Pantun dapat menjadi sarana membangun keakraban antara orang-orang yang belum

Apa sih, yang dimaksud dengan pantun? Jadi,

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri atas empat (4) baris.

Asal dari kata pantun yaitu “Patuntun” didalam Bahasa Minangkabau yang artinya “Penuntun“.

Sedangkan didalam Bahasa Jawa, pantun dikenal dengan “Parikan”. Lalu, dalam bahasa Sunda dikenal dengan “Sisindiran”. Dan, didalam bahasa Batak dikenal dengan “Umpasa”.

Pantun memiliki banyak sekali jenisnya, contohnya seperti pantun nasehat, agama, jenaka, dan lain sebagainya.

Tapi, masing-masing jenis pantun tersebut memiliki fungsi, pesan, dan ciri khasnya sendirinya.

Nah kali ini, akan membahas salah satu jenis pantun yaitu pantun jenaka dan contohnya. Yuk, langsung simak!

2. Contoh Dua

Jalan-jalan ke beberapa tempatDengan cuaca terlihat cerahUsiamu sudah berkepala empat

Tingkahmu seperti bayi merah

3. Contoh Tiga

Tanam pete di pinggir kaliPetenya lari tak tahu diriJangan miscall saja bila berani

Telpon saya jika punya nyali

4. Contoh Empat

Seribu tangga sanggup ku naikiMeski penat tetap di dakiApabila lain waktu bertemu kembali

Masih bisakah kasih lama kita ukir lagi

5. Contoh Lima

Jika makan buah semangkaJangan lupa untuk buang bijinyaJika dijalan bertemu tetangga

Sebaiknya saling bertegur sapa

6. Contoh Enam

Jalan sore naik delmanTidak terasa telah senjaBanyak teman yang mengaku teman

Apabila dikira ada perlunya saja

7. Contoh Tujuh

Pagi sarapan dengan nasi udukSiangnya makan dengan nasi padangItu kakak yang tengah duduk

Manis sekali untuk dipandang

8. Contoh Delapan

Beli ketanBeli juga kain songketBiar sudah mantan

Tapi kita tetap lengket

9. Contoh Sembilan

Kotak amalDigoyang-goyangKemarin aku diramal

Katanya jodohnya abang

10. Contoh Sepuluh

Orang gantengSuka sama si RiniGak seneng

Maju lo sini

11. Contoh Sebelas

Buah semangkaBuah durenNggak nyangka

Gue keren

12. Contoh Dua Belas

Masak ayam masak tumisIris tipis hingga habisKamis malam hujan gerimis

Dompet tipis semakin kritis

13. Contoh Tiga Belas

Naik delman ke MalayaJangan lupa membawa pengukurSiapa yang tak tertawa

Melihat si botak ingin dicukur

14. Contoh Lima Belas

Memasak ikan di dalam petiPaling enak di campur dengan terasiGayanya bak selebriti

Tapi dompetnya tidak ada isi

15. Contoh Lima Belas

Hari minggu telah menjelang siangSelepas siang menuju petangDitunggu tunggu tidak juga datang

Sekali datang kok palah nagih utang

16. Contoh Enam Belas

Dari mampang ketemu kacaDaun kelor rasa ketanLiat saja tampang yang baca

Udah kayak kolor setan

17. Contoh Tujuh Belas

Anak petani bermain padiNaik ke atas ke arah bukitTemanku bernama Budi

Artinya budek sedikit

18. Contoh Delapan Belas

Jalan jalan ke Tanjung BaruTak lupa membawa buah tanganLihat saja muka si Adudu

Seperti orang tidak dikasih makan

19. Contoh Sembilan Belas

Menggunakan batik bawa teropongMelihat rumah atapnya bolongGadis cantik yang main di kolong

Cantik-cantik sayang giginya ompong

20. Contoh Duapuluh

Pak Agus pergi ke BaliMelihat bule tengah menariAduh pantas kau bau sekali

Kau belum mandi sepuluh hari

21. Contoh Dua Puluh Satu

Burung perkututBurung kutilangKamu kentut

Nggak bilang-bilang

22. Contoh Dua Puluh Dua

Nemu gelang di pekaranganTapi gelang telah karatanSiapa yang nyampah sembarangan

Pasti pacarnya orang utan

23. Contoh Dua Puluh Tiga

Meler-meler ingus keteterHingga sakit di kepalaHati-hati sering teler

Bisa bikin meninggal dunia

24. Contoh Dua Puluh Empat

Burung kutilang terbang di udaraMengelilingi langit tak ada batasnyaMelihat mantan nampak bahagia

Bergandengan dengan pacar barunya

25. Contoh Dua Puluh Lima

Lebar sangat daun talasUntuk menaikkan daun talamMakanya jangan kau suka malas

Sikat gigi pagi dan juga malam

26. Contoh Dua Puluh Enam

Di mana kuang ingin bertelurDi atas lata di rongga batuDi mana tuan ingin tidur

Di atas dada di rongga susu

Nah, itulah pembahasan tentang Pantun Jenaka dan beberapa contohnya yang bisa kamu ketahui dan pelajari.

Semoga pembahasan diatas bisa membantu dan bermanfaat buat kalian semua sobat cerdika.com 😀

Pantun memiliki banyak sekali jenisnya, seperti pantun nasehat, agama, jenaka, dan yang lainnya. Namun masing – masing jenis pantun tersebut memiliki fungsi, pensan, dan ciri khasnya sendirinya.

Dan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut terkait pantun jenaka beserta contohnya lengkap.

Pengertian Pantun

Pantun dapat menjadi sarana membangun keakraban antara orang-orang yang belum

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri atas empat baris.

Asal dari kata pantun yakni “patuntun” di dalam Bahasa Minangkabau yang artinya “penuntun“.

Sementara di dalam Bahasa Jawa, pantun dikenal dengan “parikan“. Kemudian dalam bahasa Sunda dikenal dengan “sisindiran“. Dan terakhir di dalam bahasa Batak dikenal dengan “umpasa“.

Pengertian Pantun Jenaka

Pantun dapat menjadi sarana membangun keakraban antara orang-orang yang belum

Pantun yang lumayan menghibur serta merakyat disebut sebagai pantun jenaka.

Pantun jenaka sendiri memiliki tujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya (lucu – lucuan), dan kerap kali dijadikan sebagai sarana untuk saling menyindir di dalam suasana yang penuh keakraban. Sehingga tak akan memunculkan rasa tersinggung, serta diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.

Ciri – Ciri Pantun Jenaka

Pantun dapat menjadi sarana membangun keakraban antara orang-orang yang belum

Ciri utama pantun yang paling nampak ialah rima atau sajak.

Setiap jenis pantun mempunyai akhiran sama di dalam setiap baitnya. Tak hanya rima, namun ada juga sampiran dan isi.

Sampiran ini tidak menunjukkan pesan. Sedangkan untuk isinya itulah yang mengandung pesan.

Berikut ini adalah beberapa ciri dari pantun jenaka yang harus kalian ketahui, antara lain:

1. Terdiri dari 4 baris

Bait yang ada di dalam pantun jenaka berisi untaian kata – kata.

Pada masing – masing barisnya terkandung gagasan yang sama serta menonjolkan kelucuan.

2. Setiap Baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Setiap baris mempunyai jumlah kata mulai dari 8 – 12 kata.

Hal tersebut yang membuat setiap baris pantun jenaka menjadi singkat. Singkat yang dimaksud yakni isi yang padat serta memiliki makna didalamnya.

3. Bersajak a-b-a-b

Rima merupakan ciri – ciri pantun yang sangat menonjol daripada jenis puisi yang lainnya. Rima adalah kesamaan bunyi yang ada di dalam puisi pada akhir kalimatnya.

Ciri yang kuat dari pantun jenaka yakni berima a-b-a-b.

4. Mempunyai sampiran & isi

Dua baris pertama disebut sebagai sampiran, sementara baris ketiga dan keempat disebut sebagai isi sebab berisi makna utama pada susunan pantun.

Fungsi Pantun

Pantun dapat menjadi sarana membangun keakraban antara orang-orang yang belum

Berikut ini merupakan beberapa fungsi pantun jenaka, antara lain:

  • Mencairkan suasana ketika tengah berkumpul bersama.
  • Sindiran lucu – lucuan yang tidak menyinggung perasaan.
  • Menjadi media hiburan untuk orang lain yang tengah dirundung kesedihan.
  • Sebagai media untuk membangun keakraban diantara dua orang yang belum saling mengenal.
  • Sebagai sarana untuk memberikan pesan moral sehingga bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.

