Jelaskan apa yang membedakan kehidupan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dengan tingkat lanjut?

Kehidupan masyarakat pada masa berburu ditandai dengan bergantungnya masyarakat pada alam. Kebutuhan makanan didapatkan dari berburu hewan dan mengumpulkan umbi-umbian, buah-buahan, dan dedaunan yang ditemukan di sekitar mereka. Kehidupan juga masih bersifat sementara dan berpindah tempat (nomaden) untuk mencari sumber makanan dan air. Mereka hidup dalam kelompok kecil sehingga memudahkan mobilisasi dari satu daerah ke daerah lainnya.
Sedangkan kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam sudah lebih maju di mana masyarakat sudah mampu mengolah alam dan mengembangbiakkan hewan ternak. Pada masa ini masyarakat sudah mulai membuka lahan pertanian, sistem barter (bertukar barang) sudah berkembang. Mereka hidup dalam kelompok yang lebih besar, selain itu mereka telah hidup menetap pada suatu daerah yang dipimpin oleh kepala kampung.

Maka, perbedaan mendasar masyarakat pada masa berburu dengan bercocok tanam dalam aspek ekonomi dan sosial ditunjukkan pada mata pencahariannya, di mana pada masa berburu masih sangat bergantung pada alam sedangkan pada masa bercocok tanam telah mengenal pengolahan lahan. Selain itu pada masa berburu masyarakat masih hidup dalam kelompok kecil dan nomaden, sedangkan masyarakat bercocok tanam telah hidup menetap dalam kelompok yang lebih besar.

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Sederhana dan Tingkat Lanjut – Dalam perkembangannya, masyarakat pada masa prasejarah melalui beberapa tahap dalam hidupnya. Tahap pertama yang akan kita bahas yaitu pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sederhana, kedua yaitu tingkat lanjut. Bagaimana upaya yang dilakukan manusia purba dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya pada masa ini? simak pembahasan berikut ini.

Kalian harus mengetahui bahwa 90% dari jangka waktu kehidupan sejak adanya manusia sampai sekarang ternyata mereka hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Pada saat itu, lingkungan manusia hidup masih dalam keadaan liar dan keadaan bumi masih labil. Kelabilan bumi dibuktikan dengan banyak terjadinya letusan gunung berapi dan daratan ditutupi oleh hutan yang lebat.

Baca Juga : Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia

Jelaskan apa yang membedakan kehidupan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dengan tingkat lanjut?
Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, berbagai binatang purba masih hidup didalamnya. Keadaan sungai pada masa ini juga masih sering berpindah-pindah aliran karena disebabkan oleh perubahan bentuk permukaan bumi. Keadaan ini terjadi sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Akibat keadaan ini, perkembangan kebudayaan menjadi sangat lambat.

Perkembangan kebudayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sangat lambat karena disebabkan oleh keadaan alam masih sangat liar dan labil. Disamping keadaan alam, faktor lain yang menjadi penghambat perkembangan kebudayaan yaitu dari manusia pendukungnya yang masih termasuk manusia purba.

Baca Juga : Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Manusia pendukung pada masa berburu dan mengumpulkan makanan yaitu Pithecanthropus  Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Homo Wajakensis. Kehidupan manusia pada masa ini masih sangat bergantung pada alam. Kelompok berburu tersusun kedalam keluarga kecil.  Pembagian kerja dilakukan berdasarkan jenis kelamin.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, jenis kelamin laki-laki bertugas untuk berburu binatang buruan, sementara itu jenis kelamin perempuan bertugas untuk mengumpulkan makanan. Makanan yang dikumpulkan berupa hewan-hewan kecil dan tumbuh-tumbuhan yang tidak memerlukan tenaga besar untuk mengumpulkannya. Selain itu, para wanita juga bertugas untuk mengurus anak-anak.

