Nada berikut yang lebih tinggi dari nada 4 adalah

Mengenal urutan tinggi rendah nada. Foto: Unsplash

Kehadiran musik dalam kehidupan manusia memberikan berbagai macam efek bagi para pendengarnya. Mulai dari melepaskan penat atau hanya sebagai hiburan yang menemani dalam perjalanan.

Suara musik yang mengalun indah berasal dari harmonisasi nada yang disusun secara teratur. Salah satu komponen utama musik adalah tangga nada.

Dalam sebuah halaman buku musik, hampir semua simbol dan cara peletakannya berhubungan dengan dua hal. Dikutip dari buku dalam buku Panduan Praktis Membaca Notasi Musik milik Peter Nickol, dua hal tersebut adalah:

Titinada adalah cara penentuan nada tinggi atau rendah, misalnya dengan menentukan apakah suatu not itu memiliki nada C, D, E, atau yang lain.

Nada tinggi dihasilkan dari suara tuts piano pada ujung sebelah kiri, atau dari hasil alat musik lain seperti pikolo (descant recorder). Sementara itu, nada rendah dihasilkan dari tuts piano sebelah kanan, yang juga dari alat musik lain seperti dobel bas (violon) atau tuba.

Durasi adalah cara menentukan suatu not panjang atau pendek yang berhubungan satu sama lain dalam tempo. Durasi berkaitan dengan simbol not pada suatu halaman musik.

Tinggi rendah nada dalam suatu alunan musik. Foto: Unsplash

Urutan Tinggi Rendah Nada

Menurut Nelly Widyawati dalam bukunya Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, urutan tinggi rendah nada dalam sebuah musik dapat disebut dengan tangga nada. Pada dasarnya, nada memiliki arti bunyi yang beraturan.

Nada terdiri dari nada tinggi dan nada rendah yang ditentukan oleh bunyi. Nada ditulis dalam angka yang disebut dengan not angka. Dalam not angka terdapat tujuh nada yang menyusun dari rendah ke tinggi.

Nada yang lebih rendah menandakan suara yang semakin rendah, sedangkan nada yang tinggi menunjukkan suara semakin tinggi.

Urutan tinggi rendah nada dapat dituliskan sebagai berikut.

DO RE MI FA SOL LA SI DO / 1 2 3 4 5 6 7

atau yang bisa juga dituliskan sebagai berikut:

Tangga nada memiliki dua jenis yang berbeda. Foto: unsplash

Pembagian Tangga Nada Diatonis

Tangga nada memiliki dua jenis yang berbeda, yaitu pentatonis dan diatonis. Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang mempunyai lima nada berbeda, sedangkan tangga nada diatonis mempunyai tujuh nada dalam satu oktaf.

Pada pembahasan berikut ini akan mengulas tentang pembagian tangga nada diatonis dalam buku Teori Musik 1 oleh Hanna Sri Mudjilah.

Tangga nada diatonis dalam sebuah sistemnya memiliki jarak 1 tone, dan 1 semtone, secara bervariasi. Terdapat dua kategori tangga nada diatonis, yaitu:

  • Tangga nada mayor: susunan nada-nada yang mempunyai jarak 1 semitone pada nada ke 3-4, dan ke 7-1 (oktaf), dan jarak nada-nada yang lain adalah 1 tone.

  • Tangga nada minor: susunan nada-nada yang mempunyai jarak 1 semitone pada nada ke 2-3, dan ke 5-6, serta jarak nada-nada yang lain adalah 1 tone.

Dalam teori musik, tangga nada (bahasa Belanda: toonladder, bahasa Inggris: scale) adalah rangkaian notasi musik yang diurutkan berdasarkan frekuensi dasar atau pitch, dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, i (do, re, mi, fa, sol, la, si, do (tinggi)). Bila diibaratkan pada kehidupan nyata, maka tangga nada memiliki fungsi serupa dengan tangga pada kehidupan sehari-hari, di mana susunan nada pada sebuah tangga nada dapat naik atau turun tergantung pada pitch yang digunakan untuk mengurutkannya. Secara umum, tangga nada bisa didefinisikan sebagai susunan berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari satu nada dasar sampai dengan nada oktafnya, misalnya: do, re, mi, fa, so, la, si, do.[1]

Berdasarkan prinsip kesetaraan oktaf, sebuah tangga nada umumnya dianggap menjangkau hanya satu oktaf, dengan oktaf yang lebih tinggi atau rendah pada tangga nada tersebut hanya mengulangi pola dasarnya. Tangga nada mewakili pembagian ruang oktaf menjadi sejumlah langkah tertentu, di mana jarak antarlangkah tersebut disebut dengan interval nada, yang berfungsi menentukan jeda antara satu nada dengan nada lainnya.

