Perilaku yang mencerminkan kandungan ayat bergaris bawah berikut ini adalah

4 dari 6 halaman

Perilaku yang mencerminkan kandungan ayat bergaris bawah berikut ini adalah
© Foto : Shutterstock

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan perkataan Ibnu Abbas, bahwa asbabun nuzul surat an Nisa ayat 59 ini berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais, ketika ia diutus oleh Rasulullah SAW untuk memimpin suatu pasukan khusus.

Doa Cuaca Dingin Agar Tak Kedinginan dan Tetap Fit Sesuai Hadis Nabi SAW

Abdullah memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya. Ketika api sudah menyala, ia menyuruh pasukannya untuk memasuki api itu. Lalu salah seorang pasukan menjawab, “ Sesungguhnya jalan keluar dari api ini hanya Rasulullah. Jangan tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika Rasulullah memerintahkan kalian untuk masuk api itu, maka masukilah.”

Lantas mereka menghadap Rasulullah dan menceritakan hal itu. Rasulullah melarang memasuki api itu dan menegaskan bahwa ketaatan hanya dalam kebaikan.

Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan surat An Nisa ayat 59 turun berkenaan dengan hal ini, menjelaskan bahwa jika ada perbedaan dan suatu masalah maka harus dikembalikan kepada Al Quran dan Hadis.

Asbabun Nuzul Surat An Nisa Ayat 59

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan perkataan Ibnu Abbas, bahwa asbabun nuzul surat an Nisa ayat 59 ini berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais, ketika ia diutus oleh Rasulullah SAW untuk memimpin suatu pasukan khusus.

Abdullah memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya. Ketika api sudah menyala, ia menyuruh pasukannya untuk memasuki api itu. Lalu salah seorang pasukan menjawab, “ Sesungguhnya jalan keluar dari api ini hanya Rasulullah. Jangan tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika Rasulullah memerintahkan kalian untuk masuk api itu, maka masukilah.”

Lantas mereka menghadap Rasulullah dan menceritakan hal itu. Rasulullah melarang memasuki api itu dan menegaskan bahwa ketaatan hanya dalam kebaikan.

Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan surat An Nisa ayat 59 turun berkenaan dengan hal ini, menjelaskan bahwa jika ada perbedaan dan suatu masalah maka harus dikembalikan kepada Al Quran dan Hadis.

Jakarta -

Perintah untuk berbakti kepada orang tua (birrul walidain) telah diatur dalam Al Quran. Salah satunya pada Surat Luqman ayat 14.

Q.S Luqman ayat 14,

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Arab-latin: wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan 'alā wahniw wa fiṣāluhụ fī 'āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr

Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."

Tafsir Menurut Muhammad Quraish Shihab

Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah, ayat tersebut menunjukkan penghormatan dan kebaktian kepada orang tua menempati posisi kedua setelah pengagungan kepada Allah SWT.

Dalam tafsir tersebut mengatakan, ayat ini bukan nasihat Luqman kepada anaknya. Walaupun demikian, bukan berarti Luqman tidak menasehati anaknya.

Pada konteks ini Ibnu Asyur mengemukakan riwayat bahwa Luqman menyampaikan nasehat kepada anaknya, "Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku rela padamu, sehingga Dia tidak mewasiatkan aku terhadapmu, tetapi Dia belum menjadikan engkau rela kepadaku, maka Dia mewasiatkanmu berbakti kepadaku."

Ayat ini mengandung pesan kepada semua manusia menyangkut kedua orang tua, yakni ibu dan bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelembahan yang berganda dan bertambah-tambah. Lalu ia melahirkannya dengan susah payah.

Ibu juga merawatnya dan menyusuinya setiap saat. Bahkan saat yang lain tertidur pulas ibu harus berjaga. Hal ini dilakukan hingga tiba masa penyapihannya, yakni ketika anak berusia dua tahun.

