Organisasi Silat/Bela Diri TUJUAN yang disertai harapan-harapan luhur bagi terbentuknya sebuah pelestarian nilai-nilai budaya nusantara sangat lah di perlukan, seperti laju perkembangan salah satu olah raga yang mengandung banyak nilai-nilai budaya bangsa. Ditengah keaneka ragaman yang kita temui, Negara kita juga kaya akan keaneka ragaman baik hayati adat istiadat dan juga seni budaya. Salah satu yang ada di dalamnya adalah seni budaya pencak silat dengan berbagai keunikan di dalamnya. Sebagai contoh Indonesia tercatat menjadi akar kebudayaan ini dan diakui memiliki sejarah ilmu beladiri dan seni pencak yang lahir berabad-abad tahun lalu seperti Aliran Cimande, Silat Tuo, Silat Kumanggo, Silat Minang, Cikalong, Cikaret, Serak, Bandrong, Sitembak, Sipecut, dll. Dalam hal ini pencak silatlah tentunya yang menjadi sorotan utama jika kita akan membahas pentingnya sebuah pelestarian khususnya dalam konteks olah raga prestasi bagi generasi muda. Kita seharusnya patut bangga bahwasannya beladiri peninggalan nenek moyang kita pencak silat sudah mulai tumbuh dan menyebar di bagian belahan dunia di berbagai negara tetangga seperti: Singapura, Malaysia, jepang, Amerika, Belanda, dll, hampir di semua benua ada pencak silatnya dengan kata lain perkembangannya sudah sekian jauh dan berkembang sepeti yang di harapkan. Namun, lain hal fenomena yang kita hadapi di dalam negeri, dalam upaya mendukung kegiatan tersebut di tengah generasi muda sudah semakin sempit, apalagi sulitnya memasukan sebuah kurikulum olahraga pencak silat di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Tak ayal akibatnya bisa kita lihat, kejayaan Seni Budaya Pencak Silat yang dimiliki oleh Indonesia sudah semakin surut dan yang mempriatinkan yalah generasi muda sudah seakan kurang peduli terhadap asset Seni Budaya yang dimiliki oleh bangsanya sendiri. Ini sebuah kenyataan yang agak sulit diungkapkan karena bagai menepuk air di dulang, membuat kita terasa mengelus dada dan menarik nafas panjang. Akan tetapi, hal ini tidak bisa terus-menerus didiamkan tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. kita harus tidak segan untuk mengajak semua pihak yang terkait untuk berdialog bersama dan merenung bersama mengenai manfaat dari pentingnya sebuah pelestarian. Maka, Setiap jajaran Pencak Silat dan semua pihak yang terkait di luar itu termasuk dalam hal ini peran sekolah atau dunia pendidikan berkenan untuk turut ambil peran masing-masing untuk saling bekerjasama dan mendukung dan dilakukan secara terus menerus. Bahwasannya, Pecak Silat adalah bidang lain yang seharusnya juga mendapat kesempatan memposisikan dirinya dalam penanggulangan ini, di samping sebagai olah raga prestasi. Kini sudah saatnya sekolah memiliki pandangan lebih luas terhadap kegiatan kesenian-olahraga di sekolah dalam mata pelajaran intra dan ekstra. Sekolah juga seharusnya mempertimbangkan minat, bakat, hobi siswa yang sangat bervariasi dan diberi wadah mengikuti perkembangan jaman. Hobi adalah kompetensi yang memerlukan pengembangan yang memiliki hubungan ke arah profesi di kemudian hari. Sekolah dalam hubungan dengan kehidupan harus dapat memberikan respon, mempertimbangkan, serta bersedia untuk turut serta memperhatikan hal ini dalam jangka panjang ke depan dan sebelum itu perlu kiranya membahas peranan perguruan sebagai media sebagai transfer pengetahuan dalam pembinaan prestasi olah raga-Pencak Silat di sekolah. Paradigma Pencak Silat Apakah karena kurang paham tentang Seni Budaya Pencak Silat atau apa itu silat? Apakah karena merka memang sudah tidak perduli lagi terhadap budaya sendiri? Ini yang patut kita bahas bersama dalam sebuah pembicaraan meja bundar di sekolah antara Perguruan sebagai wakil dari misi pelestarian Seni Budaya Pencak Silat, pihak Sekolah (komite sekolah) dan juga orang tua murid atau masyarakat. Sekolah kadang-kadang terlalu cepat mengambil kebijakan yang memang di rasa kurang bijak yang di pegaruhi oleh figure birokrasi di