Satu di antara teknik mengawetkan makanan yang sering dilakukan oleh orang Melayu adalah

Merdeka.com - Pengawet makanan yang alami dapat membantu Anda dalam membuat makanan menjadi tahan lama dan awet. Selain itu, pengawet yang berasal dari bahan-bahan alami sangat aman jika dikonsumsi oleh tubuh dan hampir tidak memiliki risiko efek samping.

Saat mengonsumsi makanan, terkadang seseorang tidak ingin menghabiskannya dalam satu waktu saja alias pada saat itu juga. Maka tak heran apabila banyak sekali cara yang dilakukan demi membuat makanan menjadi tahan lama, salah satunya adalah dengan memberikan pengawet makanan.

Pemberian pengawet makanan biasanya dilakukan oleh produsen guna menghambat pertumbuhan mikroorganisme agar makanannya tidak cepat busuk dan memiliki daya simpan yang lebih lama, sehingga kualitasnya menjadi meningkat.

Namun, tidak semua pengawet makanan ini mampu dicerna dengan baik oleh tubuh. Apabila kerap dikonsumsi bahkan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, antara lain seperti diare hingga gangguan pernapasan dalam jangka pendek. Untuk itu sangat penting mengetahui dan menggunakan pengawet makanan dari bahan-bahan alami agar kesehatan Anda tetap terjaga. Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah pengawet makanan yang alami, baik dan aman dikonsumsi.

2 dari 9 halaman

Pengawet makanan alami yang pertama adalah bawang putih. Salah satu bahan dapur yang kerapkali dijadikan bahan masakan ini ternyata mampu untuk mengawetkan makanan.

Satu di antara teknik mengawetkan makanan yang sering dilakukan oleh orang Melayu adalah

©Pixabay

Sebab, bawang putih memiliki sifat antibakteri serta kandungan antioksidan yang sangat berguna untuk menjaga kualitas sebuah makanan agar tetap baik dan tidak rusak. Bawang putih ini sangat bermanfaat untuk digunakan menurunkan kadar pH suatu makanan dan mencegah agar makanan tidak membusuk lantaran adanya kuman ataupun bakteri.

3 dari 9 halaman

Cuka juga dapat Anda gunakan sebagai pengawet makanan secara alami selanjutnya. Cuka adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi dari bahan acetobacter dan terbagai menjadi beberapa jenis dengan bahan fermentasi berbeda-beda.

Satu di antara teknik mengawetkan makanan yang sering dilakukan oleh orang Melayu adalah
©Snug Hug

Salah satunya adalah cuka yang kerapkali duganakan untuk memasak. Biasanya, cuka ini disebut dengan cuka masak dan mengandung asam asetat yang cukup kuat. Tidak hanya mampu memberikan cita rasa asam pada makanan, cuka bahkan dapat digunakan sebagai bahan pengawet. Biasanya cuka banyak digunakan untuk mengawetkan makanan seperti jeli, minuman, acar hingga kimchi.

4 dari 9 halaman

Kluwak merupakan salah satu bahan dapur yang berguna untuk memberikan warna dan menjadi bumbu pada masakan. Namun tahukah Anda, kluwak juga dapat dijadikan pengawet makanan. Biasanya kluwak banyak digunakan dalam mengawetkan ikan yang masih dalam kondisi segar.

Agar mudah dalam menggunakannya sebagai pengawet makanan, Anda perlu mencincangnya hingga halus terlebih dahulu. Kemudian keringkan, lalu masukkan ke dalam perut ikan yang sebelumnya sudah dibersihkan terlebih dahulu. Perlu Anda ketahui, dengan menggunakan kluwak maka Anda mampu membuat ikan segar menjadi tahan hingga enam hari. Biasanya, proses pengawetan ikan segar dengan kluwak juga disertai dengan pendinginan serta penggaraman.

