Proses yang dapat terganggu akibat kerusakan hati sehingga tidak dapat mengeluarkan empedu adalah

Hal ini menurunkan konsentrasi empedu sehingga membuatnya menjadi lebih encer. Namun, pH-nya menjadi lebih basa dibandingkan saat berada dalam kantung empedu. Begitu empedu memasuki lambung, pH-nya yang tinggi membuat pH lambung naik.

Dengan pH yang dimilikinya, empedu membantu kinerja enzim pencernaan dengan cara menetralisir lingkungan lambung yang asam. Cairan ini juga menciptakan kondisi basa yang membuat kerja enzim pencernaan menjadi lebih optimal.

2. Menggumpalkan lemak untuk dicerna

Tubuh manusia terdiri dari 70% air. Air dalam sistem pencernaan berfungsi sebagai pelarut zat gizi pada makanan agar mudah diserap oleh tubuh. Akan tetapi, ada satu zat gizi yang tidak dapat dilarutkan oleh air, yaitu lemak.

Lemak dan air baru bisa bercampur dengan bantuan zat pengemulsi atau penggumpal. Sifat pengemulsi semacam ini dimiliki oleh asam empedu. Asam empedu mempunyai permukaan sedemikian rupa yang membuatnya bisa menyatukan lemak dan air.

Jadi, lemak dari makanan yang Anda makan harus dipecah terlebih dulu oleh empedu. Lemak yang dipecah tersebut lalu berikatan menjadi gumpalan kecil yang merupakan gabungan dari lemak dan air. Gumpalan ini disebut sebagai misel.

3. Membantu fungsi enzim lipase

Molekul lemak cenderung berkumpul satu sama lain membentuk gumpalan yang lebih besar. Padahal, gumpalan besar ini tidak bisa diserap oleh tubuh. Maka dari itu, enzim lipase harus merombak lemak menjadi asam lemak dan gliserol terlebih dulu.

Cairan empedu membantu fungsi enzim lipase dengan membentuk misel, gumpalan lemak dengan ukuran yang lebih kecil. Dengan ukuran molekul yang lebih kecil seperti ini, enzim lipase bisa memecah lemak dengan lebih baik.

4. Membunuh bakteri merugikan

Pernahkah Anda membayangkan ada berapa banyak mikroba dalam makanan Anda? Dalam sekali makan, mikroba seperti bakteri dan parasit yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan jumlahnya tidak terhitung.

Namun, mengapa Anda tidak terkena gangguan pencernaan setiap kali makan? Ini karena sifat basa yang dimiliki empedu ternyata menghambat pertumbuhan mikroba. Lingkungan usus yang basa juga membuat bakteri tidak bisa mengeluarkan racunnya.

Cara menjaga kesehatan empedu

Seperti organ lainnya, empedu juga bisa mengalami gangguan. Beberapa masalah seperti batu empedu atau kanker kantung empedu tentunya bisa menimbulkan gejala berbahaya yang sangat mengganggu kerja sistem pencernaan.

Untuk itu, hindari risiko penyakit tersebut dengan menjaga kesehatan organ ini melalui pola makan dan gaya hidup sebagai berikut.

1. Mengonsumsi makanan yang menyehatkan empedu

Makanan yang menyehatkan bagi empedu adalah makanan yang rendah lemak dan kolesterol, serta tinggi serat dan protein. Karenanya, Anda disarankan mengonsumsi makanan seperti:

  • biji-bijian utuh seperti gandum dan beras merah,
  • ikan, ayam, dan daging merah rendah lemak,
  • buah-buahan dan sayuran,
  • produk susu rendah lemak, serta
  • kacang kenari, biji rami (flaxseed), dan minyak nabati.

Mengingat hati dan empedu yang bekerja dengan saling berhubungan, Anda sebaiknya menjalani pola makan yang juga sehat untuk organ hati. Cobalah konsumsi makanan yang berlemak tak jenuh tunggal seperti buah alpukat.

Selain itu, perhatikan pula seberapa sering Anda makan. Makanlah di waktu yang teratur dan dengan porsi secukupnya. Bila Anda hanya makan satu kali dan dalam porsi yang sangat banyak, kebiasaan ini bisa menimbulkan risiko batu empedu.

2. Membatasi jenis makanan tertentu

Jika terdapat makanan yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan empedu, maka ada pula makanan yang dapat menimbulkan efek sebaliknya. Jenis makanan ini banyak mengandung karbohidrat olahan dan lemak jenuh.

Jenis makanan yang sebaiknya dihindari antara lain:

  • makanan yang diolah berkali-kali,
  • makanan yang digoreng,
  • daging merah tinggi lemak, serta
  • produk susu tinggi lemak seperti es krim, keju, dan mentega.

3. Menjaga berat badan ideal

Obesitas, operasi penurunan berat badan, dan jenis diet tertentu dapat menghambat fungsi empedu. Sedapat mungkin, pertahankan berat badan ideal Anda dan mulailah lebih aktif bergerak agar empedu Anda senantiasa sehat.

Bila berat badan Anda berlebih, cobalah menguranginya secara perlahan. Tidak perlu diet ketat demi menurunkan berat badan secara drastis, sebab hal ini akan merangsang hati untuk mengeluarkan lebih banyak kolesterol menuju empedu.

4. Memperbaiki gaya hidup

Salah satu gangguan yang umum terjadi pada empedu adalah refluks empedu. Kondisi ini ditandai dengan naiknya cairan empedu ke lambung atau kerongkongan. Tak jarang, refluks empedu terjadi bersamaan dengan refluks asam lambung (GERD).

