psikologis dan psikososial juga dapat memengaruhi sistem biologis. Oleh karena itu, waktu dan hasil dari proses pubertas dapat dimodifikasi oleh faktor psikososial.

Fase perkembangan psikis pada masa pubertas yang paling penting adalah munculnya pemikiran abstrak, tumbuhnya kemampuan menyerap cara pandang atau sudut pandang orang lain, meningkatnya kemampuan introspeksi, berkembangnya identitas pribadi dan seksual, pembentukan sistem nilai, dan masih banyak lagi.

Ketidaksinkronan antara perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial dapat membatasi kemampuan remaja untuk memahami dan menilai risiko secara efektif dan dapat mengakibatkan pandangan remaja yang tidak sesuai dengan orang tua atau wali.

Dokter anak dapat membantu remaja untuk bertransisi melalui periode perkembangan yang penting ini sekaligus memberikan bimbingan dan dukungan yang tepat kepada orang tua. Berikut uraian selengkapnya mengenai fase perkembangan psikis pada masa pubertas yang menarik diketahui.

2 dari 4 halaman

Perkembangan remaja usia 12 hingga 18 tahun harus mencakup pencapaian fisik dan mental yang diharapkan. Mengutip dari medlineplus.gov, selama masa remaja anak-anak mengembangkan kemampuan untuk:

  • Memahami ide-ide abstrak. Ini termasuk memahami konsep matematika yang lebih tinggi, dan mengembangkan filosofi moral, termasuk hak dan hak istimewa.
  • Membangun dan memelihara hubungan yang memuaskan. Remaja akan belajar berbagi keintiman tanpa merasa khawatir atau terhambat.
  • Bergerak menuju rasa yang lebih dewasa dari diri dan tujuan mereka sendiri.
  • Mulai mempertanyakan nilai-nilai lama tanpa kehilangan identitasnya.

Secara fisik, masa remaja dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 19 atau 20 tahun. Secara intelektual, masa remaja adalah periode ketika individu menjadi mampu merumuskan hipotesis atau proposisi secara sistematis, mengujinya, dan membuat evaluasi yang rasional.

Pemikiran formal remaja dan orang dewasa cenderung bersifat deduktif, rasional, dan sistematis. Secara emosional, masa remaja adalah masa ketika individu belajar untuk mengontrol dan mengarahkan dorongan seks mereka dan mulai membangun peran dan hubungan seksual mereka sendiri.

Dekade kedua kehidupan juga merupakan saat ketika individu mengurangi ketergantungan emosional (jika bukan fisik) pada orang tua mereka dan mengembangkan seperangkat nilai yang matang dan pengarahan diri yang bertanggung jawab.

3 dari 4 halaman

Melansir dari buku 1001 Cara Bicara Orang Tua dari BkkbN dan John Hopkins Center for Communication Programs, dijelaskan bahwa pada fase awal anak mengalami pubertas, mereka cenderung lebih tertarik pada keadaan yang terjadi saat ini dibandingkan dengan apa yang menanti di masa depan.

Perkembangan psikis pada masa pubertas memang tak bisa dihindari. Untuk itu, Anda sebagai orangtua harus memahami tahapan dan juga cara mengatasinya dengan baik dan benar, guna kelangsungan hubungan emosional Anda dan anak di masa yang akan datang. Berikut adalah 9 fase perkembangan psikis pada masa pubertas;

  1. Mengalami krisis identitas
  2. Merasa bingung dengan keadaan dan emosi dari diri sendiri
  3. Meningkatnya kemampuan verbal untuk mengekspresikan diri
  4. Mendapat pengaruh besar dari kelompok sebaya terhadap hobi dan cara berpakaian
  5. Berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, bahkan terkadang beberapa anak mengembangkan perilaku kasar
  6. Cenderung berlaku kekanakan
  7. Berani menunjukkan kesalahan orang tua
  8. Merasakan pentingnya kehadiran teman dekat
  9. Mencari orang lain untuk disayangi selain orang tua

4 dari 4 halaman

Melansir dari who.int, terkait dengan perubahan hormonal dan perkembangan saraf yang terjadi adalah perubahan psikososial dan emosional, dan juga peningkatan kapasitas kognitif serta intelektual. Selama dekade kedua, remaja mengembangkan keterampilan penalaran yang lebih kuat, pemikiran logis dan moral, dan menjadi lebih mampu berpikir abstrak dan membuat penilaian rasional.

