Pesan apa yang terkandung dalam dongeng anak gembala?

Tripasik.com – Berikut ini adalah jawaban dari soal SBO TV yang berbunyi “Tulis kembali apa pesan dalam dongeng anak gembala dan serigala.

Table of Contents Show

  • Soal dan Jawaban SBO TV 10 Agustus 2020 SD Kelas 3
  • Pikiran Jahil Si Bocah Penggembala
  • Kebohongan Penggembala yang Kembali Terulang
  • Akankah Si Bocah Penggembala Kena Batunya?
  • Unsur Intrinsik Dongeng Anak Gembala dan Serigala
  • 2. Tokoh dan Perwatakan
  • 5. Pesan Moral
  • Fakta Menarik tentang Dongeng Anak Gembala dan Serigala
  • 1. Ada Versi Lainnya
  • Dongeng Anak Gembala dan Serigala sebagai Cerita Sebelum Tidur
  • Apa pesan moral dari cerita anak gembala dan serigala?
  • Apa amanat yang terdapat dalam cerita anak gembala?
  • Apa pesan yang terkandung dalam dongeng?
  • Bagaimana cara mengetahui pesan moral yang terdapat pada sebuah cerita?

Kalimat tersebut merupakan salah satu soal untuk siswa-siswi SD kelas 3 dalam program Guruku SBO TV hari Senin, 10 Agustus 2020.

Pesan apa yang terkandung dalam dongeng anak gembala?

Pada materi kali ini, para siswa SD kelas 3 akan diajak belajar bersama Ibu guru Juanita Purnama Sari materi Dongeng Hewan yang tayang di SBO TV pada pukul 07.30 – 08.00 WIB.

Ada beberapa soal yang diberikan dalam materi kali ini, salah satunya berbunyi “Tulis kembali apa pesan dalam dongeng anak gembala dan serigala”.

Soal dan Jawaban SBO TV 10 Agustus 2020 SD Kelas 3

Pertanyaan

1. Tulis kembali apa pesan dalam dongeng anak gembala dan serigala….

2. Sebutkan siapa saja tokoh yang ada dalam dongeng anak gembala dan serigala….

3. Fabel adalah jenis dongeng yang bercerita tentang……

—————————————

Jawaban

1. Pesan dalam dongeng Anak Gembala dan Serigala adalah “Pembohong tidak akan dipercayai lagi walaupun mereka berkata benar”.

2. Tokoh dalam dongeng Anak Gembala dan Serigala :

  • Anak gembala
  • Tuan anak gembala
  • Orang kampung
  • Domba
  • Serigala

3. Fabel adalah jenis dongeng yang bercerita tentang HEWAN

—————————————–

Itulah jawaban dari soal SBO TV yang berbunyi “Tulis kembali apa pesan dalam dongeng anak gembala dan serigala”, semoga bermanfaat.

Dongeng fabel seperti Anak Gembala dan Serigala memiliki kisah indah dibacakan untuk si kecil. Pernahkah kamu membacanya? Kalau belum, langsung saja simak ulasannya di artikel ini.

Pernahkah kamu mendengar kisah dongeng Anak Gembala dan Serigala? Kalau belum, coba simak ulasannya yang telah kami siapkan di bawah ini.

Kisahnya tak hanya menarik dan bisa dibacakan sebagai bacaan sebelum tidur untuk buah hati, tapi juga mengandung pesan moral yang baik. Sehingga setelah membacakannya, kamu bisa mengajarkan juga amanatnya pada si kecil.

Tanpa menunggu waktu lama, langsung saja simak dongeng Anak Gembala dan Serigala yang telah kami siapkan di bawah ini. Selain ceritanya, kamu juga bisa mendapatkan sedikit ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menarik tentangnya. Selamat membaca!

Alkisah pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak laki-laki yang bekerja sebagai penggembala domba. Setiap hari ia diberi tugas oleh majikannya untuk menggembalakan domba di pinggir hutan yang lebat dan gelap. Karena melakukannya setiap hari, sang anak laki-laki sering kali merasa bosan.

Awalnya, untuk bisa mengusir rasa bosan ia selalu mengajak anjing peliharaannya dan membawa seruling kesukaannya. Sambil mengawasi domba-domba yang makan rumput, ia suka memainkan lagu dengan seruling atau bermain-main dengan anjingnya.

Pada suatu hari, bocah penggembala itu membayangkan, apa yang akan terjadi seandainya ada serigala muncul dari dalam hutan dan memakan domba yang ia gembalakan. Majikannya sendiri sebenarnya pernah berpesan, jika ada serigala datang menyerang, ia harus berteriak sekencang-kencangnya meminta bantuan. Karena warga kampung yang tak jauh dari tepi hutan itu pasti akan datang menolongnya.

Hanya saja, selama beberapa bulan ia menggembala domba, ia tak pernah sekalipun melihat seekor serigala. Apalagi sampai melihat ada domba yang dimangsa hewan buas itu.

Pikiran Jahil Si Bocah Penggembala

Mendadak, muncul pemikiran jahil di dalam kepala bocah itu. Ia merasa akan lucu jadinya kalau ia berpura-pura melihat serigala kemudian memanggil orang kampung untuk datang menolongnya.

Tanpa menunggu lama dan berpikir lebih panjang, ia langsung membuka mulutnya lebar-lebar dan berteriak, “Serigala! Serigala! Tolong aku!”

Benar saja, dalam sekejap, banyak orang yang datang berduyun-duyun dengan membawa berbagai macam senjata. Mereka rela meninggalkan pekerjaan yang tengah mereka lakukan dan siap melakukan apa saja demi bisa mengusir si serigala jahat.

Namun, yang ditemukan oleh para warga justru seorang anak laki-laki yang tengah duduk santai di bawah pohon sambil tertawa terbahak-bahak. Ia tertawa bukan hanya karena merasa berhasil menipu warga kampung. Namun juga karena geli melihat warga kampung yang kaget dan khawatir mendengar adanya serigala di pinggir hutan tersebut.

Para warga yang sadar kalau tengah dikibuli oleh seorang anak kecil pun kemudian memutuskan untuk membubarkan diri dan kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing. Beberapa dari mereka tetap terlihat menggerutu karena merasa kesal.

“Aku kan hanya mengetes. Kalau ada serigala sungguhan yang datang mengejar domba, kalian akan membantuku mengusir dia atau nggak,” ucap sang penggembala ketika mendengar gerutuan warga. Dia benar-benar tidak merasa bersalah sama sekali.

Baca juga: Kisah Suri Ikun dan Dua Burung Beserta Ulasan Menariknya, Dongeng Adik Bungsu yang Dibenci oleh Kakak-Kakaknya

Kebohongan Penggembala yang Kembali Terulang

Meskipun mengetahui kalau beberapa warga kampung sudah kesal padanya, tetap saja si bocah tidak merasa kapok. Beberapa hari kemudian, ia kembali mengulangi niatnya untuk mengerjai warga. Menjelang sore, sekali lagi ia menjerit dengan nada keras dan panik, “Serigala! Tolong!”

Lagi-lagi, para warga kampung yang baik hatinya datang membawa berbagai macam senjata. Beberapa warga bahkan hanya membawa cangkul yang digunakan untuk berkebun karena tak ingin terlambat memberikan bantuan.

Namun, sama seperti sebelumnya, sekali lagi para warga itu tidak menemukan serigala yang tengah menyerang domba. Mereka hanya menemukan seorang anak laki-laki yang lagi-lagi tengah tertawa terbahak-bahak puas sembari memegangi perutn0ya.

“Jadi kamu mengelabui kami lagi?” tanya seorang petani dengan geram. Padahal ia langsung meninggalkan ladangnya ketika mendengar teriakan minta tolong. “Janganlah kamu melakukan hal itu,” pesan seorang Ibu pemilik toko roti, “atau nantinya kami tidak akan mempercayaimu lagi.”

Para warga kemudian langsung meninggalkan si penggembala sendirian. Beberapa di antara mereka sekali lagi bergumam kesal. Sementara itu, si penggembala muda hanya tertawa puas melihat kemarahan warga.

Rupanya, bocah itu tak juga kapok. Keesokan sore harinya, ia kembali berteriak, “Serigala! Serigala!” dengan kencang. Padahal saat itu tidak ada satu pun serigala yang mendekatinya.

Beberapa warga masih merasa ragu apakah teriakan penggembala itu sungguhan atau hanya permainan seperti sebelumnya. Setelah berdiskusi singkat, mereka akhirnya memutuskan untuk mengecek si anak penggembala yang ada di pinggir hutan.

Sama seperti sebelumnya, sekali lagi mereka hanya mendapati bocah itu tengah tertawa terbahak-bahak di bawah pohon. Tanpa menunggu lama atau menegur si penggembala cilik itu terlebih dahulu, para warga langsung pulang dengan kesal karena terus dipermainkan.

