Pembagian dividen pasar tunai apa mempengaruhi harga saham

Amelia, Septi (2007) Analisis pengaruh pengumuman pembagian dividen tunai terhadap return saham perusahaan di bursa efek jakarta. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

Abstract

Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Perkembangan perekonomian Indonesia yang positif tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap kegiatan investasi di Pasar modal Indonesia. Menurut Tandelilin (2001), faktor-faktor ekonomi makro secara empiris terbukti mempunyai pengaruh terhadap perkembangan investasi di beberapa negara. Bagi investor, berinvestasi di pasar modal merupakan kesempatan untuk meningkatkan kekayaannya karena berinvestasi di pasar modal menawarkan tingkat pengembalian (return) yang cenderung lebih tinggi dibandingkan deposito perbankan dan memungkinkan investor untuk memilih investasi sesuai dengan preferensi mereka. Return yang diharapkan oleh investor dalam melakukan investasinya dapat berupa dividen dan capital gain. Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual saham. Dalam prakteknya, dividen sering kali digunakan sebagai indikator prospek perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk menginformasikan segala macam bentuk kebijakan perusahaan yang menyangkut kepentingan para pemegang saham termasuk mengumumkan pembagian dividen yang akan dibayarkan kepada investor. Reaksi investor terhadap pengumuman dividen berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan ekspektasi terhadap kebijakan investasi yang dilakukan oleh masing-masing investor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja saham perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen tunai, mengetahui pengaruh dari pengumuman pembagian dividen tunai terhadap return saham dengan melihat adanya abnormal return yang signifikan serta merumuskan implikasi manajerial bagi investor dan emiten. Kriteria perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang membagikan dividen tahun 2006 secara tahunan dan termasuk ke dalam kelompok saham LQ-45 saat melakukan pembagian dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja saham sebelum pengumuman dividen memiliki rata-rata return harian saham yang lebih tinggi dari rata-rata return pasar/IHSG. Secara keseluruhan, rata-rata return harian adalah sebesar 0,3 persen lebih tinggi 57,85 persen dari return pasar yang hanya sebesar 0,19 persen. Selain itu, 13 perusahaan (61,9%) yang memiliki return diatas return pasar dan sisanya sebanyak delapan perusahaan (38,1%) yang memberikan return dibawah return pasar. Sebanyak 50 persen dari perusahaan yang mempunyai return dibawah return pasar tersebut memberikan return yang negatif. Ditinjau dari tingkat risiko, rata-rata tingkat risiko yang dihadapi investor sebelum pengumuman pembagian dividen dilakukan adalah sebesar 3,38 persen sedangkan rata-rata risiko pasar adalah sebesar 0,08 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko yang diberikan oleh saham jauh lebih tinggi dari risiko pasar. Seluruh perusahaan (100%) memberikan risiko yang lebih tinggi dari 0,08 persen artinya risiko yang diberikan saham jauh lebih tinggi dari risiko pasar. Kinerja saham setelah pengumuman pembagian dividen menunjukkan bahwa rata-rata return harian saham perusahaan adalah sebesar 0,29 persen sedangkan rata-rata return pasar adalah sebesar 0,19 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat return saham setelah pengumuman masih lebih tinggi dari rata-rata return pasar/IHSG. Terdapat 12 perusahaan (57,15%) yang memiliki return diatas return pasar dan sisanya sebanyak sembilan perusahaan (42,85%) yang memberikan return dibawah return pasar. Sebanyak satu perusahaan (11,11%) dari perusahaan yang mempunyai return dibawah return pasar tersebut memberikan return yang negatif. Ditinjau dari tingkat risiko, rata-rata tingkat risiko yang dihadapi investor setelah pengumuman pembagian dividen adalah sebesar 3,86 persen sedangkan rata-rata risiko pasar adalah sebesar 0,08 persen. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan paired sample t-test menunjukkan bahwa kinerja saham sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen tunai tidak berbeda secara nyata. Hasil pengujian return saham antara sebelum dan sesudah pengumuman menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,898 dan hasil pengujian tingkat risiko sebelum dan sesudah pengumuman menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,708. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai signifikasi pengujian yang lebih besar dari 0,05 atau 0,1 sehingga kinerja saham sebelum dan sesudah pengumuman tidak berbeda secara nyata. Tahap selanjutnya yaitu menganalisis pengaruh dari pengumuman pembagian dividen tunai terhadap return saham di seputar hari pengumuman. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari adanya abnormal return yang signifikan di sekitar hari pengumuman. Abnormal return merupakan selisih dari return aktual dengan ekspektasi return dari masing-masing saham perusahaan. Abnormal return tertinggi dicapai pada saat H-6 yang memberikan abnormal return sebesar 0,0129 (1,29%) dan abnormal return mencapai titik terendah pada saat H+9 yang memberikan abnormal return yang negatif yaitu sebesar -0,0399 (-3,99 %). Secara keseluruhan terdapat delapan hari pengamatan (38,09%) yang memberikan hasil abnormal return positif sedangkan 13 hari (61,91%) lainnya memberikan abnormal return yang negatif. Nilai abnormal return yang positif mengindikasikan bahwa informasi pengumuman pembagian dividen merupakan berita baik bagi investor sedangkan abnormal retun yang negatif mengindikasikan informasi pengumuman pembagian dividen merupakan berita buruk bagi investor. Menurut Husnan (2004), abnormal return yang negatif dapat disebabkan karena investor kurang memperhatikan informasi sehingga investor membeli saham dengan harga yang lebih mahal pada saat harga saham tersebut turun. Sedangkan abnormal return positif disebabkan karena informasi mengenai pengumuman pembagian dividen diterbitkan pada pada media tertentu saja dan tidak semua pemegang saham atau investor mengetahui informasi mengenai hal tersebut. Selain itu, abnormal return negatif juga disebabkan karena adanya investor pemula yang kurang mengetahui mengenai informasi kebijakan dividen. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa abnormal return yang signifikan terjadi pada satu hari sebelum pengumuman dilakukan (H-1) yaitu sebesar 0,02 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 9,4 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi kebocoran informasi mengenai pengumuman pembagian dividen tunai di kalangan investor dan informasi tersebut merupakan kabar baik bagi investor. Kebocoran informasi tersebut menunjukkan adanya ketidakseimbangan informasi yang diperoleh masing-masing pihak dalam kegiatan investasi. Manajer perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan mengenai operasional dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor sehingga hal ini dapat menimbulkan adanya insider trading. Selain itu, Kebocoran informasi tersebut terjadi karena investor mencoba mengakses informasi ke dalam perusahaan dan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan transaksi akibatnya reaksi terjadi sebelum pengumuman dilakukan. Abnormal return yang signifikan pada hari H-1 sebesar 0,02 persen menunjukkan bahwa pengumuman berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa dividen merupakan signal bagi investor, dimana pembagian dividen merupakan signal prospek perusahaan di masa yang akan datang lebih baik atau lebih menguntungkan. Penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang dikembangkan oleh Modigliani dan Miller (1961) dimana dalam teori tersebut dinyatakan bahwa pengumuman pembagian dividen tidak akan memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil analisis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Petit (1972) dan Watts (1972) bahwa pengumuman pembagian dividen memiliki efek informasi sehingga pasar bereaksi secara signifikan dan pengumuman pembagian dividen menyebabkan terjadinya abnormal return positif yang signifikan di sekitar hari pengumuman. Implikasi manajerial yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagi investor tipe risk avoider yaitu investor yang berusaha menghindari risiko dalam kegiatan investasinya untuk mendapatkan return tertentu maka investor dapat memilih saham yang memberikan risiko terendah dengan tingkat return diatas return pasar dan return rata-rata. Berdasarkan hasil analisis, saham yang memiliki kondisi tersebut adalah saham PTBA dan BBRI. Bagi investor tipe netral merupakan investor yang dalam kegiatan investasinya mengharapkan tingkat return dan risiko yang sedang. Investor tipe ini dapat memilih saham ANTM, BLTA dan CTRS. Sedangkan bagi investor tiperisk averse yaitu investor yang menyukai risiko tinggi untuk mendapatkan return yang tinggi maka investor dapat memilih untuk membeli saham SMRA dan INCO. Selain itu, bagi investor yang berorientasi jangka pendek, investor dapat memanfaatkan kebocoran informasi yang terjadi untuk mendapatkan abnormal return positif dengan melakukan day trade yaitu membeli dan menjual saham pada hari yang sama yaitu pada satu hari sebelum pengumuman. Namun bagi investor yang berorientasi jangka panjang, investor dapat membeli saham pada satu hari sebelum pengumuman dan menjualnya pada waktu tertentu. Dalam kondisi ini, investor jangka panjang akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh dividen karena bertahan sampai melewati cum dividend date. Bagi emiten, kebocoran informasi mengenai pembagian dividen mengindikasikan bahwa informasi tersebut menyebar secara tidak merata di kalangan investor sehingga dapat menimbulkan adanya insider trading. Emiten selaku pihak yang berwenang dalam menentukan waktu pengumuman pembagian dividen harus mengantisipasi waktu pengumuman agar tidak terjadi kebocoran informasi dan mengubah pola jadwal pengumuman pembagian dividen. Selain itu, emiten juga dapat melaporkan peristiwa kebocoran informasi tersebut ke Bapepam selaku badan pengawas pelaksanaan pasar modal sehingga Bapepam dapat mencegah terjadinya insider trading melalui penegakan hukum yang berlaku.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords:Saham (Stock), Dividen (Dividend), Return, Risiko, Kinerja Saham, Event Studies, Abnormal Return, Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange)
Subjects:Manajemen Keuangan
Depositing User: Library
Date Deposited:04 Aug 2011 01:24
Last Modified:28 Jun 2016 06:40
URI:http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/79

Actions (login required)

Pembagian dividen pasar tunai apa mempengaruhi harga saham
View Item

Apa pengaruh pembagian dividen terhadap harga saham?

Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran dividen tidak begitu penting, karena tidak mempengaruhi kemakmuran para pemegang saham dan menaikkan harga saham perusahaan.

Apakah ada pengaruh pembagian dividen terhadap harga saham serta implikasinya terhadap nilai perusahaan?

Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

Dividen mengurangi apa?

Arti dividen ini memiliki tujuan untuk mempertahankan tingkat modal perusahaan; dividen ini memberikan keuntungan kepada penerimanya karena mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan (stock dividends).

Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai aset pemegang saham?

Didukung oleh penelitian Sari (2013) mengatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja emiten atau perusahaan akan dianggap semakin baik dan pada akhirnya nilai perusahaan akan meningkat.