Show
Apa sih, yang dimaksud dengan pantun? Jadi,
Asal dari kata pantun yaitu “Patuntun” didalam Bahasa Minangkabau yang artinya “Penuntun“. Sedangkan didalam Bahasa Jawa, pantun dikenal dengan “Parikan”. Lalu, dalam bahasa Sunda dikenal dengan “Sisindiran”. Dan, didalam bahasa Batak dikenal dengan “Umpasa”. Pantun memiliki banyak sekali jenisnya, contohnya seperti pantun nasehat, agama, jenaka, dan lain sebagainya. Tapi, masing-masing jenis pantun tersebut memiliki fungsi, pesan, dan ciri khasnya sendirinya. Nah kali ini, akan membahas salah satu jenis pantun yaitu pantun jenaka dan contohnya. Yuk, langsung simak! 2. Contoh Dua
3. Contoh Tiga
4. Contoh Empat
5. Contoh Lima
6. Contoh Enam
7. Contoh Tujuh
8. Contoh Delapan
9. Contoh Sembilan
10. Contoh Sepuluh
11. Contoh Sebelas
12. Contoh Dua Belas
13. Contoh Tiga Belas
14. Contoh Lima Belas
15. Contoh Lima Belas
16. Contoh Enam Belas
17. Contoh Tujuh Belas
18. Contoh Delapan Belas
19. Contoh Sembilan Belas
20. Contoh Duapuluh
21. Contoh Dua Puluh Satu
22. Contoh Dua Puluh Dua
23. Contoh Dua Puluh Tiga
24. Contoh Dua Puluh Empat
25. Contoh Dua Puluh Lima
26. Contoh Dua Puluh Enam
Nah, itulah pembahasan tentang Pantun Jenaka dan beberapa contohnya yang bisa kamu ketahui dan pelajari. Semoga pembahasan diatas bisa membantu dan bermanfaat buat kalian semua sobat cerdika.com 😀 Pantun memiliki banyak sekali jenisnya, seperti pantun nasehat, agama, jenaka, dan yang lainnya. Namun masing – masing jenis pantun tersebut memiliki fungsi, pensan, dan ciri khasnya sendirinya. Dan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut terkait pantun jenaka beserta contohnya lengkap. Pengertian PantunPantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri atas empat baris. Asal dari kata pantun yakni “patuntun” di dalam Bahasa Minangkabau yang artinya “penuntun“. Sementara di dalam Bahasa Jawa, pantun dikenal dengan “parikan“. Kemudian dalam bahasa Sunda dikenal dengan “sisindiran“. Dan terakhir di dalam bahasa Batak dikenal dengan “umpasa“. Pengertian Pantun JenakaPantun yang lumayan menghibur serta merakyat disebut sebagai pantun jenaka. Pantun jenaka sendiri memiliki tujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya (lucu – lucuan), dan kerap kali dijadikan sebagai sarana untuk saling menyindir di dalam suasana yang penuh keakraban. Sehingga tak akan memunculkan rasa tersinggung, serta diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Ciri – Ciri Pantun JenakaCiri utama pantun yang paling nampak ialah rima atau sajak. Setiap jenis pantun mempunyai akhiran sama di dalam setiap baitnya. Tak hanya rima, namun ada juga sampiran dan isi. Sampiran ini tidak menunjukkan pesan. Sedangkan untuk isinya itulah yang mengandung pesan. Berikut ini adalah beberapa ciri dari pantun jenaka yang harus kalian ketahui, antara lain: 1. Terdiri dari 4 baris Bait yang ada di dalam pantun jenaka berisi untaian kata – kata. Pada masing – masing barisnya terkandung gagasan yang sama serta menonjolkan kelucuan. 2. Setiap Baris terdiri dari 8 – 12 suku kata Setiap baris mempunyai jumlah kata mulai dari 8 – 12 kata. Hal tersebut yang membuat setiap baris pantun jenaka menjadi singkat. Singkat yang dimaksud yakni isi yang padat serta memiliki makna didalamnya. 3. Bersajak a-b-a-b Rima merupakan ciri – ciri pantun yang sangat menonjol daripada jenis puisi yang lainnya. Rima adalah kesamaan bunyi yang ada di dalam puisi pada akhir kalimatnya. Ciri yang kuat dari pantun jenaka yakni berima a-b-a-b. 4. Mempunyai sampiran & isi Dua baris pertama disebut sebagai sampiran, sementara baris ketiga dan keempat disebut sebagai isi sebab berisi makna utama pada susunan pantun. Fungsi PantunBerikut ini merupakan beberapa fungsi pantun jenaka, antara lain:
Contoh Pantun JenakaSetelah memahami uraian singkat di atas terkait pantun jenaka, berikut kami berikan beberapa contoh pantun jenaka yang bisa kalian gunakan, antara lain: 1. Contoh Satu Burung kutilang terbang di udara Mengelilingi langit tak ada batasnya Melihat mantan nampak bahagia Bergandengan dengan pacar barunya 2. Contoh Dua Di mana kuang ingin bertelur Di atas lata di rongga batu Di mana tuan ingin tidur Di atas dada di rongga susu 3. Contoh Tiga Lebar sangat daun talas Untuk menaikkan daun talam Makanya jangan kau suka malas Sikat gigi pagi dan juga malam 4. Contoh Empat Nemu gelang di pekarangan Tapi gelang telah karatan Siapa yang nyampah sembarangan Pasti pacarnya orang utan 5. Contoh Lima Meler – meler ingus keteter Hingga sakit di kepala Hati – hati sering teler Bisa bikin meninggal dunia 6. Contoh Enam Pak Agus pergi ke Bali Melihat bule tengah menari Aduh pantas kau bau sekali Kau belum mandi sepuluh hari 7. Contoh Tujuh Burung perkutut Burung kutilang Kamu kentut Nggak bilang – bilang 8. Contoh Delapan Jalan jalan ke Tanjung Baru Tak lupa membawa buah tangan Lihat saja muka si Adudu Seperti orang tidak dikasih makan 9. Contoh Sembilan Menggunakan batik bawa teropong Melihat rumah atapnya bolong Gadis cantik yang main di kolong Cantik – cantik sayang giginya ompong 10. Contoh Sepuluh Dari mampang ketemu kaca Daun kelor rasa ketan Liat saja tampang yang baca Udah kayak kolor setan 11. Contoh Sebelas Anak petani bermain padi Naik ke atas ke arah bukit Temanku bernama Budi Artinya budek sedikit 12. Contoh Dua Belas Memasak ikan di dalam peti Paling enak di campur dengan terasi Gayanya bak selebriti Tapi dompetnya tidak ada isi 13. Contoh Tiga Belas Hari minggu telah menjelang siang Selepas siang menuju petang Ditunggu tunggu tidak juga datang Sekali datang kok palah nagih utang 14. Contoh Empat Belas Masak ayam masak tumis Iris tipis hingga habis Kamis malam hujan gerimis Dompet tipis semakin kritis 15. Contoh Lima Belas Naik delman ke Malaya Jangan lupa membawa pengukur Siapa yang tak tertawa Melihat si botak ingin dicukur 16. Contoh Enam Belas Orang ganteng Suka sama si Rini Gak seneng Maju lo sini 17. Contoh Tujuh Belas Buah semangka Buah duren Nggak nyangka Gue keren 18. Contoh Delapan Belas Beli ketan Beli juga kain songket Biar sudah mantan Tapi kita tetap lengket 19. Contoh Sembilan Belas Kotak amal Digoyang – goyang Kemarin aku diramal Katanya jodohnya abang 20. Contoh Dua Puluh Jalan sore naik delman Tidak terasa telah senja Banyak teman yang mengaku teman Apabila dikira ada perlunya saja 21. Contoh Dua Puluh Satu Pagi sarapan dengan nasi uduk Siangnya makan dengan nasi padang Itu kakak yang tengah duduk Manis sekali untuk dipandang 22. Contoh Dua Puluh Dua Seribu tangga sanggup ku naiki Meski penat tetap di daki Apabila lain waktu bertemu kembali Masih bisakah kasih lama kita ukir lagi 23. Contoh Dua Puluh Tiga Jika makan buah semangka Jangan lupa untuk buang bijinya Jika dijalan bertemu tetangga Sebaiknya saling bertegur sapa 24. Contoh Dua Puluh Empat Jalan – jalan ke beberapa tempat Dengan cuaca terlihat cerah Usiamu sudah berkepala empat Tingkahmu seperti bayi merah 25. Contoh Dua Puluh Lima Tanam pete di pinggir kali Petenya lari tak tahu diri Jangan miscall saja bila berani Telpon saya jika punya nyali 26. Contoh Dua Puluh Enam Makan pagi sepiring berdua Rasanya enak tiada tara Awas cowok pintar menggoda Diam – diam punya watak buaya |