Selain itu, mereka lebih mampu mempertimbangkan perspektif orang lain dan sering ingin melakukan sesuatu tentang masalah sosial yang mereka hadapi dalam hidup mereka. Pada saat yang sama, remaja sedang mengembangkan dan mengonsolidasikan rasa diri mereka.

Dengan meningkatnya identitas diri ini, termasuk perkembangan identitas seksual mereka, muncul kekhawatiran tentang pendapat orang lain, terutama pendapat rekan-rekan mereka. Selain itu, remaja menginginkan kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar. Mereka semakin ingin menegaskan lebih banyak otonomi atas keputusan, emosi dan tindakan mereka dan untuk melepaskan diri dari kontrol orang tua.

Lingkungan sosial dan budaya mereka secara penting mempengaruhi bagaimana remaja mengekspresikan keinginan untuk otonomi ini. Remaja yang lebih muda mungkin sangat rentan ketika kapasitas mereka masih berkembang dan pada saat yang sama mereka mulai bergerak di luar batas keluarga mereka dan mulai mengambil keputusan mandiri, mulai dari dengan siapa mereka menghabiskan waktu hingga makanan apa yang mereka makan.

(mdk/edl)

Pubertas merupakan suatu tahap perkembangan seorang anak menjadi dewasa secara seksual. Pada perempuan, pubertas terjadi pada rentang usia 1014 tahun. Sementara pada laki-laki, pubertas terjadi pada kisaran usia 1216 tahun.

Dalam masa pubertas, remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya perubahan dalam tubuh mereka. Perubahan tubuh ini terjadi karena pengaruh dari perubahan hormon semasa pubertas.Di masa pubertas, baik remaja pria maupun wanita juga bisa mengalami peningkatan tinggi badan.

Secara psikologis perkembangan yang terjadi pada masa puber adalah brainly

Pada kasus tertentu, pubertas bisa datang terlalu cepat. Pubertas dini bisa terjadi ketika tanda-tanda pubertas muncul pada saat anak perempuan berusia kurang dari 8 tahun, sedangkan pada laki-laki muncul di bawah usia 9 tahun.

Anak-anak yang memasuki masa pubertas mungkin akan merasa bingung ketika mengalami perubahan di tubuhnya. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk mengedukasi anaknya yang sudah remaja mengenai pubertas.

Tanda Pubertas pada Perempuan

Pada remaja perempuan, pubertas akan menyebabkan berbagai macam perubahan pada tubuh, seperti:

Payudara mulai tumbuh

Hal pertama yang umumnya dijadikan tanda bahwa remaja perempuan sudah memasuki masa pubertas adalah payudara yang mulai tumbuh, diawali dari area sekitar puting. Ini biasanya terjadi pada saat anak perempuan memasuki usia 8–13 tahun.

Pada remaja perempuan yang baru pubertas, bentuk payudara yang berubah mungkin bisa berbeda antara payudara yang satu dan yang lainnya, tergantung sisi mana yang lebih dulu tumbuh.

Selain terlihat besar sebelah, payudara juga akan terasa sakit atau nyeri, terutama saat disentuh. Rasa nyeri ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu.

Tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak

Sekitar 15 persen remaja perempuan mengalami perubahan ini lebih dulu sebelum payudara mulai tumbuh.

Tumbuhnya bulu halus di area kemaluan dan ketiak terkadang membuat remaja perempuan malu, sehingga para orang tua harus mengedukasi remaja perempuannya bahwa ini merupakan bagian dari pubertas, dan setiap remaja perempuan akan mengalaminya.