dalamnya. Sekolah dengan senang hati menganggap dirinya mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Termasuk melayani politik kekuasaan yang dipresentasikan melalui jargon yang merasuk ke dalam sekolah. Seperti halnya memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat menjadi wacana yang membuat semangat bertanding yang melahirkan atletik mengangkat prestise Sekolah. Lambat laun, hal itu kemudian itu memasuki kebijakan pengembangan potensi bagi siswa-siswa di sekolah dengan anggaran yang tidak sebanding dengan pengembangan kesenian. Contoh nyata, pembangunan sarana olah raga lain yang jauh mengalahkan ketersediaan sarana berekspresi kesenian-budaya-olah raga (Pencak Silat). Bahkan terkadang lebih tragis, jika hal itu sampai juga mengalahkan kepentingan yang paling mendasar seperti perpustakaan. Disamping sebagai hobby, olah raga juga memiliki fungsi untuk kesehatan jiwa dan raga. Ada banyak jenis olah raga, dari yang bersifat kelompok maupun yang individual, yang bersifat permainan atau yang memiliki nilai seni, dari yang sangat aman hingga yang berbahaya. Pemilihan jenis olah raga tergantung selera, karakter, dan pertimbangan kita, seperti Pencak Silat. Hal itu karena olah raga yang satu ini dirasa dapat memberikan kebutuhan yang lebih daripada sekedar olah raga gerak badan saja. Namun, memiliki beberapa manfaat dibandingkan dengan jenis olah raga lainnya, ditinjau dari sudut fisik, mental, dan pengetahuan. Dari segi fisik, Pencak Silat melatih tidak saja otot-otot kita saja, tetapi juga organ dalam, darah, kulit, tulang, dll. Di dalam Pencak Silat, aspek kekuatan tidak hanya ditimbulkan dari kekuatan tenaga saja, tetapi juga menimbulkan kekuatan yang disebut tenaga ledakan. Di samping power, kita juga melatih stamina / daya tahan kita. Bila kita bicara mengenai olah raga secara umum, maka tidak bisa lepas membicarakan mengenai stamina ini. Di dalam Pencak Silat, kita melatih berbagai macam stamina yang tidak terdapat dalam jenis olah raga lainnya: 2. Stamina dari seluruh tubuh.Pencak Silat melibatkan seluruh bagian tubuh kita. Kebanyakan olah raga lain menitik beratkan pada salah satu atau beberapa bagian tubuh saja. Pelatihan termasuk kelenturan dan koordinasi gerak serta keseimbangan disamping nilai estetikanya. 3. Stamina dari metabolisme aerobic (oxygenic) dan anaerobic.Pencak Silat merupakan olah raga yang memiliki kombinasi metabolisme aerobic dan anaerobic. Tidak seperti dalam olah raga marathon yang 98% membutuhkan metabolisme aerobic. 4. Stamina terhadap kecepatan.Dalam peragaan serang bela dibutuhkan stamina kecepatan yang tinggi dan percepatan / impulse yang terkendali. 5. Stamina terhadap daya tahan pukulan.Hal yang specific untuk jenis olah raga bela diri, yang mana kita perlu juga melatih ketahanan terhadap pukulan dan bantingan. Disamping itu, Pencak Silat juga memiliki kelebihan dalam membina jiwa / mental kita, yang membedakannya dari jenis olah raga lainnya;1. Menambah kepercayaan diri.2. Disamping fisik juga melatih mental dan pikiran kita.3. Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi.4. Memupuk kegesitan dan kelincahan mental.5. Lebih menumbuhkan jiwa ksatria.6.Mempertebal kedisiplinan dan keuletan yang lebih tinggi karena sifat latihannya yang sulit dan lama. 7.Melatih kita untuk lebih banyak berpikir disamping hanya sekedar menggunakan otot belaka. Dari segi pengetahuan, kita juga akan lebih mengenal dan mengetahui bagian-bagian tubuh kita baik fungsi serta kelebihan dan kelemahannya. Dalam tingkat yang lebih tinggi, kita bisa merasakan adanya aliran energy melalui saluran energy (meridian) kita. Hal yang terakhir ini sangatlah membantu kita untuk mempelajari tenaga dalam dan meditasi. Disamping itu, dari segi pengetahuan kita juga lebih memahami hukum-hukum fisika mekanika yang dapat dirasakan secara langsung dalam aplikasi jurus-jurusnya. Dan bila kita berpikir mengenai teknik, maka juga tidak lepas dari konsep strategi, yang mana merupakan