Unsur Biaya Produksi – Sebelum membahas tentang biaya produksi, tahukah anda apasih yang dimaksud dengan pengertian biaya?. Menurut pendapat dari Hansen dan Mowen (2012:47) bahwa definisi dari Biaya (cost) adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Sedangkan itu, Biaya juga bisa didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi diukur dalam satuan uang yang terjadi atau bisa jadi terjadi untuk terpenuhi tujuannya. Bagi suatu perusahaan industri, juga berlaku hal demikian dimana terdapat proses yang mengubah bahan baku menjadi barang. Hal itu dinamakan dengan proses produk produksi yang membutuhkan anggaran untuk menjalankannya. Dalam menghitungkan biaya itu dinamakan dengan biaya produksi. Menurut Supriyono (2008:19), bahwa definisi dari Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai”. Atau bisa dikatakan secara sederhana, bahwa apa yang dimaksud dengan biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk bisa mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Contohnya adalah mengenai biaya penyusutan mesin dan peralatan, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja. Atau secara sederhana adalah bagian yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam proses produksi. Namun terdapat 3 hal yang bisa dijadikan unsur dalam biaya produksi seperti biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Adapun penjelasan dari ketiga unsur-unsur biaya produksi adalah: 1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost)Secara umum, bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh pada produk jadi yang berasal dari pembelian lokal, impor dan pengolahan sendiri. Dalam bagiannya terdapt bahan baku langsung dan tidak langsung. Jadi menurut Carter dan Usry (2008:40), bahwa definisi Bahan baku langsung adalah semua bahan yang membentuk bagian yang integral (berhubungan) dari barang jadi dan dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produksi. Maka dari itu, biaya bahan baku langsung ini dapat dibebankan secara langsung kepada produk karena pengamatan fisik dapat dilakukan untuk mengukur kuantitas (jumlah) yang dikonsumsi oleh setiap produk. Unsur Unsur biaya produksi2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja yang melakukan proses produksi yang diamati secara fisik untuk mengukur kuantitas tenaga kerja dalam menghasilkan suatu produk. Biaya tenaga kerja pada dasarnya berkaitan dengan upah langsung. Upah tenaga kerja langsung akan diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan upah tenaga kerja tidak langsung akan dibebankan melalui biaya overhead pabrik. Apasih itu Overhead Pabrik adalah? 3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost)Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya dalam proses produksi kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi tidak langsung karena biaya overhead pabrik ini sulit diidentifikasikan secara fisik sebagaimana yang disampaikan oleh Mulyadi (2009:194) bahwa biaya produksi yang dapat digolongkan dalam biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :
Demikianlah informasi mengenai Sebutkan Unsur-Unsur Dalam Biaya Produksi? Ini Unsur-Unsurnya. Semoga informasi dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.
Perhitungan biaya produksi makanan awetan berbahan dasar nabati pada dasarnya sama saja dengan cara biaya produksi lainnya. Biaya yang harus dihitung adalah biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat atau gedung, dan lain-lain), serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan dalam membeli bahan baku. Bahan baku dapat berupa bahan baku utama dan bahan baku tambahan, serta bahan kemasan. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai keterampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dan pemilik usaha atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk. Dalam menentukan harga jual juga harus memperhatikan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi. Pengolahan produk kesehatan membutuhkan peralatan dan mesin kerja. Biaya pembelian alat-alat kerja dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. Titik impas atau Break Even Point adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapai titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan. Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. Biaya produksi adalah semua biaya yang harus dikeluarkan dalam terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan biaya overhead. Secara umum biaya overhead dibedakan ke dalam
Biaya yang termasuk dalam biaya overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan demi mendukung jalannya proses produksi, biaya pembelian bahan bakar minyak, benang, jarum, sabun atau pembersih untuk membersihkan bahan baku, lem serta bahan lainnya. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi Harga Pokok Produksi (HPP). Berikut ini adalah contoh perhitungan harga untuk minuman lidah buaya. Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan diproduksi 500 mangkok lidah buaya, masing-masing berisi 240 gram lidah buaya (buah dan kuah). Unsur Biaya Produksi:
Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi. Biaya tetap dan biaya tidak tetap atau variabel untuk lidah buaya dapat ditampilkan seperti di bawah ini. Ini sebagai bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan kewirausahaan jenis produk lainnya. Investasi alat dan mesin, adalah pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. Pada proses produksi lidah buaya, alat dan mesin yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.
Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Disini biaya tidak tetap bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan. Pada proses produksi minuman lidah buaya, kebutuhan bahan baku dapat ditampilkan seperti tabel berikut.
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dan jumlahnya bersifat tetap setiap bulannya, berapa banyak-pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik atau air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. Pada produk lidah buaya, biaya tetap yang dibutuhkan tersaji seperti pada tabel di bawah.
Total biaya adalah jumlah total atau keseluruhan dari biaya tidak tetap dan biaya tetap. Dari proses produksi lidah buaya, total biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap Total biaya = Rp 1.039.750 + Rp 369.200Total biaya = Rp 1.408.950 Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok suatu produk. Jika dijual dengan harga tersebut, maka produsen tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak memperoleh kerugian. HPP ditentukan untuk bisa menentukan harga jual. Harga jual adalah HPP yang ditambah dengan margin keuntungan yang akan diambil. Untuk produk lidah buaya ini, HPP-nya adalah Total Biaya / Jumlah produksiRp 1. 408.950,- / 500 = Rp. 2.818,- Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan oleh pembeli untuk memperoleh produk tersebut. Harga jual dapat ditentukan melalui pertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual termasuk didalamnya harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dan sebagainya) tentu juga harus mendapatkan keuntungan. Produk lidah buaya berkemasan mangkok ini, memiliki HPP-nya sebesar Rp 2.818,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar Rp 5.000,- hingga Rp 7.000,-. Ditetapkan harga jual untuk minuman lidah buaya dari pabrik adalah Rp 4.000,-, dengan harapan di tingkat konsumen, harganya akan berkisar Rp 4.500,- sampai Rp 6.000,-.
Penerimaan kotor adalah jumlah uang penerimaan yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong dengan total biaya. Pada produksi lidah buaya ini, jumlah penerimaan kotor pada tabel di bawah.
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang diperoleh oleh perusahaan, setelah dipotong dengan total biaya. Pada produksi lidah buaya, jumlah penerimaan bersih meliputi: Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya Pendapatan Bersih = Rp 2.000.000 – Rp 1.408.950Pendapatan Bersih = Rp 591.050 Jadi perkiraan pendapatan dalam satu kali produksi, atau dengan jumlah 500 mangkok lidah buaya, akan mendapatkan laba atau keuntungan sebesar Rp 591.050,- (lima ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah). |