Pada tanggal berapa belanda mendatangi penyerahan tidak bersyarat kepada jepang

13 Januari 2022 18:55

Pertanyaan

Pada tanggal berapa belanda mendatangi penyerahan tidak bersyarat kepada jepang

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Pada tanggal berapa belanda mendatangi penyerahan tidak bersyarat kepada jepang

949

Pada tanggal berapa belanda mendatangi penyerahan tidak bersyarat kepada jepang

1

Jawaban terverifikasi

Mahasiswa/Alumni Perbanas Institute Jakarta

18 Januari 2022 15:14

Halo Ruslan R, saya bantu jawab ya. Jawaban : D. Pembahasan : Setelah serangan-serangan yang dilakukan oleh Jepang terhadap Belanda di Indonesia. Belanda mengalami kekalahan demi kekalahan, sampai akhirnya Belanda tidak kuat untuk mempertahankan pendudukannya di wilayah Indonesia. Belanda akhirnya memutuskan meyerah tanpa syarat pada tanggal 8 Maret 1942. Pihak Belanda diwakili oleh Panglima Tentara Belanda, Jenderal Ter Poorten, sedangkan Jepang diwakili oleh Jenderal Imamura. Penandatangan ini dilaksanakan di Kalijati, Subang. Penyerahan ini dikenal dengan perjanjian Kalijati. Dengan demikian, Penandatanganan ini dilaksanakan di (D) Subang Terimakasih sudah bertanya, semoga bermanfaat ya :)

Pada tanggal berapa belanda mendatangi penyerahan tidak bersyarat kepada jepang

Balas

Setelah melakukan berbagai pertempuran, Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Surat perjanjian serah terima kedua belah pihak ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima Angkatan Perang Belanda) dan diserahkan kepada Letnan Jenderal Imamura (pimpinan pasukan Jepang). Perjanjian tersebut berisi penyerahan atau kapitulasi dari Belanda kepada Jepang atas Hindia Belanda. Hal ini menandai mulainya pendudukan Jepang di Indonesia.

Jadi, jawaban yang tepat adalah B.

Pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di?

  1. Jakarta
  2. Bandung
  3. Bogor
  4. Kalijati, Subang
  5. Bekasi

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: D. Kalijati, Subang.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban D benar, dan 0 orang setuju jawaban D salah.

Pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di kalijati, subang.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Jakarta menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Bandung menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. Bogor menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Kalijati, Subang menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban E. Bekasi menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah D. Kalijati, Subang

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Jakarta -

Masa penjajahan kolonial di Hindia Belanda (Indonesia) berakhir ketika Belanda menyerah kepada Jepang pada 1942. Kekalahan Belanda ini disebabkan karena keberhasilan Jepang menduduki sebagian besar daerah Hindia Belanda, termasuk Batavia.

Dikutip dari tulisan "Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang" dalam Jurnal Sejarah dan Budaya oleh Muhammad Rijal Fadli dan Dyah Kumalasari, Jepang berhasil masuk ke Hindia Belanda dan merebut Tarakan, Kalimantan Timur pada 12 Januari 1942.

Lalu, hanya dalam waktu singkat, Jepang berhasil merebut sebagian besar daerah lainnya, seperti Balikpapan, Pontianak, Banjarmasin, dan Palembang.

Berlanjut pada 1 Maret 1942, dengan dipimpin Jenderal Hitoshi Imamura, Jepang dapat menguasai wilayah penting di Jawa, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan di Jawa Barat, dan Kragan di Jawa Tengah.

Sampai akhirnya, Jepang berhasil menguasai Batavia pada 5 Maret 1942 dan memukul mundur pasukan Belanda ke Lembang, Jawa Barat. Merasa terdesak dengan kedudukan Jepang, akhirnya Belanda takluk tanpa syarat.

Peristiwa Belanda menyerah kepada Jepang ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Komandan Angkatan Perang Belanda di Jawa Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten.

Secara garis besar, perjanjian ini berisi pernyataan bahwa Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dan memberikan kekuasaannya atas Hindia Belanda pada Jepang.

Lalu, bagaimana nasib Hindia Belanda sejak saat itu?

Setelah Belanda menyerah kepada Jepang, negeri matahari terbit secara resmi menjajah Hindia Belanda dan dengan segera melakukan perubahan untuk menghapus dominasi Barat. Selain itu, Jepang juga mulai melakukan berbagai persiapan untuk menjalankan pemerintahan di bawah komando militer Jepang.

Simak Video "Podium Perdana Maverick Vinales Bersama Aprilia"



(pal/pal)

Home/Pendidikan/Soal dan Jawaban : Pada tanggal berapa Belanda menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang

Pada tanggal berapa belanda mendatangi penyerahan tidak bersyarat kepada jepang

Soal pertanyaan : Pada tanggal berapa belanda menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada jepang

Jawaban :

Untuk menjawab soal “pada tanggal berapa belanda menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada jepang” diatas yaitu Belanda menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942

KOMPAS.com - Pada 1942, Jepang menduduki Indonesia. Sebelum mengeksploitasi rakyat dan sumber daya Indonesia, Jepang merebutnya lebih dulu dari Belanda lewat Perjanjian Kalijati.

Perjanjian Kalijati adalah perjanjian yang berisi penyerahan atau kapitulasi Indonesia dari Belanda ke Jepang.

Bagaimana akhirnya Jepang menguasai Indonesia lewat Perjanjian Kalijati? Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Pendudukan Jepang di Indonesia (2009):

Kedatangan Jepang ke Indonesia

Pada tanggal 11 Januari 1942 tentara Jepang mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur.

Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira?

