Nama lain dari medan nan bapaneh

HALONUSA.COM  – Medan nan Bapaneh Koto Rajo menjadi salah satu cagar budaya tidak bergerak yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar).

Medan nan Bapaneh Koto Rajo tercatat sebagai cagar budaya di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar dengan nomor inventaris 60/BCB-TB/A/10/2007.

Lokasi Medan nan Bapaneh Koto Rajo ini tepatnya berada di Jalan Jorong Ateh, Nagari Situjuh Ladang Lawe, Kecamatan Situjuh V Nagari.

Secara astronomis, cagar budaya ini berada di titik: 0° 20′ 32.420″ S – 100° 36′ 49.692″ E.

Sedangkan secara geografis, situs cagar budaya Medan nan Bapaneh Koto Rajo Situs berada di bentang alam berupa dataran tinggi dengan evelasi 812.94 Mdpl.

Medan nan Bapaneh Koto Rajo ini memiliki luas lahan 7x7m.

Berada di lereng Gunung Sago, Untuk sampai ke lokasi rumah gadang ini harus berjalan sejauh kira-kira 4 km melewati jalan setapak dengan kondisi jalanan terjal naik turun dan menyeberangi sungai kecil.

Pemilik Medan nan Bapaneh Koto Rajo adalah Milik Kaum Caniago dan dikelola oleh Kaum Dt. Caniago.

Medan Nan Bapaneh adalah balai atau tampek basidang pemimpin adaik zaman dahulu di alam tabuka. Dinamokan juo Balai Nan Saruang yang dikatokan,balantai tanah, baatok langik ,

berdinding embun.(Berlantai tanah, beratap langit dan berdinding embun). Tampek duduak duo pasang batu yang di sabuik batu cadangan..

Di Medan nan Bapaneh, Datuk Suri Dirajo mangadokan sidang musyawarah untuak manyusun nagari,Tambo selanjuikny manyabuikan,tatkalo sumua ka digali, rantiang ka dipatahkan,dibuek adat, dikarang undang, disusun tangkai ciek-ciek, dipaku katiang panjang,ba sauah lalu ka lautan.

Mulo-mulo manyusun nagari, dibuek adaik,disusun undang, diuraikan ciek-ciek, dikuatkan di tonggak rumah gadang, sampai- basauh dilautan).

Panduduak mulai manaruko,mambuka sawah baru .Guguak Umum pangadalah bendungan (irigasi) pertama untuk mengairi sawah.

untuak manjalankan hukum badasarkan adaik itu diserahkan kapada Datuak Bandaro Kayo untuak Parjangan dan Datuk Maharajo Basa untuak Lapangan Panjang.Pariangan adolah nagari partama dibangun niniak moyang kito, dilengkapi dengan rumah gadang (* Tan Tejo Gurhano)dan pertanian (sawah satampang baniah). Nagari disusun untuk merantang kehidupan di Ranah Minang. Balai nan saruang kamudian manjadi balai-balai tampek para penghulu duduak basamo bamufakat, mangatur adat dan hukum nagari, sebagai salah satu syaraik badirinyo sabuah nagari.Pemerintahan nagari yang saadat diPariangan Padang Panjang disabuik Lareh NanPanjang tadiri dari nagari

 seiliran Batang Bengkawas, sampai Guguak Ampang hilia, sampai ka Bukik Tambusu mudiak.

Sasudah itu badiri pulo pemerintahan adaik Koto Piliang di bawah pimpinan Datuk Katumanggungan di Bungo Satangkai, Sungai Tarab dan Bodi Caniago dibawah pimpinan Datuk Parpatiah Nan Sabatang yang berkedudukan di Dusun Tuo.

Sumber: Yayasan Citra budya,

Menelusuri Sejarah Minangkabau

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.

}}

Nama lain dari medan nan bapaneh
Medan Bapaneh GunungNama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Lokasi pertemuan masyarakat yang disebut Medan Bapaneh Gunung

Nama lain dari medan nan bapaneh
Cagar budaya IndonesiaKategoriSitusNo. RegnasCB.314Lokasi
keberadaanKabupaten Tanah Datar, Sumatera BaratTanggal SK2010PemilikSyamsir Kudun (Pribadi)PengelolaBalai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) BatusangkarKoordinat0°27′25″S 100°35′44″E / 0.457031°S 100.595577°E / -0.457031; 100.595577

Nama lain dari medan nan bapaneh

Nama lain dari medan nan bapaneh

Lokasi di kabupaten Tanah Datar

Medan Bapaneh Gunung adalah situs cagar budaya, yang berlokasi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Situs Medan Bapaneh Gunung berfungsi sebagai lokasi pertemuan musyawarah masyarakat gunung. Situs ini ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No PM.05/PW.007/MKP/2010.[1]

