Sebutkan tokoh yang ada dalam artikel sekolah anak jalanan


Page 2

rumah makan terkenal di ibu kota agar Eddy Faizal ke Denpasar lagi menjadi manajer rumah makan padang yang akan dibuka di Pulau Dewata itu.

Setelah memperhitungkan berbagai kemungkinan maka tahun 1990 Eddy Faizal kembali ke Denpasar. Berkat kejeliannya dalam mengelola bisnis rumah makan, maka sampai pertengahan tahun 1994 yang lalu, 12 rumah makan padang yang tersebar di pulau Bali dan Lombok berada di bawah koordinasinya, tetapi Eddy tak hanya berbisnis. Kegiatan sosialnya pun tetap menonjol. Yang diutamakannya kegiatan keagamaan dari mesjid ke mesjid tetap ia laksanakan di sini. Itulah sebabnya ia sangat akrab kesejahteraan antara lain pengadaan gota Yayasan BIU. dengan tokoh-tokoh MUI dan ICMI di rumah (RSS) dan pengobatan.

Yang penting pula yayasan ini Bali.

Yayasan BIU itu sendiri dicetus- pun melaksanakan pembinaan/penKetika pada tahun 1993 para kan remaja mesjid dengan MUI Bali didikan kewiraswastaan. aktivis mesjid di Denpasar men- sebagai pelindung. Oleh sebab itu Tak dilupakan pula pendidikan cetuskan pembentukan Yayasan BIU yayasan ini berkantor di Mesjid Raya keagamaan Islam. Begitupun pembi(Bursa Informasi Umat), maka Eddy Ukhuwwah di jantung Kota Denpasar. naan ketertiban menjadi porsi penting Faizal-lah yang dipercaya selaku Motivasi utama yang menggugah oleh yayasan kepada para anggotanya.

. ketua. Amanah yang diterimanya tak munculnya ide ini, mengingat peda- Ini penting agar mereka menghindarterlepas dari penilaian positif atas cli- gang asongan yang dikejar-kejar ke kan diri dari kemungkinan menggangrinya baik kelincahannya berbisnis sana kemari, bak ayam pencuri padi

gu ketertiban. maupun kegiatan selaku aktivis mesjid jemuran. Ini perlu pemecahan karena Namun andaikata terlanjur seyang tak pernah putus di mana pun menyangkut nasib anak manusia. hingga berurusan dengan aparat kedia berada

Sebaliknya karena Yayasan BIU tertiban (ditangkap/ditahan) maka ada Banyak kegiatan yayasan ini dirasakan sebagai milik para penga- Biro Operasi/Keamanan BIU yang meterutama yang bersifat sosial keagama- song itu mereka jujur membeli mau- nanggulanginya. Pengurus Yayasan an dan sosial kemasyarakatan. Salah pun menyerahkan setoran.

akan mengontak aparat ketertiban satu di antaranya mengorganisasikan Walaupun tak tertutup pintu bagi untuk mengatasinya. Dengan demikipara pedagang asongan di Ibu Kota para pedagang asongan bukan mus- an segenap pedagang asongan angPulau Dewata itu. Sampai tahun 1994 lim, tetapi kenyataannya 99% para gota Yayasan BIU terlindungi. yang lalu 212 orang (terutama anak- pengasong itu adalah beragama Islam. Untuk segalanya ini Eddy Faizal anak/remaja), pedagang asongan Untuk kesejahteraan setiap anggota lah otaknya. Ini yang dipikirkan putra sudah berhimpun di dalamnya dari menyisihkan 1 % hasil keuntungan Minang asal Solok kelahiran Jakarta 600 orang yang diperkirakan ada di setiap hari yang terhimpun dalam Kota Denpasar. Ada yang hanya tamat yayasan.

Pendapatnya tentang Ranah SD, SLP, tetapi juga

adla
yang lamat

Dana ini dimanfaatkan bagi ke- Minang sangat positif. "BagaimanaSLA, malah ada juga yang sarjana.

butuhan mendadak anggota seperti pun saya mencintainya. Walaupun Di samping berupaya menertib- biaya pengobatan (bagi anggota yang saya lahir di Jakarya, saya adalah kan para pedagang asongan, Yayasan sakit) atau biaya pengobatan orang- putra Minang. Dan saya rindu pulang BIU juga mengadakan toko peng- tua wafat atau sakit. Dari dana ini kampung," katanya suatu hari di adaan barang bagi pedagang asongan, juga dirintis kemungkinan mendiri- tahun 1994 yang lalu.*** memberikan pendidikan agama dan kan pemondokan dalam bentuk RSS untuk jangka panjang memikirkan (rumah sangat sederhana) bagi ang


Page 3

Nama

: Elva Waniza. Tempat/gl.lahir : Bukittinggi,

17 Pebruari 1961 Jabatan : Direktris PT Elva Mandiri. Pendidikan - SMP dan SMA di Bukittinggi. - ASMI Ekstension di Jakarta. - Kursus Bahasa Inggris. - Kursus Manajemen. - Kursus Akting. Pekerjaan - Karyawan Perusahaan Iklan. - Manajer suatu Perusahaan Swasta, Mensuplay barang-barang ke Bandara Soekarno Hatta. - Direktris PT Elva Primandiri, PT Rionda

Pratama, dan PT Vandinas Sejahtera. Organisasi

KNPI, Gapensi, REI, dan Kadin. Alamat : Jl. Gaharu, Kompl. Jaka Sampurna

Bekasi.

a seorang wanita karier atau wanita jer suatu perusahaan swasta, maupun

pengusaha yang bergerak di berba- dalam menjalankan usaha sendiri. gai kegiatan. Pendiri dan pimpinan Sadar, bahwa bekerja di perusatiga buah perusahaan masing-masing haan orang lain, suatu waktu mengaPT Elva Primandiri, PT Rionda Prata- lami risiko fatal bila bangkrut. Elva ma, dan PT Vandimas Sejahtera itu, merintis usaha sampingan, memasok asli putri Tilatang Kamang Agam, ke- barang ke Bandara Soekarno Hatta, lahiran 17 Pebruari 1961.

tetapi usahanya tersebut tak mendapat Yang pertama khusus bergerak restu dari induk semang. di bidang pemasok, sementara yang

Elva disodori dua alternatif, kedua terakhir bergerak pada macam- menghentikan usaha sampingan macam kegiatan, antara lain supplier, dengan imbalan gaji dinaikkan dan

, printing, contractor, landscaping, mendapat fasilitas mobil dan lainpengadaan alat-alat berat serta lain, atau meneruskan usaha samcleaning service.

pingan dengan resiko harus keluar Kendatipun ia seorang wanita ka- dari perusahaan tsb. rier dengan segudang kegiatan, Elva Elva Waniza pantang ditantang. Waniza toh tetap mempertahankan la ambil alternatif kedua, kendati tak diri sebagai istri dan ibu bagi suami diberi pesangon. Ini merupakan kedan dua orang putranya. Di sela kesi- putusan yang berani. Dengan menebukannya ia tetap mampu menjalan- kuni usaha yang dirintisnya, akhirnya kan peranan tersebut.

pada tahun 1988 berdirilah perusa"Kendati saya mungkin sukses haannya yang pertama, PT Elva Prisebagai wanita karier atau sebagai mandiri. Hanya berselang tiga tahun pengusaha, namun tak terasa lengkap ia pun mendirikan dua perusahaan bila saya tak sempat melaksanakan lagi. tugas sebagai istri maupun sebagai Keberhasilannya mendirikan tiga ibu," kata wanita yang sejak kecil di buah perusahaan, membuktikan bahtinggal ayah karena bercerai dari wa ia dikategorikan sebagai pelaku ibunya.

bisnis yang andal. Lewat usaha itu Itu bukanlah ucapan basa-basi, akhirnya ia bisa mengelola projeksebab dari nada suaranya yang lem- projek besar, antara lain jalan tol but, ia memang seorang istri dan ibu. Cawang-Tanjung Priok sebagai sub Karena kemampuannya menampil

kontraktor dari suatu konsorsium Lalu kan citra diri begitu, ia tak pernah me- Harbour Road Tollway Project, antara rasa kehilangan dirinya. Ya, ia me- Tanjung Priok dan Pluit serta projek mang sibuk dengan berbagai bidang jalan tol antara Pondok Indah dan usaha, namun pada saat suami dan Jagorawi sebagai subkontraktor dari anak-anaknya membutuhkan dirinya konsorsium yang sama. ia kembali menjadi seorang istri dan Kunci keberhasilannya dalam ibu rumah tangga.

bernegosiasi adalah keramahan. Tentang peranannya sebagai "Citra wanita pengusaha haruslah papengusaha, Elva Waniza punya prin

da keselarasan dan keseimbangan," sip sendiri. Sukses bukan hanya se- katanya. "Dan tentu saja dipadu mata-mata faktor dana, faktor keluarga dengan kecantikan, kepribadian dan dan obsesi untuk maju, atau bagaima- kemampuan. Wanita pengusaha hana mengatur diri sendiri, juga amat rus ramah, tetapi tidak murah," tampenting. Dan itu telah ia buktikan, bahnya lagi. Pendeknya, sikap yang baik pada saat bekerja sebagai mana- tidak kaku sangat membantu ter


Page 4

Nania

: Prof. Dr. Ir. Fachri Ahmad,

M.Sc. Gelar

: Marah Marajo Tempat/tgl. lahir : Palembang,

11 Desember 1940 Pekerjaan : Rektor Universitas Andalas,

Padang Pendidikan - Sekolah Rakyat, 1947-1953, Solok - SMP Negeri, 1953-1956, Solok - SMA B Negeri, 1956-1959, Solok - Fakultas Pertanian Universitas Andalas,

Padang tahun 1959-1966 dengan gelar

sarjana pertanian (Ir) - University of Georgia, Athens, Gcorgia, AS,

tahun 1982-1985 dengan gelar Master of Science (M.Sc.) - University of Georgia, Athens, Georgia, AS,

tahun 1985-1988 dengan gelar Doctor of

Philllosophy (Ph:D) Nonformal - Workshop of Education Measurement, 15

hari, tahun 1969 di Universitas Andalas - Ilmu tanah, 6 bulan, tahun 1973, di IPB Bogor - International Course on Land Drainage, 4 bulan,1975, di International Agriculture Center, Wageningen, Negeri Belanda - University Administration in Planning, Programming and Budgeting System, 6 hari, di Universitas Andalas Padang, tahun 1976, dan 6 hari di Universitas Sumatra Utara,

tahun 1977 - Penataran P-4 tingkat Nasional, tahun 1979,

Angkatan ke X di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta - Latihan Manajemen dan Kepimpinan untuk Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup, 12 hari tahun 1989 di Ciawi, Bogor Riwayat Pekerjaan : - Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat, dengan pangkat Asisten Tk. II, Gol. Ell, tanggal

1-12-1964 - Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil

Pusat, dengan pangkat Assisten Ahli, Gol,

FII, tanggal 1-1-1967 - Di angkat jadi lektor, Gol. IV/a, dengan pangkat Pembina, tanggal 1-4-1977

idak lama setelah dilantik menjadi kesungguhannya dalam bekerja

pimpinan selalu mepercayakan bermasa jabatan 1993 sampai 1997 bagai jabatan mulai dari fakultas sammenggantikan seniornya Prof. Dr. Ir. pai ke universitas kepadanya. Mulai H. Jurnalis Kamil, M.Sc., Fachri Ah- setelah dia tamat dari Fakultas Permad telah dihadapkan kepada suatu tanian sampai sekarang hampir tidak masalah yang cukup rumit, yaitu kasus pernah lepas dari jabatan struktural perekayasaan rapor yang melibatkan ini. Untuk sampai ke jabatan rektor di salah seorang dosen senior Universitas almamaternya ini, jenjang demi jenAndalas.. Kasus ini cukup menarik jang jabatan struktural ditempuh perhatian kalangan pendidikan baik Fachri secara bertahap. Meski diakuidi Sumatra Barat sendiri maupun ka- nya bahwa sejak semula keinginannya langan pendidik di Indonesia. Akan hanya menjadi seorang ilmuwan butetapi Fachri Ahmad yang berpera- kan menjadi seorang pemimpin sewakan kecil dan berkesan tenang ini perti yang dilakoninya sekarang. tetap dengan tenang dan berkesan "Mungkin setelah jabatan rektor ini hati-hati menangani kasus itu, sampai saya akan istirahat dan kembali berkemudian kasus ini ditangani secara kiprah di bidang penelitian sesuai detuntas oleh pihak yang berwajib. ngan tujuan saya semula," kata Fachri. Fachri Ahmad memang tipe guru

Ditanya tentang masa kecilnya, yang terkenal dekat dengan mahasis- anak pertama dari tujuh orang berwa dan koleganya. Diakuinya meski saudara dari pasangan Ahmad Marah sosoknya tidak begitu menonjol ka

Sutan dan Balkis Syarif ini menyatarena perawakannya yang kecil, tetapi kan bahwa dia berasal dari keluarga setiap tahun tetap terpilih menjadi miskin. Hidup dalam keadaan sangat ketua kelas. "Entah kenapa saya selalu prihatin. Untuk mencukupi kebutuhdisenangi baik oleh teman saya yang

an makan saja, ayahnya yang bekerja laki-laki maupun perempuan. Mereka serabutan mulai dari berjualan, mendengan mudah dapat saya ajak untuk jadi buruh pembuatan jembatan, ikut ikut berpartisipasi dalam menciptakan pemborong, dan lain sebagainya, tesuasana belajar yang enak dan nya- lah cukup susah. "Adalah tugas saya man. Jadi sesuai dengan konsep parti- untuk meminjam beras kepada famili sipatif yang diterapkan dalam pem- atau ke tetangga-tetangga, bila kami bangunan di Indonesia dewasa ini," tidak punya persediaan beras hari itu. tutur Fachri sambil tersenyum. Sampai sekarang saya masih merasa

Begitu juga ketika dia masih men- kan beratnya beban batin dalam mejadi dosen di Fakultas Pertanian Uni- laksanakan tugas saya itu,"Fachri berversitas Andalas. Dikatakannya bah- kata dengan nada haru. wa setiap tugas yang diamanatkan Keadaan hidup yang pahit, memoleh pimpinan kepadanya akan dila- bakar semangat muda Fachri untuk kukannya dengan jujur dan bersung- mengubah nasib. "Dan untuk itu saya guh-sungguh. "Tidak pernah ada per

harus pintar. Dan untuk pintar saya tanyaan dari saya, untuk tugas ini harus tetap bersekolah," tekad Fachri saya dibayar berapa?" tegas Fachri. saat itu. Bahwa hanya dengan ber

Barangkali dari situlah orang me- sekolahlah jalan satu-satunya bagi lihat kesungguhan pria kelahiran Pa- Fachri untuk dapat mengubah nasib lembang pada tanggal 11 Desember dirinya dan keluarganya. Dikatakan1945 ini dalam bekerja tanpa menge- nya bahwa dia tidak punya bakat nal pamrih. Dengan melihat pola berdagang seperti yang dimiliki ma


Page 5

sampai di situ. Namun tanpa dia sangCuma setahun (1965-1966) Fachri Ternyata, kemampuan untuk ka, pimpinan Departemen Keuangan bisa bertahan di bank milik peme- mengetahui dan menguasai seluruh bersama departemen teknis yang rintah itu. Kemudian ‘loncat pagar' ke bidang ini pulalah yang banyak membawahi Angkasa Pura, yaitu DeDirektorat Perencanaan Direktorat membantunya untuk meniti karier.

partemen Perhubungan, justru kemuJenderal Perindustrian Penerbangan. Sebelum mendapat jabatan yang ber- dian memberinya kepercayaan yang Alasan kepindahannya cuma seder- arti, dalam rapat-rapat bersama unsur lebih besar. Pertengahan 1993, ia dihana. Di BDN ia merasa tidak bisa pimpinan, Fachri sudah memperlihat- lantik menjadi orang nomor satu di langsung mempraktikan ilmu eko- kan kemampuannya yang brilian baik PT Angkasa Pura I yang menguasai nomi yang ia miliki, meski jenjangnya dalam memberikan sumbang saran sejumlah bandar udara, mulai dari sudah tepat. Makanya, sebagai eko- maupun untuk pemecahan berbagai kelas 'teri' sampai yang bertaraf innom muda, Fachri merasa lebih cocok masalah yang dihadapi. "Jadi, di Ang- ternasional di Kawasan Indonesia di bagian perencanaan, apalagi masih kasa Pura ini, tidak ada orang yang Timur. Sebelumnya, juga termasuk punya kaitan dengan cita-citanya bisa membohongi saya, karena urusan Bandar Udara Polonia di Medan. dahulu, yaitu bidang teknik di tetek-bengek apapun saya sangat me

Dan selama kepemimpinannya perindustrian penerbangan.

ngerti," ujar ayah seorang anak atas itu, Fachri memang tidak menyiaDi instansi ini a cukup lama ber- perkawinannya dengan Misnar nyiakan kepercayaan besar yang ditahan dan sampai disekolahkan ke Fachri. Sang buah hati itu, Ardiwisata, bebankan kepadanya. Di samping Jerman yang waktu itu bersamaan berpulang tahun 1972 silam.

membenahi sisi pelayanan sebagai dengan B.J. Habibie, sekarang Menris- Dengan kemampuan yang demi- public service, ia juga sering terbang tek. Masuk tahun 1966, Fachri keluar kian, akhirnya membuat Fachri men- ke luar negeri untuk mencari investor tahun 1971 dan pindah ke perusahaan jadi orang yang selalu diperhatikan

jadi orang yang selalu diperhatikan bagi pengembangan sejumlah banAngkasa Pura.

oleh pimpinan. Berbagai jabatan di dara yang ia tangani. Alhasil, selain Apa sebenarnya yang dia cari, Angkasa Pura pun ia terima hingga terjadinya peningkatan pelayanan dan sehingga harti:; indah-pindah kerja? kemudian dipercaya menjadi salah pengadaan berbagai fasilitas bandara Menurutnya, situası saat itu memung- seorang anggota direksi, yaitu sebagai di bawah PAP I, keuntungan perusakinkan seseorang untuk bisa pindah- Direktur Keuangan dan Administrasi. haan ini pun dapat ia lipat gandakan. pindah pengabdian. Selain itu, sesuai Tugas ini berhasil dilaksanakannya Meski tiap sebentar harus turun motonya: di samping mengoptimal- dengan baik dari tahun 1989 hingga

ke bawah untuk mengontrol operakan kemampuan sendiri dalam meng- 1993.

sional anak buahnya, anak pertama hadapi kerja, kita pun harus tahu la merasa kariernya cuma akan dari tujuh bersaudara pasangan H. banyak dari orang lain untuk menimba berbagai pengalaman. Fachri memang orang yang selalu ingin tahu untuk menguasai semua bidang.