suatu konsep yang tidak terlepas dari mempelajari kejiwaan manusia beserta tingkah lakunya. Mempelajari lebih jauh lagi, kita akan mulai tertarik pada kefilsafatan. Pendek kata dapat disimpulkan bahwa berlatih Pencak Silat akan memberikan jalan untuk lebih maju setahap lagi dalam menjaga kesehatan kita. Mungkin tak terbayang memang jika sebenarnya pengembangan olah raga prestasi pada sebuah Sekolah dapat melahirkan kebijakan menjaring atlet pada tahun ajaran baru untuk memperkuat barisan atlet di sekolah. Di balik itu semua, ada kecenderungan untuk meraih publikasi yang luas melalui prestasi olah raga dan ini bisa menjadi ukuran keberhasilan sebuah sekolah. Berburu atau meminang calon atlet setiap tahun ajaran baru dilakukan untuk membela tanah air bernama sekolah diperlukan untuk event olah raga Porseni. Kontinuitas pembinaan olah raga prestasi di Sekolah muaranya akan melahirkan atlet pembela nama daerah, nama bangsa dan negara. Semangat sekolah semacam ini -tidak hanya dalam bidang olah raga -- membuat posisi kesenian ? dan pelestarian kebudayaan bangsa sekolah menjadi sebuah pertanyaan bagi kita. Apa itu Pencak Silat ? Beberapa waktu lalu, seperti yang pernah di muat oleh satu wartawan Surat kabar Kompas bahwa PENCAK silat merupakan seni bela diri produk Melayu yang keberadaannya patut untuk di lestarikan. Ketua Persilat (Persekutuan Silat Antar Bangsa), Eddie M Nalapraya mengakui hal itu. Ditegaskan salah satu program utama dari IPSI (Ikatan Pencak silat Seluruh Indonesia) adalah terus menerus memasyarakatkan Pencak Silat agar tak lagi dianggap sebagai seni bela diri yang ketinggalan jaman. Pencak Silat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka berarti, permain-an (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, mengelak, dan sebagainya. Silat diartikan sebagai olahraga (permainan) yang didasari ketangkasan menyerang dan membela diri, baik dengan atau tanpa senjata. Bersilat adalah bermain (atau berkelahi) dengan menggunakan ketangkasan menyerang dan mempertahankan diri. Sedangkan Pencak Silat bermakna, kepandaian bertarung dalam pertandingan (atau perkelahian) seni bela diri khas Indonesia. Menurut President IPSI (Ikatan Pencak Silat Indoneisa) mendefinnisikan Pencak Silat sebagai ketrampilan dan ilmu tentang pola gerak bertenaga yang efektif, indah dan menyehatkan tubuh, yang di jiwai budi pekerti luhur berdasar ketaqwaan kepada Tuhan YME, serta berujuan untuk membentuk ketahanan diri dan memupuk rasa tanggung jawab sosial. Dengan demikian pencak silat bukan ilmu atau keterampilan untuk berkelahi, melainkan suatu beladiri ?self defence? atau ?martial art?, merupakan suatu perpaduan yang luwes antar scien dan skill dalam bahasa Indonesia disebut kan bahwa pencak silat adalah Indonesia self defence art atau Indonesia martial art. Dalam arti sesungguhnya, disepakati ada empat aspek yang terkandung dalam Pencak Silat. Yaitu sarana pembinaan mental spiritual, bela diri, olahraga, dan seni yang tidak dapat di pisahkan. Seperti tercermin dalam lambang trisula, di mana ketiga ujungnya mencerminkan unsur seni, bela diri dan olahraga, sementara gagangnya diyakini melambangkan pembinaan mental spiritual. Sebagai seni, Pencak Silat merupakan wujud perilaku budaya suatu kelompok, yang di dalamnya terkandung unsur adat, tradisi, hingga filsafat. Hal itu menjadi penyebab perbedaan gerakan silat antara suatu daerah dengan daerah lainnya di Tanah Air ini. Demikian pula dengan jenis musik yang mengiringi gerakan-gerakan silat yang seperti tarian lemah gemulai tersebut. Sebagai olahraga, dalam perkembangannya Pencak Silat melangkah menjadi suatu jenis 'gerak-badan', senam atau jurus yang dapat dipertandingkan. Perkembangannya kian pesat, setelah disepakatinya suatu aturan pertandingan olahraga pencak silat, seperti kelas peserta, luas arena, dewan pendekar, dewan hakim, ketua pertandingan, dewan wasit dan juri, lamanya pertandingan setiap babaknya, seragam pertandingan dan