Contoh Pantun Jenaka

Pantun dapat menjadi sarana membangun keakraban antara orang-orang yang belum

Setelah memahami uraian singkat di atas terkait pantun jenaka, berikut kami berikan beberapa contoh pantun jenaka yang bisa kalian gunakan, antara lain:

1. Contoh Satu

Burung kutilang terbang di udara Mengelilingi langit tak ada batasnya Melihat mantan nampak bahagia

Bergandengan dengan pacar barunya

2. Contoh Dua

Di mana kuang ingin bertelur Di atas lata di rongga batu Di mana tuan ingin tidur

Di atas dada di rongga susu

3. Contoh Tiga

Lebar sangat daun talas Untuk menaikkan daun talam Makanya jangan kau suka malas

Sikat gigi pagi dan juga malam

4. Contoh Empat

Nemu gelang di pekarangan Tapi gelang telah karatan Siapa yang nyampah sembarangan

Pasti pacarnya orang utan

5. Contoh Lima

Meler – meler ingus keteter Hingga sakit di kepala Hati – hati sering teler

Bisa bikin meninggal dunia

6. Contoh Enam

Pak Agus pergi ke Bali Melihat bule tengah menari Aduh pantas kau bau sekali

Kau belum mandi sepuluh hari

7. Contoh Tujuh

Burung perkutut Burung kutilang Kamu kentut

Nggak bilang – bilang

8. Contoh Delapan

Jalan jalan ke Tanjung Baru Tak lupa membawa buah tangan Lihat saja muka si Adudu

Seperti orang tidak dikasih makan

9. Contoh Sembilan

Menggunakan batik bawa teropong Melihat rumah atapnya bolong Gadis cantik yang main di kolong

Cantik – cantik sayang giginya ompong

10. Contoh Sepuluh

Dari mampang ketemu kaca Daun kelor rasa ketan Liat saja tampang yang baca

Udah kayak kolor setan

11. Contoh Sebelas

Anak petani bermain padi Naik ke atas ke arah bukit Temanku bernama Budi

Artinya budek sedikit

12. Contoh Dua Belas

Memasak ikan di dalam peti Paling enak di campur dengan terasi Gayanya bak selebriti

Tapi dompetnya tidak ada isi

13. Contoh Tiga Belas

Hari minggu telah menjelang siang Selepas siang menuju petang Ditunggu tunggu tidak juga datang

Sekali datang kok palah nagih utang

14. Contoh Empat Belas

Masak ayam masak tumis Iris tipis hingga habis Kamis malam hujan gerimis

Dompet tipis semakin kritis

15. Contoh Lima Belas

Naik delman ke Malaya Jangan lupa membawa pengukur Siapa yang tak tertawa

Melihat si botak ingin dicukur

16. Contoh Enam Belas

Orang ganteng Suka sama si Rini Gak seneng

Maju lo sini

17. Contoh Tujuh Belas

Buah semangka Buah duren Nggak nyangka

Gue keren

18. Contoh Delapan Belas

Beli ketan Beli juga kain songket Biar sudah mantan

Tapi kita tetap lengket

19. Contoh Sembilan Belas

Kotak amal Digoyang – goyang Kemarin aku diramal

Katanya jodohnya abang

20. Contoh Dua Puluh

Jalan sore naik delman Tidak terasa telah senja Banyak teman yang mengaku teman

Apabila dikira ada perlunya saja

21. Contoh Dua Puluh Satu

Pagi sarapan dengan nasi uduk Siangnya makan dengan nasi padang Itu kakak yang tengah duduk

Manis sekali untuk dipandang

22. Contoh Dua Puluh Dua

Seribu tangga sanggup ku naiki Meski penat tetap di daki Apabila lain waktu bertemu kembali

Masih bisakah kasih lama kita ukir lagi

23. Contoh Dua Puluh Tiga

Jika makan buah semangka Jangan lupa untuk buang bijinya Jika dijalan bertemu tetangga

Sebaiknya saling bertegur sapa

24. Contoh Dua Puluh Empat

Jalan – jalan ke beberapa tempat Dengan cuaca terlihat cerah Usiamu sudah berkepala empat

Tingkahmu seperti bayi merah

25. Contoh Dua Puluh Lima

Tanam pete di pinggir kali Petenya lari tak tahu diri Jangan miscall saja bila berani

Telpon saya jika punya nyali

26. Contoh Dua Puluh Enam

Makan pagi sepiring berdua Rasanya enak tiada tara Awas cowok pintar menggoda

Diam – diam punya watak buaya