Di Angkasa Pura, meski harus memulai dari nol lagi, baginya bukan persoalan. Yang penting dia bisa detail mengetahui bidang tugas yang digeluti langsung, maupun bidang tugas lain yang saling mendukung di perusahaan.

Mula berkerja di Angkasa Pura, ia tampil dari bawah sebagai juru ketik faktur, melakukan penagihan, dan berbagai urusan di bidang keuangan. Namun demikian, pada waktuwaktu senggang, ia tetap mempelajari dan mendal.:mi bidang teknik dan operasi. "Seb, sai seorang karyawan, saya mesti tahu banyak tentang Angkasa Pura ini," katanya memberi


Page 6

Nama

: Drs. Fahmi Rasyad Tempat tgl lahir : Talang Maur, Kab. 50 Kota,

22 Agustus 1938 Pekerjaan : Wali Kota Madia

Payakumbuh Pendidikan

- SD di Talamau
- SMP di Payakumbuh
- SMA di Bukittinggi
- UGM, Fakultas Sosial Politik
- Universitas Bung Hatta, Padang,

Jurusan Hukum Perdata. Non Formal

- Disekolahkan ke Amerika jurusan


Public Administration dalam bentuk Job

Training selama satu Tahun (1973)
· Sespa Depdagri (1978) Karir pekerjaan :

Staf kantor Gubernur Kaltim (1958-1961)

Staf kantor Gubernur Sumbar (1964) Kabag Pemerintahan Kab. Pesisir Selatan

(1964-1966) - Sekretaris APDN di Bukittinggi (1966-1967) - Sekda Kab. Agam (1967-1971)

Staf Khusus Pemda Sumbar (1972-1977)

Staf Senior Bappeda Sumbar (1977-1978) - Kepala Biro Kesra Pemda Sumbar

(1979-1981) - Wakil Ketua Bappeda Sumbar (1981-1988) Asisten I/Pemerintahan Sekwilda Sumbar

(1988-1993) - Wali Kota Madia Payakumbuh

(1993-sekarang) Keluarga Ayah

: H. Jamarun Rashad Ibu

: Rawani Istri

: Tri Saptani Asal

: Yogyakarta Nikah

: tahun 1959 Jumlah Putrali

: 11 (sebelas) orang Alamat Kantor : Balai kota Payakumbuh

Jl. Sudirman

Telp. (0752) 92959.
Rumah :Jl. Pahlawan No. 16

Payakumbuh
Telp. (0752) 92193.

uatu hari ketika masih Asisten I sisanya macam-macam.

Konsep pembangunan Kota MaPadang, Drs. Fahmi Rasyad diajak dia Payakumbuh adalah bagian dari main golf oleh sekwilda.

pembangunan propinsi dan nasional. "Main golf kan mahal. Saya minta Dan program-programnya disesuaisaja uangnya. Saya dibantu Rp 2 juta kan dengan hasil produksi daerah ini untuk membeli stick golf. Pikir punya yaitu batiah dan galamai. Maka pikir, saya gunakan saja uang itu untuk semboyan dari Kota Payakumbuh membeli kebun," ia mengenang. la

adalah Payakumbuh Kota Batiah dan berkata, dengan uang Rp 2 juta dapat Galamai. Dengan moto ini kegiatan membeli tanah satu hektare di kam- pembangunan pemerintah dititik pung. Saya pikir dengan demikian le- beratkan pada sektor industri. bih bermanfaat dari pada untuk Kehidupan masa kecilnya sama membeli satu set stick golf.

seperti anak-anak yang tinggal di desa. Ketika sekwilda menanyakan Sekolah sampai jam 2.00 siang, kemuapakah ia sudah membeli stick golf, dian malamnya mengaji. Pulang sekoia jawab, "Sudah, Pak, saya belikan lah memancing ikan, menginang bugolok!" Waktu itu ia lagi main golok rung, gembala kerbau, malamnya tidi kebun. Sekwilda hanya tersenyum

dur di surau. simpul sambil menggeleng-gelengkan "Yah, biasa-biasa saja, tidak ada kepala.Itulah gambaran tentang pri- istimewanya," katanya. badi Drs. Fahmi Rasyad, Wali Kota Yang paling berkesan baginya Payakumbuh sekarang.

adalah pengalaman masa-masa kritis la berkata, bahwa prinsipnya yang berhasil dilewati dalam perjaadalah hidup sederhana dan tidak lanan hidup ini. berkelebihan. Yang penting hidup ini Salah satu adalah kesulitan-kesuharus punya kendali. Kalau tidak ada litan di Yogya pada tahun-tahun perpengendalian maka manusia ini tidak tama kali ia kuliah di Universitas pernah merasa kecukupan dan tidak Gajah Mada tahun 1955. Tahun 1958 pernah merasa bahagia.

ketika ia belum tamat sarjana muda "Sebenarnya menjadi asisten maka putuslah hubungan dengan pada kantor gubernur adalah peng- Sumatra Barat berhubung meletusabdian yang terakhir menjadi pegawai nya pemberontakan PRRI. Bantuan negeri sipil (PNS), mengingat pada ekonomi dari orang-tua macet, padatahun 1998 umur saya akan menjelang hal tunjangan ikatan dinas dari pe60 tahun, di mana saya harus sudah merintah tidak mencukupi."Waktu itu pensiun. Tapi dengan jabatan Wali saya jarang membeli buku. Jarang beKota sekarang," katanya, "saya masih lanja ke toko-toko, apalagi membeli punya kesempatan empat tahun lagi tape recorder/radio!" ia mengenang. melakukan pengabdian pada

Lalu masa kritis tatkala pertama pemerintah."

sekali ia bekerja sebagai pegawai neTentang Kota Madia Payakum- geri di Kalimantan Timur. Pada masa buh, ia berkata arealnya 80 kilometer itu perekonomian Indonesia amat persegi, terbagi atas 73 kelurahan. suram. Dewasa ini berpenduduk kurang le- "Sangat sulit rasanya untuk hidup bih 79.000 jiwa, dengan mata penca- secara layak!" tuturnya. Juga yang berharian penduduk di lapangan per

kaitan dengan suka duka lain sebagai tanian 30%, pariwisata/industri 30%, pegawai negeri: pegawai negeri sipil dan ABRI 30 %, Antara 1971-1973 semua jabatan


Page 7

Nama

: Gamawan Fauzi, S.H. Tempattgl.lahir : Alahan Panjang, Solok

9 November 1957 Jabatan : Bupati Kdh. Tk. Il Solok Pendidikan : - SD, Alahan Panjang (1970). - SMP, Padang (1973). - SMA, Padang (1976).

Fakultas Hukum Unand, Padarig, (1982). Pekerjaan : - Staf Direktorat Sospol Propinsi Sumbar

(1983-1984). - Kasi Pengawasan Orang Asing dan Pengewasan Sosial Budaya Ditsospol Tk. I Sumbar

(1985-1989). - Kabag Pemberitaan dan Penerangan Biro

Humas Pemda Tk. I Sumbar (1989 - 1994) - Sespri Gubernur Sumbar (1993 - 1995) - Kepala Biro Humas (1994 - sckarang) - Bupati Kdh. Tk. Il Solok (1995 - 2000) Alamat - Kantor Bupati Kdh. Tk. II Solok,

Jln Raya Solok-Kotobaru, Sumbar - Rumah Il. Cengkeh No. 1

Telp. (0751) 20535 - 20001

etika dilantik sebagai Kepala rintah Daerah Tk./ Sumbar. la ber

tanggung jawab atas pembentukan
Pemda Tk. I Sumbar, awal tahun citra pemda dalam hubungan media
1994, Gamawan Fauzi,S.H.,37 tahun, massa, melayani wawancara dan kon-
langsung mencatatkan rekor tersen- firmasi dari para wartawan yang tiap diri. Tiga jabatan berada di tangannya hari selalu ramai dan silih berganti sekaligus. Di samping masih merang- menemuinya, serta menyiapkan kap sebagai Kepala Bagian Penerang- bahan-bahan publikasi pemda keluar an dan Pemberitaan, lalu promosi

maupun ke dalam. jadi Kepala Biro Humas, Gamawan Dengan beban pekerjaan seperti juga menjabat Sekretaris Pribadi

itu, Gamawan Fauzi adalah pejabat
Gubernur Sumbar. Masih ada lagija- yang sibuk. Ia tetap bekerja tujuh hari
batan yang setengah resmi diduduki- seminggu, sementara pegawai yang
nya, yakni Sekretaris Korpri Propinsi. lain hanya bekerja lima hari. Hampir

Prestasi istimewanya pula, Gama- setiap hari, mobil dinasnya BA 84, wan tercatat sebagai kepala biro ter- selalu paling terakhir meninggalkan muda di Pemda Sumbar (rata-rata ke- halaman Kantor Gubernur Sumbar di

13 kepala biro yang lain yang dilantik Jalan Sudirman No. 51 Padang. Tak


bersamanya berusia di atas 50 tahun). jarang, ia baru meninggalkan kantor

Khusus dua jabatan paling pen- lewat tengah malam, dan menjelang
ting dan strategis yang diembannya pukul 07.00 pagi keesokannya sudah sekaligus: Kepala Biro Humas dan berada lagi di kediaman atau di ruang

Sespri Gubernur, dalam sejarah Pem- kerja gubernur untuk melaporkan ber-

da Sumbar sejak Orde Baru belum bagai perkembangan, menyampaikan pernah dirangkap oleh satu orang sa- agenda gubernur, atau membahas ja. Bagaimana Gamawan mengelola berbagai masalah dengan orang no- pekerjaan pada jabatan-jabatannya mor satu Sumbar ini.

itu? "Saya tidak tahu juga bagaimana Namun, pria yang nyaris selalu


bisa melakukannya. Yang jelas, saya meraih predikat terbaik setiap kali usahakan menjalani sebaik-baiknya mengikuti pendidikan, latihan, kur-

amanah yang diberikan itu," ujar Sar- sus, atau penataran ini tak pernah

jana Hukum Fakultas Hukum Univer- mengeluh. "Kebahagiaan saya adalah sitas Andalas (1982) ini.

apabila bisa menyelesaikan pekerjaan Sebagai Sespri Gubernur, Gama- dengan baik," ujarnya. wan Fauzi bertanggung jawab meng- Satu kali, pada akhir 1993, Guber- atur jadwal dan mengagendakan ber- nur Hasan Basri Durin pernah menu- bagai kegiatan gubernur, mengolah gaskannya menyiapkan materi ekspo-

surat-surat yang langsung ditujukan se gubernur di hadapan Tim Pusat

kepada gubernur membuat telaahan Peneliti dan Penilai Propinsi Terbaik

dan memberikan disposisi. Dan yang Pelita V.Bahan yang diterima Gama-

tak kalah pentingnya, sebagai Sespri wan adalah empat buah buku setebal

ia juga berfungsi sebagai koordinator 600 halaman lebih, yang telah disiap-


speech writertim penulis pidato yang kan oleh satu tim pejabat senior sela- bertanggung jawab menyiapkan ber- ma berbulan-bulan. Namun, naskah bagai bahan pidato dan ekspose gu- sebanyak itu, tak mungkin dibacakan bernur

gubernur selama dua jam sesuai de-
Sementara sebagai Kepala Biro ngan waktu ekspose yang tersedia.
Humas, Gamawan adalah mata, teli- Sementara tim yang sudah dibentuk nga, dan mulut (juru bicara) Peme- jauh-jauh hari, tak mampu lagi


Page 8

meringkas dan menyaringnya dalam disiplin yang tinggi, mana mungkin Pemda Tk. I Sumbar. sisa waktu yang tinggal empat hari. mengurus dan mendidik anak seba- Sejak sekolah dasar hingga pergu

Gubernur sendiri nampaknya nyak itu," ujar penggemar musik slow ruan tinggi, prestasinya selalu baik. gusar, dan memanggil sang Sespri. pop dan film - film spionage ini Hal ini juga ia buktikan setelah menja"Apakah Gamawan bisa menyiapkan- mengenang masa kanak-kanaknya. di pegawai negeri. Ketika masih bernya?" tanya gubernur. Itu hari Sabtu Dari 15 orang putra putri keluar- status calon pegawai di Direktorat pagi. Spontan Gamawan menjawab: ga Dt. Bandaro Basa, semuanya ber- Sospol Tk.I. Sumbar, tahun 1984 ia "Insya Allah, Pak. Beri saya waktu hasil menjejak bangku pendidikan diutus mengikuti Kursus Dasar Pengdua hari!"Lalu, dari ruang kerja guber- tinggi. Mereka semua, kini boleh di- galangan Sosial Politik Depdagri. nur, ia masuk ke ruang data dan lang- katakan sudah jadi orang. Pendidikan Padahal kebanyakan peserta kursus sung duduk di depan komputer, dikeli- dan disiplin di dalam keluarga itulah, tiga bulan itu adalah pejabat senior lingi berbagai naskah dan bahan yang dirasakan Gamawan dan saudara- sospol, sebagian sudah eselon III. diperlukan.

saudaranya yang memotivasi mereka Akan tetapi, tidak sia-sia Pemda SumSenin pagi,

bar mengirimnya. dua hari kemudi

Walaupun masih an, ia menghadap

sangat junior, nagubernur di kedia

mun Gamawan mannya. "Kok hari

berhasil lulus sebaini pakai seragam

gai peserta terbaik. Hansip?" tanya

Reputasi gubernur heran.

sebagai yang ter"Maaf, Pak. Ini pa

baik ini hampir tak kaian hari Sabtu,

pernah lepas dari saya belum sem

tangannya. Misalpat pulang untuk

nya, dalam Sekolah ganti baju," jawab

Pimpinan Admi. Gamawan menje

nistrasi Lanjutan laskan (waktu itu,

(Sepala) tahun setiap Sabtu pega

1989-1990, Lomba wai Pemda Sum

Konsep Pidato bar wajib bersera

HUT Korpri Tk. gam Hansip).

Sumbar 1991, dan Gama wan

Penataran PenerFauzi dilahirkan di Alahan Panjang, untuk maju. Sekaligus itu pula yang bitan di Pusat Grafika Indonesia Kabupaten Solok, 9 November 1957. membuat semua anak-anaknya sangat Jakarta (1991), ia juga meraih predikat Nama Gamawan sendiri berarti Anak menghormati orang-tua mereka. peserta terbaik. Sedangkan dalam Gama-Gajah Mada, pemberian teman Gamawan sendiri, meskipun terbilang Penataran P-4 Pola 1 20 Jam Tingkat ayahnya ketika tugas belajar di Uni- perokok berat, namun, "seumur- Propinsi Sumbar (1991), ia menempati versitas Gajah Mada, Yogyakarta. umur, hingga kini, saya tak pernah peringkat III. Terlahir sebagai anak ke delapan dari berani merokok di hadapan Papa," Namun Gamawan mengaku ka15 bersaudara, Gamawan bersama akunya.

riernya biasa-biasa saja. "Buktinya, orang-tua dan saudaranya pernah Menyelesaikan pendidikan SD saya belum pernah mendapat kenabermukim di Mataram, NTB, ketika dan SMP di Alahan Panjang, Gama- ikan pangkat istimewa atau kenaikan papanya, H. Dahlan Dt. Bandaro Basa wan menamatkan SMA di Padang pangkat pilihan. Jabatan yang diberibertugas sebagai Kepala Kantor P&K (1979).

kan kepada saya adalah yang pas di sana.

Meski namanya berhubungan dengan pangkat saya, jadi saya naik la dibesarkan dalam keluarga dengan Universitas Gajah Mada, toh pangkatnya secara reguler saja," kata yang taat beragama dan berdisiplin ia melanjutkannya ke Fakultas Hukum penggemar warna biru ini. Barulah, tinggi. "Kami terlahir 16 orang bersau- Unand, tamat tahun 1982. Sempat ketika promosi jadi Kepala Biro Hudara, tapi seorang meninggal. Mung- magang di Kantor Lembaga Bantuan mas, ia memikul jabatan setingkat kin karena punya anak sangat banyak Hukum (LBH) Padang, tahun 1983 ia lebih tinggi dari pangkatnya. itulah, Papa sangat berdisiplin. Tanpa diterima jadi calon pegawai negeri di Diangkat sebagai pegawai negeri


Page 9

elama menjalani karier sebagai "Ternyata," kata Gusti Arsal," tidak

petugas negara (pegawai nege- kurang tanah yang subur di propinsi ri), bervariasi daerah penempatan Ir. timur Kalimantan itu.Di Kecamatan H.Gusti Arsal. Pada suatu saat ia men- Krayan misalnya, padi dapat tumbuh dapatkan amanah di suatu propinsi, subur, dengan hasil yang tidak kalah lalu di saat yang lain mendapat tugas kualitasnya seperti beras cianjur di di kampung halaman. Setelah itu, kem- Jawa Barat atau beras IV angkat di bali menyeberang untuk menunaikan Sumatra Barat." tugas di daerah yang lain lagi. Begitu Walaupun berpendidikan khusus seterusnya.

di bidang perikanan, Ir. Gusti Arsal Umumnya dia pindah, apabila mengaku banyak belajar dari peia mendapat promosi jabatan. Dan ngalaman, khususnya tentang berbakini dipercaya menjadi Kepala Kantor gai masalah di ruang lingkup pertaWilayah Departemen Pertanian Pro- nian. Dengan berbagai pengalamanpinsi Kalimantan Timur di Kota Sama- nya itu, ia tidak merasa kikuk diberi rinda sejak tahun 1991 yang lalu. kepercayaan yang lebih luas pada

Setelah berkutat mengurus masa- Kanwil Departemen Pertanian. lah ikan di berbagai daerah, antara Seperti di Propinsi Nusa Tenggara lain di Direktorat Jenderal Perikanan Barat, ia menemukan kasus yang me(Dep. Pertanian) di Jakarta, di Kanwil narik yang merangsang untuk diteliti, Departemen Pertanian Sumatra Barat yaitu kegagalan panen yang sering di Padang dan di Kanwil Departemen terjadi. Setelah diselidiki ternyata mePertanian NTB di Mataram, akhirnya nyangkut musim. Di sini musim hujan "mendarat" di Samarinda, dipromosi- amat pendek. Menjadi tradisi kan menjadi Kepala Kanwil Depar- masyarakat petani setempat untuk temen Pertanian Kaltim.

menunggu awal musim hujan baru Berdasarkan jalur pendidikan, ia mulai turun ke sawah. Karena musim sebenarnya cocok untuk mengurus hujan tak lama, tanaman (terutama ikan, tentu saja dengan segala seluk- padi) tidak sempurna terairi. Pada saat beluknya. Karena ia adalah sarjana masih memerlukan air, musim kering perikanan jebolan Institut Pertanian sudah tiba. Akibatnya panen sering Bogor (IPB) di Bogor. Namun sejak gagal. awal dekade 90-an ini, ia justru diper- Setelah dikaji, ditemukan cara mecaya mengurus masalah pertanian ngatasinya yaitu dengan menggelar secara keseluruhan, khusus dipropinsi projek 'linggis dan tembilang' dua Kalimantan Timur. Propinsi ini diisu- bulan sebelum musim hujan tiba. kan tanahnya tak subur.