Pasukan Hindia Belanda terpukul mundur. Kemudian pada 24 Januari 1942, Balikpapan kembali jatuh ke tangan Jepang.

Menyusul Pontianak pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasikn pada 10 Februari 1942.

Pada 14 Februari 1942, Jepang menurunkan pasukan payung di Palembang dan berhasil menguasai kota itu hanya dalam dua hari.

Di Kalimantan dan Sumatra, Jepang menguasai ladang minyak. Jepang kemudian mulai bergerak ke Jawa yang menjadi pusat kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.

Pada 1 Maret 1942, tentara ke-16 Jepang mendarat di Teluk Banten, Eretan Wetan di Jawa Barat, dan Kragan di Jawa Tengah.

Baca juga: Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

Pada 5 Maret 1942, Jepang berhasil merebut Batavia dari Hindia Belanda. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, komandan dan pasukannya yang terpukul mundur ke Lembang, Jawa Barat,

Kalijati menjadi pintu masuk bagi Jepang sebab di sana ada landasan udara. Dikutip dari National Geographic Indonesia, serangan terakhir Belanda berlangsung di Kalijati.

Pada 6 Maret 1942, Panglima Angkatan Darat Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten memerintahkan Komandan Pertahanan di Bandung, Mayor Jenderal JJ Pesman, untuk tidak melakukan pertempuran di Bandung.

Sebab Bandung sudah dipadati penduduk sipil, baik wanita maupun anak-anak. Jika pertempuran terjadi, akan banyak korban sipil berjatuhan. Ter Poorten ingin berunding.

Baca juga: Ekonomi Perang di Masa Pendudukan Jepang

Sore hari tanggal 7 Maret 1942 Lembang jatuh ke tangan Jepang. Jepang berhasil memaksa pasukan KNIL (Koninklijk Netherlandsch Indische Leger) di bawah komando Letjen Ter Poorten melakukan gencatan senjata.

Mayjen JJ Pesman pun mengirim utusan ke Lembang untuk melakukan perundingan. Kolonel Shoji minta agar perundingan dapat dilakukan di Gedung Isola (sekarang dipakai sebagai Gedung Rektorat UPI, Bandung).

Sementara itu, Jenderal Imamura yang dihubungi Kolonel Shoji memerintahkan agar mengadakan kontak dengan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkendborgh Strachouwer untuk mengadakan perundingan di Kalijati, Subang pada pagi hari tanggal 8 Maret 1942.

Akan tetapi, Letjen Ter Poorten meminta Gubernur Jenderal Tjarda untuk menolak usulan itu.

Mendengar penolakan itu, Jenderal Imamura mengeluarkan ultimatum.

Baca juga: Perang Asia Timur Raya: Latar Belakang dan Posisi Jepang

Bila pada pagi hari 8 Maret 1942 pukul 10.00 para petinggi Belanda belum juga berada di Kalijati, maka Bandung akan dibom sampai hancur.

Sebagai bukti bahwa ancaman itu bukan sekadar gertakan, sejumlah besar pesawat pengebom Jepang disiagakan di Pangkalan Udara Kalijati.

Melihat perkembangan yang semakin mengkhawatirkan, Jenderal Ter Poorten pemimpin Angkatan Perang Hindia Belanda dihadapkan pada situasi kritis.

Akhirnya pada 8 Maret 1942 Letjen Ter Poorten dan Gubernur Tjarda mengutus Mayjen JJ Pesman, untuk menghubungi Komandan Tentara Jepang dalam upaya melakukan perundingan.

Namun utusan Belanda ini ditolak mentah-mentah Panglima Imamura. Dia hanya mau berbicara dengan Panglima Tentara Belanda atau Gubenur Jenderal.

Baca juga: Kekalahan Jepang di Perang Asia Timur Raya

Pertemuan yang semula direncanakan di Jalan Cagak Subang, akhirnya berlangsung di rumah dinas seorang perwira staf Sekolah Penerbang Hindia Belanda di Lanud Kalijati.

Rumah itu kini menjadi Museum Rumah Sejarah yang lokasinya berada di Komplek Garuda E-25 Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang Jawa Barat.

Perundingan singkat

Perundingan penyerahan kekuasaan dari kolonial Belanda kepada Jepang berlangsung amat singkat.

Dalam transkrip perundingan Kalijati terungkap, Jenderal Immamura bertanya, “Apakah Gubernur Jenderal dan Panglima Tentara mempunyai wewenang untuk mengadakan perundingan ini?”

Baca juga: Janji Koiso, Janji Kemerdekaan Jepang kepada Indonesia

”Saya tidak memiliki wewenang bicara sebagai Panglima Tentara,” jawab Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh.

Pihak Belanda mencoba mengulur-ulur dengan menyatakan hanya Ratu Wilhelmina di Belanda yang punya kewenangan untuk memutuskan.

Imamura tak memberi banyak pilihan. Ia meminta agar Belanda mengumumkan lewat radio penyerahan diri Belanda. Imamura memberi waktu hingga keesokan harinya.

Perundingan di Kalijati itu tak berlangsung lama.

Saat itu juga, Ter Poorten dan Tjarda secara resmi menandatangi dokumen kapitulasi atau penyerahan tanpa syarat Hindia Belanda kepada Jepang.

Keesokan harinya, 9 Maret 1942, Belanda menyiarkan penyerahan dirinya lewat radio.

Setelah itu, Ter Poorten dan Tjarda digiring masuk ke kamp tahanan sebagai tawanan perang.

Tjarda awalnya ditahan di sebuah rumah di Bandung. Ia kemudian dipindahkan ke penjara Sukamiskin.

Pada 2 Januari 1943, bersama tawanan internasional lainnya, Tjarda dibawa ke Formosa (Taiwan).

Baca juga: Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.