Upaya dalam Mempertahankan dan Mengembangkan Kehidupan

Pada masa ini atau tepatnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia yang hidup juga melakukan upaya untuk mempertahankan kehidupannya dan mengembangkan kehidupan yang berlangsung. Usaha-usaha yang dilakukan meliputi :

  1. Hidup dengan berkelompok dengan jumlah sekitar 10 sampai 15 orang.
  2. Menciptakan berbagai alat yang terbuat dari batu dan tulang. Contoh alat-alatnya yaitu kapak primbas, kapak genggam dan alat-alat serpih maupun tulang.
  3. Mereka hidup berpindah-pindah tempat yang dekat dengan sumber air seperti dekat danau dan dekat dengan sungai.
  4. Suatu penemuan luar biasa pada masa ini yaitu penemuan api. Dari penemuan ini, mereka menggunakan api untuk menghangatkan badan pada musim dingin dan memasak makanan berupa daging agar tidak terlalu keras dan menjadi lunak saat dimakan.

Apa sebenarnya perbedaan antara masa berburu dan mengumpulkan makanan dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut? kalian akan menemukan jawabannya setelah membaca pembahasan kali ini. Simak pembahasan berikut ini.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut berlangsung pada zaman atau kala Pasca-Pleistosen. Kehidupan manusia pada masa ini masih sama seperti pada masa sebelumnya yakni masih bergantung pada alam. Kehidupannya masih seperti sebelumnya seperti berburu binatang di dalam hutan, mengumpulkan makanan berupa umbi-umbian, biji-bijian, buah-buahan, dan menangkap ikan.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, alat-alat kehidupan seperti kapak genggam dan alat-alat dari tulang masih digunakan dan dikembangkan. Pada masa ini. manusia purba ada yang hidup di daerah pesisir. Makanan pokok mereka yaitu berupa ikan laut dan kerang.

Baca Juga :


1. Sejarah Zaman Logam
2. Sejarah Zaman Batu
3. Sejarah Zaman Megalitikum

Kehidupan di daerah pesisir pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut dibuktikan dengan penemuan tumpukan kulit kerang di bekas tempat tinggal mereka. Selain kulit kerang, ditemukan juga beberapa alat-alat yang mereka gunakan seperti kapak genggam, mata tombak, mata panah dan mata kail.

Perbedaan dari masa sebelumnya

Perbedaan yang muncul pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut dari masa sebelumnya adalah manusia purba yang hidup, mereka lebih lama mendiami suatu tempat. Hal ini dilakukan karena jumlah makanan yang mereka kumpulkan cukup banyak. Selain itu, binatang buruan juga mulai diawetkan dengan cara di jemur dan diberi ramuan.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut juga ditandai dengan tempat tinggal manusia purba pada masa itu yaitu di Gua-gua. Gua yang dipilih untuk ditempati yaitu memiliki letak cukup tinggi yakni seperti di lereng-lereng bukit. Tempat ini dipilih untuk melindungi diri dari ancaman iklim dan binatang buas.

Manusia yang hidup pada masa ini mulai melakukan kegiatan bercocok tanam dengan sederhana dan dilakukan masih berpindah-pindah tempat atau bisa disebut berhuma. Hutan yang akan mereka tanami ditebang dan dibakar sehingga bersih dan siap untuk di tanami. Setelah tanah tidak subur lagi, hutan tersebut mereka tinggalkan untuk mencari tempat baru.

Kehidupan semi menetap pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut memberikan banyak waktu luang bagi manusia pendukung masa ini. Waktu luang yang ada, mereka gunakan untuk membuat alat-alat dari batu dan tulang. Mereka juga membuat lukisan-lukisan pada dinding gua seperti lukisan cap telapak tangan, hewan (babi, kadal), menggambar kegiatan sehari-hari mereka, dll.

Baca Artikel Selanjutnya :

Demikian pembahasan mengenai Sejarah Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Rangkuman Materi. Semoga bermanfaat bagi pembaca semua dan jangan lupa baca artikel menarik lainnya. Sekian terimakasih.

Share ke teman kamu:

Tags :

Oleh: Rina Kastori, Guru SMPN 7 Muaro Jambi

KOMPAS.com - Seiring berjalannya waktu dan makin meningkatnya kebutuhan, manusia berkembang dalam menggunakan akalnya.

Berbagai kegiatan dan peralatan makin banyak ragamnya. Oleh karena itu, teknologi dan kebudayaan yang dihasilkan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, lebih berkembang dibanding masa sebelumnya.

Walau demikian, alam tetap menjadi sumber utama kehidupan mereka. Pada masa itu, manusia mulai hidup menetap, meski hanya sementara.