Tanah dibalik dan dicincang Benarkah? "Tak sepenuhnya (dihaluskan) dengan linggis dan benar," kata Gusti Arsal, putra Minang tembilang. Begitu musim hujan tiba, kelahiran Kota Padang 54 tahun yang penanaman (padi) langsung silam. Menurut Gusti, penelitian ter- dilakukan. Dengan demikian cukup hadap kondisi tanah Kalimantan waktu tanaman mendapat air. Timur untuk mengetahui secara pasti Menggarap tanah yang begitu keras kadar kesuburannya, sangat kurang- karena kekeringan memang sulit. pada waktu yang lalu. Lalu disimpul- Akan tetapi, lebih sulit lagi meyakan saja tidak subur. Akibatnya, ada kinkan masyarakat terhadap sesuatu atau tidaknya tanah yang subur di yang di luar kebiasaan mereka. Inilah suatu lokasi tidak diketahui secara PR tambahan bagi para petugas pasti.

pertanian termasuk Ir. H. Gusti Arsal

Nama

: Gusti Arsal Negeri

: Kota Padang
Tempat
tgl. lahir : Padang,

15 Agustus 1941
Nama istri : Sofia Yulti
Jumlah anak Jabatan

- Kepala Kanwil Dep. Pertanian Kaltim
- Ketua Umum IKMIS (lk. Kel. Minang

Samarinda) Pendidikan

- SR di Tanjung Pinang, Riau (1954)
· SMP di Tanjung Pinang, Riau (1957)
- SMA di Bogor (1960)
- Fak. Perikanan IPB, Bogor (1966)
- Pendalanan masalah Koperasi Perikanan

di Kanada (1968) dalam rangka

Colombo Plan. Pengalaman Kerja :

Staf Ditjen Perikanan Dep. Pertanian di
Jakarta (1966-1967)
Kabag pada Dinas Perikanan Sumbar di
Padang (1969-1974)
- Kadis Perikanan NTB di Mataram

(1974-1981)
- Kadis Perikanan Sumbar (1981-1991)
- Dekan Fak. Perikanan Univ. Bung Hatta

di Padang (1982-1988) - Kakanwil Dep. Pertanian Kaltim (kini) Kegiatan lain : - Pemrakarsa pembangunan Balai

Pembibitan Ikan INS Kayutanam - Ketua Umum IKMIS (lk. Keluarga

Minang Samarinda-sekarang) Kunjungan ke LN : - Ke Jerman dalam rangka kerja sama

Deptan dengan Jerman tentang KUF System (1991) - Ke Srilangka menghadiri seminar tentang

KUF System (1991) Penghargaan

Satyalencana Karya Satya dari Presiden

RI (1992)
Alamat :

Kantor Wilayah Dep. Pertanian Kaltim di
Samarinda


Page 10

arsja Wardhana Bachtiar erah pendudukan ini dari tahun 1947

berasal dari keluarga berpendi- sampai tahun 1950. Sekolah Medikan. Ibundanya, Siti Nasibah, adalah nengah Atas juga di selesaikannya di seorang guru Taman Kanak-kanak. Jakarta, tahun 1953. Pendidikan seAyahanda, (Haji Sutan) Adam Bachtiar lanjutnya adalah Seksi B (Sosiologi) juga seorang guru yang terkenal, ber- Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Politik, asal dari Pariaman. Di Sekolah Dasar, Universitas Amsterdam, Belanda Adam terpilih untuk belajar di sekolah (1953-1955). Pernah pula kuliah di Gymnasium Koning Willem III di Cornell University, dan Harvard UniBatavia. Sebelum tamat sekolah me- versity, di Amerika Serikat. Ia mempenengah, Adam dibawa oleh ayah roleh gelar Doktor (Ph.D.) tahun 1973 angkatnya ke Belanda, disekolahkan di Harvard University, Amerika Serikat di Lyceum De A Lairesse, Amsterdam. dalam Sosiologi. Disertasi untuk gelar Setamat sekolah tersebut Adam doktor ini berjudul The Formation of Bachtiar belajar geografi di Universitas

the Indonesian Nation. Amsterdam. Dalam perjalanan pulang Harsja Bachtiar menikah tahun ke tanah air, Adam menyempatkan 1962 dengan gadis Bandung bernama diri menunaikan ibadah haji di Mekah. Sawiah Soemardja. Sawiah adalah

Prof. Dr. Bahder Djohan yang per- lulusan Perguruan Tinggi Pendidikan nah menjadi Menteri P dan K, adalah Guru (PTPG) Bandung dan lulusan suami kakak ibunda Harsja. Sinai program D4 Penerjemah Bahasa Yaman yang pernah menjadi Kepala Inggris, Fakultas Sastra, Universitas SMEA Negeri I di Padang dan Agoes

Indonesia, tahun 1990. Sampai tahun Yaman yang pernah menjadi Konsul 1963 Sawiah mengajarkan bahasa Jenderal RI di Berlin, Jerman, adalah Inggris diberbagai sekolah menengah adik ibundanya. Mr. Assaat yang

di Bandung. Dari tahun 1993 sampai pernah menjadi Pejabat Presiden RI tahun 1998 nanti, Sawiah Bachtiar di Yogyakarta adalah suami adik ibun- duduk sebagai Ketua I Dewan Pengudanya. Mr. Mohammad Yamin yang rus Kongres Wanita Indonesia juga pernah menjadi Menteri P dan K, (Kowani). adalah adik kakeknya serta Dja- Dari perkawinannya dengan maloeddin Adinegoro, tidak lain dari Sawiah, Harsja Bachtiar memperoleh adik neneknya.

tiga orang anak, dua pria dan seorang Harsja Wardhana Bachtiar atau wanita. Masing-masing adalah Ir. Andi yang sekarang dikenal sebagai Prof. Wardhana Bachtiar, lahir di Amerika Dr. Harsja Bachtiar, lahir di Bandung, Serikat tahun 1964. Yang tengah drg. Jawa Barat, pada tanggal 3 Mei 1934. Chaerani (ra) Wardhana, juga lahir la masuk taman kanak-kanak di Ma- di Amerika Serikat tahun 1965. Yang gelang. Selama dua tahun ia berseko- terkecil Emir Wardhana Bachtiar, lahir lah di Europesche Lagere School di Jakarta tahun 1969 dan kini mahaMagelang, kemudian tahun 1943 pin- siswa Fakultas Biologi, Univesitas dah ke Jakarta. Sekolah Dasar disele- Nasional, Jakarta. saikannya di Sekolah Rakyat Majoemi Harsja belajar dengan beasiswa yang kemudian dikenal sebagai Seko- dari Pemerintah RI di Belanda. Namun lah Cikini. Ia tamat dari sekolah ini pada kurun waktu itu terjadi ketetahun 1947.

gangan dengan Belanda. Ia ditugaskan Tahun 1947 itu Jakarı dikuasai belajar ke Amerika Serikat dan di oleh Belanda. Harsja masuk Sekolah sanalah ia memperoleh gelar M.A., Menengah Pertama Republik ti da- kemudian Ph.D.

Nana : Prof. Dr. Harsya Wardhana Bachtiar
Tempat/tgl.lahir : Bandung, 3 Mei 1934 Pekerjaan

- Guru Besar Sosiologi dan Scjarah


Masyarakat di Universitas Indonesia
- Perguruan Tinggi Hukum Militer
- Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian
- Staf Ahli Menteri P dan K
- Ketua Badan Pertimbangan

Perkembangan Buku Nasional
- Ketua Konsorsium Ilmu-ilmu Sosial Keluarga Ayah

: H. Soetan Adam Bachtiar Ibu

: Siti Nasibah Jamian Istri

: Sawiah Soemardja Anak - anak - Ir. Andi Wardhana Bachtiar,

PT.Caltex Pacific Indonesia, Riau - Drg. Chacrani Wardhana Bachtiar,

Comoro, Tintim - Emir Wardhana Bachtiar, masih kuliah

di Universitas Nasional, Fakultas Biologi Pendidikan :

- Frobelschool (TK), Magelang
- Europesche Lagere School, Magelang, 2

tahun
- Sekolah Rakyat No 1, Jakarta 1943-45
- Sekolah Rakyat Majoemi

(kini Perguruan Cikini), tamat 1947 - SMP Republik di Jakarta, daerah

pendudukan Belanda - SMP Negeri 1, Jakarta 1950 - SMA Negeri 1, Jakarta 1953 - Universiteit van Amsterdam, Belanda

1953-1955 - Cornell University, AS, Memperoleh

gelar B.A dan M.A., 1955-1959 - Harvard University, Amerika Serikat,

1963-1967 memperoleh gelar Ph.D,

dalam Sosiologi Tanda penghargaan :

- Widyasista, Angkatan Darat, 1967
- Widyasista, Kepolisian RI, 1982
- Commandeur Van de Order Oranje

Nassau dari Ratu Kerajaan Belanda, 1987

- Satyalencana Karya Satya kelas I, 1991 Alamat rumah :Jl. Daksinapati No. 4

Rawamangun


Page 11

rakyat, merehabilitasi Sumbar, teru- pupuk, semen, manajer-manajer, dan di tengah keluarga," ujarnya. Namun tama dengan kemampuan sendiri. sebagainya," papar Hendra dalam se- kenyataannya, hingga kini, tokoh ber

Karena itulah Harun Zain melihat minar perpisahan dengan Insinyur tubuh kecil dan lincah ini tetap dirubahwa aktivitas masyarakatlah yang

Azwar Anas, Oktober 87, menggam- bungi kesibukan, sepertinya ia belum harus dihidupkan dan digerakkan. Me- barkan siapa sebenarnya Harun Zain.

diizinkan untuk pensiun. reka harus didorong untuk menolong Menurut Hendra, Harun Zain telah Sebagai buah dari pengabdiannya dan memperbaiki keadaan dirinya meletakkan kerangka landasan pem- kepada bangsa dan negara, Harun sendiri. Untuk itu, Gubernur Harun bangunan ekonomi yang kukuh Zain telah menerima berbagai bintang Zain rajin mengunjungi desa-desa. dengan memberikan perhatian yang penghargaan, antara lain : Bintang Setiap kali ia menemui masyarakat di cukup besar terhadap pelaksanaan Mahaputra, Bintang Gerilya, Bintang desa, ia menanyakan bagaimana ke- rehabilitasi prasarana pedesaan dan Karya Pembangunan, Bintang Nalaadaannya. "Mulanya, rakyat yang saya pembangunan pertanian terpadu. raya, serta Bintang dari Pemerintah tanya tidak menjawab. Yang menja- Harun juga memupuk rasa kebersa- Republik Federasi Jerman dan dari wab adalah camat dan Buterpra se- maan untuk maju maupun dalam ke- Raja Belgia, serta Raja Negeri Semtempat. Jawabannya yang baik-baik adaan menderita.

bilan (Malaysia). saja, mungkin untuk menyenangkan Kerangka landasan yang ditinggal- Selain jabatan formalnya sebagai gubernur, tapi tidak menggambarkan kan Harun Zain ini merupakan modal Rektor Universitas Mercubuana, Jakeadaan yang sebenarnya," kisah dasar yang penting artinya bagi Azwar karta, Harun Zain juga menjabat Ketua Harun.

Anas ketika mulai memegang tampuk III Dewan Harian Nasional Angkatan Dua-tiga kali ia bertanya pada rak- pimpinan di Sumatra Barat, sejak 45, Penisepuh Golkar, dan Dewan yat, yang menjawab selalu camat atau 1977. Bahkan, berbagai langkah dan Pertimbangan Organisasi (DPO) KosButerpra. Memang, rakyat sendiri strategi Harun Zain ini tetap menjadi goro. Di samping itu, ia dikenal sebawaktu itu tidak berani menyatakan landasan yang dilanjutkan oleh Hasan gai Tetua Minang di Jakarta yang aktif keadaannya. Mereka masih dalam Basri Durin, salah seorang kader ter- dan selalu penuh semangat dalam keadaan tertekan dan takut, apalagi baik Harun Zain yang menjadi guber- menggerakkan lembaga Gebu Miada pak camat dan Buter. Karena se- nur setelah Azwar Anas.

nang, dengan jabatan ketua eksekutif. lalu pejabat kecamatan yang men

Keberhasilan kepemimpinan Ha- Berbagai jabatan itu hingga kini jawab, akhirnya Harun Zain marah. run Zain di Sumatra Barat bukan ka- tetap membuatnya sibuk. Hanya se"Saya ini gubernur, yang saya tanya rena telah memacu pembangunan kali-sekali saja ia bisa berkumpul beradalah rakyat saya. Pak camat dan daerah ini, tetapi juga mengangkat sama istrinya, Ratna Sari, yang kelihatButer tak usah menjawab. Kalau pun namanya dan nama Sumatra Barat ke an awet muda dan sehat serta ketiga mereka tidak mampu menjawab, dari tingkat nasional. Tak sampai setahun anak mereka: Ratna Heimawaty Zain, sorot matanya saja dan air mukanya, setelah melepaskan jabatan gubernur, Ratna Yuliety Ilona Zain, dan Ratna saya sudah bisa mengetahui apa yang ia dipilih Presiden Soeharto untuk Yuliaveranita Zain. Dari ketiga putridialaminya dan bagaimana keadaan menduduki pos Menteri Tenaga Kerja nya yang semuanya sudah berkeluarmereka," kata Harun Zain.

dan Transmigrasi (Menakertrans) Ka- ga, Harun Zain dan Ratna Sari sudah Memang, seperti dikatakan Prof. binet Pembangunan III (1978-1983). dikaruniai tiga orang cucu. "Dulu saya H. Hendra Esmara, S.E., sejak semula la merupakan gubernur pertama masa tak sempat banyak mengurus anakmemegang tampuk pimpinan di Su- Orde Baru yang di promosikan men- anak. Sekarang pun dengan anak-anak matra Barat, Harun Zain telah meng- jadi anggota kabinet.

dan cucu, kadang hanya bisa berkumabdikan dirinya untuk membangun Setelah melepaskan jabatan pul sekali dalam seminggu," ujarnya. daerah ini dari sisa puing kehancuran Menakertrans (1983), Harun Zain ke- Namun Harun Zain merasa berakibat pergolakan pada masa lampau. mudian di angkat menjadi anggota syukur masih mempunyai banyak keSeluruh orientasi pemikirannya di- Dewan Pertimbangan Agung (1983- sempatan untuk mengabdi dan becurahkan kepada masalah ekonomi. 1988). Setelah itu ia masih diangkat kerja pada hari tuanya. "Mungkin kareSebagaimana dikemukakan Rosihan menjadi anggota MPR RI dan Dewan na sibuk ini saya tetap sehat," tutur Anwar, harian Le Monde (Paris) me- Pembina Golkar (1988-1993).

Tetua Minang yang telah mengunjungi mandang Harun Zain sebagai seorang "Sebenarnya, saya sudah berjanji puluhan negara di Amerika, Eropa, yang menolak berbicara politik. Yang kepada keluarga, sehabis menjadi Asia dan Australia ini. *** dicarinya adalah obat insektisida, menteri saya akan lebih banyak berada


Page 12

Apa yang dilakukannya ini, nampaknya bukan sesuatu yang membawa popularitas pada dirinya. Bahkan, pada mulanya, orang melihat sebelah mata atas konsep ini. Namun Hasan jalan terus, sampai akhirnya orang mengerti apa yang tengah ia lakukan. Sebab, ia sangat yakin program dan konsepsi tersebut akan mendorong peningkatan taraf hidup dan pendapatan orang desa, kawasan tempat masih bersarangnya kemiskinan, ekonomi maupun sumber daya manusia. "Bagi rakyat, angka-angka pertumbuhan ekonomi 10 atau 15 persen sekalipun tidaklah begitu penting. Yang penting bagi mereka, apakah ekonominya maju, apakah kehidupannya bertambah baik. Itu yang terutama," katanya satu kali.

Nama Hasan sempat meramaikan media massa nasional ketika pemilihan Gubernur Sumbar periode 19921997 di proses. Pencalonan dirinya untuk masa jabatan periode kedua, digoyang oleh sejumlah pihak dengan meniupkan berbagai isu. Bahkan segelintir orang menginginkan calon lain, mengirimkan delegasi protes sampai ke Mendagri segala. Mendagri sendiri, (waktu itu dijabat Rudini) sepertinya juga kurang merestui Hasan Basri Durin untuk dipilih kedua kalinya.

Namun, dibanding segelintir orang yang coba menggergaji, yang mendukung Hasan jauh lebih besar. Termasuk kalangan perguruan tinggi, politisi, tokoh-tokoh dan para perantau Minang, budayawan, dan juga pers, di samping dukungan langsung berbagai lapisan masyarakat.

