Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan bandwidth sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. QOS(Quality of services) atau lebih dikenal dengan Bandwidth Manajemen, merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pada RouterOS Mikrotik penerapan QoS bisa dilakukan dengan fungsi Queue. 

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Limitasi Bandwidth Sederhana

Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client.

Contoh :
Kita akan melakukan limitasi maksimal upload : 128kbps dan maksimal download : 512kbps terhadap client dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router. Parameter Target Address adalah IP Address dari client yang akan dilimit. Bisa berupa :

  • Single IP (192.168.10.2)
  • Network IP (192.168.10.0/24)
  • Beberapa IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol panah bawah kecil di sebelah kanan kotak isian.

Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual. Satuan bps (bit per second).

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Dengan pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps dalam keadaan apapun selama bandwidth memang tersedia. 

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Metode Pembagian Bandwidth Share

Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat. Konsep Limitasi Bertingkat  bisa anda baca pada artikel Mendalami HTB pada QOS RouterOS Mikrotik

Contoh : Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client.

Konsep:


  1. Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.
  2. Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.
  3. Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Topologi Jaringan

Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan pada parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit.

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue.
Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya. Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address.

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client. Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Kondisi 1

Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit. 


Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit. 

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Kondisi 2

Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth.

Perhitungan : Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua Client. Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Kondisi 3

Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth.

Perhitungan: Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa 128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps.

Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan Priority untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1.

Contoh :
Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia.

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan


Perhitungan: Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps

Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan sistem Bandwidth share. Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan pembagian bandwidth.

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

 

Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2 karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi Manager dan Limitasi Staff.

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Bypass Traffic Lokal

Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi.

Contoh :
  • IP LAN 1 : 192.168.10.0/24
  • IP LAN 2 : 192.168.11.0/24

Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address : 192.168.10.0/24, traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya 100Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada urutan teratas (no. 0). 

Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan

Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet.


Page 2

Sehubungan dengan wabah COVID-19, kami tetap melayani pembelian barang secara online.

Nikmati ONGKOS KIRIM GRATIS untuk tujuan Pulau Jawa.

Untuk konsultasi, gunakanlah telp 0274-6059988 atau email/web. Kantor Yogyakarta beroperasi Senin - Jumat jam 09.00 - 17.00 WIB dan untuk sementara tidak melayani kunjungan konsultasi dan support.

