Sebutkan 5 faktor penghambat dan 5 faktor pendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

tirto.id - Persatuan Indonesia merupakan salah satu sila Pancasila, prinsip dan ideologi bangsa Indonesia. Setiap warga negara bertugas untuk mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia agar tercapai Indonesia yang damai, utuh, dan bersatu erat. Berikut ini faktor-faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan Indonesia.

Secara sederhana, persatuan artinya adalah gabungan (ikatan, kumpulan) dari beberapa bagian hingga menjadi kesatuan yang utuh.

Makna persatuan yang lain adalah disatukannya beberapa unsur dan corak ke dalam suatu kebulatan yang utuh.

Sementara itu, apabila dikaitkan dengan persatuan dan kesatuan Indonesia, maknanya adalah bersatunya masyarakat yang menghuni wilayah Nusantara dari Sabang sampai Merauke.

Persatuan bangsa Indonesia berasal dari kesadaran diri dan sikap nasionalisme seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali.

Seluruh masyarakat Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk membina persatuan bangsa agar tercipta negara yang merdeka, adil, dan berdaulat.

Apabila persatuan bangsa Indonesia telah berhasil dibina, lahirlah kesatuan Indonesia yang dapat mewujudkan NKRI aman, jaya, dan sentosa.

Dikutip dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2017) yang ditulis Yusnawan Lubis dan Mohamad Sodeli, berikut ini merupakan faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Baca juga:

  • Penjelasan Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa
  • Manfaat Persatuan dan Kesatuan Bagi Bangsa Indonesia serta NKRI

Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

Masyarakat di suatu negara merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan.

Persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia juga berperan penting untuk keberhasilan pembangunan Indonesia.

Selain sebagai pendorong keberhasilan pembangunan bangsa, persatuan dan kesatuan masyarakat akan meningkatkan harga diri bangsa Indonesia di hadapan negara lain.

Hal ini dikarenakan negara lain tidak akan mudah mencampuri urusan negara, memecah-belah, atau bahkan kembali menjajah bangsa Indonesia jika seluruh elemen masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuannya.

Hal yang patut kita hindari untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah menghindarkan diri dari hal yang dapat membuat perpecahan bangsa, seperti merendahkan suku lain (yang berbeda dengan suku kita) dan menganggap suatu golongan atau ras lebih superior dibandingkan yang lain.

Ada tiga faktor penting pendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia:

  1. Sumpah Pemuda
  2. Pancasila
  3. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Ketiga faktor tersebut dapat mempersatukan keanekaragaman yang mewarnai kehidupan bangsa Indonesia.

Perbedaan suku bangsa, ras, agama dan bahasa dapat disatukan dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam ketiga faktor tersebut.

Baca juga: Ridwan Saidi: Hoax Menghantui Persatuan dan Kesatuan Bangsa!

Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan syarat mutlak pendukung kemajuan negara Indonesia.

Akan tetapi kenyataannya, konflik internal seperti kerusuhan antar pendukung klub sepakbola, seteru antarumat beragama, hingga konflik antarsuku masih sering terjadi.

Peristiwa-peristiwa tersebut apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan rusaknya persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain hal yang telah disebutkan di atas, berikut ini faktor-faktor penghambat persatuan dan kesatuan bangsa.

1. Kebinekaan atau keberagaman pada masyarakat Indonesia dapat menjadi penghambat persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak diiringi dengan sikap saling menghargai dan menghormati.

Terlebih, jika hal itu juga diiringi dengan sikap intoleransi terkait keberagaman dan perbedaan tersebut sehingga memunculkan ketidaksepahaman satu sama lain.

2. Geografis Indonesia yang terdiri dari wilayah kepulauan memiliki karakteristik berbeda-beda.

Kondisi ini dapat memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa apabila terjadi ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan.

3. Munculnya etnosentrisme yang merupakan sikap menonjolkan kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

4. Melemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, secara tidak langsung dapat mengakibatkan kehilangan identitas bangsa.

5. Pembangunan yang tidak merata karena proses pembangunan yang terpusat di wilayah tertentu dapat menimbulkan kesenjangan dalam berbagai bidang.

Baca juga:

  • Gus Yahya: Pesan Bhinneka Tunggal Ika Tertuang dalam Resolusi CDI
  • Makna Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika
  • Diskusi Merajut Kebhinnekaan

Baca juga artikel terkait PERSATUAN DAN KESATUAN atau tulisan menarik lainnya Risa Fajar Kusuma
(tirto.id - rif/hdi)


Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Abdul Hadi
Kontributor: Risa Fajar Kusuma

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Faktor penghambat dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia satu diantaranya adalah masuknya budaya asing akibat globalisasi dan modernisasi.

Lalu, mengapa persatuan dan kesatuan sangat penting bagi bangsa Indonesia? Arti pentingnya persatuan memang tidak lepas dari perjuangan kemerdekaan yang sudah dicapai bangsa Indonesia. Dengan hal itu, Indonesia tidak akan terombang-ambing dan memiliki keteguhan untuk hidup bersama.

Selain itu, arti pentingnya persatuan bagi bangsa Indonesia adalah untuk mengindari konflik serta perpecahan antargolongan masyarakat. Hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai macam kebudayaan.

Persatuan dan kesatuan terpatri jelas dalam sila ke-3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Persatuan Indonesia dalam Pancasila berarti bahwa Bangsa Indonesia tidak boleh terpecah dan harus terus bersatu.

