Puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah adalah

Puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah adalah
Ilustrasi puasa. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Zurijeta

JATIM | 30 April 2022 12:53 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Puasa Tarwiyah adalah puasa sunah yang dijalankan pada setiap tanggal 8 di bulan Dzulhijjah. Puasa sunnah ini diajarkan oleh Rasulullah SAW. Puasa Tarwiyah biasanya diikuti dengan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Puasa Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan agar seluruh umat Islam dapat ikut merasakan nikmat dan kebahagiaan para jamaah haji yang sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci. Maka, tak ada salahnya bagi Anda untuk mengamalkannya.

Kata "Tarwiyah" dari fi’il madli "Rawwa" berarti berbekal air, melihat di dalamnya, dan beberapa makna lainnya. Tarwiyah yang jatuh pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah adalah hari di mana para jemaah haji berangkat menuju Mina dan menginap di sana.

Penamaan Tarwiyah berkaitan dengan sejarah Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengorbankan anaknya, Ismail AS melalui suatu mimpi. Dalam keraguan, nabi Ibrahim pun merenung dan bertanya-tanya apakah mimpi tersebut dari Allah, atau dari setan?

Maka, dari renungan inilah Tarwiyah dinamakan. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai puasa Tarwiyah yang menarik untuk diketahui.

2 dari 4 halaman

Seperti yang telah dijelaskan di atas, puasa Tarwiyah adalah puasa yang dijalankan pada setiap tanggal 8 bulah Dzulhijjah. Mengutip NU Online, diketahui bahwa hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa.

Abnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda; "Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah, 'Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa." (HR Bukhari).

Tarwiyah artinya berpikir atau merenung. Maka, hari Tarwiyah disebut juga hari merenung, berpikir, dan keragu- raguan. Hal ini karena setelah mendapatkan mimpi tentang mengorbankan Nabi Ismail, Nabi Ibrahim terus merenung. Ia bingung apakah harus mengerjakan perintah tersebut atau tidak

Lantas, pada malam sembilan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi lagi. Di mimpi kali ini Nabi Ibrahim lalu merasa yakin bahwa ini adalah perintah Allah SWT. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa tanggal sembilan Dzulhijjah dinamakan hari Arafah, yang bentuk verbalnya adalah "arafa", yang berarti telah mengetahui atau yakin.

3 dari 4 halaman

Puasa pada dasarya termasuk dalam salah satu jenis amalan yang paling utama dalam agama Islam. Puasa adalah amalan yang dipilih Allah SWT untuk diriNya, mengutip hadist Qudsi yang berbunyi; Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku. 

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun. (HR Bukhari Muslim).

Puasa sunnah Tarwiyah dilakukan untuk ikut merasakan nikmat ibadah yang sedang dirasakan oleh para jamaah haji di Tanah Suci Mekkah. Bacaan niat puasa tarwiyah adalah sebagai berikut;

"Nawaitu shaumal tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala."

Artinya: "Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala”.

4 dari 4 halaman

Waktu pelaksanaan puasa Tarwiyah sejatinya jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah. Namun, jika ada perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, umat Islam di Indonesia sebaiknya melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat saja.

Karena pada dasarnya, perbedaan ini hanyalah masalah posisi geografis semata. Salah satu yang mendasari hal ini adalah pendapat dari Syaikh Utsaimin. Dalam fatwanya ia menyatakan;

"Ketika di Mekah hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Mekah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Mekah. Inilah pendapat yang kuat. Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal lagi, jangan puasa." (mdk/edl)

Baca juga:
Bolehkah Puasa Syawal Tidak Berurutan? Ini Penjelasan Lengkapnya
Amalan Pelebur Dosa di Bulan Ramadan, Jangan Sampai Merugi
Pertanyaan Seputar Ramadhan Beserta Jawabannya, Perlu Diketahui
Ibnu Jamil Sempat Jalani Puasa di Tanah Suci, Ini Pengalamannya yang Tak Terlupakan
Hukum Puasa bagi Ibu Menyusui, Lengkap dengan Tipsnya yang Perlu Diketahui
Cara Mengganti Puasa Suami Istri yang Berhubungan Badan pada Siang Hari
Tak Mau Wajibkan, Cara Rachel Vennya Ajarkan Xabiru Puasa Curi Perhatian

Oleh Laudia Tysara pada 10 Nov 2021, 11:15 WIB

Diperbarui 10 Nov 2021, 11:15 WIB

Puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah adalah

Perbesar

Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa. (Photo by mentatdgt from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Menunaikan puasa arafah adalah umumnya dilakukan pada hari ke-9 Zulhijah sesuai kalender Hijriah. Bulan Zulhijah merupakan bulan umat Islam menunaikan ibadah haji. Hari ke-9 Zulhijah, tepat hari ke-2 dalam rangkaian ibadah haji. Nah, puasa arafah adalah sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ berkata, “Adapun hukum puasa arafah adalah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa.”

Puasa arafah adalah mirip dengan puasa Ramadan yang hanya bisa ditunaikan di waktu-waktu tertentu saja, inilah mengapa penting untuk tidak melewatkannya. Selain ditunaikan pada hari ke-2 ibadah haji, puasa arafah adalah puasa sunah yang dilaksanakan satu hari sebelum perayaan Iduladha. Ketentuan dan syarat puasa arafah adalah sama dengan puasa sunah lainnya, perbedaan hanya pada niat.

Keutamaan puasa arafah sangat besar, sehingga ia termasuk ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan (sunah muakkad). Hanya dengan berpuasa selama 1 hari saja, dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun sebelum dan satu tahun yang akan datang akan dihapuskan. Berikut Liputan6.com ulas tentang puasa arafah adalah sunah di hari ke-9 bulan Zulhijah lebih dalam, Rabu (10/11/2021).

Puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah adalah

Perbesar

Ilustrasi Pria Muslim Credit: freepik.com

Niat puasa arafah adalah bisa dilafalkan pada malam hari sebelum berpuasa maupun pada siang hari. Berikut lafal niat puasa arafah di malam hari sebelum berpuasa dan siang hari:

- Lafal niat puasa arafah di malam hari:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

- Lafal niat puasa arafah di siang hari:

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Muslim:

"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim).

Tidak hanya puasa arafah, pada bulan Zulhijah ini umat Islam bisa melaksanakan berbagai amalan puasa lainnya, yaitu pausa Zulhijah. Puasa Zulhijah ini dilaksanakan di awal Bulan Zulhijah, yaitu dari hari pertama hingga hari ke-8, yang dilanjutkan dengan hari ke-9 yaitu puasa arafah.

Sementara pada Bulan Zuhijah, umat Islam dilarang berpuasa pada tanggal 10 Zulhijah, yaitu pada Hari Raya Iduladha. Selain itu, berpuasa pada tanggal 10, 12, dan 13 Zulhijah juga dilarang karena merupakan Hari Tasyrik. Hari tasyrik merupakan salah satu hari di mana umat Islam dilarang berpuasa karena pada hari tasyrik adalah hari untuk makan dan minum (HR. Thabrani).

Puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah adalah

Perbesar

Ilustrasi Muslim - Image by Igor Ovsyannykov from Pixabay

1. Menghapus Dosa 2 Tahun

Keutamaan puasa arafah adalah dapat menghapus dosa seseorang selama dua tahun. Dosa yang dimaksud adalah dosa tahun sebelumnya dan dosa tahun sesudahnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW,

“Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

2. Ibadah pada 10 Hari Pertama Bulan Zulhijah

Keutamaan puasa arafah adalah amalan yang dikerjakan pada 10 hari pertama bulan Zulhijah. Pada 10 hari pertama bulan Zulhijah merupakan hari yang istimewa bagi umat muslim, di mana pada hari itu, amal-amal sholeh yang dikerjakan sangat dicintai oleh Allah SWT.

“Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari dari bulan Zulhijah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?

Beliau menjawab: Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun." (HR. Imam Bukhori).

3. Sunah Rasulullah SAW

Keutamaan puasa arafah adalah amalan yang sering dilakukan oleh Rasulullah. Rasulullah disebutkan tidak pernah meninggalkan puasa sunah ini.

“Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan salat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad)

Lanjutkan Membaca ↓

Puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah adalah