Sakit kepala adalah keluhan nyeri yang cukup ringan. Namun jika Anda terlalu sering mengalami ini, ini tentu saja bukan hal yang normal. Show Dikutip dari Mayo Clinic, bila Anda merasakan sakit kepala setiap hari atau setidaknya 15 hari berturut-turut atau lebih dalam sebulan, Anda bisa dianggap mengalami sakit kepala kronis. Kondisi ini bahkan dapat berlangsung berbulan-bulan, sedikitnya 3 bulan. Jenis sakit kepala harian ini bisa dalam bentuk apa saja, entah itu sakit kepala sebelah atau di seluruh bagian kepala. Selain itu, tingkat intensitasnya juga berbeda-beda setiap harinya, bisa saja hari ini kepala Anda terasa sangat sakit dan keesokan harinya rasa sakitnya berkurang. Namun, rasa sakit kepala itu selalu ada, setiap hari. Dalam satu hari, durasi sakit kepala yang dirasakan juga bermacam-macam. Bisa berlangsung dalam durasi yang cukup lama atau bahkan sebentar saja – kurang dari empat jam. Jenis sakit kepala ini disebut dengan sakit kepala primer. Apa penyebab sakit kepala setiap hari?Jenis sakit kepala primer yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. Bahkan beberapa ahli menyatakan bahwa kondisi ini bisa saja terjadi tiba-tiba pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Sementara, bila Anda tidak mengalami gangguan sakit kepala primer, maka penyebab sakit kepala setiap hari tersebut bisa saja dikarenakan oleh beberapa kondisi sebagai berikut:
Biasanya kondisi-kondisi medis tersebut juga menimbulkan beberapa gejala selain sakit kepala, seperti kelelahan atau penurunan fungsi kognitif. Dexamethasone adalah obat antiradang yang digunakan pada berbagai kondisi peradangan, seperti reaksi alergi, penyakit autoimun, atau radang sendi. Selain itu, obat ini bisa dikombinasikan dengan obat lain untuk menangani multiple myeloma. Dexamethasone merupakan obat kortikosteroid yang bekerja dengan menghambat pengeluaran zat kimia tertentu di dalam tubuh yang bisa memicu peradangan. Obat ini juga memiliki efek imunosupresan atau penekan sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dexamethasone bisa digunanakan dalam pengobatan COVID-19 dengan gejala berat, terutama pada pasien yang terpasang alat bantu pernapasan, seperti ventilator. Merek dagang dexamethasone:Cendo Xitrol, Cortidex, Dexaharsen, Dexamethasone, Dexaton, Dextaco, Dextamine, Dextaf, Exitrol, Tobroson Apa Itu DexamethasoneGolonganObat resepKategoriKortikosteroidManfaatMenangani berbagai kondisi peradangan, reaksi alergi, penyakit autoimun, multiple myeloma, dan menangani COVID-19 yang bergejala beratDigunakan olehDewasa dan anak-anakDexamethasone untuk ibu hamil dan menyusuiKategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Dexamethasone dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.Bentuk obatTablet, sirop, salep mata, tetes mata, suntikPeringatan Sebelum Menggunakan DexamethasoneSebelum menggunakan dexamethasone Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
Dosis dan Aturan Pakai DexamethasoneDosis dexamethasone yang diberikan oleh dokter akan ditentukan sesuai bentuk sediaan obat, tujuan penggunaan, dan usia pasien. Secara umum dosis dexamethasone adalah sebagai berikut: Bentuk obat: tablet, sirop (oral)
Bentuk obat: Tetes mata
Dosis dexamethasone dalam bentuk injeksi atau suntik ditentukan oleh dokter. Dexamethasone dapat diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah. Khusus untuk radang sendi, dexamethasone dapat disuntikan langsung ke sendi (intraarticular). Dexamethasone dan COVID-19Dexamethasone adalah obat antiperadangan yang digunakan pada penyakit dan kondisi tertentu, seperti radang mata, alergi, penyakit autoimun, atau sebagai tes penyaring untuk sindrom Cushing. Dexamethason hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. COVID-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS CoV-2. COVID-19 bisa menimbulkan beragam keluhan dan gejala mulai dari batuk, pilek, demam, hingga sesak napas. Pada beberapa keadaan, COVID-19 juga bisa menyebabkan pneumonia bahkan ARDS (acute respiratory distress syndrome) dan membutuhkan alat bantu napas, seperti ventilator. Sampai saat ini, belum ada satu obat pun yang benar-benar dianggap efektif untuk kondisi ini, termasuk dexamethasone. Program vaksinasi COVID-19 lebih bertujuan untuk mengurangi risiko terpapar atau terjadinya kondisi yang parah akibat COVID-19, bukan mengobati COVID-19. Dexamethasone bukan merupakan antivirus, sehingga tidak bisa mengatasi infeksi akibat virus, seperti COVID-19. Namun, WHO merekomendasikan penggunaan dexamethasone untuk membantu perawatan pasien COVID-19 dengan gejala berat. Dosis dexamethasone untuk COVID-19 bergejala berat dengan pemasangan ventilator akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Namun secara umum, dosis yang bisa diberikan dalam pengobatan kondisi ini adalah 6 mg sekali sehari, selama 10 hari. Cara Menggunakan Dexamethasone dengan BenarIkuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada pada kemasan obat sebelum menggunakan dexamethasone. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Dexamethasone suntik akan diberikan melalui pembuluh darah (intravena/IV) atau disuntikan ke sendi yang sedang meradang oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Dexamethasone tablet dan sirup sebaiknya dikonsumsi sesudah makan, untuk mencegah sakit maag. Konsumsi dexamethasone di waktu yang sama tiap harinya agar pengobatan efektif. Ikuti jadwal pemberian obat yang diberikan oleh dokter. Jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Untuk mengonsumsi dexamethasone sirop, gunakan alat takar yang tersedia di kemasan obat atau yang diberikan dokter. Jangan menggunakan alat takar lain atau sendok rumah, karena dosis bisa jadi tidak sesuai dengan yang diresepkan. Sebelum menggunakan dexamethasone bentuk tetes mata atau salep mata, dongakkan kepala dan tarik kelopak mata bawah. Kemudian, tekan botol kemasan sampai obat menetes ke mata. Jangan berkedip dan tutup mata beberapa saat agar obat bereaksi. Hindari kontak langsung antara ujung botol dengan mata. Bila Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat mata lain, gunakan obat mata tersebut 5–10 menit setelah menggunakan tetes mata dexamethasone. Jangan memakai lensa kontak selama menggunakan tetes mata dexamethasone, kecuali atas persetujuan dokter. Jika dokter mengizinkan penggunaan lensa kontak, lepas lensa kontak sebelum menggunakan obat ini. Tunggu selama 15 menit sebelum kembali memakai lensa kontak. Simpan dexamethasone di dalam suhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. Interaksi Dexamethasone dengan Obat LainBerikut ini beberapa interaksi antarobat yang dapat terjadi apabila dexamethasone digunakan bersamaan dengan obat lain:
Efek Samping dan Bahaya DexamethasoneBeberapa efek samping dexamethasone yang dapat dialami penggunanya adalah:
Konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tidak segera mereda atau justru semakin berat. Anda perlu segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti: |