Akankah Si Bocah Penggembala Kena Batunya?

Pada suatu sore, ketika matahari mulai tenggelam dan sang penggembala cilik tengah bersiap-siap pulang kembali ke majikannya, mendadak seekor serigala sungguhan muncul dari dalam hutan. Serigala yang buas itu terlihat sangat lapar dan langsung menyambar beberapa domba.

Hal tersebut tentunya membuat si anak penggembala terkejut, panik, dan ketakutan. Ia berusaha untuk menyelamatkan diri sambil berteriak meminta tolong pada warga kampung terdekat.

Sayangnya, meskipun kali ini para warga kampung mendengar teriakan tersebut, tak ada seorang pun yang bersedia datang menghampirinya. “Anak penggembala itu pasti mengira ia bisa menipu kita lagi,” ucap salah satu warga yang sangat yakin teriakan itu lagi-lagi hanyalah omong kosong.

Pada akhirnya, serigala itu berhasil menerkam banyak domba yang digembalakan sampai kenyang. Si bocah penggembala pun tak berdaya mengusirnya sendirian. Ia akhirnya menyesali tindakan yang ia lakukan sebelumnya. Ia sadar banyak orang tak datang bukan karena tak mau membantunya, melainkan karena tindakannya sendiri yang sering membohongi para warga.

Baca juga: Legenda Batu Golog dari Nusa Tenggara Barat dan Ulasan Lengkapnya, Sebuah Pesan Bijak untuk Para Orang Tua

Unsur Intrinsik Dongeng Anak Gembala dan Serigala

Sumber: YouTube – menara pembelajar

Setelah membaca kisah dongeng Anak Gembala dan Serigala di atas, kini kamu bisa mengetahui ulasan seputar unsur intrinsiknya. Di antaranya adalah:

1. Tema

Setelah membaca kisahnya, kira-kira apa isi gagasan utama dari dongeng Anak Gembala dan Serigala di atas? Jawabannya adalah kebohongan. Seperti yang dilakukan sang anak gembala yang berulang kali berteriak minta tolong diserang serigala, padahal hal itu tidak terjadi sama sekali.

2. Tokoh dan Perwatakan

Jadi siapa saja tokoh dalam dongeng Anak Gembala dan Serigala ini? Tokoh utamanya ada satu, yaitu sang penggembala. Bagaimana karakter sang anak gembala dalam cerita tersebut? Karakternya digambarkan memiliki sifat jahil dan suka berbohong. Ia tak pernah kapok mengerjai warga kampung meskipun sudah banyak orang yang menegurnya agar tak mengulangi perbuatannya.

Selain sang penggembala, ada beberapa tokoh yang disebutkan dan turut serta melengkapi kisahnya. Di antaranya adalah sang serigala yang kelaparan dan bisa memangsa para domba dengan mudah, juga beberapa warga desa yang rela meninggalkan pekerjaannya demi menolong sang penggembala.

3. Latar

Latar lokasi yang disebutkan dalam cerita Anak Gembala dan Serigala ini utamanya hanya satu, yakni pinggir hutan yang lebat dan gelap tempat sang penggembala membawa domba-domba milik majikannya. Namun, selain itu secara sekilas disebutkan juga adanya kampung yang lokasinya tak jauh dari pinggir hutan tersebut.

4. Alur

Alur dari dongeng tentang penggembala biri-biri dan serigala ini menggunakan alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari seorang penggembala yang merasa bosan dengan pekerjaannya dan memutuskan untuk membuat kebohongan. Ia berteriak meminta tolong seolah ada serigala yang datang menyerangnya. Kebohongan itu tak hanya ia lakukan satu atau dua kali, tapi berulang kali. Para warga sekitar yang awalnya tulus berusaha menolong pun lama-kelamaan merasa muak dan kesal.

Konflik mulai terjadi ketika sang gewan sungguhan datang dan melahap beberapa domba yang digembalakan. Sang penggembala pun kembali berteriak meminta bantuan. Sayangnya, tak ada seorang pun warga yang datang karena mengira sang penggembala hanya akan mengerjai mereka lagi. Pada akhirnya, sang penggembala pun hanya bisa menyesali tindakannya.

5. Pesan Moral

Pesan moral atau amanat yang bisa didapatkan dari cerita dongeng tentang penggembala biri-biri dan serigala ini adalah jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. Kalau terlalu sering berbohong, pada akhirnya ketika kamu mengungkapkan kejujuran, tak akan ada satu pun orang yang mempercayaimu.