Mereka juga mulai mengenal cara bercocok tanam sederhana. Meski sebagian dari mereka masih bergantung pada faktor alam.

Kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut mencakup:

Kehidupan sosial ekonomi

Kehidupan manusia pada masa ini masih dipengaruhi oleh cara hidup di masa sebelumnya.

Baca juga: Masa Bercocok Tanam: Ciri-ciri dan Kehidupannya

Mereka masih berburu, menangkap ikan, mencari kerang, dan mengumpulkan makanan dari lingkungan di sekitarnya.

Walau begitu, kehidupan manusia mengalami perubahan yang besar, di mana mereka mulai secara berkelompok hidup menetap, dengan gua sebagai tempat tinggalnya.

Biasanya yang dipilih adalah gua di lereng bukit dan dekat dengan mata air.

Mereka juga sudah mulai bercocok tanam untuk menghasilkan makanan sendiri, dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang tidak menentu.

Kala itu, manusia juga menanam padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Mereka juga mulai mencoba beternak dengan menjinakkan hewan.

Meski begitu, tradisi berpindah serta mengumpulkan makanan masih dominan, dan menjadi aktivitas keseharian mereka.

Baca juga: Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan: Ciri-cirinya serta Kehidupan di Berbagai Bidang

Kehidupan budaya

Selama tinggal di gua, manusia zaman itu, melukis di dinding gua yang menggambarkan suatu pengalaman, perjuangan, dan harapan hidup.

Lukisan tersebut dibuat dengan menggores dinding atau memberi warna merah, hitam, dan putih. Bentuknya ada yang berupa gambar tangan, binatang, atau lainnya.

Lukisan dinding gua menandakan berkembangnya kepercayaan manusia saat itu. Pada masa ini, kebudayaan masyarakat makin berkembang ke arah yang lebih maju.

Hal tersebut dapat dilihat dari peralatan yang dihasilkan, di mana kemampuan manusia  dalam membuat alat atau perkakas berkembang pesat.

Alat batu yang dibuat bentuknya lebih halus daripada masa sebelumnya. Alat-alat tersebut, antara lain:

  • Kapak Sumatera
    Adalah batu kerakal yang dibelah tengah sehingga satu sisinya cembung halus, dan sisi lainnya kasar.
  • Alat tulang sampung
    Adalah alat yang terbuat dari tulang dan tanduk, digunakan sebagai penggali umbi-umbian.

Baca juga: Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan terjadi pada zaman Mesolitikum, ditandai dengan munculnya kebudayaan kjokkenmoddinger dan abris sous roche:

Kjokkenmoddinger

Berasal dari kata kjokken, berarti dapur dan modding artinya sampah. Kjokkenmoddinger artinya sampah dapur.

Sampah ini dapat ditemukan di sepanjang pantai Sumatera Utara, antara lain Langsa (Aceh) hingga Medan.

Kjokkenmoddinger berupa bukit atau tumpukan tinggi dan memanjang dari kerang dan siput yang telah menjadi fosil,

Sampah itu menunjukkan adanya penduduk pantai yang tinggal dalam rumah bertonggak. Makanannya berupa siput dan kerang.

Siput itu dipatahkan ujungnya, kemudian diisap isinya. Sementara kulit siput dan kerang dibuang selama bertahun-tahun, mungkin ratusan atau ribuan tahun.

Baca juga: Manusia Masa Praaksara di Indonesia

Karena terus terjadi, sampah itu akhirnya menumpuk menjadi bukit kerang setinggi beberapa meter. Bukit itulah yang dinamakan kjokkenmoddinger.

Jadi, kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang serta siput yang menggunung dan sudah menjadi fosil.

Pada tempat tersebut juga ditemukan kapak sumatera atau pebble, sejenis kapak pendek, dan sejenis batu pipisan.

Abris sous roche

Hasil penemuan kedua dari kebudayaan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, adalah abris sous roche.

Merupakan sebuah gua yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia prasejarah. Gua itu sebenarnya lebih menyerupai ceruk dalam batu karang, yang cukup untuk memberi perlindungan dari hujan dan panas.

Baca juga: Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Praaksara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.