"Pesta demokrasi" pemilihan gubernur ini sempat berlarut-larut, sehingga Hasan sempat menjadi "gubernur perpanjangan" selama dua bulan (30 Oktober29 Desember 1992). Toh, akhirnya, setelah proses yang sangat

alot, ia kembali terpilih menjadi kok kayo urang indak memintak, kok Gubernur Sumatra Barat periode cadiak urang indak batanyo, men1992-1997. Biduk lalu kiambang ber- cerminkan urang awak tidak bisa ditaut. Ibarat cabik-cabik bulu ayam, pimpin hanya dengan kekuasaan. paruh juga menyelesaikannya. Di sisi Hasan sendiri mengakui filosofi lain, terplihnya Hasan Basri Durin kepemimpinannya dipengaruhi oleh untuk masa jabatan kedua ini, mem- pandangan dan sikapnya sebagai pabuktikan bahwa ia benar-benar didu- mong dan pemuka adat. Kepemimkung dan dikehendaki rakyat. pinan ninik mamak adalah konsep

Tenang, sabar, arif, berwibawa, kepemimpinan yang mengemukakan serta berwawasan jauh ke depan. Itu- kekuatan moral dan budi pekerti. lah Hasan Basri Durin. Ciri kepemim- Dalam konsep ini, seorang pemimpin pinannya sering dijuluki sebagai ke- hanya ditinggikan sarantiang dan dipemimpinan ninik mamak. Memang, dahulukan salangkah. "Dalam kepeHasan sendiri adalah seorang pe- mimpinan Minangkabau, mamak (pemangku adat, dan hingga kini sudah mimpin) disambah lahia, kamanakan tiga kali berturut-turut dipercaya para disambah batin. Pada lahirnya pepemuka adat menjadi Ketua Umum mimpin itu disembah (dipatuhi), tapi Lembaga Kerapatan Adat Alam pada hakikatnya pemimpinlah yang Minangkabau (LKAAM).

harus menghormati dan menghargai Dalam konsep kepemimpinan ni- rakyatnya. Karena, pemimpin itu tingnik mamak, pemimpin tidak mengan- gi dianjuang, gadang diamba. Artinya, dalkan kekuasaan melainkan mengu

ia besar karena di besarkan dan tinggi tamakan kekuatan moral. Ungkapan karena ditinggikan oleh rakyat yang seperti: kok bagak urang indak takuik, dipimpinnya," paparnya.

Pengalamannya setelah lebih tujuh tahun memimpin Sumatra Barat (hingga 1995), diakuinya banyak suka dukanya. "Dukanya tak usahlah saya ceritakan, cukup untuk saya saja. Sukanya, secara batin saya puas. Karena, selama saya menjadi gubernur, daerah ini tidak menjadi rusak. Malahan bisa lebih maju dan berkembang," katanya.

Memang, di bawah kepemimpinannya, Sumatra Barat diakui keberhasilan pembangunannya secara nasional. Puncaknya adalah penghargaan pembangunan tertinggi Prayojana Kriya Pata Parasamya Purnakarya Nugraha sebagai propinsi terbaik Pelita V. Perlu dicatat bahwa Sumbar adalah satusatunya propinsi di luar Pulau Jawa yang meraih penghargaan tersebut dalam 25 tahun terakhir.

Di balik berbagai kebanggaan yang berhasil dipersembahkannya untuk Sumatra Barat,


Page 13

Nama

: H. Ahmad Husein
Tempat/igl.lahir : Kota Padang, 1 April 1925 Pendidikan

- Taman Siswa, Padang, 1938
- Sekolah Agama Diniyah, Padang, 1938

- Taman Dewasa, Bukittinggi, 1941 Pendidikan Kejuruan :

Kursus Administrasi, Padang, 1942 - Kursus Opsir Gyu Gun, Padang,

1943-1945 - Kursus Komando Resimen oleh Misi Militer

Belanda, Jakarta, 1952 Pengalaman kerja :

Opsir Gyu Gun, Padang, 1943-1945
- Salah seorang pendiri BKR (kemudian TNI),

Padang, 1945
Komando Pertempuran Padang Area,
1946-1947
Komandan Batalion Harimau Kuranji; tugas
operasi ke Jawa Barat menghadapi DI/TII

Kartosuwirjo
- Komandan Brigade "EE" Banteng, IT Bukit

Barisan di Padang. Ikut operasi pemulihan

keamanan di Aceh, 1951-1956 - Panglima Komando Daerah Militer/

Penguasa Perang Daerah Sumatra Tengah merangkap Kepala Pemerintahan Sumatra Tengah dan Ketua Dewan Banteng,

1956-1958 - Ketua Dewan Perjuangan di Sumatra dalam kaitannya dengan pemberontakan PRRI,

1958-1961 - Karantina dan tahanan politik Pemerintah

Pusat, 1961-1965 - Wiraswastawan di Jakarta, 1965-1968 · Pimpinan Perusahaan Swasta Nasional dan

Joint Venture dengan perusahaan lain - Wakil Direktur Utama PT Konsultasi

Pembangunan, Jakarta - Direktur PT Taliabu Timber

(joint venture bidang perkayuan)
- Dirut PT Toarco (perkebunan kopi)

Dirut PT Nusco (perdagangan umumi) Keluarga

Istri


: Hj. Des Husein
Alamat : Jl. Pembangunan No. 51, RT 002/02

Ciganjur-Cipedak, Jagakarsa,
Jakarta 12630
Telp. 7271807

hmad Husein memulai kariernya

Husein diberi nama Harimau Kuranji, sebagai militer pada masa pen- nama kawasan strategis Kuranji yang dudukan Jepang. Ketika itu Husein berada dalam wilayah Kota Padang. bergabung dengan kompi meriam Pasukan Belanda yang sudah menduyang dipimpin Ismael Lengah. Sekali duki sebagian kota tersebut tidak perperistiwa dilangsungkan uji coba nah berada dalam suasana aman kaketangkasan menembak dengan me- rena selalu diserang oleh Harimau riam, baik tembakan langsung mau- Kuranji. Ahmad Husein merupakan pun tembakan melengkung. Kesatuan tokoh yang sangat dicari Belanda. yang dipimpin Husein merupakan pe- Anehnya, pada suatu penggerebekan, nembak tepat namor satu. Atas pres- Ahmad Husein yang memakai celana tasinya ini, Husein dinaikan pangkat pendek seperti pelajar, dapat ditangnya secara istimewa dari gunso kap Belanda. Setelah melihat tampang (sersan) menjadi shoi (letnan dua). "anak sekolah" ini, Husein dilepaskan.

Tentang keandalan Ahmad Seandainya Belanda mengetahui Husein sebgai perwira, diakui oleh bahwa "anak sekolah" itu adalah mantan komando kompi meriam yang Ahmad Husein yang sangat dicarikemudian menjadi Panglima Divisi cari, boleh jadi Harimau Kuranji akan Banteng, Kolonel (purn) Ismael menjadi macan kertas belaka. Lengah. Dalam suatu wawancara Di dalam kemiliteran, Ahmad dengan Singgalang (18/8-1991) Ismael Husein mencapai jabatan terakhir Lengah berkata antara lain :

sebagai Komandan Daerah Militer "Bung Karno mencetuskan ide Sumatra Tengah (KDMST) dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) itu pangkat letnan kolonel. Pada waktu untuk menjaga keamanan. Kemudian ini (1958) terjadi pemberontakan ide itu, setelah proklamasi, diambil PRRI, di mana Husein menjadi tokoh alih oleh pemuda. Untuk keamanan utama pemberontakan tersebut. Kota Padang ditunjuk Ahmad Husein, Menjelang berakhirnya pemberonseorang perwira yang pernah bersama takan tersebut (1961), pemerintah saya dalam pasukan meriam Gyu Gun. memberikan amnesti dan abolisi kepaDalam pandangan saya Ahmad da mereka yang terlibat. Bertentangan Husein memang seorang perwira yang dengan amnesti dan abolisi tersebut, andal dan berbakat."

Ahmad Husein malahan dikenakan Apa yang dikemukakan Ismael tahanan (diperhalus dengan sebutan Lengah itu jelaslah bukan sekedar karantina politik) oleh Presiden basa-basi, sebab pada tahun-tahun Soekarno. la baru dibebaskan dua berikutnya dalam perang kemerdeka- tahun kemudian (1965). an Ahmad Husein tumbuh menjadi Berbicara mengenai pemberonseorang perwira dan komandan yang takan PRRI, Ahmad Husein tidak perdisegani bawahannya, bahkan oleh nah berkilah. Dengan gamblang ta Belanda sekalipun. Pemuda yang berkata : " Tidak perlu menyalahkan charming ini memiliki kharisma yang orang lain. Jika ada orang yang harus kuat dikalangan rekan-rekan dan ba- bertanggung jawab atas pemberontakwahannya, begitu pula di tengah ma- an itu, orang itu adalah saya!" syarakat. Pertempuran di Padang yang Dikalangan anak buahnya, lebih dikenal sebagai Front Padang Ahmad Husein diistilahkan sebagai Area sangat diwarnai oleh kehadiran Gaek (orang tua yang bijaksana), Husein dan pasukannya.

walaupun sebagai Komandan KDMST Pasukan yang dipimpin Ahmad ia baru berusia sekitar 32 tahun. Pengistilahan itu menggambarkan kharisma dan wibawanya sebagai pemimpin. Husein memang dekat dengan anak buah maupun stafnya, tetapi ia sangat keras jika sudah menyangkut disiplin.


Page 14

tasi kepada norma."

Dewasa ini Ahmad Husein sudah Pada tahun 1978, Ahmad Husein memasuki usia 71 tahun (lahir tahun dan kawan-kawan telah menerbitkan 1925), menetap di Jakarta. Anak-anakbuku Sejarah Perjuangan Kemerdeka- nya sudah berkeluarga dan Husein an RI di Minangkabau, 1945-1950. serta istrinya hidup dengan tenang Buku dengan tebal lebih dari seribu Walaupun demikian, jika tidak sakit, halaman ini terdiri atas dua jilid, me- Husein selalu menyempatkan diri merupakan buku terlengkap yang pernah lakukan kegiatan sosial. Biasanya, kaditerbitkan. Buku yang dicetak ulang lau ia pulang ke Padang, Husein selalu tahun 1991 ini memang --menurut menyempatkan diri mengunjungi pandangan sementara orang -- belum kawan-kawan seperjuangan atau besempurna. Akan tetapi, terlepas dari kas anak buahnya. Baginya Harimau kekurangan yang pasti ada, buku ter- Kuranji sudah tumbuh menjadi suatu sebut merupakan sumbangan besar keluarga besar yang semangat kejubagi catatan sejarah bangsa umumnya angannya harus tetap dipelihara.*** dan sejarah Minangkabau khususnya.

Nama

: Kol. Inf. Ikasuma Hamid Gelar

: Dt. Gadang Batuah Tempat/igl. lahir : Kubang Landai,

3 Pebruari 1944 Pendidikan

- SD, Kubang Landai (1955) - SMP, Batusangkar (1961) - SMA, Batusangkar (1964) - Fakultas Biologi IKIP Padang (1964-1965) - Akademi Militer Nasional, Magelang

(1965-1968) - Seskoad, Bandung, (1984) Pekerjaan 1. Dan Ton Yonif 134/Yudha Sakti (1969) 2. Dan Ki Yonif 134/Yudha Sakti (1972) 3. Pasi-2 Yorf 134/YS (1973) 4. Pasi-1 Kodim 0301 (1976) 5. Kasi-1/Intel Korem 032 Wirabraja (1977) 6. Wadan Yonif 131/Braja Sakti, Payakumbuh

(1980) 7. Dan Yonif 131/Braja Sakti, Payakumbuh

(1982) 8. Irdaum Kodam III/Siliwangi (1984) 9. Bupati Kdh. Tk. Il Kabupaten Tanah Datar

(periode 1985-1990) dan (1990-1995) Tanda penghargaan :

1. Setyalencana Pramuka (1990)


2. Setyalencana 23 Tahun (1991)
3. Setyalencana Wirakarya (1991)
4. Setyalencana Pembangunan (1994)
Alamat

Kantor Bupati Tanah Datar, Pagaruyung
Telp.(0752) 71501
Rumah : JI. MT Haryono, Batusangkar,
Telp. (0752) 71001

egitu dilantik menjadi Bupati

Tanah Datar, 26 September 1985, laporan pertama yang diperoleh Ikasuma Hamid adalah: Pemda sedang tak ada uang, kas nyaris kosong. Dan pada hari-hari pertama duduk di ruang kerjanya, di pusat "kota" Batusangkar, pemandangan yang begitu cepat menyita perhatiannya adalah para tauke ternak yang berdagang kambing dan sapi hanya 25 meter dari ruang kerjanya. Kotoran binatang pun berserakan di jalanan, di depan kantor bupati itu.

"Saya pikir, wah kenapa kok pasar ternak harus di depan kantor bupati," katanya mengenang. Dia segera memanggil Kepala Dinas Pendapatan Daerah ke ruang kerjanya. Bukan untuk mengusir tauke-tauke ternak itu, tapi untuk segera mencarikan. lokasi yang baik untuk pasar ternak.

. "Bukan mereka yang salah, tapi kita yang tidak menyediakan tempat yang pantas," kata penggemar tenis dan renang ini.

Memang, Ikasuma Hamid mulai memangku jabatan Bupati Kepala Daerah Tk. Il Tanah Datar pada saat kondisi daerah itu sedang tarumuak alias nomor pincit dibanding 13 dati Il lainnya di Sumbar. Saat dilantik sebagai bupati, kupingnya pun dibikin panas oleh Gubernur Sumbar (waktu itu) Ir. Azwar Anas, "Kabupaten Tanah Datar adalah peraih Prasamya Purnakarya Nugraha pada Pelita I, tapi sekarang berada pada posisi nomor pincit, tertinggal dibanding daerah lain," kata Azwar (kini Menko Kesra RI). Lalu Azwar memberinya tantangan: "Tugas bupati yang barulah untuk mengangkat kembali daerah ini dan merebut lagi Parasamya."

Dan, alhamdulillah, tantangan itu berhasil dijawab oleh Ikasuma Hamid empat tahun kemudian. Akhir tahun 1989, Azwar Anas (waktu itu

sudah Menteri Perhubungan) sendiri yang datang mewakili Presiden RI menyerahkan Pataka Parasamya Purna karya Nugraha Pelita IV, penghargaan tertinggi pembangunan lima tahunan, ke tangan Ikasuma.

Kali ini, bukan kuping sang bupati yang panas, tetapi matanya yang basah. Dalam Sidang Pleno Istimewa DPRD Tanah Datar, yang diadakan khusus untuk menyambut dan mensyukuri Pataka Parasamya itu, Ikasuma Hamid menangis. Sepuluh menit naskah pidato hanya terletak di mimbar, tak mampu dia membacakan.

"Saya sebagai bupati, bersamasama dengan masyarakat, ingin melihat rakyat daerah ini maju, menikmati hidup yang lebih baik dan sejahtera," ujarnya. Dan dia sendiri tahu, sekedar penghargaan saja belum cukup, meskipun itu telah mampumemberikan kebanggaan dan harga diri bagi pemda dan masyarakat Tanah Datar.

Lahir di Kubang Landai, Batusangkar, 3 FPebruari 1944, sebelum menjadi bupati, Ikasuma Hamid cukup kenyang ditempa di lapangan. Menyelesaikan SR (sekarang SD), SMP, dan SMA di Batusangkar, 1964, anak Pagaruyung ini sempat setahun kuliah di IKIP Padang sebelum diterima di Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1965. Lulus sebagai letnan dua infantri tahun 1968, Ikasuma diterjunkan sebagai Komandan Pleton Yonif 134/YS di Pekanbaru. Tiga tahun kemudian, dengan pangkat letnan satu, menjadi Komandan Kompi di Batalion yang sama, dan dengan pangkat kapten, tahun 1974, diangkat menjadi Pasiel/Intel Kodim 0302 Rengat, Riau. Dua tahun kemudian menjadi Kepala Seksi Intel Kodim 0301 di Pekanbaru.

Tak sampai tiga tahun di Pekanbaru, dengan pangkat masih kapten, Ikasuma Hamid dipromosikan

Begitulah kisahnya, September 1985, Ikasuma Hamid terpilih dan kemudian dilantik menjadi Bupati Kepala Daerah Tk. II Tanah Datar. Tak lama kemudian dibebankan pula sebagai ninik mamak dengan gelar

menjadi Kepala Seksi Intel di Korem 032/Wirabraja, 1977, ketika itu bermarkas di Bukittinggi, dengan komandan Kolonel CZI Ali Geno. Dari tugas teritorial di Korem, di situ pula pangkat mayor diraih perwira yang berpenampilan tenang dan berperawakan kecil ini di terjunkan kembali ke pasukan dengan jabatan Wakil Komandan Batalion 131/Braja Sakti di Payakumbuh, 1980. Dua tahun kemudian dia menjadi Komandan Batalion, dan tahun 1983 mendapat pangkat letnan kolonel.

Setelah mengikuti Sekolah Komando Ang. katan Darat (Seskoad), 1983-1984, Ikasuma ditugaskan lagi ke Teritorial sebagai staf Irdalah, kemudian jadi Inspektur Muda Umum (Irdaum) di Kodam III/Siliwangi, di Bandung. Ketika itulah Ikasuma dipanggil oleh Aspers Kodam III Siliwangi, Kolonel Prastio. "Kamu tidak ikut kursus kekaryawanan ?" tanya Aspers kepada Ikasuma. "Tidak mendaftar, Pak," jawab lka spontan.

"Masalahnya, saya sudah selesai Sesko. Kursus kekaryawanan biasanya untuk mereka yang tak lulus Sesko dan dipersiapkan untuk dikaryakan," alasannya. Prastio kemudian menjelaskan, bahwa Ikasuma Hamid diminta untuk menjadi Bupati Tanah Datar.

"Saya belum pernah mendengar itu, karenanya saya terdiam," katanya. Lalu Prastio menyarankan: "Ini kesempatan bagus, kamu ambil saja. Di ABRI ini, apa yang kita kerjakan tidak kelihatan. Kalau jadi bupati, apa yang kamu kerjakan akan kelihatan. Jadi bupati itu banyak pahalanya."

nakarya Nugraha Pelita IV (1989), Ikasuma Hamid terpilih lagi sebagai bupati untuk periode kedua (19901995). Jika pertama kali ia dilantik oleh Gubernur Azwar Anas, maka pelantikan kedua, 29 September

1990 dilakukan oleh Gubernur Hasan Basri Durin.