Selain unsur intrinsik, kamu juga bisa mendapatkan unsur ekstrinsik dari dongeng Anak Gembala dan Serigala ini. Yakni unsur-unsur dari luar cerita yang melengkapi kisahnya, seperti nilai sosial, budaya, dan moral.

Baca juga: Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih dan Ulasannya, Kisah Si Burung Surga yang Mengandung Amanat Bermakna

Fakta Menarik tentang Dongeng Anak Gembala dan Serigala

Sumber: Wikimedia Commons

Kalau sudah membaca kisah dan unsur intrinsik dari dongeng Anak Gembala dan Serigala di atas, jangan lupa ketahui juga sedikit ulasan seputar fakta menariknya. Berikut adalah ulasannya:

1. Ada Versi Lainnya

Sama seperti dongeng lain pada umumnya, cerita fabel yang aslinya diciptakan oleh Aesop ini juga memiliki beberapa versi yang berbeda. Sebenarnya, tak terlalu banyak perbedaan antara beberapa versi tersebut, tapi tetap saja ada bedanya, khususnya pada bagian akhir kisah.

Beberapa versi menyebutkan kalau sang hewan buas tak hanya memangsa domba atau biri-birinya saja, tapi juga sang penggembala. Sementara pada versi lainnya, disebutkan kalau sang penggembala hanya digigit kakinya. Menurutmu, versi manakah yang paling menarik?

Baca juga: Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya

Dongeng Anak Gembala dan Serigala sebagai Cerita Sebelum Tidur

Demikianlah dongeng tentang anak gembala dan serigala yang menarik untuk kamu ceritakan ulang kepada keponakan atau buah hati. Selain membacakan kisahnya, kamu juga bisa mengajarkan pesan moral yang bisa didapatkan.

Kalau masih mencari dongeng lain yang mengandung pesan moral yang tak kalah indahnya, cek artikel-artikel di PosKata. Di antara kisah yang bisa kamu dapatkan adalah gajah yang baik hati, kancil dan musang, juga ulat yang sombong.

Penulis
Rizki Adinda

Rizki Adinda, S.Hum, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang.

Editor
Nurul Aprilianti

Meski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya.

Apa pesan moral dari cerita anak gembala dan serigala?

Narator: Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali. Pesan moral dari dongeng tersebut adalah tentang bahayanya berbohong. Saat seseorang berbohong maka nantinya akan ada banyak kesulitan yang diperoleh.

Apa amanat yang terdapat dalam cerita anak gembala?

Pesan moral atau amanat yang bisa didapatkan dari cerita dongeng tentang penggembala biri-biri dan serigala ini adalah jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. Kalau terlalu sering berbohong, pada akhirnya ketika kamu mengungkapkan kejujuran, tak akan ada satu pun orang yang mempercayaimu.

Apa pesan yang terkandung dalam dongeng?

Pesan yang terkandung dalam suatu dongeng disebut amanat. Pesan yang terkandung dalam dogeng dibuat oleh penulis atau pengarang dongeng. Pesan dalam dongeng mengandung pesan moral atau kebaikan. Pesan atau amanat adalah salah satu unsur instrinsik dongeng.

Bagaimana cara mengetahui pesan moral yang terdapat pada sebuah cerita?

Jawaban:.

Baca cerita tersebut..

Cari isi pokok setiap paragraf..

Pahamilah isi pokok setiap paragraf..

Simpulkan amanat yang terdapat pada simpulan isi pokok paragraf tersebut..

Apa pesan dari dongeng anak gembala?

Narator: Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali. Pesan moral dari dongeng tersebut adalah tentang bahayanya berbohong. Saat seseorang berbohong maka nantinya akan ada banyak kesulitan yang diperoleh.

Apa itu pesan moral dan contohnya?

Selain itu, definisi dari pesan moral adalah pesan yang disampaikan seseorang baik tersirat maupun tersurat. Salah satu contoh pesan moral yang sering kamu dengar dalam kehidupan sehari-hari yang diambil dari cerita Malin Kundang adalah: 1. Harus menghormati orang tua, terutama ibu.

Bagaimana karakter tokoh anak gembala?

Anak gembala merupakan orang yang tekun dan disiplin. Buktinya, hampir setiap hari ia akan menggembalakan domba tuan-tuannya.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan pesan moral?

Dari pengertian pesan dan pengertian moral tersebut, maka dapat disimpulkan pesan moral adalah amanat berupa nilai-nilai dan norma–norma yang menjadi pegangan seseorang kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat.