Sebutkan 5 hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih Bahan Kimia

Mengingat bahwa sering terjadi kebakaran, ledakan, atau bocornya bahan-bahan kimia beracun dalam gudang, maka dalam penyimpanan bahan-bahan kimia perlu diperhatikan faktor sebagai berikut:

  • Interaksi bahan kimia dengan wadahnya. Bahan kimia dapat berinteraksi dengan wadahnya dan dapat mengakibatkan kebocoran.
  • Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracun.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas , beberapa syarat penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut:

Penyimpanan Bahan Kimia

Ikuti panduan umum ini saat menyimpan bahan kimia dan peralatan bahan kimia:

  1.  Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.
  2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
  3. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika wadah rusak. Tindakan pencegahan ini utamanya penting di kawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi cuaca ekstrem lainnya.
  4. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari. Jika terdapat sprinkler, jaga jarak bebas minimal 18 inci dari kepala sprinkler.
  5.  Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).
  6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
  7. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan.
  8. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventaris.
  9. Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan.
  10. Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.
  11. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar yang disetujui.
  12. Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari langsung.
  13. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad. Lihat Gambar di bawah ini untuk mendapatkan gambaran metode pengodean warna untuk penyusunan bahan kimia.
  14. Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai.
  15. Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya di atas kepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan. Kaji tanggung jawab ini minimal setiap tahun

Wadah dan Peralatan

Ikuti panduan khusus di bawah ini tentang wadah dan peralatan yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia.

  1. Gunakan perangkat pengaman sekunder, seperti wadah pengaman (overpack), untuk menampung bahan jika wadah utama pecah atau bocor.
  2. Gunakan baki penyimpanan yang tahan korosi sebagai perangkat pengaman sekunder untuk tumpahan, kebocoran, tetesan, atau cucuran. Wadah polipropilena sesuai untuk sebagian besar tujuan penyimpanan.
  3. Sediakan lemari berventilasi di bawah tudung asap kimia untuk menyimpan bahan berbahaya.
  4. Segel wadah untuk meminimalkan terlepasnya uap yang korosif, mudah terbakar, atau beracun.

Penyimpanan Cairan yang Mudah Terbakar dan Gampang Menyala

Cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala di laboratorium hanya boleh tersedia dalam jumlah terbatas. Jumlah yang diperbolehkan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk:

  1. Konstruksi laboratorium;
  2. Jumlah zona api dalam gedung;
  3. Tingkat lantai tempat laboratorium berlokasi;
  4. Sistem pelindungan api yang dibangun dalam laboratorium;
  5. Adanya lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar atau kaleng keselamatan; dan jenis laboratorium (yaitu, pendidikan atau penelitian dan pengembangan).

Ikuti panduan ini untuk menyimpan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala:

  1. Jika tempatnya memungkinkan, simpan cairan yang gampang menyala dalam lemari penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
  2. Simpan cairan gampang menyala di dalam wadah aslinya (atau wadah lain yang disetujui) atau dalam kaleng keselamatan. Jika memungkinkan, simpan cairan yang mudah terbakar yang berjumlah lebih dari 1 L dalam kaleng keselamatan.
  3. Simpan 55 galon (~208-L) drum cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dalam ruang penyimpanan khusus untuk cairan yang mudah terbakar.
  4. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari bahan oksidasi kuat, seperti asam nitrat atau kromat, permanganat, klorat, perklorat, dan peroksida.
  5. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari sumber penyulutan. Ingat bahwa banyak uap yang mudah terbakar lebih berat dibandingkan udara dan dapat menuju ke sumber penyulutan.

Penyimpanan Zat yang Sangat Reaktif

Periksa undang-undang gedung dan kebakaran internasional, regional, atau lokal untuk menentukan jumlah maksimal bahan kimia yang sangat reaktif yang dapat disimpan di dalam laboratorium. Ikuti panduan umum di bawah ini saat menyimpan zat yang sangat reaktif.