Di samping menjalani pola makan yang menyehatkan empedu, Anda juga bisa mencegah refluks empedu dengan memperbaiki gaya hidup. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan di antaranya:

  • makan dengan porsi lebih kecil,
  • menjaga badan tetap tegak selama 2 – 3 jam setelah makan,
  • tidur dengan bantal tinggi,
  • tidak merokok,
  • menghindari konsumsi alkohol, serta
  • menjaga tubuh tetap rileks.

Empedu adalah cairan dengan fungsi yang tak terpisahkan dari sistem pencernaan manusia. Tanpa cairan ini dan kantung yang menampungnya, proses penyerapan makanan tidak dapat berjalan secara optimal.

Gangguan fungsi hati bukanlah kondisi yang patut disepelekan. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi ini berpotensi menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mengenali apa saja gejala gangguan fungsi hati agar penanganan dapat segera dilakukan.

Gangguan fungsi hati bisa terjadi ketika organ hati mengalami kerusakan atau luka, sehingga tidak dapat bekerja dengan baik. Gangguan fungsi hati sering kali muncul pada orang yang menderita penyakit hati.

Proses yang dapat terganggu akibat kerusakan hati sehingga tidak dapat mengeluarkan empedu adalah

Terganggunya fungsi hati bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, konsumsi alkohol berkepanjangan, faktor genetik, penyakit autoimun, kanker hati, hingga efek samping obat-obatan, termasuk obat atau suplemen herba.

Seiring waktu, kerusakan organ hati yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi berupa sirosis dan gagal hati.

Berbagai Gejala Gangguan Fungsi Hati yang Perlu Diwaspadai

Pada tahap awal atau ketika masih ringan, gangguan fungsi hati sering kali tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi, jika dibiarkan tanpa penanganan, lama-kelamaan gangguan fungsi hati bisa semakin parah dan menimbulkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:

  • Sakit kuning
  • Sakit perut
  • Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare
  • Bengkak-bengkak di tungkai, perut, tangan, dan wajah
  • Kulit terasa gatal
  • Warna urine gelap
  • Kotoran berwarna keputihan atau tampak pucat
  • Lelah, letih, dan lesu
  • Kehilangan selera makan dan penurunan berat badan
  • Mudah memar atau mimisan
  • Kebingungan
  • Penurunan kesadaran
  • Perdarahan

Penanganan Penyakit Akibat Gangguan Fungsi Hati

Gangguan fungsi hati bisa disebabkan oleh berbagai hal. Oleh karena itu, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami gejala-gejala gangguan fungsi hati. Untuk mengevaluasi kondisi kesehatan dan menilai fungsi hati Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah dan urine
  • Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
  • Pemeriksaan radiologi, seperti foto Rontgen, USG, CT scan, dan MRI hati
  • Biopsi

Penanganan penyakit akibat gangguan fungsi hati tergantung pada hasil pemeriksaan dan diagnosis dokter. Beberapa gangguan hati dapat diobati dengan pemantauan fungsi hati dan memperbaiki gaya hidup, menghentikan konsumsi minuman beralkohol, serta menurunkan berat badan.

Sementara itu, pada kasus tertentu, gangguan fungsi hati perlu diobati dengan obat-obatan dan prosedur pembedahan. Jika sudah menyebabkan kegagalan fungsi hati permanen, dokter akan melakukan operasi transplantasi hati untuk menangani gangguan fungsi hati.

Cara Mencegah Gangguan Fungsi Hati

Untuk menjaga kesehatan organ hati dan mencegah gangguan fungsi hati, ada langkah sederhana yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Membatasi konsumsi minuman beralkohol

Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan dalam jangka waktu panjang merupakan salah satu penyebab umum gangguan fungsi hati. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk membatasi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol.

2. Menerapkan pola hidup sehat

Menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dapat menurunkan risiko gangguan fungsi hati. Hindari pula perilaku seks berisiko, seperti berhubungan seks tanpa pengaman.

3. Melakukan vaksinasi

Gangguan fungsi hati bisa disebabkan oleh penyakit hepatitis, misalnya hepatitis B. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya gangguan fungsi hati, Anda perlu mendapatkan vaksin hepatitis B.

4. Mengonsumsi obat-obatan dengan bijak

Konsumsi obat-obatan, baik obat resep maupun obat bebas, hanya saat diperlukan serta sesuai dosis yang dianjurkan dan petunjuk penggunaan. Sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum Anda mengonsumsi suplemen herbal, obat resep, atau obat bebas.

5. Menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh orang lain

Virus hepatitis dapat menyebar melalui darah atau cairan orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, hindari kontak secara langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita. Hindari pula penggunaan jarum suntik atau jarum tato yang tidak steril karena hal tersebut berisiko membuat Anda tertular virus hepatitis.

6. Melindungi diri dari paparan zat beracun

Pastikan ruangan berventilasi dan gunakan alat pelindung, misalnya masker dan sarung tangan, saat menyemprotkan zat kimia beracun, seperti insektisida, fungisida, dan cat. Ikuti selalu petunjuk penggunaan sebelum menyemprotkan bahan dengan kandungan aerosol ke dalam ruangan.

Hingga kini belum ada pengobatan alternatif yang teruji klinis dapat menangani penyakit akibat gangguan fungsi hati. Anda tetap dianjurkan untuk mengutamakan pengobatan medis dari dokter.

Disarankan pula untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan Anda ke dokter dan melakukan uji fungsi hati secara berkala guna memastikan bahwa Anda terhindar dari gangguan fungsi hati.