Pengalokasian Bandwith Secara Otomatis Menggunakan Metode Per Connection Queue Sandy Kosasih Program Studi Sistem Informasi, STMIK Pontianak, Jalan Merdeka No. 372 Pontianak E-mail: dan Abstract This research paper results in a technique used existing method for dividing the bandwidth automatically by using Per Connection Queue (PCQ) method to keep it optimal and evade individual control among the users, load limitation in using the available bandwidth, and excessive bandwidth capacity. The allocation of bandwidth is divided evenly and based on all users needs and can reduce the company s cost of bandwidth investment. In this research, used case study at PT. Asuransi Jasindo Pontianak and using NDLC (Network Development Life Cycle) to optimize the bandwidth allocation by applying top down approach model. The result of this research shows that all users can stably access the internet with the same data transfer rate; thus, they can optimally utilize the bandwidth capacity owned by the company and evade bandwidth leakage. The test also shows that the configuration of bandwidth limiter using Queue Tree method is very well done, whereby the scores between upload and download needs do not have the significant difference. Keywords: Optimization of Bandwidth, Per Connection Queue Method, Top-Down Approach 1. Pendahuluan Pemakaian jasa internet setiap pengguna menginginkan kecepatan akses internet yang maksimal. Kecepatan akses internet tentunya akan berhubungan dengan besarnya kapasitas bandwidth yang tersedia dalam suatu jaringan. Untuk mendapatkan kecepatan akses yang maksimal dan dengan resource bandwidth yang terbatas, maka bandwidth memerlukan pengaturan yang baik untuk menjaga lalu lintas data dalam suatu jaringan komputer agar tidak terjadi kemacetan sebagai akibat dari adanya permintaan akses yang overload dalam jaringan. Dewasa ini kebutuhan akses internet dalam perusahaan PT. Asuransi Jasindo sangat tinggi dan seringkali pemanfaatannya kurang optimal sehingga mengganggu aktivitas dan kinerja karyawan dalam bekerja. Persoalan yang sering terjadi antar pengguna adalah tidak adanya pembatasan pemakaian kapasitas bandwidth sehingga yang terjadi adalah perbedaan kecepatan antara pengguna yang satu dengan pengguna yang lain. Kenyataan ini jelas memberikan pengaruh yang sangat signifikan untuk kelancaran penyelesaian pekerjaan dan layanan untuk proses bisnis aktivitas perusahaan. Membagi kapasitas bandwidth dengan PCQ (Per Connection Queue) prinsipnya menggunakan metode antrian untuk menyamakan bandwidth yang dipakai pada multiple client. Metode PCQ yang diterapkan menggunakan metode NDLC (Network Development Life Cycle) dengan pendekatan Top-Down. Sementara teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikanya didasarkan pada pendekatan yang disebut QoS (Quality of Service). Secara default QoS ini berada dalam perangkat mikrotik untuk mengatur traffic jaringan dan lalu lintas data/informasi (Herlambang, 2008). Mikrotik dapat dijalankan pada sebuah PC (Personal Computer) biasa atau pada sistem mini routerboard yang bisa berfungsi sebagai router, bridge, hotspot gateway, firewall, bandwidth limiter, dan lain-lain. Mikrotik merupakan sistem operasi linux-based yang dirancang secara khusus untuk keperluan networking (Harijanto, 2008). Fasilitas router dalam mikrotik mempunyai peran penting untuk menghubungkan client ke jaringan Internet melalui Network Address Translation (Kustanto, 2008). Cara kerja QoS adalah dengan cara mengidentifikasi lalu lintas data yang melalui jaringan, kemudian menerapkan kebijakan QoS yang digunakan untuk melindungi, memprioritaskan atau untuk memberikan batasan (Santoso, 2007). Melalui teknik ini keseluruhan kapasitas bandwidth yang tersedia dapat digunakan secara optimal tanpa ada sumberdaya yang terbuang percuma. Metode PCQ merupakan metode dengan antrian membagi kapasitas bandwith sehingga dapat melakukan pembatasan. Dalam PCQ juga menciptakan subqueues, mengenai parameter pcqclassifier. Subqueue masingmasing memiliki data rate batas pcq-rate dan ukuran pcq-limit paket. Ukuran total antrian PCQ tidak dapat lebih besar dari pcq-total-limit paket. Metode PCQ ini dilengkapi dengan penerapan Queue Tree, agar kapasitas bandwidth dapat dibagi secara otomatis oleh sistem dengan batasan limit bandwidth sehingga jika terdapat satu client bisa mencapai keseluruhan kapasitas bandwidth yang ada (Ni, 2007). 207