sebagainya. Sebagai bela diri, pencak silat memang tumbuh berawal dari naluri manusia untuk melakukan pembelaan terhadap serangan fisik yang menghampirinya. Seseorang yang menguasai Pencak Silat (pendekar) diharapkan mampu melindungi diri dari setiap serangan, atau bahkan bisa mendahului menyerang untuk menghindari 'kerusakan' yang lebih besar. Seorang pendekar mampu mengembangkan daya tempurnya, sehingga dalam tempo singkat berhasil memenangkan pertarungan. Berarti, dia harus memiliki kemampuan mengatur siasat/strategi bertempur (bahasa Jawa, gelar), baik saat satu lawan satu, atau dikeroyok beberapa orang lawan. Sulit ditunjukkan secara eksplisit produk dari pembinaan mental spiritual tersebut, namun banyak aktivitas lain yang dihasilkan seperti, penyembuhan spiritual, serta demonstrasi tenaga dalam, yang merupakan wujud dari keberhasilan latihan olah batin. Disamping itu Sebagai seni budaya Bangsa yang berlandaskan Pancasila, Pencak Silat harus berlandaskan kepercayaan terhadap ?ke-Esaan Sang Pencipta. Secara kasat mata memang masih ada perbedaan, yakni di pencak silat didominasi gerakan mirip tarian, sementara pada bela diri yang lain dominan dengan gerakan keras sejak awal hingga selesai. Hal itu masih ditambah teriakan keras (di karate disebut kiai), yang di pencak silat tak begitu akrab dilakukan. Dalam setiap gerakan Pencak Silat (sebagai olahraga), unsur-unsur seni dan bela diri tentu harus tercermin. Sedangkan aspek pembinaan mental spiritual sudah terimplementasi di dalamnya. Misalnya, walau tak ada peraturan tertulis, namun seorang pesilat dilarang menyerang lawan yang sedang mengembangkan kaidah-kaidah perguruannya. Pengembangan Intrakurikuler melalui Muatan Lokal Apalagi dengan beraninya beberapa guru menyimpulkan bahwa kesenian telah dipinggirkan -sebuah bentuk marginalisasi yang kontraproduktif pengembangan nilai lokal. Tapi, betapa bangganya sekolah-sekolah telah menganggap dirinya bertanggung jawab terhadap pengembangan nilai lokal, padahal sikapnya kurang memiliki komitmen dalam pengembangan nilai lokal dalam wujud karya estetis. Benar, sekolah-sekolah di Bali dalam pengembangan muatan lokal memberi wadah dalam lomba mengarang, melukis, ketrampilan lokal, dll. Mungkin hal nya serupa dengan di Bali setidaknya Pencak Silat dapat pula di kembangkan melalui kurikulum tersebut pada system pendidikan kita. Jika memang hal itu terlalu resmi dan muluk ? muluk bias saja sebelumnya ada semacam masa penyeleksian terlebih dahulu sebelum pencak silat itu menapat posisi yang strategis di sekolah seperti melalui beberapa tahap yakni; Tahap Pra-formal; Dilakukan semacam uji coba kedalam pencak silat yang belum memenuhi standar teknis yaitu belum dapat memiliki sumber-sumber pendidikan (misalnya guru, prasarana, sarana pendidikan, dsb.) yang memadai untuk menyelenggarakan pelayanan pendidikan secara minimal. Untuk dapat mulai dikembangkan kemampuannya, melaui satuan-satuan pendidkan ini perlu dilengkapi fasilitas minimal ada pengenalan terlebih dahulu di lingkungan sekolah, yang mungkin saja melalui kalangan dewasa atau jajaran para guru dapat dinaikkan tahap berikutnya, yaitu Tahap Formalitas. Tahap Formalitas; Setelah melewati taham sebelunya di harapkan mereka sudah memiliki sumber-sumber pendidikan yang telah melakukan pengujian agar bias memberikan gambaran pentingnya olahraga pencak silat ini meski masih secara minimal. Dengan begitu Satuan-satuan pendidikan ini sudah mencapai standar teknis secara minimal, seperti dalam jumlah dan kualifikasi guru yang telah mengenal Silat, kualifikasi penyediaan sarana latihan, dan kualifikasi system yang akan di terapkan secara terpadu pada lingkungan Sekolah. Terhadap satuan-satuan pendidikan yang sudah mencapai standar minimal teknis ini, capacity building dilakukan melalui peningkatan kemampuan administratur (seperti kepala Sekolah) dan pelaksana pendidikan (seperti guru-guru, instruktur, tutor, dsb.) agar dapat melaksanakan pengelolaan pendidikan Pencak