Situs Medan Bapaneh Gunung tercatat dimiliki oleh Syamsir Kudun dan dikelola oleh BPCB Batusangkar. Berdasarkan SK No. PM.05/PW.007/MKP/2010, situs Medan Bapaneh Gunung memiliki luas area 416 meter persegi.[2] Lokasinya berada di Desa Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar.[3]

Kabupaten Tanah Datar atau dikenal dengan Luhak Nan Tigo adalah kabupaten terkecil kedua di Sumatera Barat, dengan ibukota kabupaten bernama Batusangkar. Kabupaten ini merupakan daerah agraris dengan dominasi perbukitan yang berudara sejuk, 12 derajat Celcius hingga 25 derajat Celcius karena diapit dua gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Hampir dua pertiga bagian dari Danau Singkarak terletak di Kabupaten Tanah Datar.[4]

  1. ^ "Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-20. Diakses tanggal 2019-12-20. 
  2. ^ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2019/03/2010-Permenbudpar_PM.05PW.007.MKP_.2010.pdf
  3. ^ "Data Pokok Kebudayaan". dapobud.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-20. Diakses tanggal 2019-12-20. 
  4. ^ "Profil Pemerintah Kabupaten Tanah Datar - Geografis". tanahdatar.go.id. Diakses tanggal 2019-12-20. 
  • Situs Cagar Budaya Kemendikbud Diarsipkan 2020-08-03 di Wayback Machine.
  • Situs Resmi Kabupaten Tanah Datar

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Medan_Bapaneh_Gunung&oldid=18413179"

Banyak medan nan bapaneh yang kita temui dan menjadi situs purbakala yang bisa mewakili kerangka berpikir dan bertindak masyarakat zaman dahulu. Seiring perubahan waktu dan perubahan fungsi medan nan bapaneh saat ini hanya tempat seremonial dan tempat berkumpulnya masyarakat tanpa ada wadah berdemokrasi. Medan nan bapaneh saat ini tempat orang

Apa itu balai di Minangkabau?

Menurut kamus bahasa Minangkabau, balairung adalah sebuah bangunan tempat musyawarah diselenggarakan, dipimpin oleh kepala suku (penghulu) dari masyarakat (ninik mamak). Balairung berasal dari kata balai (‘pavilion’) dan rung (‘bangunan’), mengacu pada arsitektur bangunan kayu seperti paviliun.

Apa arti Balai adat?

Balai adat merupakan tempat bermusyawarah dalam memutuskan segala urusan, terutama yang berkaitan dengan adat, sementara masjid merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat beribadah.

Apa yang dimaksud dengan Balai Saruang dan Balai Nan Panjang?

Balai saruang merupakan balai yang terdiri dari satu ruang yang merupakan balai pertama didirikan dan dipergunakan oleh kedua aliran Bodi Caniago dan Koto Piliang. Balai Nan Panjang terdiri dari 17 ruang yang merupakan balai kedua didirikan dan dipergunakan oleh aliran Bodi Caniago saja.

Dari mana asal usul Minang?

Suku Minang berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Minangkabau sendiri merupakan sebuah desa yang terletak di kawasan Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat. Nama Minangkabau berasal dari kata minang yang artinya menang dan kabau yang artinya kerbau.

You might be interested:  Jawaban Cepat: Yang Termasuk Jakarta Barat?

Apakah artinya Balai Saruang?

Balai Saruang artinya balai yang hanya terdiri dari satu ruang yang dibangun di Pariangan, yaitu desa tertua di Minangkabau. Balai Saruang merupakan balai balai tertua di Minangkabau, yang dibuat seperti Rumah Gadang dengan atap bergonjong dan lantai ditinggikan dari tanah.

Apa nama desa tertua di Minangkabau?

Nagari Pariangan memang merupakan desa kuno sekaligus desa tertua di daerah Minangkabau. Dari desa ini pulalah, lahir sistem pemerintahan khas masyarakat Minangkabau yang disebut dengan nagari. Tak cuma kaya akan sejarah dan budaya, Nagari Pariangan ini juga memiliki udara yang masih sejuk dan bersih.

Apakah nama negeri tertua di Minangkabau?

Nagari ini terletak di lereng Gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut. Menurut Tambo Minangkabau Pariangan merupakan nagari tertua di ranah Minang.

Mengapa disebut Rumah Gadang?

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, rumah Gadang disebut rumah gonjong atau rumah bagonjong (rumah bergonjong), karena bentuk atapnya yang bergonjong runcing menjulang.

Gonjong Rumah Gadang ada berapa?

Keenam, rumah gadang panjang, tangganya lebih dari satu. Ketujuh, bangunan istana berisi enam gonjong dan dua tambahan gonjong paranginan.

Apa keunikan rumah Minangkabau?

Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai puluhan tahun, namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng.