Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah

Bambang Budi SantosoProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian UNRAM

22 Oktober 2021

Pandemi Covid-19 belum berlalu sepenuhnya. Mengisi aktivitas yang sejatinya masih tidak dapat dilakukan secara bebas seperti sebelum adanya pandemi ini, tentu membosankan. Mari isi waktu luang dengan bertanam tanaman buah. Tentu bagi Kita-Kita pemilik lahan (halaman) sempit, teknik bertanam yang cocok adalah tanam tanaman buah dalam pot atau TABULAPOT.

Baiklah, jika Kita sudah menentukan jenis tanaman (apakah jambu air, ja,bu Kristal, mangga, atau anggur, atau yang lainnya) yang akan ditanam di dalam pot, maka beberapa langkah penting lainnya adalah penyiapan bibit, penyiapan media tanam/tumbuh, pindah-tanam bibit, dan perawatan tabulapot.

Penyiapan Bibit

Bibit yang dipersiapkan tentu bibit tanaman yang berkualitas. Dalam hal ini, Kita sebaiknya menggunakan bibit hasil perbanyakan vegetatif karena jenis bibit ini memiliki sifat yang sama dengan induknya. Bibit ini juga menjamin tabulapot Kita lebih cepat berbuah.

Bibit yang berkualitas adalah bibit yang benar secara genetic (vaietas) dan baik secara fisiologis-agronomis. Artinya, bibit yang demikian itu adalah bibit yang disertai dengan label atau deskripsi tentang bibit tersebut. Menjelaskan jenis/varietas yang benar, umur (tanggal) dipersiapkannya bibit, asal-usul bahan bibit dan sebaginya. Bibit yang baik adalah juga bibit yang terbebas dari infeksi penyakit ataupun serangan hama.

Penyiapan Media Tanam

Agar supaya tanaman buah-buahan yang ditanam dalam pot dapat tumbuh dengan baik tentu jika ditanam atau ditumbuhkan pada media yang tepat. Menyediakan media yang tepat ditujukan agar tanaman buah yang ditanam dalam pot mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, kemudian apa yang diharapkan – tabulapot cepat berbuah – dapat tercapai.

Media tanam yang baik harus memenuhi kriteria berupa kemampuan untuk menyimpan air dan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Untuk tujuan itu, maka Kita dapat menggunakan media tanam dengan mencampurkan kompos, tanah, dan juga arang sekam dengan komposisi 1:1:1 (v/v). Bukan berarti bahan campuran media lainnya selain yang telah disebutkan itu, tidak dapat digunakan. Kita dapat memanfaatkan bahan media tanam yang ada di sekitar Kita.

Yang perlu diingat adalah bahwa umumnya tanah yang ada di wilayah kita (daerah beriklim tropis) memiliki kandungan asam yang relative cukup tinggi. Untuk mengurangi kadar keasaman media tanam tersebut, Kita dapat menggunakan kapur atau dolomit, yaitu mencampurkannya pada media yang Kita persiapkan. Abu bekas bakaran kayu memasak (abu dapur) dapat digunakan.

Bersihkan media tanam dari kerikil yang tercampur di dalamnya. Jika media tanam sudah terbebas dari campuran kerikil, selanjutnya aduk semua bahan sampai tercampur rata.

Penyiapan Pot

Jika media tanam sudah dipersiapkan dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah Kita mempersiapkan pot yang akan digunakan sebagai tempat menanam tanaman buah-buahan. Ada banyak jenis pot yang dapat Kita gunakan untuk tabulapot, seperti pot plastik, pot beton (semen) atau planterbag yang kini sangat mudah diperoleh.

Berkaitan dengan ukuran pot yang akan digunakan, diawal penanaman Kita dapat menggunakan pot berukuran kecil. Saat tanaman sudah mulai tumbuh dengan besar, maka pot yang digunakan dapat diganti dengan ukuran yang lebih besar.

Setelah media tanam dan pot sebagai wadah tanam tersiapkan, selanjutnya Kita letakkan pecahan genteng pada dasar pot setebal kurang-lebih 5 cm.  Kemudian letakkan sabut kelapa di atas lapisan pecahan genteng tersebut. Baru kemudian memasukkan atau mengisi pot dengan media tanam yang sudah dipersiapkan.

Penanaman Bibit

Agar mengurangi penguapan yang terjadi pada tanaman, Kita perlu memangkas sebagian batang dan daun. Setelah itu, merobek polybag bibit secara hati-hati dan kemudian letakan di dalam pot. Posisikan bibit tanaman di tengah pot dan selanjutnya timbun dengan media tanam sampai pangkal atau leher batang.

Jangan lupa, memadatkan media tanam untuk memastikan tanaman tidak mudah roboh dan sudah ditopang dengan kuat.

Selama kurun waktu 1-2 minggu setelah pindah tanam, sebaiknya Kita letakan tabulampot tersebut di tempat yang teduh agar secara perlahan beradaptasi dengan lingkungannya. Lakukan penyiraman setiap hari secara rutin. Setelah periode adaptasi tersebut, Kita dapat memindahkan tabulampot ke tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung.

Perawatan Tabulapot

Tindakan agronomis atau perawatan tabolapot agar berhasil sesuai keinginan Kita, maka berikut ini beberapa tindakan perawatan yang perlu dilakukan pada tabulampot.

Penyiraman Tanaman. Penyiraman sangat dibutuhkan oleh tanaman pada sistim tanam dalam pot, sehubungan keterbatasan media dan sekaligus ketersediaan kelembaban tanah. Pada musim kemarau, penyiraman tabulapot harus dilakukan setiap hari, pada musim hujan penyiraman dapat dilakukan lebih jarang yaitu pada saat media tanam terlihat kering. Jika Kita memiliki tabulapot dalam jumlah banyak, maka Kita sebaiknya mempersiapkan cara penyiraman dengan teknik tetes (irigasi tetes). Kelebihan dari teknik ini adalah lebih hemat air dan mudah dikontrol.

Pemangkasan. Perlu dilakukan secara rutin. Tujuan dilakukannya pemangkasan adalah untuk membentuk tanaman, dan sekaligus agar semua bagian dari tanaman mendapatkan paparan sinar matahari secara langsung.

Postur tanaman dalam tabulapot sebaiknya terdiri atas 1 batang utama yang padanya terdapat 3 batang sekunder, dan setiap batang sekunder terdapat 3 batang tersier. Atau dikenal dengan pemangkasan rumus 1:3:9. Kesehatan batang dan aspek estetika dijadikan dasar pemangkasan.

Ada dua jenis pemangkasan yang diterapkan pada tabulapot yaitu pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan produksi dilakukan pada tunas air yang bertujuan merangsang pembungaan pada tanaman. Pemangkasan ini juga dilakukan pada batang-batang (atau percabangan) yang terinfeksi penyakit atau terserang hama. Sedangkan pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap jenis tanaman yang sudah berumur tua. Saat tabulampot berusia tua, maka beberapa cabang yang ada perlu dipangkas dan biasanya hanya menyisakan batang utama saja dengan beberapa cabang primer yang diharapkan sebagai pembentuk tajuk.

Pemupukan. Lakukan pemupukan dengan teratur. Pemupukan secara rutin bertujuan agar kandungan unsur hara yang ada di dalam media tanam tetap terjaga. Pupuk dapat Kita berikan 1 bulan sejak pindah tanam bibit dan selanjutnya setiap periode 4 bulan sekali.

Sebaiknya Kita menggunakan pupuk organik, dapat berupa kompos, pupuk kandang, dan pupuk cair organik. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah memiliki kandungan unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk kimia.

Pupuk kimia dapat Kita berikan saat masa pembungaan dan pembuahan saja sehubungan pada periode tersebut tanaman dalam pot membutuhkan lebih banyak unsur hara, dan itu ada di dalam pupuk kimia.

Pengendalian hama-penyakit. Pengendalian hama-penyakit pada tabulampot sudah dapat dan seharusnya dimulai saat Kita memilih bibit. Bibit tanaman yang unggul memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap serangan hama-penyakit.

Setelah tanaman tumbuh baik di dalam pot, Kita harus tetap memperhatikan kebersihan media tanam yang digunakan.

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah

Mengganti media tanam dan pot. Saat tanaman buah dalam pot yang Kita tanam dan pelihara telah membesar, maka tanaman tersebut membutuhkan ruang yang lebih luas. Dengan demikian pergantian media tanam harus dilakukan. Pindahkan tanaman pada pot yang berukuran lebih besar dan sekaligus mengganti media tanam. Saat pindah tanam ke pot baru yang ukurannya lebih besar, sebaiknya dilakukan juga pemangkasan baik pada percabangan maupun pada perakaran.

Sumber Bacaan

Acquaah, G. 2002. Horticulture – Principles and Practices. Second Edition. Pentice Hall, New Jersey

Santoso, B.B. 2009. Pembiakan Vegetatif Dalam Hortikultura. Penerbit Unram Press.

Whitcomb, C.E. 2003. Plant production in containers II. Stillwater, OK: Lacebark Publications.

Kebutuhan pangan dunia yang semakin meningkat serta keterbatasan lahan dalam memproduksi bahan pangan mendorong para ahli pangan dunia melakukan inovasi dalam bidang pertanian dan perkebunan. Alhasil, metode menanam sayuran dan buah mulai mengalami pergeseran dari metode konvensional menuju metode yang lebih modern. Mulai dari metode hidroponik, aquaponik, aeroponik, hingga metode tabulampot (budidaya tanaman buah dalam pot). Pada kesempatan kali ini, Taman Inspirasi akan mengupas tuntas metode tabulampot sehingga mudah diaplikasikan meski dengan lahan yang sangat terbatas.

Sistem tabulampot sebenarnya merupakan jawaban yang jitu untuk Anda yang memiliki lahan terbatas. Terlebih jika anda tinggal dikawasan perkotaan dimana tiap jengkal tanah diperhitungkan nilai ekonomisnya. Lain halnya jika anda tinggal dikawasan pedesaan yang kultur masyarakatnya lebih kental akan kegotongroyongan dan kebersamaan. Termasuk dalam pengelolaan dan penataan lahan atau pekarangan rumah. Kita tahu bahwa tanaman buah biasanya memiliki ukuran atau postur yang tinggi serta sistem perakaran yang dalam. Oleh sebab itu, tanaman buah membutuhkan ruang tumbuh yang luas.

Jenis Tabulampot untuk Budidaya di Daerah Tropis

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah

Metode tabulampot sebenarnya telah ada sejak tahun 1970-an dan hingga saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan baik dari sisi teknologi maupun varietas tanaman buah yang bias dibudidayakan pada media yang terbatas.

Kini, telah banyak bermunculan penyedia bibit tabulampot karena ia selalu menjadi incaran para pehobi tanaman. Rata-rata mereka tertarik untuk mengembangkan budidaya tabulampot karena alasan estetika dan fungsional serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Secara umum, hamper semua jenis tanaman buah bias dibudidayakan secara tabulampot meski tidak semua varietas tabulampot bisa berbuah secara optimal. Itu disebabkan karena tidak semua jenis tanaman bisa berbuah dalam media yang terbatas meski mereka tumbuh dengan subur.

Ada beberapa varietas tanaman buah yang umum dibudidayakan secara tabulampot. Level kesuksesan berbuahnya terkategorikan mudah, sulit (advance) dan belum berhasil. Beberapa contoh varietas tanaman buah yang masuk dalam kategori mudah diantaranya tanaman jeruk, sawo, manga, jambu air, jambu biji, belimbing, anggur, strawberry, buah tin, buah naga dan papaya. Sedangkan kategori tanaman yang sulit dikembangkan melalui metode tabulampot diantaranya rambutan, kelengkeng, manggis, jambu bol, duku, salak, kurma, pisang dan srikaya. Tanaman durian dan alpukat masih belum bisa berbuah maksimal jika dikembangbiakkan secara tabulampot.

Tahap-tahap Bertanam Tabulampot

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah

Persiapan Bibit Tabulampot

Dalam bercocok tanam, apapun metode yang diterapkannya bibit merupakan faktor yang fundamental. Demikian halnya dengan metode tabulampot. Bibit yang berkualitas menjadi faktor utama yang harus kita perhatikan sebelum melangkah ke tahapan berikutnya. Secara umum, ada dua jenis bibit tanaman buah yaitu bibit hasil perbanyakan secara generative (pembibitan dari biji) dan bibit hasil perbanyakan secara vegetative (melalui metode cangkok, penyambungan dan okulasi).

Sebaiknya, untuk budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) bibit yang digunakan adalah bibit dari hasil perbanyakan secara vegetative. Mengapa? Bibit jenis ini sudah dapat dipastikan sifat dasar tanamannya yaitu sama dengan indukannya. Secara tidak langsung ini akan mempermudah kita dalam memprediksi tingkat keberhasilan tanaman dalam berbuah. Menurut pengalaman kami, bibit hasil perbanyakan secara vegetatif lebih cepat menghasilkan buah dibandingkan dengan bibit hasil perbanyakan secara generatif. Meski demikian, ada satu kekurangan dari bibit vegetatif yakni memiliki kecenderungan system perakaran yang kurang kuat sehingga berimbas pada penyerapan nutrisi yang kurang optimal dan tanaman mudah robot atau kering.

Walaupun bibit tanaman mengambil peranan paling penting dalam keberhasilan budidaya tabulampot, kita juga tetap harus memperhatikan factor-faktor lainnya seperti pemupukan, perawatan, dan system pengairan yang baik. Sebelum anda memulai bercocok tanam tabulampot, ada baiknya untuk cermat dalam pemilihan bibit. Pilih bibit yang bebas dari hama atau penyakit tanaman, memiliki daya tahan yang baik, serta mudah berbuah. Untuk itu, anda bisa mencari bibit di tempat pembibitan atau komunitas yang terpercaya dan kredibel terlebih jika didukung dengan adanya sertifikasi dari Dinas terkait.

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah

Persiapan Media Tanam Tabulampot

Media tanam memiliki fungsi sebagai wadah atau tempat tumbuhnya akar tanaman sehingga dapat menopang postur batang dan daun tanaman dengan baik. Ada berbagai macam campuran media tanam tabulampot. Namun pada dasarnya, ia harus bisa menyimpan air dengan baik serta menjadi pemasok nutrisi paling utama bagi tanaman.

Media tanam yang lazim digunakan oleh para penggiat tabulampot diantaranya campuran tanah, arang sekam dan pupuk kompos (pupuk kandang) dengan komposisi 1:1:1. Jika kita kesulitan membuat arang sekam, maka bisa diganti dengan sekam padi. Gunakan bahan baku disekitar kita agar pembuatan media tanam bisa lebih ekonomis dan murah.

Biasanya, tanah serta material organik di kawasan tropis seperti Indonesia memiliki kadar keasaman yang tinggi dan ini kurang baik bagi pertumbuhan tanaman di masa mendatang. Oleh sebab itu, solusinya adalah dengan menambahkan kapur pertanian atau dolomit ke dalam media tanam secukupnya.

Langkah berikutnya yaitu menyiapkan pot sebagai wadah untuk media tanam. Pot yang anda gunakan bisa terbuat dari plastic, logam (drum) bekas, kayu atau tanah liat. Idealnya, tabulampot ditempatkan dalam media atau wadah dengan pori-pori yang bagus sehingga temperatur serta kelembaban dapat terjaga. Untuk itu, wadah yang terbuat dari kayu atau tanah liat sangat baik untuk digunakan dalam metode tabulampot walaupun ada beberapa kekurangan. Diantaranya wadah tersebut sangat mudah lapuk dan rusak jika terkena air terus menerus.

Pemisahan dasar pot dengan tanah juga perlu dilakukan mengingat perkembangan akar tanaman buah yang cepat memerlukan pengawasan intensif. Selain itu, pembuatan alas atau kaki pemisah pot dengan tanah akan memudahkan aliran air / drainase pada media tanam sehingga tetap terpantau dan terukur tingkat kelembabannya.

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah

Penanaman Bibit Tanaman

Berikut ini tahapan yang perlu anda lakukan untuk menanam bibit tabulampot ke dalam wadah:

  • Siapkan bahan media tanam yang terdiri atas campuran 1:1:1 antara tanah, pupuk kompos (pupuk kandang) dan arang sekam (sekam mentah). Bersihkan (ayak) bahan-bahan tersebut hingga teksturnya lebih lembut. Kemudian campur hingga merata.
  • Siapkan wadah atau pot untuk tanaman. Sesuaikan ukuran pot dengan ukuran tanaman. Idealnya dimulai dari ukuran pot yang paling kecil. Jika tanaman semakin tumbuh membesar, bisa dilakukan penggantian pot sekaligus peremajaan media tanam.
  • Letakkan pecahan genteng dan ijuk atau sabut kelapa di dasar pot. Masing-masing satu lapis.
  • Isi wadah dengan media tanam yang sudah disiapkan sebelumnya sampai setengah pot terisi.
  • Pangkas sebagian daun atau batang sekunder tanaman untuk mengurangi penguapan.
  • Buka polybag dan letakkan bibit tepat ditengah-tengah pot. Kemudian timbun bibit hingga pangkal batang.
  • Tekan dan padatkan media tanam disekitar pangkal batang tanaman. Hal itu berguan agar tanaman tertopang dengan kuat pada media tanam.
  • Siram dengan air secukupnya dan tempatkan tabulampot di tempat yang teduh agar beradaptasi dengan lingkungan tumbuh yang baru. Siram tabulampot setiap hari (pagi/sore)
  • Setelah 1 minggu, baru tanaman dapat dipindahkan di tempat yang terbuka untuk mendapat penyinaran matahari yang baik.

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah

Perawatan Tabulampot

1. Penyiraman

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tabulampot harus diletakkan di tempat terbuka sehingga mendapat sinar matahari yang cukup. Penyiraman dilakukan setiap hari dimusim kemarau. Bisa pagi atau sore hari. Dimusim penghujan, penyiraman dilakukan apabila media tanam terlihat kering. Penyiraman yang berlebihan tidak akan membuat tanaman subur namun sebaliknya justru akan menjadi sebab timbulnya penyakit pada daun atau batang dan busuk akar. Penyiraman bisa menggunakan media tembor atau selang air.

Namun jika anda memiliki tabulampot yang banyak, maka penyiraman bisa dilakukan dengan membuat system irigasi. Khusus tabulampot, system irigasi yang ideal adalah irigasi tetes karena system ini menghemat tenaga kerja walaupun memerlukan investasi yang cukup besar untuk membuatnya.

2. Pemupukan

Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Oleh karena itu pemupukan menjadi hal yang sangat vital. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali.

Media tanam pada tabulampot hanya dapat memberikan nutrisi yang terbatas untuk tanaman. Oleh sebab itulah pemupukan yang ruting menjadi hal yang sangat fundamental. Pemupukan pertama bisa anda lakukan satu bulan pasca tanam. Setelah itu, idealnya setiap 3 atau 4 bulan sekali dilakukan pemupukan secara regular.

Sebaiknya, pupuk yang digunakan adalah pupuk organic seperti pupuk kompos, pupuk kandang atau POC (pupuk organik cair). Meski kandungan unsur haranya tidak seakurat dan selengkap pupuk kimia

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah

Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik. Jenisnya bisa kompos, pupuk kandang atau pupuk organik cair. Penambahan bahan-bahan organik yang terkandung pada pupuk akan merangsang aktivitas mikroorganisme menguntungkan dalam media tanam.

Pemberian pupuk kimia hanya dilakukan pada saat pembungaan dan pembuahan. Saat itu, tanaman membutuhkan unsur hara makro seperti fosfor dan kalium dalam jumlah yang banyak. Serta beberapa unsur hara mikro seperti kalsium, mangaan, besi, dll. Beberapa unsur hara makro dan mikro tersebut akan membantu proses pembungaan tanaman sehingga dapat berbuah lebih optimal.

Selain itu, anda dapat menambahkan pupuk organic cair (POC) dan mikroorganisme local (MOL) sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman sekaligus pencegahan dari hama penyakit. Kedua jenis nutrisi tersebut dapat anda buat sendiri. Untuk cara pembuatannya dapat anda baca disini.

3. Pemangkasan

Setidaknya terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk baru dan mengatur postur tanaman agar sinar matahari bisa menembus semua bagian tanaman. Selain dua fungsi itu, pemangkasan bentuk juga terkait dengan estetika.

Berdasarkan tujuannya, pemangkasan pada tabulampot terbagi menjadi tiga yaitu pemangkasan bentuk, produksi dan peremajaan.

Pemangkasan bentuk berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tajuk baru dan menata postur tanaman agar semua bagian-bagiannya mendapat pencahayaan sinar matahari dengan baik. Selain itu, pemangkasan bentuk juga bertujuan agar tanaman tampak lebih indah dan sedap dipandang (nilai estetika). Ada teori umum dalam melakukan pemangkasan bentuk tabulampot yaitu 1-3-9. Dalam setiap batang primer ada maksimal 3 batang sekunder. Dalam setiap 1 batang sekunder ada maksimal 3 batang tersier. Pemangkasan juga difungsikan untuk memilih dan memilah batang yang sehat serta kuat sehingga mampu menopang dan mendistribusikan nutrisi dengan sempurna.

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah
Pemangkasan produksi ditujukan untuk tumbuh kembang yang maksimal serta merangsang proses pembungaan. Selain itu, pemangkasan produksi juga dilakukan terhadap batang yang terlihat berpenyakit atau yang terserang hama.

Pemangkasan peremajaan diakukan terhadap tabulampot yang telah tua. Khusus untuk tabulampot yang sudah tua, perlu segera dilakukan penggantian media tanam serta repotting (pemindahan pot). Pada tahapan ini, beberapa cabang tabulampot perlu dipangkas. Bahkan pada beberapa kasus tertentu pemangkasan dilakukan dengan hanya menyisakan batang primer saja.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Idealnya, tahap pengendalian hama dan penyakit pada tabulampot dilakukan sejak pemilihan bibit. Bibit unggul dengan kualitas yang prima biasanya memiliki ketahanan terhadap penyakit atau hama tertentu. Oleh sebab itu, kami sarankan untuk membeli bibit dari sumber yang terpercaya, seperti Taman Inspirasi SAFA.

Perawatan tabulampot yang bertujuan untuk mengurangi penguapan adalah
Kebersihan media tanam dan lokasi tumbuh tabulampot merupakan tindakan pencegahan yang utama dari serangan hama dan penyakit. Namun jika tanaman anda sudah terlanjur terkena hama atau penyakit maka ada baiknya memberikan pestisida organic yang dapat anda buat sendiri. Selain lebih murah, pestisida organic nyaris tidak memberikan efek samping yang berbahaya baik bagi tanaman maupun manusia. Taman Inspirasi juga memberikan tips cara pembuatan pestisida organik dari bawang putih yang dapat anda baca disini.

Ketika tabulampot mulai berbuah, sebaiknya anda lindungi buah dengan jaring pelindung atau plastic. Pemasangan perangkap hama juga bisa dilakukan ketika mulai terlihat lalat buah menyerang tabulampot anda.

5. Pergantian Media Tanam dan Pot (Repotting)

Tanaman buah dalam pot saat sudah mencapai ukuran tertentu maka memerlukan ruang tumbuh yang lebih besar. Sebab ruang tumbuh dan ruang gerak tabulampot merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas buah yang dihasilkan.

Pergantian media tanam dalam tabulampot tidak hanya berfungsi memindahkan tanaman pada pot yang lebih besar saja. Perlu juga dilakukan pemangkasan peremajaan. Misalnya, pemangkasan akar tanaman. Akar tanaman yang terus tumbuh akan membuat media tanam menjadi padat.

Penggantian media tanam pada tabulampot tak hanya difungsikan untuk proses repotting saja. Penambahan nutrisi dan pemangkasan peremajaan juga perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih optimal. Pemangkasan akar tanaman yang dianggap tidak perlu juga harus dilakukan supaya tidak tumbuh menjalar keluar wadah atau pot. Akar tanaman yang tumbuh tak terkontrol pada tabulampot akan membuat media tanam mudah padat sehingga mengganggu sirkulasi air dan udara didalam wadah.

Akar tabulampot dengan panjang melebihi 25 cm harus segera dipangkas. Demikian pula kepadatannya harus dikurangi supaya system drainase dan sirkulasi pada media tanam tetap terjaga dengan baik. Pemangkasan daun dan batang juga perlu dilakukan pada proses repotting ini untuk mengurangi penguapan dan mengoptimalkan pertumbuhan pada tanaman.