Baca Juga: Alat Pemersatu Bangsa, Makna dan Penjelasannya

Semangat persatuan dan kesatuan, wajib dimiliki setiap warga negara untuk mewujukan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Indonesia 1945 alinea keempat yang berbunyi, “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan, Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan Mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Sebutkan 5 faktor penghambat dan 5 faktor pendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

Berikut ini, 5 faktor penghambat dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia:

Keberagaman pada masyarakat Indonesia

Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk karena masyarakatnya terdiri dari kelompok-kelompok dengan ciri khas kesukuan yang memiliki beragam budaya dengan latar belakang suku yang berbeda.

Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis suku bangsa, namun terlihat juga dari beragamnya agama yang dianut penduduk. Suasana kehidupan beragama yang harmonis di lingkungan masyarakat heterogen dengan berbagai latar belakang agama terbangun karena toleransi yang saling menghargai perbedaan.

Keragaman ini diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai macam persoalan seperti yang ini dihadapi bangsa ini. Seperti konflik karena isu sosial, kekerasan atas dasar agama, separatisme, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghargai hakhak orang lain adalah bentuk nyata dari multikulturalisme itu.

Faktor geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan

Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, 2/3 wilayahnya merupakan wilayah lautan.

Sebagai negara kepulauan yang utuh sesuai dengan BAB IV UNCLOS 1982 atau ketetapan Konvensi Hukum Laut PBB, dengan luas laut yang begitu besar terdiri dari luas perairan nusantara 3,1 juta km2 ditambah dengan luas kawasan Zone Ekonomi Eksklusif seluas 2,7 juta km2 (RI, 2003), sehingga luas total perairannya menjadi sekitar 5,8 km2. Memiliki panjang garis pantai kurang lebih sekitar 81.000 km, serta gugusan pulau sebanyak 17.508 pulau.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisahpisah. Keadaan ini menghambat hubungan antar masyarakat dari pulau yang berbeda-beda.

Dengan ribuan pulau, tentu tercipta secara alami kebaragaman bahasa, budaya, makanan, dan berbagai tradisi masyarakat.

Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing sehingga membuat kebudayaan menjadi sangat beragam antar pulau-pulau di Indonesia.

Merebaknya paham kesukuan atau etnosentrisme

Paham kesukuan yang menganggap suku dan golongannya sebagai yang paling unggul, membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak, terpolarisasi dan dibenturkan satu sama lain. Akhirnya muncul pula narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dan tidak percaya kepada berbagai upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat.

Etnosentrisme yang berlebihan, akan berlanjut dengan tindakan separatisme. Separatisme, bertujuan untuk memisahkan diri dari NKRI juga marak dilakukan. Aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya.

Diperlukan kesatuan pandangan dan persepsi untuk mensinergikan keselarasan dalam tindakan, kebijakan dan rencana aksi yang utuh agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.

Selama masa Orde Baru, negara memaksa orang Indonesia untuk berbicara mengenai adat provinsi, bukan adat dari etnis group. Pemaksaan ini didukung oleh warisan kolonial dan ini juga instrumental dalam upaya-upaya negara menekan diskusi mengenai etnisitas, agama, ras, dan antar golongan.

Adat ini sudah mengatur masyarakat Indonesia jauh sebelum Indonesia sebagai suatu negara-bangsa lahir. Adat dalam hal ini digunakan meliputi norma-norma terkait keluarga, hidup, metode menyelesaikan masalah, dan hak atas sumber daya alam. Adat itu tidak sama dengan kelompok minoritas di Indonesia.

Terkait pluralisme di Indonesia, dipengaruhi oleh tradisi kolonial mengenai hubungan kelas yang berakar pada ras, keyakinan dan praktik yang berbeda.

Pembangunan nasional yang tidak merata

Pembangunan nasional yang tidak merata, mengakibatkan ketimpangan sosila yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ketimpangan sosial adalah suatu keadaan yang menunjukkan ketidakseimbang di masyarakat yang mengakibatkan perbedaan yang mencolok terutama berkaitan dengan perbedaan penghasilan yang sangat tinggi antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah.

Bagaimanakah ketimpangan sosial dari faktor ekonomi dapat terjadi? Karena adanya perbedaan batas kemampuan finansial dan status sosial di antara masyarakat yang hidup di sebuah lingkungan tertentu.

Ketimpangan sosial bertolak belakang dengan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi “Keadilan Sosial bagiSeluruh Rakyat Indonesia.” Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia berarti seluruh masyarakat Indonesia harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi individu yang memiliki akses ke faktor-faktor ekonomi dengan prinsip kesetaraan, akses pendidikan yang memadai, dan terutama penghidupan yang layak bagi masyarakat.

Baca Juga: Cara Bangsa Indonesia Dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan

Masuknya budaya asing yang mengikis nilai asli budaya Indonesia

Modernisasi dan globalisasi membuat masyarakat yang beragam atau heterogen menjadi seragam atau homogen dengan nilai-nilai dan norma-norma setara. Keseragaman, dibentuk oleh modernisasi dan globalisasi secara alkulturasi nilai-nilai budaya Barat dengan budaya Timur melalui teknologi dan komersial. Perlahan namun pasti, nilai-nilai budaya Timur akan teralihkan dengan budaya Barat melalui modernitas dan globalisasi.

Modernisasi merujuk pada sebuah transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih berkembang, maju, dan makmur.

Modernisasi tidak sekedar menyangkut aspek material saja, melainkan juga aspek immaterial seperti pola pikir, tingkah laku, dan lain sebagainya.

Globalisasi mempengaruhi seluruh aspek penting kehidupan, termasuk sosial budaya. Perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dari jaringan kawat telegram dan telepon yang menghubungan berbagai kota antar negara, sampai teknologi Internet yang diakses menggunakan komputer.

Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui Internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.

Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidup individualisme yang menjadi faktor penghambat dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.