Menstruasi

Tanda pubertas pada remaja perempuan selanjutnya adalah menstruasi. Kebanyakan remaja perempuan akan mendapatkan menstruasi pertamanya ketika usianya menginjak 12–13 tahun, diawali dengan munculnya bercak darah dari vagina yang biasa terlihat melalui noda di celana dalam.

Namun, menstruasi pertama setiap perempuan bisa berbeda, ada yang sudah mulai menstruasi sejak berusia 9 tahun, ada pula yang baru menstruasi ketika usianya 16 tahun.

Biasanya tanda pubertas ini terjadi dalam waktu kurang lebih 2 atau 2,5 tahun setelah payudara mulai tumbuh.

Remaja perempuan yang mengalami menstruasi untuk pertama kali mungkin akan merasa takut dan panik. Oleh karena itu, orang tua perlu menenangkan anaknya yang menstruasi untuk pertama kali dan menjelaskan bahwa kondisi tersebut adalah normal.

Patut diwaspadai jika remaja perempuan belum juga mengalami haid walaupun tanda-tanda pubertas sudah ada. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi langka bernama hymen imperforata.

Tanda Pubertas pada Laki-laki

Pada remaja laki-laki, pubertas juga membawa perubahan pada tubuh, seperti:

Ukuran testikel dan penis yang membesar

Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan bertambahnya ukuran testis dan penis. Namun, tidak ada patokan yang baku mengenai kapan perubahan ini muncul, tapi diperkirakan dapat terjadi sejak usia 9−18 tahun.

Mengenai perubahan ini, orang tua harus mengedukasi anak laki-lakinya bahwa setiap laki-laki bisa mengalami perkembangan fisik yang berbeda-beda, ada yang muncul lebih cepat dan ada yang sedikit terlambat. Oleh karena itu, anak tidak perlu memusingkan atau membandingkan ukuran penisnya dengan penis orang lain.

Selain itu, adanya sedikit perbedaan ukuran antara testis satu dengan yang lainnya juga tak perlu dikhawatirkan karena hal ini normal.

Meski demikian, tetap sarankan kepada anak laki-laki Anda yang memasuki masa pubertas untuk memeriksa kondisi penis dan testisnya secara teratur ketika mandi. Jika ada benjolan saat diraba, ada perubahan warna, atau terasa nyeri, jangan malu untuk memeriksanya ke dokter.

Mengalami mimpi basah

Selama pubertas, remaja laki-laki juga akan mengalami mimpi basah, yaitu ejakulasi yang terjadi saat sedang tidur. Mimpi basah dapat terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon testosteron dalam tubuh. Seiring bertambahnya usia, intensitas mimpi basah akan berkurang.

Tumbuh rambut pada daerah kemaluan dan ketiak

Seperti juga remaja perempuan, remaja laki-laki akan mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar kemaluan dan ketiak.

Suara menjadi lebih berat

Pembesaran ukuran laring, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan membuat suara remaja laki-laki terdengar lebih berat. Kondisi ini sering dikenal sebagai pecahnya suara laki-laki. Hal ini normal terjadi karena tubuh sedang beradaptasi dengan ukuran laring yang baru.

Suara pecah ini akan terjadi selama beberapa bulan, dan biasanya terjadi pada rentan usia 12–16 tahun. Setelah itu, suara akan terus berkembang hingga sempurna dan biasanya menetap pada usia 17 tahun.

Setelah memasuki masa pubertas, remaja perempuan sudah bisa hamil pada masa subur dan remaja laki-laki sudah mampu membuahi. Pada masa-masa ini pula, seorang remaja akan mengalami peningkatan hormon seksual sebagai perkembangan alami tubuh.

Penting bagi remaja dan orang tua untuk mengenali tanda-tanda pubertas. Kemudian, khusus bagi orang tua, berikanlah pendidikan seks yang tepat pada anak remajanya agar terhindar dari bahaya pergaulan bebas.

Jika anak remaja Bunda dan Ayah tampak khawatir dengan pubertas yang dialaminya, atau Bunda dan Ayah masih memiliki pertanyaan tentang pubertas, silakan berkonsultasi dengan dokter.