Perumpamaan orang munafik yang membaca al-quran seperti sekuntum bunga yang baunya

Perumpamaan orang munafik yang membaca al-quran seperti sekuntum bunga yang baunya

KHAZANAH ISLAM - Keutamaan membaca Al-Qur'an banyak dijelaskan dalam hadis Nabi. Beruntunglah mereka yang istiqamah membaca Al-Qur'an dan mempelajarinya karena kelak akan mendapatkan syafaat di Hari Kiamat nanti.

Selain mendapatkan syafaat (pertolongan), Al-Qur'an juga ternyata memberi manfaat dan berkah yang luar biasa kepada pembacanya. Nabi menyifati para pembaca Al-Qur'an dengan perumpamaan di bawah ini:

عَن اَبي مُوُسى رَضي اللٌهُ عَنهُ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌي اللٌهُ عَلَيهِ وَ سَلٌم مَثَلُ المُومِنِ اٌلَذِي يَقَراُ القُرانَ مَثَلُ الآترُجَةِ رِيحُهَا طيِبُ وَطَعمُهَا طَيِبُ وَمَثَلُ الموُمِنِ اٌلَذِي لآيَقرَاٌ القُرانَ كَمَثَلِ التَمرَة لآريَح لَهَا وَطَعمُهَا حُلوٌ وَمَثَلُ المُنَافِقِ اٌلَذِي يَقرَأ القُرانَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيْحُهَا طَيّبٌ وَطَعْمُهَا مُرُّ وَمَثَلُ المُنَافق اّلذِي لا يَقْرَأُ القُرْانَ كَمَثِلِ الحَنُظلَةِ لَيسَ لَهَا رِيحُ وطعمها مُرُّ. (رواه البخارى ومسلم والنسائي وابن ماجة).

Tetapi banyak rahasia dibalik tamsil hadis yang menjadi saksi terhadap ilmu Nubuwwah dan luasnya pemahaman Nabi SAW. Misalnya, jeruk mengharumkan mulut, menguatkan pencernaan, membersihkan lambung, dan sebagainya. Semua manfaat itu juga dihasilkan oleh pembaca Al-Qur'an, yaitu mewangikan mulut, membersihkan batin, dan menguatkan ruhani.

Keistimewaan lainnya dari buah jeruk adalah bahwa jin tidak dapat memasuki rumah yang di dalamnya terdapat jeruk. Jika benar maka hal ini merupakan suatu keserupaan khusus pada Al-Qur'an. Saya mendengar dari beberapa dokter ahli yang mengatakan bahwa jeruk manis dapat menguatkan ingatan.

Dan menurut riwayat Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu dalam Al-Ihya disebutkan bahwa ada 3 hal dapat menguatkan ingatan, yaitu: (1) Bersiwak. (2) Shaum.

(3) Membaca Al-Qur'an.

Sebagai penutup hadis di atas, dalam riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa sahabat yang baik adalah seperti penjual minyak wangi kasturi. Meskipun tidak memiliki kasturi tetapi jika berdekatan dengannya akan mendapatkan keharuman. Sedangkan sahabat yang buruk seperti tukang besi, meskipun tidak terkena apinya, tetapi jika berdekatan dengannya akan terkena asapnya. Karena itu penting untuk diperhatikan siapakah sahabat dan teman bergaul kita.

Wallahu A'lam

Perumpamaan orang munafik yang membaca al-quran seperti sekuntum bunga yang baunya
Perumpamaan orang munafik yang membaca al-quran seperti sekuntum bunga yang baunya

Hadis Tentang Perumamaan Orang yang Membaca Al-Quran

Membaca al-Quran yang selama ini kita anggap menjadikan kedamaian hati, dan kita percaya tidak ada yang bisa menggambarkan rasanya seperti apa. Namun, ternyata Rasulullah memberikan perumpamaan bagi orang yang membaca al-Quran. Baik itu orang yang membaca al-Quran dan mengamalkannya, atau orang yang membaca al-Quran dan mengetahui maknanya, akan tetapi ia hanya bisa menggunakan pengetahuannya untuk menasehati orang lain saja. Sabda Nabi ini termaktub dalam hadis riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim pada kitabnya Shahih Bukhory dan Shahih Muslim:

عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ. وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ التَّمْرَةِ: لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُـرْآنَ، مَثَلُ الرَّيْحَانَـةِ: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْـرَأُ الْقُرْآنَ، كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ: لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ .

Anas ibn Malik berkata , Abu Musa al-Asy’ari berkata: Perumpamaan orang mu’min yang membaca al-Qur’an bagaikan buah Utrujah, rasa buahnya enak dan baunya wangi. Dan perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca al-Qur’an bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak berbau. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur’an, bagaikan buah Raihanah, baunya enak namun rasanya pahit. Dan perumpaman orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an, bagaikan buah Hanzalah, rasanya pahit tetapi tidak berbau. (H.R Mutafaqun alaih)

Hadis di atas yang diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadis no. 4632) dan Muslim (hadis no. 1328) memiliki derajat sahih.

Kemudian Maulana Muhammad Zakariyya Al-Khandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal menjelaskan, hadits di atas menunjukan perumpamaan orang yang membaca al-Quran dengan yang tidak membacanya. Dan pada karyanya ia menjelaskan tentang perumpamaan tersebut, meskipun kenikmatan ketika membaca al-Quran tidak bisa diperumpamakan dengan kelezatan buah atau makanan yang lainnya. Akan tetapi sabda Rasulullah yang akan membuka pemikiran dan pemahaman kita yang begitu luasnya.

Baca juga: Penjelasan Fenomena Mendung, Petir, dan Guruh dalam Al-Quran

Refleksi Buah Utrujah

Pada hadis di atas disebutkan ada tiga kategori buah yang menggambarkan orang yang membaca al-Quran dan yang tidak membaca al-Quran. Antara lain buah tersebut adalah buah Utrujah, Raihanah, Hanzalah. 

Ibnu Hajar mengatakan bahwa orang yang membacakan al-Quran diperumpamakan dengan buah utrujah merupakan buah yang rasanya sungguh lezat, bentuknya juga menawan, warnanya kuning terang menyenangkan mata, kemudian untuk teksturnya lembut membuat setiap orang ingin memakannya. Seperti itulah muslim yang membaca al-Quran. Sedangkan muslim yang tidak membaca al-Quran, bagaikan buah kurma, rasanya manis tapi ia tidak berbau harum.

Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal, buah Utrujah ini seperti mendekati buah jeruk, baunya yang mengharumkan mulut, menguatkan pencernaan dan sebagainya. Begitu juga dengan membaca  al-Quran memiliki manfaat ketika membacanya manfaat yang kita rasakan begitu besar, yaitu mewangikan mulut, membersihkan batin,dan menguatkan ruhani.

Keistimewaan lainnya dari buah jeruk adalah bahwa mitosnya jin tidak dapat memasuki rumah, jika di dalamnya terdapat jeruk. Jika benar maka hal ini merupakan suatu kemiripan khusus ketika sedang membaca kitab suci al-Quran.  Selanjutnya hadis riwayat Ali r.a  dalam kitab  al-Ihya Ulumuddin disebutkan bahwa ada tiga hal dapat menguatkan ingatan, yaitu bersiwak, shaum dan membaca al-Quran.

Baca juga: Kisah Pengkhianatan Samiri dalam Al-Quran

Sebaliknya, jika buah Raihanah, buah ini sejenis dengan buah yang mengandung racun akan tetapi memiliki bau yang harum. Seperti itulah gambaran untuk orang munafik yang rajin membaca al-Quran.

Adapun ciri orang munafik yang disebut dalam hadis di atas menurut Imam Nawawi adalah orang yang membaca al-Quran, akan tetapi tidak mengamalkannya. Kemudian ia menasehati orang lain tapi sadar untuk memberi nasehat pada dirinya sendiri. Selanjutnya,  dari luar orang  tersebut tampak seperti orang suci yang semerbak wangi imannya, namun lalai untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kemudian yang ketiga adalah buah Hanzalah, buah ini memiliki refleksi rasa yang begitu pahit tetapi tidak berbau. Ibnu Hajar menyebutnya buah ini seperti buah kurma, yakni mirip dengan orang munafik yang tidak membaca al-Quran. Tidak adanya rasa manis, hal ini menyerupai tidak adanya iman dalam dirinya.

Meskipun ini hanya diperumpamaan buah, akan tetapi kita merasa perumpamaan ini sangat berarti dalam hidup kita. Dengan adanya perumpamaan tersebut, sebagai hamba Allah, semakin menyadarkan kita, bahwa khasiat dari membaca al-Quran ini sungguh luar biasa. Dan menjadikan kita menginsyafi bahwa membaca al-Quran itu bukan untuk menjadikan diri kita terlihat baik di mata orang lain, akan tetapi hati yang lapang dan tentram adalah kenikmatan tiada tara setelah kita membacanya dengan ikhlas dan tulus. Wallahu a’lam [].