Bukan hanya meraih Parasamya, Ikasuma Hamid juga membawa perubahan terhadap wajah Tanah Datar. Dua kali mengadakan event besar : Tuan rumah Pekan Budaya IV Sumbar dan tuan rumah Porda III Sumbar, menghasilkan berbagai projek besar. Di antaranya, yang monumental adalah Gelanggang Olahraga Dang Tuanku bernilai Rp1,2 milyar diresmikan oleh Menpora (ketika itu) Ir. Akbar Tanjung. "Stadion itu berhasil di bangun berkat partisipasi masyarakat dan bakti ABRI. Dengan modal Rp10 juta, kami bisa memiliki gelanggang olahraga bernilai Rp1,2 milyar."

Menjalani masa jabatan kedua, semangat membangun Ikasuma Hamid dan masyarakat tak pernah kendur. Kota Batusangkar yang kecil, yang setelah terisolasi dari jalur utama lalu lintas Sumbar, berhasil ia hidupkan dan berkibar namanya. Buahnya, kota kecil itu sudah dua kali sukses meraih penghargaan Adipura sebagai kota terbersih di Indonesia. Bahkan, sesuatu yang tak diduga dan sungguh mengejutkan, tahun 1994 Kota Batusangkar sukses pula meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha, lambang supremasi untuk bidang ketertiban lalu lintas dari presiden.

Total selama Pelita IV dan Pelita

Dt. Gadang Batuah, diperhelatkan bersamaan dengan Aminuzal Amin Dt. Rajo Batuah. Dan sejak 1 April 1989, resmilah dia menjadi Kolonel Inf. Ikasuma Hamid Dt. Gadang Batuah.

Menikah dengan gadis Mientarsih, kini Ny. Ikasuma Hamid, keluarga ini dikaruniai tiga orang anak : Riani Dewi Kusuma (kini mahasiswa Teknik Sipil Unand), Andrea Dewa Putra (mahasiswa Teknik Geologi ITB Bandung), dan si bungsu Fitria Puspa Kesuma (kelas 2 SMA 1 Padang).

Sukses mengangkat kembali Kabupaten Tanah Datar dari nomor pincitmenjadi peraih Parasamya Pur

V, lebih 500 gelar teladan atau terbaik nasional dan Sumbar diraih dati Il yang luasnya hanya sekitar 130.000 hektare ini. Namun bukan hanya itu, kepemimpinan Ikasuma Hamid juga berhasil menaikkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Salah satu indikasinya, meningkatnya PAD (pendapatan asli daerah) Tanah Datar dari tahun ke tahun. Di antara delapan kabupaten di Sumbar, Tanah Datar adalah dati Il pertama yang PADnya menembus angka Rp. 1 milyar. Tahun 1994/1995 ini, angka itu sudah menjadi Rp. 1,1 milyar.

Berbagai sukses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan itulah yang membuahkan kehormatan baru untuk kabupaten ini. Bersamaan dengan program pemerintah membentuk projek percontohan otonomi daerah, maka Tanah Datar pun terpilih mewakili Sumbar bersama 25 Dati Il lain di Indonesia untuk menjadi pilot project. Dipilihnya dati II ini, karena Tanah Datar dinilai yang

paling memenuhi kriteria yang ditetapkan Mendagri bersama kantor Menpan. "Kami tentu sangat mensyukuri kepercayaan yang diberikan pemerintah itu," ujar Ikasuma Hamid, bupati paling senior di Sumbar saat ini.

Menyangkut berbagai keberhasilan yang diraih Tanah Datar di bawah kepemimpinannya, Ikasuma Hamid mengatakan, ini adalah berkat dukungan masyarakat dan partisipasi seluruh warga Tanah Datar, termasuk para perantau yang andulnya tidak sedikit. "Kalau daerah ini dianggap berhasil, pastilah bukan karena seorang kepala daerahnya saja, tetapi lebih karena prestasi masyarakat itu sendiri," ujar kolonel yang berpembawaan kalem dan low profile ini.

Tentang peran dirinya sebagai bupati, Ikasuma Hamid mengaku karena ia berusaha untuk sedekat mungkin dengan masyarakat. Dan itu tak sulit dilakukannya, karena ia sendiri adalah putra Tanah Datar

yang lahir dan dibesarkan di desa. Dilahirkan sebagai bungsu dari dua bersaudara pasangan Abdul Hamid (alm.) dan Malun (78 tahun), ia menjalani masa kanak-kanak didesanya, Kubang Landai. Setelah selesai SD, ia harus melanjutkan ke SMP di Batusangkar. "Untuk pergi dan pulang sekolah setiap hari, saya harus jalan kaki 12 kilometer setiap hari," kata pengagum Pak Harto dan Jenderal Sudirman ini.

Pengalaman masa kecil ini pulalah, yang dirasakan Ikasuma Hamid ikut menempa fisik dan mentalnya sehingga bisa masuk AMN. Selain itu, apa yang dicapainya, tak terlepas dari prinsip dan falsafah hidupnya: Bekerja dan berdoa. "Selain harus bekerja keras, tentu apa yang kita capai tergantung dari berkah Allah. Karena falsafah hidup saya tak berubah sejak dulu, bekerja dan berdoa, itu saja," ujar penggemar film-film

Nama

:H. Ilchaidi Elias S.E. Tempat/tgl.lahir: Medan,

16 Desember 1937 Negeri asal

: Sumatra Barat Pendidikan - Sarjana Ekonomi, Universitas Indonesia,

1964 - Penataran P-4 Angkatan ke-VIII, 1979 - Peataran P-4 untuk Manggala, 1980 - Penataran Kewaspadaan Nasional Khusus untuk Manggala I Penatar Tingkat Nasional, Lemhanas, 1982 - Kursus Reguler Angkatan (KRA) XVIII,

Lemhanas, 1985 - Penataran Warga Keluarga Besar Golkar Jalur B (KBG-B) Tingkat Pusat, Korpri

Jakarta, 1995 Pekerjaan 1964 Staf Bagian Pengawasan

Keuangan Dep. Perindustrian

Dasar/Pertambangan 1965-1971 Kepala Bagian di bidang

keuangan, Biro Keuangan Dep. Perindustrian dan Direktorat

Jenderal Industri Kimia 1971-1975 Sekretaris Direktorat Jenderal

Perindustrian Kimia 1975-1978 Kepala Biro Keuangan

Departemen Perindustrian 1978-1988 Kepala Biro Perencanaan

Departemen Perindusrtian 1988-1994 Sekretaris Jenderal Departemen

Perindustrian 1994- Staf Ahli Menteri Perindustrian

Bidang Kerja sama Internasional Jabatan BUMN : - Anggota Tim Penyehatan Struktur Modal

BUMN di lingkungan Dep.Perindustrian - Komisaris Utama dan Komisaris PT

Petrokimia Gresik
- Komisaris Utama PT Semen Tonasa
- Komisaris PT Semen Padang
- Komisaris PT Pupuk Sriwijaya

ercerita mengenai orang-tua dan

masa kecilnya, llchaidi Elias mengatakan bahwa sejak tahun 1939 keluarganya sudah merantau ke Yogyakarta. Pada waktu itu belum banyak orang Minang merantau ke Jawa. "Saya sendiri lahir di Medan tanggal 16 Desember 1937. Jadi dapatlah anda bayangkan bahwa kami hampir melewatkan seluruh hidup kami di rantau. Setelah beberapa tahun di Yogyakarta dan Semarang, sebelum proklamasi tahun 1945 kami kembali ke Medan. Saya sempat bersekolah di Sekolah Dasar dengan pengantar bahasa Jawa di Yogyakarta. Delapan tahun setelah kembali ke Medan tahun 1953 saya pindah ke Jakarta. "Barulah pada tahun 1975 saya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di bumi Ranah Minang pada saat akan diadakan peresmian perluasan PT Semen Padang. Saya selain tugas diminta pulang oleh bapak Harun Zain yang waktu itu beliau menjadi Gubernur Sumatra Barat," Ilchaidi Elias menjelaskan. Pak Harun Zain pun lama tinggal di Jawa Timur, tetapi kelihatannya tidak terputus dari akar budaya Minang. Ini sangat saya kagumi dan saya hormati. Bahkan beliau sangat aktif berupaya untuk mendorong pembangunan di Ranah Minang yang menunjukkan bahwa di samping tugas yang bersifat nasional hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan di Ranah Minang tetap menjadi perhatiannya.

Sekitar tahun 1980 Ilchaidi malahan mengajak anak-anak untuk berkunjung ke Sumatra Barat termasuk Bukittingi selama 10 hari. "Saya mendapat kesan yang dalam bahwa Ranah Minang memilki alam yang indah, masyarakat yang damai, menjunjung tinggi adat-istiadat, dan agama, khususnya Islam, lingkungan yang begitu indah dan damai," kata Ilchaidi

Elias.

Mengenai perkembangan agama ia berujar, "Padangpanjang agaknya menjadi pusat kegiatan pendidikan agama." Sementara itu banyak ulama yang merantau ke daerah lain.

Panggilan rantau ini merupakan suatu fenomena khusus orang Minang, dan tak kalah hebatnya ialah sebaliknya, yaitu imbauan kampung. Kecintaan orang Minang terhadap kampung halamannya luar biasa besarnya. Inilah yang memungkinkan hubungan kekeluargaan di Minang tetap terjalin sekalipun sebagian anggota keluarga berada di rantau. Selalu ada hubungan yang mesra antara perantau dan kampung halaman.

"Jumlah ulama panutan yang penuh kharisma seperti pada masa kolonial memang sudah berkurang jika tidak ingin dikatakan tidak ada. Ini mungkin merupakan gejala zaman."

llchaidi juga terkesan akan suasana aman yang merata di Sumatra Barat. Dia mengemukakan bahwa tindakan kejahatan atau kriminalitas sangat kecil. Jika masalah keamanan mantap, ada efek sampingannya yang positif, yaitu majunya perekonomian dan ramainya pariwisata. Di sektor pariwisata, Minang mempunyai keindahan alam yang sangat mendukung. Tinggal sekarang membenahi sisi lain kepariwisataan ini.

Ilchaidi mengakui daya juang masyarakat Minang itu tinggi sekali. Hanya saja terasa agak sulit apabila bersama-sama dalam suatu wadah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada karena memang pola hidup masyarakat Minang sangat dinamis dan kadang-kadang kurang dapat menerima prinsip kebersamaan.

Anak pertama dari lima bersaudara ini menikah dengan Dra. Hj. Ingearti Djuanda yang kini sudah mempunyai empat orang anak dan seorang cucu.


Page 15

Nama

: H. Is Anwar Dt.Rajo Perak Tempat/tgl. lahir : Tarusan, Pesisir Selatan,

10 Juli 1944 Pekerjaan : Pengusaha Pendidikan

- Fak. Hukum Universitas Mahaputera,

Jakarta (sampai Tk. III) - Pendidikan Reserse Polri di

Megamendung Jabatan sekarang:

- Presdir PT Dewi Perisa Nusantara - Vice President PT NDC

(Nagari Development Corporation) - Presdir Dewi Nusantara Sdn. Bhd.

Malaysia - Chairman Dewi Australia Pty. Ltd.

Perth, W. Australia
- Presdir PT Minang Kasia Karir

- Wartawan Harian Trisakti (1968)
- Wartawan Harian Pos Kota (1970)
- Ketua Wartawan Seksi Hankam Unit

Polri PWI Jaya (1969-1973)
- Pimpinan Umum Majalah Info (1980)
- Pimpinan Umum Harian Terbit, Wakil
Pemimpin Umum Majalah Sarinah

(1992) Organisasi

- Ketua Umum DPP IKPS- Jakarta
- Ketua BK3AM, Jakarta
- Ketua Harian PB Pobsi (Bilyar)
- Ketua Eksekutif Indofea

(Asosiasi Eksportir Ikan Hias Indonesia) Alamat rumah : Villa Gading

Jl. Tampak siring 66-68,
Kelapa Gading Permai
Jakarta Utara

Telp. 4500289, 4500290
Alamat Kantor : Jl. Sisingamangaraja 45.

Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Telp. 7244015, 725 3350

ama H. Is Anwar Dt. Rajo Perak, mengaku bukan untuk menonjolkan

yang banyak menjadi buah bibir dirinya. "Saya melakukan itu karena di Sumatra Barat maupun di rantau, keyakinan agama saya. Saya berusaha adalah salah seorang tokoh asal membina dan meningkatkan hubungMinang yang sukses. Kalau disebut an saya dengan Allah, dan dengan sesepuluh nama pengusaha asal Minang sama manusia," tambahnya. yang dinilai paling sukses saat ini, ia Akan tetapi, bagaimana pun wajartermasuk di dalamnya. Sebutlah Dr. nya, tak bisa melepaskan sosok H. Is H.M.N.M. Hasjim Ning, H. Aminuzal Anwar Dt. Rajo Perak dari berbagai Amin Dt. Rajo Batuah, Drs. Fahmi keberhasilan yang telah diraihnya. Idris, Bos Sarinah Pasaraya Drs. Abdul Meskipun ia selalu mengelak untuk Latief, Direktur Utama PT NDC H. mengungkap seluruh bisnisnya, naNasroel Chas, maka H. Is Anwar ada mun orang tahu bahwa usahanya tedi antara mereka.

lah merambah bukan hanya di Jakarta Menanggapi hal ini, Is Anwar sela- dan berbagai daerah di Indonesia, telu merendah. "Saya belum apa-apa, tapi juga sampai ke Australia dan lihatlah saya secara wajar saja. Malaysia. Alhamdulillah, Tuhan memberikan re- Sebagai pengusaha asal Minang zeki untuk saya, dan nikmat ini tentu yang sukses, ia pun tak melepaskan saya syukuri," kata lelaki kelahiran

tanggung jawabnya ikut membangun Tarusan, Pesisir Selatan 10 Juli 1944 ekonomi dan dunia usaha di Sumatra ini.

Barat sendiri. Bersama sejumlah peDi kalangan tokoh asal Minang di ngusaha nasional asal Minang yang Jakarta, Is Anwar tentu bukanlah nama telah sukses di Jakarta, antaranya Drs. yang asing. Sejak beberapa tahun lalu Abdul Letief (Bos Pasaraya yang kini ia dipercaya memimpin BK3AM (Ba- jadi Menteri Tenaga Kerja), H. Nasroel dan Koordinasi Kemasyarakatan dan Chas, Drs. Fahmi Idris, H. Aminuzal Kebudayaan Alam Minangkabau), Amin Dt. Rajo Batuah, Basrizal Koto, alias ketua perantau Minang di Jakarta. Drs. Zairin Kasim (Padang), ia mendiriMelalui organisasi ini, ia banyak kan PT Nagari Development Corporamenggerakkan sumbangan perantau tion (PT NDC) sebuah holding comuntuk kampung halamannya, Sumatra pany yang antara lain bergiat di bidang Barat.

agribisnis, pertambangan, dan industri Meskipun bukan rahasia lagi, bah- serta memiliki 40 persen saham BPD wa ia sudah membangun atau mem- Sumbar. bantu pembangunan puluhan mesjid Perusahaannya yang lain di di Sumbar, Is Anwar sering keberatan Padang adalah PT Trimas Sila Karya bicara mengenai berbagai derma dan (ls Anwar menjabat Presiden Komisumbangannya untuk Sumatra Barat. saris Utama di sana), sebuah develo"Jangan lihat saya karena saya me- per yang tengah berkembang cukup nyumbang dan membangun mesjid. pesat. Salah satunya hasil karyanya, Karena saya diberi rezeki oleh-Nya, pembangunan 2000 rumah untuk doya saya nikmati dan syukuri. Dan re- sen dan karyawan Universitas Andazeki itu juga yang saya bagi untuk las, di Ulu Gadut Padang. Namun seyang berhak," ujarnya datar. Kalau ia

perti di perusahaannya yang lain, Is pernah memberikan berbagai sum- Anwar nampaknya lebih suka berada bangan, termasuk menyumbang untuk di belakang layar. pembangunan sejumlah mesjid di be- Bagi H. Is Anwar, keberhasilan tak berapa daerah di Sumbar, Is Anwar diperoleh dalam semalam. Menurut


Page 16

nya, keberhasilan hanya bisa didapat melalui perjuangan, pergulatan hidup, kegigihan, kejujuran, serta tentu saja karena ridha dan berkah dari Allah. Dari masa kecilnya hingga saat ini, jelas tergambar perjuangan dan pergulatan hidupnya.

Lahir dari keluarga yang taat beragama, Is Anwar bungsu dari dua bersaudara. Neneknya seorang perempuan yang pernah menempa hidup di Mekah, sedang kakeknya orang yang dididik keras pada zaman Belanda. Ayahnya, H. Anwar Sutan Kayo, dahulu seorang mantri hewan, dan ibunya Hajjah Nurlis seorang ibu rumah tangga yang pada masa mudanya pernah dididik di Sekolah Kepandaian Putri.

Pada usia enam tahun, Is sudah di bawa merantau ke Jambi dan kemudian ke Palembang. "la orang yang santun, rendah hati, dan hormat kepada orang lain terutama kepada orang-tuanya sendiri," kata H. Hasan Basri Durin, Gubernur Sumbar yang telah mengenal keluarga Is Anwar sejak ia menjadi Sekwilda Kota Jambi.

Perjalanan nasib kemudian membawa Is Anwar ke Jakarta, tempat di mana ia mengaku menemukan dirinya. Ia mengaku, justru dunia kewar

la tawanan yang telah mengangkat dirinya. Memang, semasa kuliah ia menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Mahaputera

kewartawanan saya. Hingga sekarang, belum

seorangpun pun wartawan Indonesia yang diberi kesempatan mengikuti sidang seperti itu," tuturnya.

Dari dunia wartawan inilah ia melangkah menjadi pengusaha. Katanya, ia pernah bekerja di pabrik, dan merintis usaha dari bawah sekali. Perusahaan pertama yang didirikan Is Anwar adalah CV Dewi Permata diambil dari nama putri sulungnya Iva Dewi Permata. Usaha yang digelutinya, katanya, kecil-kecilan saja. "Hanya mengelap gagang telepon," tuturnya.