Latar belakang

Tangga nada, langkah, dan interval

Suatu tangga nada umumnya disusun mulai dari nada rendah hingga nada tinggi, dengan pola nada yang berulang pada setiap oktaf (skala Bohlen-Pierce menjadi pengecualian). Tangga nada yang mengulang susunan nada pada setiap oktafnya direpresentasikan sebagai susunan melingkar dari kelas nada, yang diurutkan dengan menaikkan (atau menurunkan) kelas nada. Misalnya, susunan nada pada tangga nada C mayor meningkat adalah C-D-E-F-G-A-B-[C], di mana tanda kurung siku pada nada C terakhir menunjukkan bahwa nada tersebut berada pada oktaf yang lebih tinggi dari nada C yang pertama. Sebaliknya, pada tangga nada C minor menurun susunan nadanya adalah C-B-A-G-F-E-D-[C], di mana tanda kurung siku menunjukkan bahwa nada C terakhir berada di oktaf yang lebih rendah dari yang pertama.

Jarak antara dua nada yang berurutan pada sebuah tangga nada disebut dengan langkah. Notasi dari sebuah tangga nada diberi nomor berdasarkan langkah-langkah yang dimulai dari tingkat pertama tangga nada tersebut. Misalnya, dalam tangga nada C mayor di atas, nada pertama adalah C, kedua D, ketiga E, dan seterusnya. Dua nada yang berurutan juga dapat diberi nomor berdasarkan hubungan antara satu nada dengan lainnya: C dan D menciptakan interval sepertiga (dalam hal ini sepertiga mayor); D dan F juga menciptakan interval sepertiga (dalam hal ini sepertiga minor).

Pitch

Tangga nada tunggal dapat disusun pada berbagai tingkatan pitch yang berbeda. Misalnya, tangga nada C mayor dapat dimulai pada C4 (C tengah) dan naik satu oktaf ke C5; atau bisa juga dimulai pada C6 dan naik satu oktaf ke C7. Sepanjang semua nada bisa dimainkan, oktaf di mana nada tersebut berada dapat dialterasi.

Jenis-jenis tangga nada

Tangga nada dapat dideskripsikan berdasarkan jumlah nada per oktaf pada susunannya:[2]

  • Skala Kromatis, disebut juga dodekatonis (terdiri dari 12 not per oktaf)
  • Skala Oktatonis (terdiri dari 8 not per oktaf)
  • Skala Diatonis (terdiri dari 7 not per oktaf)
  • Skala Heksatonis (terdiri dari 6 not per oktaf)
  • Skala Pentatonis (terdiri dari 5 not per oktaf)
  • Skala Mayor
  • Skala Minor
  • Skala Modal
  • Skala Penuh

Tangga nada juga dapat dideskripsikan berdasarkan interval konstituennya, misalnya hemitonis atau kohemitonis. Para ahli teori musik juga umumnya setuju bahwa interval konstituen dari sebuah tangga nada memiliki peran besar dalam persepsi kognitif mengenai sonoritas atau karakter nada. Selain itu, tangga nada juga dapat dideskripsikan berdasarkan kesimetriannya, misalnya palindromik, kiral, atau memiliki rotasi simetris seperti dalam mode transposisi terbatas Messiaen.

Skala Diantonis

Skala diatonis merupakan tangga nada yang terdiri dari 7 nada dengan 2 macam interval (satu dan setengah). Tangga nada diatonis umumnya digunakan pada komposisi musik kontemporer.

Skala Modal

Skala atau tangga nada modal adalah aturan penamaan sebuah nada berdasarkan urutan di mana nada tersebut dimulai. Tangga nada modal terdiri dari Ionian, Dorian, Phrygian, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan Locrian.

Skala Penuh

Skala penuh merupakan tangga nada yang memiliki interval satu not penuh antarnada dalam komposisinya.

Referensi

  1. ^ Soeharto, M. Kamus Musik. Jakarta: PT Gramedia. 1992
  2. ^ "Jenis Tangga Nada Beserta Contohnya". Tambah Pinter. 26 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2020.  Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)

Nada berikut yang lebih tinggi dari nada 4 adalah

Artikel bertopik lagu, musik, atau alat musik ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tangga_nada&oldid=21824083"