Setelah itu, anak wajib bersyukur atas apa yang sudah diberikan Allah SWT. Dia yang menciptakan dan menyediakan semua sarana kebahagiaan. Selanjutnya, diperintahkan untuk bersyukur kepada kedua orang tua karena Allah SWT telah menjadikan mereka sebagai perantara kelahiran anak di bumi.

Dalam tafsir Al Mishbah lebih menekankan pada jasa ibu. Hal ini disebabkan ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahannya, berbeda dengan bapak.

Walaupun peran bapak tidak sebesar peranan ibu dalam konteks kelahiran, namun jasa bapak tidak bisa diabaikan. Hal itu sudah menjadi kewajiban anak untuk berdoa kepada ayahnya sebagaimana kepada ibunya.

Tafsir Menurut Kemenag

Menurut Kementerian Agama (Kemenag), Surat Luqman ayat 14 merupakan perintah Allah SWT kepada manusia untuk berbakti kepada kedua orangtuanya. Berbakti yang dimaksudkan adalah berusaha melaksanakan perintahnya dan mewujudkan keinginannya.

Perintah ini juga difirmankan dalam ayat lain, firman-Nya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak." (Q.S al-Isra: 23).

Hal-hal yang menyebabkan anak diperintahkan untuk berbuat baik kepada ibu antara lain,

1. Ibu mengandung anak sampai ia dilahirkan.

Selama mengandung, Ibu menahan dengan sabar
segala penderitaan yang cukup berat. Mulai dari bulan pertama hingga kandungan itu semakin berat dan ibu semakin lemah hingga melahirkan. Kekuatannya baru pulih setelah habis masa nifas.

2. Ibu menyusui anaknya hingga usia dua tahun. Tidak sedikit penderitaan dan kesukaran yang dialami dalam masa menyusui. Hanya Allah SWT yang mengetahuinya.

Ayat ini hanya menyebutkan alasan seorang anak untuk taat kepada ibunya. Tidak disebutkan apa alasan anak berbuat baik kepada bapak.

Sementara itu, Kemenag juga menafsirkan sebab-sebab seorang anak harus berbuat baik kepada keduanya, sebagai berikut:

1. Ibu dan bapak telah mencurahkan kasih sayangnya dalam berbagai bentuk kepada anak-anaknya. Membesarkan, mendidik, menjaga, dan memenuhi keinginan anak-anaknya.

2. Anak adalah buah hati dan jantung ibu bapaknya. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw kepada anaknya, "Fatimah adalah buah hatiku"

3. Ibu dan bapak menanggung seluruh kebutuhan anak-anaknya. Mulai dari makan, minum, pakaian, dan keperluan lain.

Dari tafsir Kemenag ini menyimpulkan bahwa nikmat yang paling besar yang diterima seorang manusia adalah nikmat dari Allah SWT, kemudian nikmat yang diterima dari ibu bapaknya.

Segala perbuatan akan mendapatkan balasannya masing-masing. Perbuatan baik akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda berupa surga, sementara perbuatan jahat akan dibalas dengan azab neraka.

Itu tadi makna atau kandungan yang terdapat dalam Surat Luqman ayat 14. Semoga artikel di atas dapat menambah kasih sayang kepada kedua orang tua. Apalagi saat bulan Ramadhan ini, perbanyak berbuat kebaikan terutama kepada orang tua.

Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!"


[Gambas:Video 20detik]
(pay/nwy)

  • مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

    32. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

Ketahui juga tafsir surat Al Maidah ayat 48 di bawah ini

Ada yang penasaran mengenai kandungan surat Al Maidah ayat 48? Ternyata, surat ini mengandung banyak sekali motivasi untuk berbuat baik selama hidup. Apalagi dijelaskan pula tentang Alquran sebagai pedoman hidup umat muslim.

Menurut tafsir Kementrian Agama Al Maidah ayat 48 mengandung penjelasan tentang turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Alquran merupakan Kitab Samawi terakhir yang membawa kebenaran yang mencakup isi dan membenarkan kitab sebelumnya.

Baca Juga: 7 Surat Penenang Hati dalam Alquran untuk Menghilangkan Rasa Gundah, Insya Allah Manjur!

Mengenal Surat Al Maidah Ayat 48

Perilaku yang mencerminkan kandungan ayat bergaris bawah berikut ini adalah

Foto: Orami Photo Stock

Sebelum mengetahui kandungan surat Al Maidah ayat 48, ada baiknya Moms memahami dulu isi suratnya.

Al Maidah adalah surat ke-5 dalam Alquran. Terdiri dari 120 ayat, surat ini termasuk Madaniyah. Menurut riwayat Imam Ahmad, surat ini turun ketika Rasulullah SAW sedang naik unta hingga hampir saja paha unta itu patah karena begitu beratnya wahyu yang diterima oleh beliau.

Ayat 48 ini juga tergolong madaniyah. Surat ini dinamakan Al Maidah (المائدة) yang artinya hidangan karena, di antara kandungan surat ini adalah kisah tentang turunnya al maidah (hidangan) dari langit setelah para pengikut Nabi Isa (hawariyyun) memintanya.

Al Maidah diminta hawariyyun sebagai bukti kerasulan Nabi Isa dan sekaligus menjadi hari raya bagi mereka. Berikut ini adalah bacaan surat Al Maidah Ayat 48 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.

Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS Al Maidah: 48)

Zawiyah Jurnal Pemikiran Islam mencatat, dalam sudut pandang Islam sebuah perbedaan adalah fitrah. Ini bisa implementasikan oleh umat Islam Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Sifat inilah yang menjadikan Islam menjadi komponen penting dalam menjaga persatuan.

Baca Juga: 11 Keutamaan Membaca Surat Maryam untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Agar Si Kecil jadi Anak Berbakti!

Tafsir Surat Al Maidah Ayat 48

Perilaku yang mencerminkan kandungan ayat bergaris bawah berikut ini adalah

Foto: Orami Photo Stock

Sebelum mengetahui kandungan surat Al Maidah ayat 48, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu tafsirnya. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir, ada beberapa penafsiran dari ayat ini, yakni:

1. Iman kepada Alquran

Allah SWT menjelaskan salah satu fungsi Alquran. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW dengan haq. Ibnu Katsir mengatakan: “Yakni membawa kebenaran dan tiada keraguan di dalamnya.”

Kata mushoddiqo (مصدقا) artinya adalah membenarkan. Yang dibenarkan adalah kitab-kitab suci sebelum Al Quran. Meskipun kata minal kitaab (من الكتاب) berbentuk mufrad (tunggal), makna yang dimaksudkan adalah jamak, yakni al kutub (الكتب).

Kitab-kitab yang dibenarkan Al Quran tersebut Taurat, Zabir dan Injil. Yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS. Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS. Dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihis salam. Sebelum ketiga kitab itu diubah oleh manusia.

2. Alquran Menjadi Pedoman Hidup

Ibnu Abbas menjelaskan bahwa ayat 48 ini turun berkenaan dengan orang-orang ahli kitab yang meminta keputusan kepada Rasulullah SAW. Awalnya, beliau diberi pilihan untuk memutuskan perkara mereka atau mengembalikan perkara itu kepada kitab mereka masing-masing.

Namun, Allah SWT menurunkan ayat ini. Ibnu Katsir berkata: “Dengan turunnya ayat ini, Rasulullah diperintahkan untuk memutuskan perkara di antara mereka (ahli kitab) dengan apa yang ada pada Alquran.”

Ini juga berlaku umum, bahwa segala keputusan orang beriman hendaklah berdasarkan Alquran dan tidak boleh bertentangan. “Agama ini telah sempurna, nikmat Allah yang diberikan kepada kaum muslimin sudah cukup dan Allah telah meridhai agama Islam ini menjadi manhaj kehidupan semua manusia.