Silat di sekolah secara efisien serta dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Jika pengembangan kemampuan ini sudah berhasil dilakukan, maka satuan-satuan pendidikan ini dapat ditingkatkan tahap perkembangannya berikutnya, yaitu Tahap Transisional- dan Pengembangan. Menciptakan Generasi Muda Yang Berprestasi Padahal, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pembinaan olah raga prestasi juga terkadang hanya sibuk manakala menghadapi event Porda, PON saja, pembinaan yang serius tidak ditampakkan oleh pemerintah daerah. Belum lagi, penghargaan terhadap atlet berprestasi dan sudah mengharumkan Kabupatenpun masih terbatas dan sesaat. Usaha pemberdayaan generasi muda, meliputi pembinaan dan peningkatan partisipasi pemuda yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemuda sebagai insan pelopor penggerak pembangunan dan sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang untuk berperan serta dalam pembangunan. Usaha dalam bidang pelestarian olah raga seperti Pencak Silat prestasi, meliputi pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga pencak silat, pembinaan dan pemasyarakatan olah raga tersebut dan peningkatan sarana dan prasarana olah raganya. Tujuan pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga pencak silat prestasi, adalah untuk mengembangkan dan menyelaraskan berbagai kebijakan pembangunan olah raga, serta memperkuat kelembagaan olah raga pencak silat dan Tujuan pembinaan dan pemasyarakatan olah raga pencak silat prestasi adalah untuk meningkatkan budaya olah raga, kesehatan jasmani, mental dan rohani masyarakat dan anak didik mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga tinggi. Selain itu, untuk mendorong dan menggerakan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olah raga Pencak Silat sebagai kebutuhan hidup, meningkatkan kegiatan olah raga termasuk olah raga masyarakat dan olah raga tradisional, meningkatkan upaya pemanduan bakat dan pembibitan olah raga Pencak Silat sejak dini usia, serta mendukung upaya pencapaian prestasi olah raga. Sedangkan tujuan peningkatan sarana dan prasarana olah raga Pencak Silat adalah untuk menyediakan, mengadakan, dan membangun sarana dan prasarana olah raga pencak silat untuk mendukung kegiatan pembinaan dan pengembangan olah raga, serta pencapaian prestasi olah raga Pencak Silat. Penutup 1. Persepsi Kepala Sekolah Sebagai dari inisiatif ini, peranserta guru dan siswa dalam manajemen sekolah meningkat. Kepala sekolah memperkenalkan gaya baru manajemen sosial untuk mengenalkan pencak silat kepada guru dan orang tua. Ia membentuk panitia yang melibatkan semua pemegang peranan dalam proses pengembangan olah raga dan pencak silat sekolah. Disamping unsur diatas Kepala Kekolah juga dapat menjalin hubungan yang baik antara Sekolah dan perguran. Ada hal penting yang telah dapat di pelajari dari pelatihan Pencak Silat tersebut adalah: agar tidak terjadi simpang siuran wewenang antara pihak perguruan dan sekolah terkait pelaksanaan kegiatan tersebut, dalam hal ini perguruan di harapkan mengikuti jadwal dan peraturan atau kebijakan sesuai yang di tentukan oleh sekolah yang tujuannya agar pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. 2. Perubahan Yang Dibuat a. Fasilitas/ Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah Salah satu contoh pada ekstrakulikuler Pencak Silat penyediaan sarana olah raga sangatlah mendukung untuk dapat mencapai target yang di inginkan serta meminimalisasi kecelakaan yang mungkin timbul, seperti adanya matras dan body protector yang di berlukan pada saat berlatih. Sebagai hasilnya, mereka lebih antusias terhadap pekerjaan dan bekerjasama dengan guru dan orang tua siswa lebih efektif. b. Kepala Sekolah c. Guru d. Siswa e. Hubungan dengan Masyarakat Hal lain, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Sekolah dapat terlihat ketika seorang siswa ketinggalan uang sakunya untuk menaiki kendaraan umum maka supir membiarkan siswa tersebut