2. Metode Berdasarkan dari hasil tinjauan pustaka dari sejumlah literatur, wawancara dan obeservasi yang sesuai dengan kenyataan dan permasalahan yang di hadapi dari objek penelitian yang berupa studi kasus, demi memahami strategi penelitian dalam konteks tunggal agar mengacu kepada objek penelitian yaitu pengalokasian kapasitas bandwith secara otomatis dengan metode Per Connection Queue (PCQ). Pengembangan sistem jaringan yang dilakukan mengacu kepada model Network Development Life Cycle (NDLC), yaitu suatu pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggambarkan siklus yang tiada awal dan akhirnya dalam membangun sebuah jaringan komputer. Adapun sistem jaringan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan pendekatan Top Down, yaitu suatu pendekatan yang meliputi strategi dalam pemrosesan informasi dimana NDLC merupakan salah satu aspek pendukung didalamnya. Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 dengan teknik accidental sampling. 3. Hasil dan Pembahasan Sistem pengalokasian kapasitas bandwith secara otomatis dengan metode PCQ pada perusahaan PT. Asuransi Jasindo menggunakan arsitektur switched Ethernet untuk menghubungkan setiap komputer yang ada dalam perusahaan tersebut. Sistem jaringan didukung oleh penggunaan mikrotik router dan perangkat fireboxwatchguard sebagai firewall (Intrusion Detection System) jaringan dan setiap PC dilengkapi NIC 10/100/1000 untuk memungkinkan peningkatan kecepatan yang mudah ke jaringan Gigabit Ethernet generasi berikutnya. Selanjutnya melakukan analisa jaringan agar koordinasi dan pengurutan kegiatan-kegiatan pabrik/proyek yang kompleks, dapat saling berhubungan dan saling bergantung satu sama lain. Analisis jaringan juga bertujuan agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan dapat dilakukan secara sistematis sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja. Berikut ini adalah uraian dari perangkat dan kebutuhan sevice lainnya yang digunakan untuk mendukung pengembangan jaringan adalah berupa media transmisi menggunakan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) kategori 5, untuk switch berupa router WAG120N (switch layer 3), mikrotik, Router RB750, dan ISP menggunakan Telkom Net Speedy. Adapun aplikasi yang digunakan daam penelitian ini adalah sistem operasi menggunakan Windows 2003 Server, Router menggunakan MikrotikOS, client menggunakan OS Windows 7, Database menggunakan microsoft acces 2010, Microsoft SQL Server 2008, MySQL 5 Community Edition. Sementara untuk network menggunakan wireshark, multi router traffic grapher, Squid Analysis Report Generator. Gambar 1. Koneksi Jaringan Komputer Memiliki 12 komputer yang dalam pengoperasiannya saling berbagi data dan 1 unit komputer difungsikan sebagai pusat data atau server. Supaya keinginan untuk mengkoneksikan ke 12 unit komputer termasuk server maka setiap komputer perlu berada pada satu subnet yang sama (lihat gambar 1). Implementasi jaringan dan pengujian kapasitas bandwidth melalui mikrotik dengan metode PCQ (Per Connection Queue) prinsipnya menggunakan metode antrian/queue untuk menyeimbangkan kapasitas bandwidth yang dipakai pada multiple client. Saat memiliki kapsitas bandwidth internet sebesar 2 Mbps, dan perlu membagi kapasitas bandwidth menjadi 12 PC, maka ketika semua PC tersebut terpakai, maka akan mendapatkan kapasitas bandwidth sebesar 2Mbps/12 = sekitar 200kbps, tetapi pada saat komputer yang terpakai hanya 5 buah, maka masing-masing PC secara otomatis akan mendapatkan bandwidth sebesar 2Mbps/5 = 400kbps sehingga keseluruhan bandwidth bisa terpakai secara optimal. Berikut ini adalah pengujian kegiatan pengimplementasian jaringan internet dengan menerapkan metode Queue Tree. Kondisi ini diawali dengan memberikan IP Address pada komputer admin yang 208

digunakan untuk mengkonfigurasi Mikrotik tersebut seperti pada Gambar 2. Selanjutnya untuk masuk ke peralatan mikrotik user harus melakukan login lebih dahulu, seperti pada Gambar 3. Gambar 2. Konfigurasi IP Address Gambar 3. Login User Mikrotik Langkah berikutnya melakukan konfigurasi interface. Pada bagian interface ini, ada 4 (empat) port yang dapat digunakan yaitu ether2, ether3, ether4 dan ether5. Dalam penelitian ini menggunakan port ether2 yang terhubung ke jaringan internet dan ether4 yang terhubung ke switch. Berikut ini adalah gambar interface dari mikrotik. Pemberian nama interface diperlukan untuk mempermudah dalam mengenal port yang akan digunakan. Port ether2 diberikan nama internet dan port ether5 diberikan nama local. Port ether2 diganti dengan nama local yang mengacu kepada nama port untuk mengkoneksikan komputer local seperti pada Gambar 4. Gambar 4. Konfigurasi Interface Local Mikrotik Kemudian untuk port ether5 diganti dengan nama internet yang mengacu kepada nama port untuk mengkoneksikan komputer local dengan internet. Pemberian IP Address Interface Internet adalah 192.168.2.4/24. mikrotik akan mendapatkan IP Address secara otomatis dari modem dengan cara mengaktifkan DHCP Client seperti pada Gambar 5. 209

Gambar 5. Koneksi Interface Internet Untuk pemberian IP Address Interface Local yang digunakan adalah 192.168.40.1/24. IP Address ini akan menjadi gateway bagi semua komputer yang terhubung ke internet. Langkah selanjutnya adalah pemberian IP Address Interface Internet, IP Address yang akan dijadikan sebagai jalur untuk pengaksesan internet oleh semua komputer yang terhubung pada jaringan. Mikrotik akan mendapatkan IP Address secara otomatis dari modem dengan cara mengaktifkan DHCP Client. Berikutnya melakukan konfigurasi pemberian DNS Server IP Address DNS Server dengan IP Address yang dimiliki oleh modem yaitu 192.168.2.1 seperti pada Gambar 6. Gambar 6. Pemberian DNS Server Untuk menghubungkan menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP perlu melakukan konfigurasi Network Address Translation (NAT). Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan, dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan, seperti pada Gambar 7. Gambar 7. Network Address Translation 210