5 dari 9 halaman

Pengawet makanan alami selanjutnya adalah kayu manis. Diketahui, kayu manis memiliki sifat bakteridal yang sangat berfungsi dalam menghambat tumbuhnya khamir ataupun kapang pada makanan.

Satu di antara teknik mengawetkan makanan yang sering dilakukan oleh orang Melayu adalah
Shutterstock/R_Szatkowski

Kayu manis ini dapat menjadi pengawet makanan alami karena mampu mencegah pembusukan atau kondisi basi pada makanan.

6 dari 9 halaman

Daun gambir juga dapat menjadi pilihan alternatif untuk pengawet makanan secara alami yang sangat aman. Hal tersebut disebabkan karena adanya kandungan zat katekin di dalam daun gambir.

Zat tersebut lah yang pada nantinya akan menjaga makanan dari pengaruh mikroorganisme penyebab basi dan merusak makanan. Daun gambir biasa banyak digunakan untuk membuat telur asin. Cara menggunakannya adalah dengan merendam telur asin bersama dengan sisa penirisan sesudah pembuatan gambir.

7 dari 9 halaman

Setelah mengetahui beberapa pengawet makanan yang alami, tidak ada salahnya untuk mengetahui bahan pengawet dengan bahan kimia agar kita selalu tetap waspada. Berikut adalah beberapa macam pengawet makanan berbahan kimia yang sudah dirangkum dari Liputan6.com.

Asam Sitrat

Salah satu pengawet makanan dengan bahan kimia adalah asam sitrat. Jenis pengawet ini cukup aman dikonsumsi dan biasanya digunakan untuk menambahkan cita rasa asam pada makanan.

Bukan hanya itu, penambahan asam sitrat juga berguna untuk mencegah perkembangan jamur serta bakteri penyebab penyakit yang terdapat dalam makanan.

8 dari 9 halaman

Ada pula pengawet makanan asam benzoat yang cukup kerap digunakan. Umumnya, jenis pengawet asam benzoat ini digunakan untuk mengawetkan buah-buahan, margarin, kecap dalam botol, saus tomat hingga aneka minuman ringan.

Dalam kandungan asam benzoat juga terdapat sifat antibakteri yang mampu melindungi makanan dari adanya perkembangan bakteri.

9 dari 9 halaman

Ada pula jenis pengawet yang sebenarnya tidak aman apabila ditambahkan pada makanan yakni boraks. Boraks memiliki sifat antiseptik sehingga mampu membunuh kuman di dalam makanan.

Namun sebenarnya boraks ini sangat tidak aman apabila digunakan sebagai pengawet makanan. Sebab mampu memberikan efek berbahaya bagi tubuh Anda apabila dikonsumsi.

Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi yang sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan, namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikro organisme pada makanan. Berikut adalah beberapa teknik standar yang telah dikenal secara umum oleh masyarakat luas dunia. 1. Pendinginan Teknik ini adalah teknik yang paling terkenal karena sering digunakan oleh masyarakat umum di desa dan di kota. Konsep dan teori dari sistem pendinginan adalah memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang bersuhu sangat rendah. Untuk mendinginkan makanan atau minuman bisa dengan memasukkannya ke dalam kulkas atau lemari es atau bisa juga dengan menaruh di wadah yang berisi es. Biasanya para nelayan menggunakan wadah yang berisi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Di rumah-rumah biasanya menggunakan lemari es untuk mengawetkan sayur, buah, daging, sosis, telur, dan lain sebagainya. Suhu untuk mendinginkan makanan biasa biasanya bersuhu 15 derajat celsius. Sedangkan agar tahan lama biasanya disimpan pada tempat yang bersuhu 0 sampai -4 derajat selsius. 2. Pengasapan Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian diasapi dari bawah. Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan menjadi awet dalam jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan dengan teknik pengasinan dan pengeringan. 3. Pengalengan Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara. 4. Pengeringan Mikro organisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan makanan. 5. Pemanisan Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya. 6. Pengasinan

Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan.