Sebutkan tiga sikap toleransi terhadap keberagaman

tirto.id - Salah satu penerapan nilai Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia adalah melalui perilaku toleransi. Indonesia memiliki ragam kekayaan budaya dan perbedaan kelas sosial. Untuk bisa damai sejahtera, kita harus saling toleransi, menghargai, dan menghormati perbedaan sosial budaya tersebut.

Keragaman dan perbedaan merupakan anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Perbedaan sosial dan budaya yang beragam menjadikan masyarakat Indonesia sebagai kelompok yang plural.

Dari sisi bahasa, toleransi berasal dari kata Latin "tolerare" yang artinya sabar atau menahan. Berdasarkan hal itu, pengertian toleransi adalah sikap saling menghormati, sabar, saling menghargai individu, ras, kelompok, hingga perbedaan sosial budaya satu sama lain.

Sebagai misal, orang Bali memiliki tari tradisional khas yaitu tari Pendet, sedangkan orang Sumatera memiliki tari Piring. Dua jenis tari tradisional itu tidak selayaknya dibandingkan, lalu menyatakan salah satu lebih baik daripada yang lain.

Sikap toleransi terhadap keragaman budaya (misalnya, dalam contoh tari tradisional di atas) akan menjadikan kita lebih bijak dan tidak memandang rendah salah satu budaya daerah, lalu meninggikan budaya daerah lainnya.

Baca juga: Contoh Perilaku Toleran Terhadap Keberagaman Suku & Ras

Contoh Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya

Lukman Surya Saputra, Aa Nurdiaman, dan Salikun dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2017) menuliskan sejumlah contoh perilaku toleran yang dapat diterapkan terhadap keberagaman sosial budaya di Indonesia.

1. Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia

Untuk bisa toleran terhadap suatu budaya, kita harus mengenal budaya lain. Kemudian, barulah bisa menimbang budaya tersebut berdasarkan konteksnya.

Sebagai misal, orang Sunda atau Yogyakarta cenderung lembut dalam berbicara. Sementara itu, orang Batak cenderung keras ketika berkomunikasi.

Ketika kelompok-kelompok masyarakat itu tidak saling mengenal budaya komunikasi satu sama lain, bisa jadi orang Sunda akan menganggap orang Batak kasar dan suka marah-marah, padahal gaya berbicaranya memang demikian.

Di sisi lain, orang Batak mungkin akan menganggap orang Yogyakarta atau orang Sunda tidak tegas dan tidak percaya diri.

Nihilnya pengetahuan mengenai keragaman budaya akan membuat kita berpikir keliru dan cenderung gegabah dalam mengambil kesimpulan.

2. Mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya

Mempelajari secara mendalam suatu budaya tertentu menjadikan seseorang peka dan sangat menghargai pengetahuan mengenai budaya tersebut.

Ketika rasa penghargaan itu muncul, tentu kita tidak ingin orang lain merendahkan budaya yang kita senangi.

Dengan demikian, kita juga seharusnya tidak merendahkan budaya lain, sebab kita akan turut merasakan betapa tidak nyamannya ketika budaya yang kita senangi dianggap remeh orang lain.

3. Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keadaan sosial budaya paling beragam di seluruh dunia.

Sebagai misal, Indonesia memiliki 652 bahasa daerah, tidak termasuk dialek dan subdialek, dilansir Kemdikbud.

Kekayaan budaya itu sudah cukup membuat kita bangga sebagai orang Indonesia. Belum lagi ragam budaya lain yang tak kalah banyaknya.

4. Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia

Budaya asing yang masuk ke Indonesia melalui internet dan media massa memiliki dampak positif dan negatif. Di satu sisi, ada kalanya, budaya asing itu menggerus budaya asli Indonesia.

Contohnya, mengenakan busana batik atau kopiah merupakan budaya asli Indonesia, atau juga lagu dangdut adalah musik khas Indonesia, namun sebagian orang menganggapnya sebagai selera kampungan dan sudah ketinggalan zaman.

Baca juga:

  • Contoh Toleransi Antar Umat Beragama dalam Kehidupan Sehari-hari
  • 9 Faktor Pendorong Perubahan Sosial: Budaya Lain hingga Toleransi

Baca juga artikel terkait TOLERANSI atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/hdi)


Penulis: Abdul Hadi
Penyelia: Yantina Debora

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Bola.com, Jakarta - Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok. Untuk menghadirkan perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap toleransi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi berasal dari kata 'toleran' yang artinya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin, 'tolerare' yang artinya sabar dan menahan diri. Sedangkan secara terminologi, toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada antarsesama manusia yang bertentangan dengan diri sendiri.

Berdasarkan arti secara bahasa, toleransi dapat dimaknai sebagai kemampuan setiap orang untuk bersabar dan menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengannya.

Dalam kehidupan sehari-hari toleransi biasanya dikaitkan dengan perbedaan agama atau kepercayaan. Namun, toleransi bisa juga dihubungkan dengan perbedaan lainnya, seperti suku, ras, hingga warna kulit.

Dengan adanya sikap toleransi, konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok tidak akan terjadi. Banyak orang menyebut toleransi sebagai kunci utama perdamaian yang patut dijaga.

Hal tersebut penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam, mulai keyakian, suku, ras, hingga warna kulit.

Berikut ini kumpulan contoh sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dipraktikkan, seperti dilansir dari laman zonareferensi.com, Kamis (12/8/2021).

Seiring dengan bertambahnya pengalaman hidup, kita akan sering ketemu orang-orang dengan berbagai karakter, sifat dan prinsip. Bahkan di lingkup teman-teman kita pasti punya perbedaan dari segi sudut pandang, prinsip, ide maupun latar belajang. Hal ini juga dikarenakan semakin dewasa seseorang, semakin terlihat prinsip mana yang sesuai dalam mengejar mimpi mereka. Apalagi sebagai warga negara Indonesia, kita pasti sudah terbiasa hidup dalam perbedaan. Berbeda bukan berarti nggak bisa bersatu kan?

Tumbuh di tengah perbedaan membiasakan diri kita untuk saling toleransi. Ada data menarik nih dari IDN Research Institute mengenai perilaku toleransi di kalangan milenial Indonesia. Anak muda Indonesia lebih optimis dalam memelihara toleransi terhadap sesama, dan cenderung punya satu visi dan misi yang sama untuk kejar mimpi membangun persatuan Indonesia. Mereka dapat mendengarkan dan menerima perbedaan pendapat atau ide teman walaupun beberapa ada yang tidak setuju.

Dari sini bisa kita simpulkan, perbedaan suatu hal yang biasa dan bisa berjalan harmonis bila adanya rasa toleransi sosial. Rasa memahami seseorang atau kelompok mayoritas dan minoritas untuk saling menghormati dan menghargai. Ini langkah yang bisa kamu lakukan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

1. Berteman dengan Semua Orang

Di usia produktif menjadi masa dimana mencari teman sebanyak-banyaknya. Di momen ini pula kita akan bertemu orang dengan latar belakang yang berbeda. Tapi keragaman bukan menjadi masalah kalau kita tulus dan komitmen untuk menghargai pendapat mereka ya.

2. Tidak Memotong Pembicaraan Orang

Sadar atau nggak, orang Indonesia itu senang banget untuk berdialog dan berdiskusi, apalagi mengutarakan pendapat. Tapi kadang ada kebiasaan buruk berbicara dalam forum yang suka dilakukan yaitu memotong pembicaraan orang lain, padahal apa yang disampaikan belum selesai terucap. Kalau lagi di tengah obrolan, yuk coba biasakan mendengar pembicaraan orang hingga selesai ya. Kita jadi lebih tahu apa yang sebenarnya disampaikan dan orang juga akan berbalik respect dengan kita.

3. Mengutarakan apresiasi dan kritik yang sewajarnya

Pro dan kontra dalam sebuah diskusi itu wajar kok. Kita pun juga bebas mengutarakan pendapat kita atau kritik yang mau disampaikan. Tinggal bagaimana cara kita menyampaikan pendapat tanpa menghakimi lawan bicara kita. Mulai lah dengan apresiasi atas pendapat yang sudah diutarakan oleh lawan bicara, kemudian baru sampaikan pendapat dan masukkan dengan tutur kata yang baik. Kamu pun juga harus mau menerima kritikan yang ada. Intinya sama-sama saling menerima. Dengan ,enjaga kenyamanan hati orang lain akan membawa ketenteraman dalam hidup kita dan terhindar dari konflik yang nggak perlu.

4. Kurangi menilai seseorang tanpa mengenalnya lebih dulu

Setiap orang berhak menilai sesuatu dan nggak ada yang melarang untuk berpendapat. Namun, seringkali kita langsung membuat kesimpulan pada tindakan seseorang dan dihubungkan pada beragam faktor, salah satunya ras atau suku orang tersebut. Padahal, belum tentu ras atau suku tersebut berkaitan dengan sikap orang yang kamu nilai, bisa jadi ada faktor lain yang mempengaruhinya. Tindakan-tindakan sepele semacam ini kadang secara nggak sadar kita lakuin. Yuk coba melihat orang dari segala sudut pandang dan mencoba untuk memahami perilaku mereka.

Perbedaan memang nggak bisa dihindari, terlebih kita yang hidup di Indonesia dengan berbagai suku, ras dan agama. Membangun dan meningkatkan rasa toleransi sudah menjadi hal yang harus dibiasakan. Supaya kita sebagai generasi penerus bangsa ini bisa memberikan kontribusi positif buat Bangsa Indonesia dan mendukung #KejarMimpi Indonesia yang berkualitas!