Setelah melakukan konfigurasi NAT maka selanjutnya akan di lakukan konfigurasi mikrotik sebagai bandwith limiter mikrotik juga dapat digunakan untuk bandwidth limiter (queue) yaitu yang akan melakukan kontrol terhadap mekanisme alokasi data rate melalui proses mangle. Mangle Mikrotik disini berfungsi sebagai pembelah IP traffic dan memberi tanda (Mark) pada suatu IP traffic yang nanti akan di proses selanjutanya sesuai kebutuhan jaringan seperti pada Gambar 8. Mangle memiliki komponen chain dan action. Komponen chain melakukan proses prerouting ini akan menyaring proses traffic dari sisi LAN ke Internet (Upload), jadi untuk semua proses dari LAN mengambil Chain Prerouting. Selanjutnya proses postrouting atau forward ini akan memproses semua traffic dari arah Internet ke LAN (Download), jadi untuk semua proses dari Internet mengambil Chain Postrouting. Sementara komponen action melakukan proses berupa Mark-connection. Proses ini akan menandai suatu traffic koneksi yang telah berlangsung yang sudah diketahui servicenya jadi suatu traffic yang sudah di pisah ini biar tidak bercampur dengan traffic koneksi yang lainnya. Lalu melakukan proses Mark-packet. Proses ini akan menandai suatu traffic dengan nama paket yang akan diproses ke queue atau bandwith limiter. Jadi untuk sebuah pengelolaan kapasitas bandwith disini harus mengenal terlebih dahulu traffic-traffic apa saja yang perlu dipisahkan dan kemudian baru membagi kapasitas bandwithnya. Gambar 8. Bandwidth Limiter Hasil dari konfigurasi mangle untuk Connection Mark dan Packet Mark untuk satu buah komputer. Mengingat pengaturan bandwidth tidak bergantung pada banyaknya komputer maka Connection Mark dan Packet Mark tidak perlu dibuat sebanyak 12 kali, seperti pada Gambar 9. Gambar 9. Pembuatan Queue Type Setelah proses pembuatan queue type selesai, maka akan tampil dua buah nama queue type pada queue list. Pembuatan queue berikut ini akan menentukan parent local dan parent internet. Artinya downstream mengacu kepada parent local dan upstream mengacu kepada internet. Setelah pembuatan queue selesai maka selanjutnya membuat parent, seperti pada Gambar 10. 211