untuk membayarnya di lain waktu karena nama baik dan nilai-nilai negative yang lazim ada pada siswa telah sedikit-sedikit terkikis. Masyarakat juga menjamin keamanan sekolah dengan memantau siswa atau tamu-tamu yang tak dikenal. f. Orang Tua Kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler saja mungkin tidak akan cukup untuk membantu siswa dapat mengembangkan bakat, pengetahuan, dan keahlian yang dimilikinya. Justru peranan manajemen Sekolah dalam mengembangkan sistem belajar mengajar akan sangat menentukan. Selain itu, peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga menjadi faktor penting dalam hal ini. Disamping itu kebijakan peningkatan keberdayaan generasi muda dan olah raga Pencak Silat dapat juga di laksanakan dengan tujuan;1). Pemberdayaan potensi generasi muda dalam kewirausahaan, kepemimpinan, dan kepeloporan.2). Pengembangan media aktivitas dan kreativitas generasi muda.3). Peningkatan ruang partisipasi generasi muda dalam pembangunan.4). Pemantapan ketahanan moral dan mental generasi muda.5). Pemasyarakatan olah raga pencak silat .6). Peningkatan prestasi olah raga pencak silat.7). Peningkatan sarana dan prasarana olah raga pencak silat di masyarakat.8). Pembinaan dan peningkatan manajemen olah raga pencak silat di sekolah.9). Pengembangan wawasan olah raga pencak silat secara terpadu. Beragamnya kegiatan ekskul yang diadakan di sekolah bagi orang tua, dimaksudkan agar para siswa terhindar dari tawuran, di samping untuk meningkatkan prestasi siswa. Ada sebuah nilai yang sangat berharga dari cerita diatas bahwa keahlian, pengetahuan, bakat, dan pengalaman hanya dapat bermanfaat jika seseorang berada ditempat yang tepat. Kebijakan sekolah sangat mempengaruhi semua pihak di sekolah, baik siswa maupun guru mungkin saja masyarakat. Ketika sekolah membuat sebuah kebijakan atau peraturan sebaiknya juga melibatkan pihak yang didasar oleh peraturan dan kebijakan tersebut. Mungkin tidak terlibat langsung, tetapi setidaknya manajemen sekolah harus mendengar aspirasi guru maupun siswa. Kasus yang banyak terjadi sekolah-sekolah, seringkali kebijakan dan peraturan sekolah hanya tergantung dari keputusan dari Kepala sekolah dan para Wakasek saja. Hal ini bisa saja dibenarkan karena secara struktural memang Kepala sekolah adalah decision maker. Tetapi yang perlu diingat adalah sekolah bukan hanya milik kepala sekolah dan para wakilnya saja. Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah sekolahh kita sudah mampu menyediakan tempat yang tepat bagi para siswanya untuk dapat mengembangkan keahlian dan bakat, menimba pengalaman dan pengetahuan, tidak hanya sebatas dari segi akademis saja? Page 2
Identitas Sekolah NPSN : 69973159 Status : Negeri Bentuk Pendidikan : SMK Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah SK Pendirian Sekolah : 423/3803-Set.Disdik Tanggal SK Pendirian : 20 21/04/2020 08:27 - Oleh Administrator - Dilihat 407 kali Page 3
Identitas Sekolah NPSN : 69973159 Status : Negeri Bentuk Pendidikan : SMK Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah SK Pendirian Sekolah : 423/3803-Set.Disdik Tanggal SK Pendirian : 20 21/04/2020 08:27 - Oleh Administrator - Dilihat 407 kali Page 4
Identitas Sekolah NPSN : 69973159 Status : Negeri Bentuk Pendidikan : SMK Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah SK Pendirian Sekolah : 423/3803-Set.Disdik Tanggal SK Pendirian : 20 21/04/2020 08:27 - Oleh Administrator - Dilihat 407 kali Page 5
Identitas Sekolah NPSN : 69973159 Status : Negeri Bentuk Pendidikan : SMK Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah SK Pendirian Sekolah : 423/3803-Set.Disdik Tanggal SK Pendirian : 20 21/04/2020 08:27 - Oleh Administrator - Dilihat 407 kali Page 6
Identitas Sekolah NPSN : 69973159 Status : Negeri Bentuk Pendidikan : SMK Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah SK Pendirian Sekolah : 423/3803-Set.Disdik Tanggal SK Pendirian : 20 21/04/2020 08:27 - Oleh Administrator - Dilihat 407 kali |