Dari usaha servis telepon inilah ia

terus bertumbuh, hingga akhirnya meJakarta, Is sudah aktif di radio maha- rajah ke berbagai bidang. Namun, is siswa. Tahun 1967, di usia 23 tahun, tak merasa perlu mengungkap apa ia menjadi Ketua Ikatan Pers Mahasis- saja bisnis yang kini digelutinya. wa Indonesia (IPMI) dan aktif di surat- "Percayalah, semua usaha itu saya lakabar kampus Trisakti.

kukan dengan ketekunan, kejujuran, Jiwa dan darah kewirausahaan dan tidak berlebihan," ujarnya. yang mengalir dalam dirinya, mulai Pengalaman dan perjalanan hitumbuh ketika ia ikut mendirikan duplah agaknya yang membuat is Harian Pos Kota bersama Harmoko, Anwar tetap berusaha bersikap berkini Menpen dan Ketua Umum DPP sahaja hingga kini. Memang, segaGolkar, tahun 1970. Sampai sekarang, lanya, seperti diceritakannya, tidak ia ia adalah salah seorang pemilik surat mulai dengan gampang, tetapi melalui kabar terlaris di Jabotabek itu. "Di perjuangan dan pergulatan yang keras. Pos Kota saya hanya pegang saham Termasuk dalam berumah tangga. Ia kecil-kecilan. Kalau Pak Harmoko itu memulai dengan apa adanya. tiang utamanya, saya hanya tiang Menikah 1 Juni 1969 dengan wapenyangga bersama teman yang lain," nita pilihannya, Ifma Fauziah gadis kata wartawan yang pernah menjadi asli Betawi yang ia kenal dalam acara Pemimpin Umum Harian Terbit dan pelonco mahasiswa baru. "Begitu kePemimpin Umum Majalah Info ini temu, kami langsung saling kecantol. merendah.

Pacaran sebentar lalu sepakat meniIs panggilan akrabnya mengaku kah dengan kondisi apa adanya. dunia wartawan memberikan inspirasi Maklum, waktu itu saya masih kuliah, bagi perjalanan hidup dan usahanya. belum ada pekerjaan tetap," ceritanya Mantan Ketua PWI Unit Komdak

mengenang masa awal membangun (sekarang Polda) Metro Jaya ini hingga

rumah tangga. sekarang mengaku masih tetap seba- Dari Ifma, lelaki berkulit kuning gai anggota Persatuan Wartawan In- dengan tinggi berat 170 cm/75 kg ini donesia.

memperoleh tiga permata hati: Iva Dunia wartawan, katanya, mem- Dewi Permata, Bobby, dan si bungsu berikan kebanggaan tersendiri kepada Nanda Putri. Melalui jalan berliku dirinya. Saat yang tak akan pernah dari bawah, dan kini diberi rahmat dilupakannya adalah ketika ia sebagai dan rezeki olehNya, Is Anwar hidup wartawan diutus mengikuti sidang berbahagia dengan keluarganya. Interpol (International Police) di Ma- Namun, sebagai lelaki Minang yang nila tahun 1975. "Ini kenangan manis beristri wanita asal Jakarta, Is Anwar


Page 17

Tanggal 18 Desember 1948, sete- mungkin mengundang kecurigaan Setelah Belanda meninggalkan lah berada di Yogyakarta, datanglah dan bermuara kepada hal-hal yang ti- Yogyakarta, Ismael Lengah melapor seorang perwira yang pernah dite- dak diingini. Oleh sebab itu ia memilih kepada Kolonel T.B Simatupang, temuinya di rumah Bung Hatta. Menurut tetap di dalam kota.

tapi yang tersebut terakhir ini tidak perwira tersebut ia diperintahkan oleh Selama di dalam kota, Ismael tahu apa yang harus dilakukannya Bung Hatta untuk menjemput Ismael Lengah dan Sidi Gazalba berpindah terhadap Lengah. Sebelum ke SimatuLengah agar menemui Bung Hatta di dari satu rumah ke rumah lain karena pang, Lengah sudah melapor kepada Kaliurang. Ia cukup membawa piya- di Yogyakarta cukup banyak orang Sultan Hamengku Buwono, kemudian ma saja. Ajakan ini ditolak oleh Ismael yang cinta kepada Republik. Pang- kepada Menteri Perhubungan. Men

. Lengah karena bagaimana pun juga kalan utamanya ialah Toko Indonesia teri menyuruhnya kembali ke tempat ada perasaan kurang enak dalam hati- di Malioboro milik kawan sesekolah tinggalnya sebelum pendudukan nya. Ia ingat

Belanda, yaitu Hotel Merdeka. kembali pe

biah. Nama Setelah Bung Karno kembali ke ristiwa Pem

pemiliknya Yogyakarta, Ismael Lengah ingin meberontakan

ialah Syafei lapor, tetapi Bung Karno tidak mau

, 3 Maret pa

adik Taher menerima. Akhirnya setelah empat da saat ma

Marah Sutan atau lima kali meminta bertemu, dina ia melu

(tokoh Ad- kabulkan juga. Terjadilah dialog sebacuti lasykar

biah). Yang

gai berikut: kanan yang

tersebut be- Ismael Lengah : Kenapa saya dipinberusaha

lakangan ini

dah? merebut ke

adalah ayah

Bung Karno : Boleh belah dada kuasaan.

Tarmizi Ta

saya, saya hanya Bung Hatta

her yang kini

menjadi Ismael Lengah : Kalau begitu, seperti nah meme

Menteri

pameo orang Jambi rintahkan

Agama Re

Teken bae kepadanya

publik In- Bung Karno

: Kalau kolonel saya agar dapat

donesia.

perintah bagaimana? mengembali

"Saya tidak

Ismael Lengah : Kalau perintahnya kan senjata

pernah me

masuk akal, akan Lasykar Hiz

lapor kepa

saya terima, kalau bullah itu.

da Belanda,"

tidak masuk akal, Mungkin

kata Ismael

akan menimbulkan hal ini ma

Lengah,

akibat yang kurang sih tersisa

"apalagi me

baik. sebagai ma

nyerah. Se- Tidak lama kemudian keluarlah

kiranya saya surat kepindahan Ismael Lengah ke harus dise

menyerah, Jakarta. Ia ditugaskan sebagai anggota lesaikan.

tentulah hal penyelesaian tawanan di Jakarta. Ia Selain itu, Ismael Lengah merasa itu akan menjadi bahan propaganda tinggal di Hotel Des Indes, tetapi tidak bahwa ia hanya harus melapor kepada besar bagi Belanda karena saya adalah melakukan tugasnya karena merasa Panglima Besar. Ia tidak mau ber- bekas Panglima Divisi di Sumatra pekerjaan itu tidak sesuai dengan angkat ke Kaliurang.

Tengah. Saya tidak pernah muncul bidangnya. Tanggal 19 Desember 1948 Be- dihadapan umum, apalagi bertemu Ismael Lengah tidak pernah turun landa memasuki Yogyakarta. Ismael dengan pihak Belanda. Untuk biaya pangkat sewaktu terjadi rasionalisasi. Lengah memutuskan untuk tetap ting- hidup, sebelum berangkat ke Menurut Ismael Lengah, ceritanya begal di kota. Jika ia berangkat ke peda- Yogyakarta, saya dibekali oleh Letkol

gini, "Sewaktu Keputusan Pemerintah laman, ada kekhawatiran bahwa ke- Dahlan Ibrahim dengan rupiah emas." tentang rasionalisasi, saya berada di selamatannya tidak terjamin. Ia adalah Dahlan Ibrahim adalah Kepala Staf Istana Presiden. Ketika Sekretaris Kaorang yang sangat baru di daerah itu. sewaktu Lengah menjadi Panglima binet membacakan isi surat keputusan Penampilannya yang tinggi besar Divisi.

tersebut, tiba-tiba Bung Karno berte


Page 18

bih menekankan sikap sebagai Ny Ismu.

"Kalau sebagai istri bupati pasti muncul sikap segan. Padahal saya harus menghindar dari kemungkinan adanya jarak. Jadi harus muncul apa adanya," begitu menurut Ny. Mutia Farina Ismu Nazif.

Lebih rinci, Ny. Mutia Farina Ismu Nazif menjelaskan posisinya selaku pendamping terdekat Bupati Agam periode 1995-2000 itu. Bahwa ia bertekad secara ikhlas menyukseskan tugas suami dalam membangun Agam.

"Saya akan mendukung secara keseluruhan," tekadnya. Terutama yang

berkaitan dengan Pembina Kesejah- masyarakat, ia tidak akan menonjolteraan Keluarga, dalam kualitasnya kan diri sebagai seorang istri pejabat, selaku Ketua Tim Penggerak PKK, yang untuk menghindari terjadinya "jarak". mau tidak mau harus banyak turun ke Jarak membuat mereka jadi segan. lapangan, untuk mengajak kaum ibu Untuk itu, Ny.Ismu Nazif bertekad lebih peduli kepada kesejahteraan, tampil seadanya, biasa-biasa saja. Ini yang tentu saja erat hubungannya akan memudahkan memberikan pedengan pembangunan keseluruhan. mahaman secara langsung.

Bila dikaitkan dengan pola pikir Dari segi ini, tekad Ny.Ismu Nazit masyarakat Lubuk Basung yang relatif tidak hanya sekedar menyukseskan sederhana, ini memerlukan waktu. tugas suaminya yang bupati, meAkan tetapi secara berangsur, menurut lainkan keinginan untuk meningkatNy.Ismu Nazif, semuanya pasti bisa kan kesejahteraan keluarga secara diajak berpartisipasi ke arah pening- hakiki, yang kebetulan wilayah Kabukatan.

paten Agam adalah wilayah yang Dalam hal ini menurut istri Bupati diayomi Kolonel Ismu Nazif selaku Agam itu, dalam berhadapan dengan Bupati Kepala Daerah.***


Page 19

ampir tak ada generasi Suma- atas Samudra Atlantik, saya kadang tra Barat dewasa ini

yang

tak membayangkan seperti sedang melamengenal, paling tidak pernah men- kukan kunjungan kerja ke Suliki atau dengar, nama Ir. H. Januar Muin. To- Muara Labuh," katanya bergurau. koh ini pernah dijuluki sebagai "Nasib yang takkan jadi gubernur," 'orang yang bisa menyulap air menjadi katanya melanjutkan dengan nada listrik', dan sangat populer di tanah kelahirannya.

Dilahirkan di Nagari Sumanik, Meski sudah meninggalkan (lagi) Tanah Datar, 9 Juni 1936, Januar Muin Sumatra Barat sejak tahun 1988, na- menghabiskan masa kanak-kanak dan ma Januar tetap ter-pancah di Ranah remaja di Sumatra Barat. Setamat SeMinang. Terakhir, dalam pemilihan kolah Rakyat (SR), ia melanjutkan ke Gubernur Sumbar 1992, namanya SMP Sumanik, dan menyelesaikannya masih termasuk lima bakal calon gu- di SMP Batusangkar. Kemudian ia bernur-bersama Hasan Basri Durin, meneruskan ke SMA Birugo, BukittingTarmizi Taher, Syahrul Udjud, gi, satu tahun di bawah Hasan Basri Sjoerkani, yang diajukan DPRD Durin, Gubernur Sumbar sekarang. Sumbar kepada presiden melalui Men- Setelah tamat SMA, Januar melanteri Dalam Negeri. Namun namanya jutkan ke Departemen Teknik Elektro di-drop sebelum masuk ke pemilihan. Intitut Teknologi Bandung (ITB).

"Sejak tahun 1970-an, setiap kali Begitu gelar insinyur diraihnya tahun ada pemilihan gubernur di Sumbar, 1962, ia diterima bekerja di PLN Pusat nama saya selalu dicalonkan. Tapi dengan jabatan pertama Staf Ahli Petak pernah jadi-jadi. Mungkin suratan rancang dan Pembangunan, di Jakarta. nasib saya yang takkan mengenakan Setelah menetap di Jakarta itulah baju bersaku banyak dan berkulit ia banyak bergaul dengan tokoh-tokoh jariang (tanda jabatan gubernur) di asal Minang di pusat. Beberapa orang dada," kata Januar bergurau sembari di antara mereka, termasuk Harun tertawa dengan suara baritonnya yang Zain, sering mengadakan pertemuan khas.

di rumah Chairul Saleh yang ketika Putra Sumanik, Tanah Datar, ini itu menjabat Wakil Perdana Menteri kini menjadi orang nomor satu di PT (Waperdam) III. Dari pertemuanUnindo, pabrik trafo dan switch gears pertemuan itulah lahir berbagai pemiterbesar di Asia Tenggara. Perusahaan kiran untuk pembangunan kembali beromzet ratusan miliar yang kini di- Sumatra Barat yang porak-poranda pimpin Januar adalah patungan antara akibat pergolakan sebelumnya. BUMN, swasta nasional, dan PMA.

"Bagaimana pun, Pak Chairul Saleh Selain pemerintah Indonesia, peme- dan Pak Hasyim Ning itu banyak jasagang saham PT Unindo adalah nya dalam mendorong Harun Zain Alsthom, perusahaan listrik raksasa dan kita-kita ini untuk pulang memdari Perancis; General Electric Corp: bangun kampung," katanya. (GEC) dari Inggris; dan Salim Group Akan tetapi, riwayat kepulangan dari Indonesia.

Januar berbeda dengan Harun Zain. Menjadi direktur utama di peru- Dalam satu rapat di Kementerian sahaan multinasional dengan 600 kar- Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yawan ini, Januar Muin sering harus (PUTL), dibicarakan tentang kelanberurusan ke luar negeri : London, jutan pembangunan Projek-projek Paris, New York. "Ketika sedang ter- Mandataris yang terbengkalai, terbang dengan pesawat Concorde di masuk PLTA Batang Agam yang sudah

Nama : Ir. H. Januar Muin
Lahir : Sumanik, Tanah Datar, 9 Juni 1936 Jabatan sekarang:

Direktur Utama PT Unindo
Ketua Asosiasi Industri Transformator

Tenaga Indonesia Pendidikan:

Sekolah Rakyat, Sumanik (1948)
SMP, Sumanik/Batusangkar (1952)
SMA, Bukittinggi (1955)
Insinyur Elektro ITB, Bandung (1962)
Hydro Power Development Planning,
Jepang (1967)
SESPUTL, Jakarta (1973)
Kursus Reguler Angkatan XVII

Lemhannas, Jakarta (1984) Riwayat pekerjaan:

Staf Ahli Dinas Perancang dan
Pembangunan PLN Pusat (1962)
Bagian Tegangan Tinggi Laboratorium

PLN Pusat (1964-1965)
- Pemimpin Badan Pelaksana Projek

Ketenagaan || Sumbar (1965)
· Pemimpin PLN Pembangunan /

Sumbar-Riau (1969-1974)
Pemimpin PLN Projek PLTA Batang

Agam (1969-1975)
- Pemimpin PLN Projek PLTG Pauh

Limo (1981-1983)
Pemimpin PLN Projek PLTA Maninjau

(1977-1983)
· Pemimpin PLN Pikitring Sumbar-Riau

(1983-1988)
Staf Ahli Direktur Utama PLN
(1988-1989)
Direktur Utama PT Unindo

(1989-sekarang) Alamat

- Kantor, PT Unindo, Jalan Swadaya PLN,


Klender, Jakarta Timur

Telp. (021) 4893977
- Rumah, Jalan Pelita 11/2, Cipete,

Jakarta Selatan,
Telp. (021) 7657845


Page 20

Maninjau yang berkapasitas 68 MW.

semasa gubernur menjalin kerja sama Tetapi, sementara PLTA Maninjau di- erat dan bahu-membahu dengan Jakerjakan, Januar pun sudah meran

nuar, mengakui bahwa ahli pembangcang pembangunan PLTA Singkarak, kit listrik ini memang layak untuk jadi PLTA Koto Panjang, dan PLTU Ombi

pimpinan daerah, apalagi karyanya lin, tiga projek raksasa yang kini tengah

sangat banyak dirasakan warga Sumdibangun di Sumbar.

bar. "Mungkin Januar kecewa, tapi Dari pengalamannya membangun

saya rasa dia bisa memahami kenapa projek-projek besar kelistrikan di

saya tidak mencalonkannya," jelas Sumbar, Januar mengaku memetik tiga Harun Zain kemudian hari, sambil hal berharga tentang orang Minang: mengemukakan beberapa pertimPertama, bahwa orang Minang yang bangan. dikatakan hanya pintar ngomong, te- Selama 23 tahun berkarya di Sutapi tak bisa bekerja, ternyata tidak

matra Barat, Ir. H. Jauar Muin juga benar. Kedua, bahwa adat dan agama sangat aktif dalam berbagai kegiatan dikatakan menghambat kemajuan, sosial ekonomi masyarakat, seperti ternyata juga tidak benar. Ketiga,

pembinaan generasi muda, pembimembebaskan tanah di Sumbar sangat

naan keagamaan (Islam), dan malah sukar, bagi Januar ternyata sangat mu- sering memberikan ceramah-ceramah dah. "Saya mumbuktikan, bahwa

kerohanian. Selain itu, ia juga turut mitos-mitos negatif tentang Minang- aktif mendirikan sekolah-sekolah, akakabau itu adalah tidak benar,"

demi-akademi, dan bahkan univertegasnya.

sitas-universitas swasta di daerah ini. Berkat itu pulalah ia berhasil mem- Waktu PSP sedang jayanya masuk bangun karya-karya besar dan menga- delapan besar PSSI, Januar juga turut badikan namanya di kampung hala- membinanya. Delapan orang pemain mannya. Dan karya-karya besar inilah

PSP Padang waktu itu justru adalah yang membuat Januar sangat populer karyawan PLN Pikitring. di Sumbar. Sejak tahun 1972 ia sudah Januar kembali (lagi) ke Jakarta disebut-sebut untuk jadi calon tahun 1988, empat tahun setelah ia gubernur.

menjadi orang dari daerah Sumbar "Tapi hanya sebatas dicalonkan,

pertama yang lulus mengikuti Kursus tak pernah jadi," katanya tanpa dibe- Lemhanas (1984). Tak sampai setahun bani nada kecewa. Harun Zain, yang menjadi Staf Ahli Direktur Utama PLN,

para pemegang saham PT Unindo memilihnya untuk menjadi direktur utama perusahaan milik berbagai bangsa itu. "Saya di Unindo bukan karena ditugaskan, tetapi karena para pemegang sahamnya memilih saya."

Dan putra Minang yang seorang ini memang bertangan dingin untuk melahirkan berbagai karya yang baik. Ditangannya, PT Unindo yang pernah dirundung rugi, berhasil digenjotnya sehingga menjadi mesin pencetak laba bagi para pemegang saham. Enam tahun di bawah pimpinannya, PT Unindo tumbuh hampir 600 persen, atau 100 persen setahun. Tahun 1994 silam, produsen transformator (trafo) dan switch gears (pembagi arus) terbesar di Indonesia ini mencatat omset Rp100 miliar lebih dengan keuntungan di atas Rp25 miliar, sehingga dianggap sebagai salah satu dari 100 industri terbaik dan profitable di Indonesia.

"Saya percaya Tuhan selalu mebimbing saya ke jalan yang baik, dan saya mensyukuri setiap berkah dan nikmat yang diberikan-Nya. Itulah pegangan hidup saya," kata pria yang kelihatan tetap segar dan enerjik pada usianya yang menjelang 60 tahun sekarang ini. ***


Page 21

Nama

: H.John Pieter Nazar

Dt. Simarajo, S.H.
Tempat/tgl.lahir : Padang, 11 Nopember 1956 Pendidikan

Fak.Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Jurusan Hukum Ekonomi, 1981 Pendidikan Keahlian Hukum Paten pada

Fakultas Hukum Univ. Indonesia (UI), 1991 Karier - Direktur Utama PT Duta Perintis Utama,

1982 - Pengacara / Advokat di Law Office Harjono

Tjitrosoebono, S.H. and Ass. (1982-1985) - Founder/Owner, Law Firm Sibarani & Nazar

1986-1988 - Pimpinan Law Office John Pieter Nazar

& Asscociates, 1988-sekarang - Direktur PT Moratama Tharada,

1994- sekarang - Pendiri/Komisaris PT Repindo Raya - Pendiri/Komisaris PT Gapura Putra

Nugra (PT Gapin) - Pendiri/Komisaris PT Repindo Daya Nusa - Pendiri/Komisaris PT Repindo Nusa Jaya - Pendiri/Komisaris PT Gapura Trida Mukti Komisaris PT Repindo Gaung Perkasa Organisasi - Pimpinan Redaksi Majalah Keadilan

Fak. Hukum Ull tahun 1978 - Pimpinan Redaksi Pers Kampus, Majalah

Muhibah, 1979-1981 - Pengurus Hima Pahami (Himpunan Mahasiswa Pengemban Hak Asasi Manusia) Cabang Yogyakarta, 1979 - Sekretaris DPC Peradin (Persatuan

Advokat Indonesia) DKI Jakarta - Ketua Ikadin (Ikatan Advokat Indonesia)

Jakarta Pusat, 1991-sekarang - Ketua Yayasan Lembaga Karya Cipta

Indonesia Ketua Kompartemen Bantuan Hukum & Hubungan Kemasyarakat DPP. Hipmi (1989-1992) - Anggota Dewan Penasihat Kadin Jaya - Anggota APLA (Asia Pacific Lawyer

Association) - Anggota IBA (International Bar Association)

ahir di Padang,sempat merantau ada yang mengantar, sedih karena

ke Medan bersama orang-tua. berpisah dengan keluarga dan kota Kemudian pindah lagi ke Pekanbaru tempat dia dilahirkan. Kesedihan John (Riau). Masa kecil dari TK, SD, SMP remaja yang sentimentil itu semakin dijalaninya di Kota Pekanbaru, Riau.. lengkap, karena ketika di kapal, dia

"Pada waktu saya SD usaha da- mendapat tempat di dek di bawah gang orang-tua saya sukses. Namato- dekat WC, dan tidur di lantai dengan konya pada waktu itu Budi Agung,"ia beralasan kertas atau kain sarung. berkisah, "cukup terkenal di Pekan- Di "kota gudeg" ini, John langsung. baru saat itu."

mendaftar di salah satu SMA negeri. Kehidupan sulit dialami John se- Karena biayanya mahal, dia akhirnya masa SMP. Usaha orang-tuanya mero

bersekolah di salah satu SMA swasta sot tajam dan akhirnya gulung tikar. yang tidak memungut biaya masuk. Ibu dan anak-anaknya semua berusa- Setamat SMA ia mendaftar di ha ikut membantu membangun usaha UGM dan UI, ternyata tidak lulus tes. itu kembali.

Akan tetapi, di Fakultas Hukum Uni"Saya sekolah pada pagi hari. Se- versitas Islam Indonesia ia diterima. telah pulang sekolah, pada siang hari Ull banyak menempa dirinya dalam langsung ke toko membantu sampai berbagai aktivitas masyarakat. Semalam hari. Setiap hari waktu saya dangkan untuk menambah biaya dihabiskan di toko, hingga tidak ada kuliah ia aktif sebagai wartawan kamwaktu bermain, seperti halnya anak- pus. Ia memimpin majalah Keadilan anak yang sebaya saya," katanya.

terbitan Fakultas Hukum, selain itu Sambil menjaga toko, John me- majalah kampus lainnya bernama ngisi waktu luangnya dengan mem- Muhibah. baca. Hobinya ini, membuat John

Dari rumah ke kampus yang jasadar, bahwa kalau terus menerus di raknya kira-kira enam kilo meter, ia Pekanbaru, bisa-bisa ia hanya menjadi jalan kaki pulang pergi. Selama menpedagang. Padahal suatu saat nanti jadi mahasiswa di UII, John merasakan John berkeinginan untuk melanjutkan sekali perubahan pada pola pikirnya. sekolah ke Yogya. Ia ingin menjadi Lingkungan pergaulan, pola berpikir orang yang kaya dengan ilmu. orang-orang di sekitarnya membawa Kemudian dia berusaha mencari les inspirasi yang serba baru baginya. tambahan. Ketika hal itu ia sampaikan Menghadapi banyak cobaan dan kepada orang-tuanya, "ibu setuju, te- tanggungan tidaklah membuatnya tapi ayah saya tidak ada perhatian ter- patah semangat atau putus asa. Setelah hadap sekolah anak-anaknya. Perha- bergulat selama 5,5 tahun ia pun ditiannya hanya tertuju pada usaha da- wisuda sebagai sarjana hukum. gangnya," katanya. "Karena kalau saya "Yang membuat saya berhasil pergi, siapa yang akan menggantikan adalah berkat pertolongan Allah," kabeliau berdagang di toko," demikian tanya. Karena itu sampai sekarang ia mengenang alasan ayahnya waktu shalat lima waktu tidak pernah ketingitu.

galan, malahan sering ia shalat tahaTekad anak muda ini sudah bulat. jud dan puasa sunat dan umroh setiap Maka dia mengumpulkan modal tahun untuk mensyukuri nikmat dan dengan ikut arisan. Melihat kekerasan rahmat yang diberikan Allah. hati anaknya yang biasa penurut itu, Dalam praktik sebagai sarjana akhirnya dengan berat hati ayahnya hukum ia tidak canggung dan takut merelakannya pergi merantau. sehingga bisa ngomong di depan si

Begitu ia naik kelas dua SMA ta- dang memperjuangkan keadilan bagi hun 1973, ia naik kapal menuju Jakar- kliennya dan menghadapi pengacara ta terus ke Yogya. Banyak kesedihan lawannya di sidang pengadilan. yang dirasakan John ketika akan ber- "Pengalaman berorganisasi dan angkat ke Jakarta. Sedih karena tidak bermasyarakat rupanya amat mem


Page 22

Nama

: H. Julius Sjukur Tempat/tgl.lahir : Padang, 4 Juli 1939 Pekerjaan : Ketua Yayasan Administrasi

Indonesia (YAI), Jakarta Pendidikan

- SR, di Jakarta, 1952
- SMP, di Jakarta, 1955
- SMA, di Jakarta, 1958
- Kursus Bond A dan Bond B, di Jakarta
- Pendidikan sejenis Diploma Bidang
Administrasi, Modern Bedrijf Administrasi

(MBA), 1970 Karier

- Kepala Biro Verifikasi PT Arafat, 1972 - Mendirikan Lembaga Pendidikan

Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), 1972 - Mendirikan Konsulen Pajak, 1976 - Mendirikan Akademi Akuntasi YAI, 1977 - Mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YAI, dan Universitas Persada Indonesia (UPI-YAI), 1985 - Mendirikan Lembaga Manajemen YAI, dan Lembaga Bahasa Inggris yang ditunjang

dengan Pendidikan Komputer, 1992 Keluarga Ayah

: Sjoekoer Ibu

: Nuria Istri

: Darlina Julius Menikah

: 1964 Anak-anak

- Ir. Yudi M.B.A.
- Drs. Yopi Julius, M.M.
- Drs. Yosandi Julius
- Ir. Yunirsan Julius
- Yosalinda Julius (kuliah di Amerika Serikat)

- Yunalfian Julius (SMA) Tanda Penghargaan :

Best Executive of The Year 1992 Alamat

Rumah : Jl. Gedung Hijau No.20


Pondok Indah,

Jakarta Selatan
- Kantor : Jl. Biru Laut Timur 2,

Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp. 453 2958

ejalan dengan era globalisasi lulusan yang bermutu, awalnya ha

yang telah menggelinding dan nyalah sebuah kursus Tata Buku YAI akan semakin intens, setiap bangsa yang didirikan pada tahun 1972 dan akan berlomba menguasai dan mene- kemudian berkembang pesat. Perkemrapkan Ilmu Pengetahuan dan Tek

bangan ini mendorong Julius melakunologi (Iptek). Sudah terbukti bahwa

kan ekspansi. Tahun 1976 dia mendirikekayaan Sumber Daya Alam tidak

kan konsulen pajak, dan tahun 1977. boleh tidak harus ditopang oleh pe- mulai menapaki bidang pendidikan nguasaan dan penerapan Iptek.

tinggi dengan mendirikan Akademi Kenyataan telah menunjukkan, de- Akuntansi YAI. ngan mengandalkan sumber daya

Setelah itu, keberhasilan demi kealam saja, tanpa didukung oleh pe- berhasilan dicapai pria berperawakan nguasaan Iptek, maka akan membawa

tegap ini. Tahun 1985, dengan tidak pemborosan terhadap kekayaan alam tanggung-tanggung Julius mempraitu dan kurang berdampak jangka karsai berdirinya dua buah Lembaga panjang bagi peningkatan kesejahte- pendidikan tinggi, yaitu Sekolah tinggi raan rakyat pemilik SDA tsb. Demikian Ilmu Ekonomi (STIE) YAI, dan Univerantara lain dikemukakan H. Julius sitas Persada Indonesia (UPI) YAI. Sjukur di dalam buku "Pendidikan

Demikianlah hingga sekarang, YAI Indonesia, Dalam Pandangan Lima menjadi salah satu lembaga pendidikBelas Tokoh Pendidikan Swasta". an besar. Dibuktikan dengan jumlah Tampaknya, Julius lebih memfokus

mahasiswa yang terus melonjak setiap kan kepada peningkatan profesio- tahunnya, di mana jumlah mahasiswa nalisme sumber daya insaninya. YAI sekarang sudah mencapai 10.000 Tiada lain maksud tokoh pendidi

orang lebih. Sedangkan peserta didik kan Indonesia ini bahwa kita harus

pada kursus akutansi (yang semula menciptakan sumber daya manusia

bernama Kursus Tata Buku), konsulen yang berkualitas dalam semua dimensi

pajak, dan kursus komputer tidak kupembangunan. "Tetapi dengan mem

rang dari 2000 orang setiap tahunnya. beri bobot yang istimewa dalam bi

Siapa sebenarnya Julius Sjukur? dang teknologi," katanya menegaskan. Bagaimana dia meraih sukses demi Sebab menurutnya jika kita sudah sukses ? Mungkin banyak lagi persampai pada tahap 'masyarakat indus

tanyaan yang muncul di seputar diritri' yang akan kita tuju, maka hampir nya. "Saya lahir di Padang tanggal 4 tidak ada lapangan pekerjaan yang Juli 1939, anak bungsu dari enam tidak terkait dengan teknologi. bersaudara dari pasangan Sjoekoer

Ditegaskan lagi oleh H. Julius dan Nuria," cerita Julius yang berasal Sjukur, Ketua Yayasan Administrasi

dari keluarga pedagang. Indonesia (YAI), bahwa untuk mencip

Dilanjutkannya: "Umur tujuh tatakan Sumber Daya Manusia (SDM) hun saya sudah ditinggal.Bapak, tepatyang berkualitas, SDM sebagai ang- nya pada masa perang fisik pada awal gota masyarakat industri, dan SDM

kemerdekaan Negara RI. Sayang seyang sadar Iptek, adalah melalui pen

kali hanya ibu yang sempat melihat didikan. "Pendidikan adalah kunci

keberhasilan anak-anaknya. Satu hal utama untuk menciptakan SDM yang yang masih membuat saya dan juga berkualitas," tuturnya mantap. saudara-saudara saya yang lain sedih Yayasan Administrasi Indonesia,

adalah, sampai sekarang kami tidak sebuah yayasan pendidikan yang tahu di mana jasad ayah berada," cukup ternama dalam menghasilkan katanya seperti menahan duka.


Page 23

Karena ia lahir dan besar di peran- Kurang memungkinkan melanjut- Kamardy yang berotak cemerlang tauan, meskipun perantauan dekat. kan hidup di Muara Labuh, apalagi itu berhasil menamatkan SMA-nya Sebagaimana lazimnya orang Minang, setelah ayah tak ada, lalu keluarga ini tepat waktu, tiga tahun (1953). Tiada dan lebih lagi orang Sulit Air yang le- pindah merantau ke Bukittinggi. Di lain sekarang melanjutkan pendibih suka merantau ketimbang hidup kota "jam gadang" inilah Kamardy dikannya ke Fakultas Ekonomi, Unidi nagari yang gersang itu (tapi kini meneruskan SMP-nya. Di sini ia ting- versitas Gajah Mada. sudah subur), begitu pulalah orang- gal bersama kakak perempuan dan Tapi persoalan ekonomi yang sulit tua Kamardy. kakak laki-lakinya.

menghadangnya di depan. Bagaimana Ayahnya Arief dan ibunya Rabiah Pergulatan perjuangan hidup ber- membiayai kuliah yang membutuhjuga merantau, walau hanya ke Muara tambah keras juga. Tiada lain jalan kan uang tidak sedikit itu ? la putar Labuh di Kabupaten yang sama de- untuk mensukseskan pendidikannya,

otak, latar belakang jiwa dagangnya ngan Sulit Air, yaitu Kabupaten Solok. Kamardy berinisiatif sekolah sambil yang telah tersemai sejak di Muara

Di Muara Labuh itu orang-tuanya berdagang. Maka babelok lah ia se- Labuh menolong sekali mencarikan berdagang kecil-kecilan di lapau. Ko- cara rutin Bụkittinggi-IV Angkek ber- jalan keluarnya dari kesulitan itu. lak, pinukuik, serabi, dan kue-kue la- dagang garam dan beras. Dua bulan

Kamardy lalu mengetik serapiinnya itulah yang dijual di warung

lebih ia menerapkan cara ini, yang rapinya catatan kuliahnya, sehingga orang-tuanya. Di situlah Kamardy ikut maksudnya tak lain penambah biaya akhirnya menjadi sebuah diktat. Dan membantu, apalagi kalau pada hari sekolah.

inilah yang dijualnya, "Waktu itu pasar yang jatuh dua kali dalam se- Semasa hidup di Muara Labuh, mesin foto copy belum ada. Ketikan minggu, yaitu Senin dan Kamis. waktu Sekolah Rakyat dan pada Clash tadi lalu saya stensil, dijilid, siap dijual

"Wah dagangannya laris sekali kedua, Kamardy pernah diminta ayah- pada teman-teman," kenangnya mepada hari pasar ini sehingga kotak nya menurunkan anggaran belanja ngungkapkan kisah pahitnya di Yogya. kecil tempat uang menjadi penuh. sekolah, yang sebulan waktu itu 17,5 Pada tahun-tahun terakhir penyeSore harinya saya menghitung hasil sen menjadi 15 sen. 2,5 sen terpaksa lesaian kuliahnya, Kamardy sempat penjualan dengan menggelar tikar di- ditomboknya dengan uang jajan. menjadi asisten dosen di almamaterkamar. Ada rasa bahagia yang men

Tamat SMP tahun 1950 seterusnya nya. Ia diberi honor Rp. 570,-/bulan. dalam tatkala menghitung hasil jerih Kamardy menyeberang ke Pulau Jawa. Apa peristiwa paling pahit dalam payah," kata pria yang telah mem- Tanah Minang ia tinggalkan dengan hidupnya..? "Saat tidak mempunyai besarkan BRI itu

satu tekad. Berhasil di rantau...! uang waktu membayar uang sekolah," Dalam usia remaja, Arief ayah la terus ke Yogyakarta dan melan- katanya lirih. yang sangat dicintainya berpulang jutkan SMA di Kota Gudeg ini.

Maka sekarang disaat Kamardy temenghadap Nya, di tahun 1945. Waktu itulah ia pernah menjadi ketua lah menjadi orang, ia bersama temanPraktis anak yatim ini sejak itu dibesar- IPPSA (Ikatan Pemuda Pelajar Ma- temannya yang lain berupaya menjadi kan ibunya. hasiswa Sulit Air) Yogyakarta. bapak asuh dari sejumlah pelajar SMP

dan SMA, malah sampai ke tingkat mahasiswa.

Waktu berkunjung ke Padang tahun 1993 yang lalu, ia sempat memberikan ceramah di rumah yatim piatu di Mentawai. Ia berkata dihadapan lebih kurang 102 orang penghuni rumah yatim piatu itu: "Kamu jangan mengira kehidupan ini dapat dicapai dalam waktu yang pendek. Pengalaman hidup yang agak enak baru terwujud pada usia 30 tahun. Dan kita harus selalu ingat kepada Tuhan, jangan suka takabur."

Membantu orang kecil, merupakan obsesi Kamardy semenjak ia lepas perguruan tinggi. "Ini dilakukan dengan dua cara," katanya.