  1. Pertimbangkan persyaratan penyimpanan setiap bahan kimia yang sangat reaktif sebelum membawanya ke dalam laboratorium.
  2. Baca MSDS atau literatur lainnya dalam mengambil keputusan tentang penyimpanan bahan kimia yang sangat reaktif.
  3. Bawa bahan sejumlah yang diperlukan ke dalam laboratorium untuk tujuan jangka pendek (hingga persediaan 6 bulan, tergantung pada bahannya).
  4. Pastikan memberi label, tanggal, dan mencatat dalam inventaris semua bahan yang sangat reaktif segera setelah bahan diterima. Lihat Tanda pada Toolkit yang disertakan untuk mengetahui contoh label untuk zat yang sangat reaktif.
  5. Jangan membuka wadah bahan yang sangat reaktif yang telah melebihi tanggal kedaluwarsanya. Hubungi koordinator limbah berbahaya di lembaga Anda untuk mendapatkan instruksi khusus.
  6. Jangan membuka peroksida organik cair atau pembentuk peroksida jika ada kristal atau endapan. Hubungi CSSO Anda untuk mendapatkan instruksi khusus.
  7. Untuk masing-masing bahan kimia yang sangat reaktif, tentukan tanggal pengkajian untuk mengevaluasi kembali kebutuhan dan kondisi dan untuk membuang (atau mendaur ulang) bahan yang terurai dari waktu ke waktu.
  8. Pisahkan bahan berikut: agen pengoksidasi dengan agen pereduksi dan bahan mudah terbakar;
    • Bahan reduksi kuat dengan substrat yang mudah direduksi
    • Senyawa piroforik dengan bahan yang mudah terbakar
    • Asam perklorik dengan bahan reduksi.
  9. Simpan cairan yang sangat reaktif di baki yang cukup besar untuk menampung isi botol.
  10. Simpan botol asam perklorik dalam baki kaca atau keramik.
  11. Jauhkan bahan yang dapat diubah menjadi peroksida dari panas dan cahaya.
  12. Simpan bahan yang bereaksi aktif dengan air sejauh mungkin dari kemungkinan kontak dengan air.
  13. Simpan bahan yang tidak stabil karena panas dalam lemari es. Gunakan lemari es dengan fitur keselamatan ini:
    • Semua kontrol yang menghasilkan percikan di bagian luar
    • Pintu terkunci magnetik
    • Alarm yang memperingatkan jika suhu terlalu tinggi
    • Suplai daya cadangan.
  14. Simpan peroksida organik cair pada suhu terendah yang mungkin sesuai dengan daya larut atau titik beku. Peroksida cair sangat sensitif selama perubahan fase. Ikuti panduan pabrik untuk penyimpanan bahan yang sangat berbahaya ini.
  15. Lakukan inspeksi dan uji bahan kimia pembentuk peroksida secara periodik dan beri bahan label akuisisi dan tanggal kedaluwarsa. Buang bahan kimia yang kedaluwarsa.
  16. Simpan bahan yang sangat sensitif atau simpan lebih banyak bahan eksplosif dalam kotak anti ledakan.
  17. Batasi akses ke fasilitas penyimpanan.

Penyimpanan Bahan yang Sangat Beracun

Lakukan tindakan pencegahan berikut saat menyimpan karsinogen, toksin reproduktif, dan bahan kimia dengan tingkat toksisitas akut tinggi.

  1. Simpan bahan kimia yang diketahui sangat beracun dalam penyimpanan berventilasi dalam perangkat pengaman sekunder yang resisten secara kimia dan anti pecah.
  2. Jaga jumlah bahan pada tingkat kerja minimal.
  3. Beri label area penyimpanan dengan tanda peringatan yang sesuai.
  4. Batasi akses ke area penyimpanan.
  5. Pelihara inventaris untuk semua bahan kimia yang sangat beracun

81 Direktorat Pembin aan SMK 2013 g. Faktor-faktor keselamatan atau peralatan yang harus diperhatikan dan proses atau prosedur pembersihan h. Standar bersih yang harus dicapai SA N IT AS I, H Y G IE N E D AN K ES EL AM A TA N K ER JA a. Menyediakan lingkungan kerja yang bersih baik bagi karyawan maupun pelanggan sehingga : 1 Dapat memberi image baik bagi pelanggan merupakan unsur pokok promosi; 2 Menarik minat pelanggan untuk datang kembali; 3 Meningkatkan gairah kerja dan citra karyawan yang bekerja di tempat tersebut; 4 Melindungi karyawan dan pelanggan dari faktor-faktor lingkungan kerja yang merugikan kesehatan fisik dan mental; 5 Mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular. b. Mencegah terjadinya kecelakan dan penyakit akibat kerja. c. Menjamin keselamatan kerja karyawan. Untuk melakukan pembersihan dan pensanitasian kita perlu memilih berbagai bahan pembersih dan bahan saniter yang cocok digunakan sesuai dengan fungsi dan aspek efisiensinya.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan Bahan Kimia

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan kimia pembersih atau saniter antara lain: a. Jenis bahan yang akan dibersihkan, apakah berasal dari gelas, logam, kayu, plastic, kulit, karet atau bahan lainnya. b. Jenis kotoran dan noda yang akan dibersihkan. c. Jenis bahan pembersih yang akan digunakan. d. Efektifitas bahan kimia pembersihsaniter. e. Harga bahan pembersihsaniter. f. Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan. g. Ketersediaan bahan kimia pembersihsaniter. Untuk menghindari berkembangbiaknya bakteri pathogen pada makanan, salah satu cara mengatasinya adalah manjaga kebersihan dapur dan alat-alatnya semaksimal mungkin. Hal ini dapat dimungkinkan dengan membuat jadwal pembersihan secara teratur.

5. Jadwal Pembersihan

Faktor lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah masalah jadwal kerja. Jadwal pembersihan sebaiknya mengandung informasi berikut: a. Nama ruang atau alat yang akan dibersihkan b. Langkah-langkah yang diperlukan untuk pembersihan harian c. Langkah-langkah yang diperlukan untuk pembersihan mingguan d. Nama petugas yang mengerjakan pekerjaan e. Lamanya pekerjaan atau jadwal giliran pekerjaan yang harus dilakukan f. Bahan pembersih dan peralatan yang cocok untuk mengerjakan pekerjaan 82 Direktorat Pembin aan SMK 2013 SA N IT AS I, H Y G IE N E D AN K ES EL AM A TA N K ER JA i. Nama supervisor yang akan memeriksa standar bersih setelah proses pembersihan dan pensanitasian selesai dilakukan. j. Hasil pemeriksaan proses pembersihan atau hasil kerja pembersihan sudah dicapai atau belum.