Gambar 10. Pembuatan Parent Teknik pembagian bandwidth dengan metode PCQ adalah membagi secara merata total bandwidth kepada semua pengguna. Jika total bandwidth 512 kbps dan pemakainya hanya satu komputer maka total bandwidth yang didapat pengguna tersebut adalah 512 kbps. Apabila pengguna sebanyak 2 orang maka total bandwidth per orang adalah sebesar 256 kbps. Sesudah selesai dengan implementasi maka akan melakukan pengujian dari hasil dari konfigurasi. Untuk menguji kinerja dari router mikrotik yang telah dikonfigurasi sebagai manajemen bandwidth dengan metode PCQ dan menggunakan sistem antrian queue tree. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi dalam jaringan dimana beberapa client mungkin saja melakukan aktivitas yang sama yaitu download atau upload serta mungkin juga melakukan aktivitas yang berbeda dimana beberapa client melakukan aktivitas upload sedangkan client yang lain melakukan download. Pengujian kecepatan akses internet atau yang sering disebut dengan test speed adalah sebuah kegiatan untuk melakukan pengecekan terhadap kecepatan akses internet yang telah disediakan oleh ISP (Internet Service Provider). Pengujian ini juga bertujuan untuk memastikan apakah kecepatan akses internet yang disediakan sama dengan jumlah yang harus dibayar. Di dalam internet adalah istilah CIR (Committed Information Rate) yang berarti kecepatan minimal yang harus dipenuhi oleh ISP dalam layanannya harus sesuai dengan kontrak antara perusahaan yang menggunakan internet dengan perusahaan penyedia layanan internet (ISP). Dalam pengujian ini menggunakan http://speedtest.cbn.net.id dan http://10.speedtest.telkomspeedy.com. Pada pengujian dengan menggunakan http://speedtest.cbn.net.id/, dapat dilihat bahwa download speed sebesar 251 kbps dari 256 kbps yang dialokasikan. Sedangkan Upload Speed sebesar 117 kbps dari 128 kbps yang dialokasi. Walaupun ada selisih angka antara hasil dan dengan yang dilalokasikan, namun angkat tidak terlalu tinggi. Ini membuktikan konfigurasi bandwidth limiter dengan metode Queue Tree sudah sangat baik. Pengujian dengan menggunakan http://10.speedtest.telkomspeedy.com/, dapat dilihat bahwa download speed sebesar 246 kbps dari 256 kbps yang dialokasikan. Sedangkan Upload Speed sebesar 102 kbps dari 128 kbps yang dialokasi. Walaupun ada selisih angka antara hasil dan dengan yang dilalokasikan, namun angkat tidak terlalu tinggi. Ini membuktikan bahwa konfigurasi bandwidth limiter dengan metode Queue Tree sudah sangat baik. Dari gambar tersebut khusunya pada transfer rate, diperlihatkan bahwa kecepatan download adalah 246 kbps dengan transfer rate 30.8 KB/sec. Artinya apabila komputer dengan IP address 192.168.40.4 melakukan download program, maka rata-rata transfer per detik adalah 30.8 KB. Melakukan pengujian terhadap download adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memastikan apakah hasil konfigurasi pengaturan bandwidth dan test speed sesuai dengan kenyataan. Berikut ini pengujian dengan cara melakukan download sebuah program. Untuk data pengujiannya menggunakan program Mikrotik Winbox yaitu all_packages-x86-6.2.zip dengan ukuran file 16,140 MB. Hasilnya memperlihatkan transfer rate adalah 30,209 KB/sec. Angkat ini memberikan gambaran bahwa file all_packages-x86-6.2.zip dengan ukuran 16,140 MB di download dengan kecepatan rata-ratanya adalah 30.209 KB/sec. Ini berarti bahwa hasil test speed seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah sesuai walaupun ada selisih sedikit dari angka yang ada di test speed dengan angkat pada saat download. 4. Kesimpulan Pembagian kapasitas bandwidth dilakukan dengan metode PCQ dilakukan secara merata ke semua pengguna yang menggunakan format IP Address 192.168.40.0/24. Agar kestabilan dan kecepatan transfer data sama dan tidak terjadi tarik menarik bandwidth antar pengguna, dan pengalokasian kapasitas bandwidth dapat menjadi lebih optimal berdasarkan ukuran data dan kapasitas yang ada. Daftar Pustaka Arifin, Yunus. Implementasi Quality of Service Dengan Metode HTB (Hierarchical Token Bucket) Pada PT. Komunika Lima Duabelas. JELIKU Vol 1 No.2 Nopember 2012. Hal 1-7. 212

Fahlevi, Sapta Okta dan Rahman, Abdul. Rancangan Dan Implementasi Mikrotik Router OS Pada Warung Internet QQ. AMIK GI MDP. Hal 1-9. Harijanto, Pribadi. Firewall Melindungi jaringan dari Ddos menggunakan Linux dan Mikrotik. Yogyakarta: Andi Offset. 2008. Herlambang, Linto Moch., Azis Catur L. Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik Router OS. Yogyakarta: Andi Offset. 2008. Kustanto, D. Membangun Server Internet dengan Mikroti OS. Surakarta: Gava Media. 2008. Mujahidin, Tafaul. OS Mikrotik Sebagai Manajemen Bandwith Dengan Menerapkan Metode Per Connection Queue. Naskah Publikasi. STMIK AMIKOM Yogyakarta. 2011. Ni, Dong Xiao. Application of Neural Networks to Character Recognition. Seidenberg School of CSIS. New York: Pace University. White Plains. 2007. Santoso, Budi. Manajemen Bandwidth Internet dan Intranet. 2007. http://budisantoso.com 213