"Pertama dengan kemampuan materi yang kita punyai, dan yang kedua dengan pengaruh jabatan di tempat kita bekerja. Obsesi ini saya buktikan mulai saat bekerja di Bank Indonesia sampai terakhir sebagai Dirut BRI.


Page 24

ada masa perang kemerdekaan, sama-sama menuntut rasa kebangsaan

dan pengabdian yang tinggi kepada memiliki dan mencintai negeri ini negara dan bangsa ," ujarnya. akan berjuang tanpa pamrih untuk Dia lahir di Bengkalis tanggal 3 merebut kemerdekaan. Tidak terke

Juli 1938. Merupakan anak kedua dacuali, apakah dia itu seorang bocah. ri pasangan Dr. Moh. Djamil, D.P.H., Biasanya mereka ditugasi untuk dan Siti Aksar. Sebagian masa kanakmengantar surat rahasia di antara se- kanaknya dihabiskan di Bengkalis me

sama tentara pejuang dan berjaga di ngikuti ayahnya yang waktu itu berBODATA

jalan-jalan setapak yang pada malam tugas di sana sebelum pindah ke

hari sering digunakan untuk menye- Bengkulu sebagai Residental Arts. Nana : Ir. Kumhal Djamil, S.E.

lundupkan beras dari daerah peda: Sutan Mangkuto

Pada awal pendudukan Jepang Gelar

laman ke kota. Seperti para pejuang Tempattgl.lahir : Bengkalis, 3 Juli 1938

tahun 1942, ayahnya membawa mePekerjaan

yang lain, mereka juga mengalami reka sekeluarga ke kampungnya di Asisten II Menko Indag, bidang

saat-saat mendebarkan, saat-saat Pakandangan. Pada masa itu sudah pengembangan produksi, pemasaran dan

nyawa "seperti telur di ujung tanduk." menjadi kebiasaan orang Minang, sistem distribusi nasional Pendidikan

Ada seorang tentara cilik" yang apabila di rantau dirasakan keadaan - SR, Bukittinggi, Padang, Jakarta, Sengkang, pernah mempunyai pengalaman men- tidak aman, anak dan istri diantar 1950

debarkan tatkala menjalani tugasnya pulang ke kampung halaman. - SMP, Bandung dan Jakarta, Kolese Kanisius,

sebagai pengantar surat rahasia. Di Setelah Proklamasi Kemerdeka1954 - SMA (B), Kolesc Kanisius, Jakarta, tengah jalan yang sudah sepi menje- an, ayahnya diangkat menjadi Ketua 1957

lang mulai berlakunya jam malam, Komite Nasional dan kemudian ter- Diploma Ingenieur - Verfahrenstechnik,

sang bocah yang kala itu masih berusia pilih menjadi residen. Selanjutnya diRheiniche Westta'lische Tecnische Hochschule, Aachen, Jerman, 1965

sepuluh tahun, mendekati alamat yang angkat menjadi Gubernur Muda Su- Sarjana Ekonomi ( perusahaan ),

dituju dikejutkan oleh berdatangan- matra Tengah pada masa aksi militer Universitas Indonesia, 1984

nya kendaraan-kendaraan patroli Belanda I dan II. Pengalaman Pekerjaan di Pemerintahan : Belanda ke daerah tersebut. Pasukan Akhir tahun 1949, ibunya memBPP Teknologi, 1979-sekarang

Belanda memasuki rumah-rumah dan - Pembantu Asisten bidang pengamatan

bawa semua anak-anaknya ke Jakarta. program Litbang Departemen, LPND,

menangkap orang-orang yang dicuri- Menurut ibunya sekolah di daerah Perguruan Tinggi dan Perusahaan, Menteri gai. Sementara itu, jam malam sudah belum teratur. Untuk menghindarkan Negara Riset dan Teknologi, Eselon II B berlaku. Sedemikian dekatnya tempat harus turun satu kelas saat memasuki dengan pangkat/golongan: Penata tingkatl/ sembunyi sang bocah yang dengan sekolah di Jakarta, Kumhal Djamil III d, 1980-1981 · Pj. Kepala Biro Kerja sama Teknik Luar

menekan rasa takut masih dapat me- mengikuti pamannya yang bertugas Negeri, Sekretariat Kabinet-Sekretariat lihat bagaimana salah seorang Repu- sebagai guru di Sengkang. Akhirnya Negara RI, Esclon lla dengan pangkat / blik dengan leher terikat diseret-seret menamatkan SR-nya di sini. golongan Penata tingkat l (illd), 1981-1982 seperti layaknya seekor anjing.

Pendidikan SMP di awalinya di - Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Sekretariat Kabinci - Sekretariat Negara RI,

Siapa tentara cilik itu? Dia adalah SMP Kristen Bandung. Akhir penEsclon lla dengan pangkat/golongan

Ir. Kumhal Djamil, S.E., yang sekarang didikan SMP dan SMA dihabiskan di Pembina ( IV 2), 1982-1985

menjabat sebagai Asisten II, Bidang Kanisius Kolese Jakarta. Baik di Ban- Staf Ahli, Menteri Muda Urusan Peningkatan

Pengembangan Produksi, Pemasaran Penggunaan Produksi dalam Negeri, 1985

dung maupun di Jakarta Kumhal Dja- Sekretaris Menteri Muda Urusan dan Sistem Distribusi Nasional, di

mil tinggal di asrama. Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Kantor Menteri Koordinator Bidang Waktu tinggal di asrama Kanisius Negeri, 1985-1987

Industri dan Perdagangan. Kalau dulu Jakarta, tempat tidur Kumhal Djamil - Dirjen Perdagangan Luar Negeri,

mengabdi kepada negara dengan me- bersebelahan dengan Ginanjar KartaDepartemen Perdagangan, 1987-1988 - Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, ngorbankan fisik, sekarang dia masih sasmita. Di kemudian hari Ginanjar

Departemen Perdagangan, 1988-1993 tetap sebagai abdi negara dengan me- memangku jabatan Menteri Muda - Asisten II, Bidang Pengembangan Produksi, ngorbankan waktu dan fikiran tentang UPDN dan Kumhal Djamil mendapat Pemasaran dan Sistem Distribusi

bagaimana mengisi kemerdekaan kesempatan menjadi staf ahli dan keNasional, Menko Bidang Industri dan Perdagangan, 1993-sekarang

yang telah dicapai. "Kedua-duanya mudian sebagai Sekretaris Menteri sangat mempengaruhi jiwanya. Di masa itu, sekolah saya terputus-putus diselingi masa-masa pengungsian, sebagai "tentara cilik" dan sempat pula berjualan rokok, dan sebagainya. Keadaan ini, menurut ayah perlu di dril"


Page 25

Nama lengkap : H. Awaluddin Latief
Tempatigl. lahir : Sungai Tarok, Batusangkar

14 September 1924 Pendidikan

- HIS di Payakumbuh, tamat pada masa


kolonial Belanda · Kursus Perawat, pada masa pendudukan

Jepang - Akademi Jurnalistik Jakarta

(Pimpinan Parada Harahap) Penghargaan - Surat Penghargaan dan Penghormatan dari

Gubernur Militer Sumatra Tengah Mr. St. Mohammad Rasjid, 10 Agustus 1949 - Bintang Gerilya · Satyalencana Peristiwa Perang

Kemerdekaan I dan II, Menteri Pertahanan

Ir. H. Djoeanda, 1958
Tanda Jasa Pahlawan dari Presiden RI
Soekarno, 1958 (Pangkat Letnan Dua
TNI/

Wakil Komandan Batalion,
Brigade EE Banteng)
- Satyalencana Penegak, dari Menteri

Pertahanan Jenderal Soeharto,

6 Januari 1968.
- Piagam Penghargaan dari Panglima ABRI

Jenderal Try Soetrisno, 1990. Keluarga

Istri


: Ny. Adriani Awal Alamat

- Rumah : Jl. Tanah Abang 1/27, Jakarta Pusat


Telepon : 3802536 - 3657865

umah di Jalan Mandiangin 57, yang di punggung dan kepalanya sam

Bukittinggi, adalah milik Adam pai ia jatuh pingsan. Kemudian BelanDt. Bagindo yang sedang mengungsi da menyiramnya dengan air. Setelah di kampungnya, Maninjau. Di rumah sadar, siksaan berjalan lagi. Kali ini itu hanya tinggal seorang pembantu dengan mengalirkan arus listrik ketuyang menjaga kebersihan rumah. Atas buhnya sehingga ia teronta-ronta seijin yang empunya rumah, Awaluddin

perti ayam disembelih. Karena tidak Latief menggunakannya sebagai tem- berhasil apa-apa, siksaan dihentikan pat transit, manakala ia datang dan untuk diulangi lagi esok harinya. pergi ke daerah gerilya. Dirumah ini Siksaan berikutnya hampir tidak pulalah pada suatu pagi ia menunggu tertahankan. Hanya keimanan jualah kedatangan seseorang yang akan me- yang menyebabkan Awal tutup mulut. nyerahkan senjata untuk diteruskan la dituduh sebagai perwira TNI yang kepada pejuang di pedalaman. melakukan gerakan di bawah tanah.

Pukul 06.00 pagi, Awaluddin Latief Tuduhan ini tetap ditolaknya, akhirsudah siap menyambut kedatangan nya Belanda kehilangan kesabaran. seseorang itu. Ia pun sudah menyiap- Alat vital Awaluddin diikat dengan kan tempat menyembunyikan senjata

kabel dan dililitkan ke pinggangnya. itu sebelum dibawa ke luar kota. Pukul Kemudian arus listrik menjalar dengan 06.30 seseorang yang ditunggu-tung- derasnya membuat Awal tidak sadargu itu memang datang, tetapi dalam kan diri. Pada waktu itu, tanpa disabentuk lain, yaitu berupa truk penuh darinya, sebagai seorang laki-laki ia serdadu Belanda, tank dengan persen- sudah kehilangan miliknya yang pajataan lengkap, dan sebuah jip dengan ling berharga. Kini tinggallah fisik

. bren di atasnya. Rumah jalan Mandi- yang sudah luluh karena siksaan dan angin No. 57 itu berada dalam kepu- semangat cinta tanah air yang tidak ngan ketat. Agaknya, semut yang pa- pernah padam. ling kurus sekalipun tidak akan mam- Dalam tahanan Nefis tersebut, kaki pu meloloskan diri.

dan tangan Awaluddin dirantai, hingAwaluddin dinaikkan ke atas jip ga tidak mungkin baginya melarikan dikawal oleh dua serdadu. Tetangga diri. Bersamanya terdapat lima tahansekitarnya berlarian ke luar rumah an lainnya yang termasuk tahanan untuk menyaksikan peristiwa yang berat. Salah seorang di antaranya bahsangat tiba-tiba itu.

kan dituduh telah telah membunuh "Pada waktu itu," kata Awaluddin kapten Belanda dalam suatu pertemLatief mengenang, "ada rasa bangga puran di dekat Nagari Balingka. dalam hati saya. Belanda menganggap Pada suatu malam, ada percakapsaya sebagai perwira dan didudukkan an berbisik-bisik di luar ruang tahanan sendirian di atas jip dengan penga- itu. Dua orang anggota Nefis memperwalan ketat. Padahal, saya tidaklah cakapkan bahwa orang-orang yang lebih dari seorang sipil yang ditugas- ada dalam tahanan ini akan ditembak kan masuk kota."

mati di Palupuah keesokan harinya. Selanjutnya adalah saat-saat yang Percakapan itu didengar sayup-sayup mengerikan!

oleh Awaluddin yang mengerti bahaAwaluddin Latief dibawa ke mar- sa Belanda karena pernah sekolah di kas Nefis yang terletak tidak jauh dari HIS dahulunya. Jam Gadang. Di sana ia disiksa habis- Pada mulanya, Awaluddin tidak habisan. Akan tetapi, sesuai dengan mau menyampaikan isi percakapan tekadnya, dia tidak mau mengakui a- itu kepada kawan-kawan, khawatir pa yang dilakukannya di dalam kota. kalau-kalau mereka menjadi "gila". Gagang karaben beberapa kali mela- Akan tetapi, dekat tengah malam, Awal mengambil keputusan untuk menceritakan kepada kawan-kawannya bahwa mereka semua akan ditembak mati di Palupuah, di batas kota. Kawan-kawannya segera meraung-raung. Awaluddin mengambil sikap lain. Ia sembahyang sunat dan sembahyang tahajud. Sampai subuh ia berdoa kepada Tuhan agar ditunjukkan jalan keluar dari kematian yang dipaksakan itu.


Page 26

eninggalkan Ranah Minang "Pengalaman lainnya yang mem

menuju perantauan masih da- buat saya taparangah juga adalah, lam usia muda, 19 tahun, sehingga ia saya dituduh memiliki tanah di Lubuk tidak sempat mengetahui seluk beluk Minturun. Isu itu sampai pula ke telikehidupan sosial budaya kemasyara- nga Bapak Gubernur, waktu itu masih katan orang Minang itu sendiri di Su- Bapak Ir. Azwar Anas. Di rumah, istri matra Barat.

memojokkan saya karena ia juga menDan tatkala ia ditugaskan ke Su- dengar berita itu. Saya hanya berkata:

matra Barat sebagai Kakanwil P dan K "Astaghfirullah!" BIODATA

pada tahun 1980, barulah di situ Drs. "Tahu bagaimana kelanjutannya.

H. Lukman Ali tahu, bagaimana sebe- Saya hanya terseyum sengeng saja Nama

: Drs. H. Lukman Ali Tempatigl. lahir : Mungka, Payakumbuh,

narnya kakobeh, perangai dan kulisik mendengar ulah ini, kiranya siempu25 Desember 1931

dari orang Minang itu sendiri. "Di se- nya tanah yang menjadi bala bagi saNegeri asal : Mungka, Payakumbuh kolah ambobaru tahu baa bona urang ya ini tak lain seorang karyawan DisPendidikan

awak itu," ujar Lukman Ali dengan lo- penda Sumatra Barat yang kebetulan - SR, Payakumbuh - SMP, Jakarta

gat Payakumbuhnya yang kental. "Ber- senama dengan saya," ujar Lukman - SGA & SMA, Jakarta tugas di kampung halaman, kita benar

seraya tertawa renyah. - Fakultas Sastra UI, Jurusan Sastra,

benar diuji. Siap mental dan siap pula Lalu dua kejadian lagi yang memtahun 1964

hati, dan semua pengalaman itu saya buatnya uruik dado, menurut Lukman. - Universitas Leiden, Belanda, Teori Sastra, tahun 1977-1978 dapatkan di sana," katanya.

Pertama lokasinya di Air Tawar dan Pekerjaan

"Belum tentu, baik kata kita baik kedua di Padangpanjang. "Waktu itu - Guru SD, SMP, SMA, SGA dan Dosen mata pula diterima orang. Ada beberapa saya masih belum dilantik sebagai kuliah Kesusastraan dan Bahasa Indonesia

kesan yang takkan pernah saya lupa- Kakanwil tapi sudah berada di Padang. serta Sejarah Pergerakan Nasional pada beberapa Akademi dan Fakultas seperti kan selama bertugas di Sumatra Barat,"

Suatu sore di Air Tawar saya menungFakultas Sastra UI, Unas, Akademi Invigrasi ayah dari lima orang anak ini mema- gu angkutan kota yang bernama City dan Lembaga Kesenian Jakarta parkan.

Express. Jurusan yang hendak dituju - Kepala Bidang Sastra Lembaga Bahasa dan

"Pertama pada awal bekerja se- adalah Tabing. Karena masih belum Kesusastraan, 1964-1980 - Pj. Kepala Lembaga Bahasa Nasional

bagai Kakanwil P dan Kitu. Suatu hari hapal, bertanyalah saya kepada se(sekarang Pusat Pembinaan dan

saya bertamu ke rumah pejabat yang orang lelaki yang berdiri dekat saya. Pengembangan Bahasa), 1970-1971

digantikan. Silaturahmi ini bukan Kelihatannya ia juga sedang menung- Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kuala

hanya sekedar bertemu muka, namun gu angkutan kota. Lumpur, 1980-1984 - Kakanwil Dep. P dan K, 1985-1987

sekaligus bertakziah,karena pejabat "Pak, oto nan jurusan Tabing nan - Staf Ahli Menteri P dan K, 1987-1989 yang digantikan itu sebelumnya me- ma...?, tanya saya. Apa jawaban yang - Kepala Pusat Pembinaan dan ninggal.

saya terima ? Ondeh mak... tidak sePengembangan Bahasa,

"Tentu hanya nyonyanya yang dikitpun saya sangka yang keluar dari Departemen P dan K, 1989-1992 Dosen pada Fak. Sastra UI, 1992-sekarang

tinggal di rumah. Nah, di sinilah apa mulutnya kata-kata kasar yang melunKeluarga

yang saya maksudkan tadi berawal. cur deras. "indak tau den doh...," jaIstri : Nurmi

Waktu itu saya melihat kursinya yang wabnya dengan nada tidak berAsal Bukit Surungan/Padangpanjang

bagus, lalu saya puji sekaligus ber- sahabat. Menikah : Jakarta, tahun 1958 Anak-anak : tanya, kursinya produk mana.

"Tak lama berselang datanglah 1. Dini Lenggogeni (IKIP tidak selesai)

"Tahu tidak yang terjadi setelah bis jurusan Tabing itu. Eee.... si lelaki 2. Drs. Fanar Fuadi

itu. Esok harinya dikantor beredar isu tadi juga ikut naik. Saya heran, kok 3. Ir. Hikmal

yang menjelekkan nama saya. Pak begini urang awak ya? Ongeh!" tutur 4. Ir. Ifdal 5. Fachrini Nilam Sari (Fak. Hukum UI) Kakanwil yang baru itu belum lagi

Lukman.
Alamat rumah :Jl. Bumi Putra No. 12 bekerja sudah macam-macam, bunyi "Lalu saat di Padangpanjang. Ke-

Rawamangun, Jakarta Timur isu itu. Selidik punya selidik, si pence- jadian ini sebenarnya di samping pe-
Telp. 4895622.

tus itu tak lain ibu si empunya rumah lajaran bagi saya, di sisi lain membuat tempat saya bertamu," ujar Lukman saya salut. Ceritanya begini, suatu si- Ali.

ang saat itu saya mau ke Payakumbuh