6. Fungsi Jadwal Pembersihan dan Sanitasi

Fungsi penyusunan jadwal pembersihan dan sanitasi adalah untuk: a. Mengoptimumkan produktivitas pekerja. b. Membuat peta tugaspekerjaan dan tanggung jawab. c. Petunjuk bagi pekerja dalam melakukan pekerjaan. d. Mempermudah proses pengendalian dan penelusuran pekerjaan. Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Tempat Kerja NAMA BAHAN PROSEDUR PERAWATAN Lantai akostik Bersihkan debu dan kotoran dengan vaccum atau sapu. Gunakan penghapus karet untuk menghilangkan semua coretan, dan kapur untuk menutupi noda. Bersihkan lantai dengan menggunakan pembersih lunak. Hati-hati agar air yang digunakan tidak berlebihan dan gunakan sponge lembut agar tidak merusak lantai lantai baret. Akhiri pembersihan dengan menggunakan saniter. Aluminium Cuci dengan larutan detergen sedang, jangan gunakan bahan alkali yang dapat membuat kusam aluminium. Bahan abrasif yang halus dapat digunakan secara berkala, gosok dalam satu arah tidak melingkar. Gunakan saniter untuk mengurangi bakteri pathogen. Bambu dan rotan Cuci dengan larutan detergen, bilas dengan air bersih, keringkan. Kuningan Gunakan pembersih kuningan bersifat asam dan kilapkan. Cuci pernis kuningan dengan larutan detergen, bilas dan gosok kering. Karpet Bersihkan karpet dengan menggunakan pembersih vaccum dengan uap air secara teratur. Seluruh proses pembersihan dapat disempurnakan dengan pembersih berbentuk butiran, shampo atau ekstraksi bahan kimia dengan residu kering agar kotoran tidak menempel kembali. Lantai Kerarmik 1 Bersihkan lantai dengan bahan pembersih secara menyeluruh setiap hari. 2 Gunakan air panas dengan sabun atau detergen netral, kerjakan dengan sponge, sapu mesin atau sikat, 83 83 Direktorat Pembin aan SMK 2013 SA N IT AS I, H Y G IE N E D AN K ES EL AM A TA N K ER JA tergantung pada nodanya. Keringkan sesegera mungkin setelah penggunaan air panas dan bahan pembersih. Kegiatan dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan mesin. 3 Jaga lantai agar tetap kering dan bersih. 4 Ambil sisa bahan makanan, atau kotoran lainnya yang jatuh di lantai, tempatkan ke tempat sampah yang tersedia. Krom Gunakan lap yang telah dibasahi larutan detergen, kilapkan dengan bahan pengkilap furniture dengan menggunakan kain kering. Gelaskaca Cuci dengan pembersih kaca khusus bersifat konsentrat yang dilarutkan dalam air bersih, gunakan sikat pencuci jendela atau kain kering, keringkan dengan bahan yang tidak meninggalkan serpihan chamois. Kulit dan furniture Cuci dengan sabun netral. Keringkan dengan lap kering. Gunakan “conditioner” kulit untuk mencegah kering dan kulit pecahrontok. Porcelain Gunakan detergen alkali. Jangan gunakan asam yang akan melarutkan permukaan porselin dan menimbulkan noda pada porselin. Stainless Steel Cuci dengan larutan sabun atau detergen. Keringkan dengan kain lembut. Kilapkan dengan pengkilap furniture. Vinil Gunakan larutan detergen netral, bilas dan keringkan dengan vaccum basah. Kayu Gunakan mopping penutup lantai, karena lantai kayu harus di tutup jika akan dirawat. Kilapkan dengan pengkilap lantai. Hindari penggunaan larutan detergen kuat, selalu keringkan air sesegera mungkin karena akan membuat noda pada lantai kayu. Dinding 1 Bersihkan tembok dengan bahan pembersih dan saniter di akhir proses kerja. Lakukan proses pembersihan menyeluruh sesuai jadwal yang telah ditentukan. 2 Jangan gunakan tembok untuk tempat gantungan obat, alat maupun telenan. 3 Gunakan saniter untuk membuat dinding lebih higyene. Ventilasi 1 Buatlah ventilasi kira-kira 40 dari luas tembok. 2 Pasanglah kawat kasa untuk mencegah serangga masuk, dan dapur mudah dibersihkan secara teratur. Plavonlangit- langit 1 Plafon dibuat cukup tinggi sehingga ruangan terasa nyaman untuk bekerja. 84 84 Direktorat Pembin aan SMK 2013 SA N IT AS I, H Y G IE N E D AN K ES EL AM A TA N K ER JA 2 Bersihkan plafon, cerobong asap, lampu dan lain-lain secara rutin. Drainasesaluran air limbah 1 Bersihkan saluran air limbah dan jangan biarkan lemak menyumbat saluran bak kontrol. Bersihkan bak control secara teratur. 2 Apabila saluran air limbah berbentuk selokan yang tertutup jeruji besi, maka bersihkan dinding selokan dengan bahan pembersih secara rutin.

7. Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Peralatan