Sudah tidak ada jalan lagi di sana untuk merevisi atau mengganti agama ini. Tidak ada jalan lagi untuk meninggalkan sebagian hukumnya dengan beralih kepada hukum lain atau meninggalkan sebagaian syariatnya dan berpindah kepada syariat lain.” tegas Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran.

3. Tiap Umat Punya Syariat Berbeda

Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid, syir’ata (شرعة) adalah tuntunan, minhaja (منهاجا) adalah jalan. Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, syir’ata (شرعة) adalah apa yang disyariatkan Allah SWT untuk hamba-Nya berupa agama, sistem, aturan dan hukum-hukumnya.

Sedangkan minhaja (منهاجا) adalah jalan terang yang ditempuh manusia dalam beragama. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa seluruh Nabi dan Rasul, ajaran tauhidnya sama. Adapun syariatnya, yakni mengenai perintah dan larangan, kadang berbeda-beda.

4. Beri Ujian

Ibnu Katsir menjelaskan, Allah SWT telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji hamba-hambaNya dengan memberi pahala kepada orang yang taat dan menyiksa orang yang durhaka.

“Berlomba-lombalah kamu semuanya berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam dunia ini, dengan memegang pokok pertama yaitu ketaatan kepada Allah dan percaya bahwa di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup akhirat,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

5. Setiap Orang Dapat Balasan Sendiri

Orang Islam harus meyakini bahwa semua orang akan kembali kepada Allah SWT dan akan diberitahukan apa yang diperselisihkan yakni tentang akhirat itu sendiri. Orang kafir tidak percaya adanya akhirat, mereka berselisih mengenai hal yang pasti ini.

Karenanya kelak mereka akan diberitahu dan mendapatkan balasannya siksa neraka. Sedangkan bagi mukmin yang beramal shalih, mereka pun akan mendapat balasannya berupa surga. Oleh karena itu, semua amalan yang dilakukan akan kembali kepada orang yang melakukannya.

Baca Juga: Surat Yusuf untuk Ibu Hamil, Benarkah Bisa Membuat Bayi Terlahir Rupawan?

Kandungan Surat Al Maidah Ayat 48

Perilaku yang mencerminkan kandungan ayat bergaris bawah berikut ini adalah

Foto: Orami Photo Stock

Kandungan surat Al Maidah ayat 48 ini adalah inti dari beberapa tafsirnya yang dijelaskan di atas, yakni:

  • Alquran merupakan kitab yang benar dan tidak keraguan di dalamnya. Membenarkan kitab-kitab sebelumnya, sekaligus menjadi pembenaran atas kitab-kitab itu. Sebab kitab-kitab sebelum Alquran sudah tidak otentik lagi karena diubah oleh manusia.
  • Alquran adalah pegangan hidup dan harus menjadi pedoman dalam memutuskan segala sesuatu. Meski setiap umat memiliki syariat dan hukum sendiri sesuai dengan zaman dan kondisi hidupnya, namun secara aqidah dan pokok agama, semuanya sama yakni bertauhid kepada Allah SWT.
  • Allah SWT menjadikan manusia secara beragam untuk menguji dan memberi kesempatan untuk berlomba dalam kebaikan.
  • Semua manusia akan kembali kepada Allah SWT dan mendapat balasan atas apa yang diyakini dan apa yang dikerjakan di dunia.

Secara umum, kandungan surat Al Maidah ayat 48 adalah untuk memotivasi umat Islam melakukan banyak kebaikan saat di dunia. Semoga dengan mengetahui hal ini semakin menguatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

  • https://umma.id/article/share/id/1002/292399
  • https://www.wartamu.id/bacaan-surat-al-maidah-ayat-48-dan-kandungannya/
  • https://quran.kemenag.go.id/sura/5
  • http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=865084&val=13227&title=Islam%20Dan%20Kebhinekaan%20di%20Indonesia:%20Peran%20Agama%20Dalam%20Merawat%20Perbedaan