Menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan merata disebut

Pertanyaan Lain: Biologi

Menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan merata disebut

Biologi, 19.08.2019 17:35, Briangeko4721

Tipe persendian yg terdapat pada rahang adalah

Jawaban: 2

Menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan merata disebut

Biologi, 14.03.2018 20:40, NovelTio

Reproduksi aseksual dan seksual pada porifera

Jawaban: 1

Menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan merata disebut

Biologi, 20.08.2019 22:20, dani1330

Apa hubungan antara jumlah populasi penduduk dengan masalah lingkungan?

Jawaban: 1

Menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan merata disebut

Biologi, 10.02.2018 12:56, noval9418

Plays-well-country music-iwan fals -always

Jawaban: 1

Pertanyaan:

Menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan merata disebut

Seni, 26.08.2020 05:13

PENGOLAHAN TANAH

  1. Pengolahan Tanah Pada Lahan Sawah Irigasi (Pengolahan Sempurna)

Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah dan tekstur tanah) yang dihendaki oleh tanaman.

Pengolahan lahan sawah terdiri dari beberapa tahap:

  1. Pembersihan
    • Selokan-selokan perlu dibersihkan
    • Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos.

-     Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak

  1. Pembajakan
    • Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah.
    • Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput (jerami) sehingga akhirnya membusuk.
    • Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah.
    • Diinkubasi selama 1 minggu
    • Menggunakan bajak rotari untuk melembutkan tanah untuk melumpur.
  1. Penggaruan
    • Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
    • Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar.
    • Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan
    • Permukaan tanah menjadi rata
    • Air yang merembes ke bawah menjadi berkurang
    • Sisa tanaman atau rumput akan terbenam
    • Penanaman menjadi mudah
    • Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam

      Gambar 8. Perataan dan Lahan siap tanam

  1. Pengolahan Tanah Padi Gogo

Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan 2 kali, pengolahan lahan pertama dilakukan pada musim kemarau atau setelah terjadi hujan pertama yang dapat melembabkan tanah dan yang kedua saat menjelang tanam. Cara pengolahan tanah dapat dengan dicangkul, atau menggunakan traktor/ ternak secara singkal,selanjutnya lahan dibiarkan. Bila sudah turun hujan kontinyu yang memungkinkan untuk tanam, lahan diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah sampai siap tanam.

Bila kondisi lahan berlereng sampai bergelombang, setelah pengolahan tanah pertama perlu dilakukan pembuatan teras gulud atau diadakan perbaikan teras yang rusak. Pada guludan atau bibir teras diusahakan menanam tanaman penguat teras berupa rumput unggul yang secara periodik dapat dipangkas untuk pakan ternak.

Pada lahan yang terbuka dan relatif datar perlu dibuat bedengan memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5 m danantar bedengan dibuat saluran sedalam 20 m yang akan berfungsi sebagai saluran drainase.

  1. Penyiapan Tanpa Olah Tanah (TOT)

Penyiapan tanpa olah tanah (TOT) dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

  • Gulma atau rumput ditebas dengan tajak besar disaat lahan berair.
  • Rumput dibiarkan terhampar membusuk selama 2 minggu, setelah itu digumpal dan dibiarkan dua minggu kemudian gumpalan dibalik lagi. Setelah gumpalan rumput membusuk seluruhnya, lalu gumpalan rumput tersebut dihamparkan secara merata pada seluruh permukaan petakan sumber hara tanaman.
  • Setelah dibiarkan beberapa hari lahan siap ditanami dengan bibit padi.
  • Sewaktu penyemprotan herbisida, petakan diusahakan tidak digenangi air, dengan demikian penyemprotan harus lebih awal sebelum hujan atau air pasang datang menggenangi petakan.
  • Gulma dapat disemprot dengan herbisida non selektif seperti glivosat atau paraquat.
  • Penyemprotan dilakukan lebih awal agar waktu tanam padi tidak tertunda karena menunggu gulma membusuk.

Manfaatnya adalah dapat mengefisienkan tenaga kerja, dapat mengkonversi lahan sehingga degradasi atau tingkat penurunan kesuburan lahan serta munculnya keracunan besi dapat dikendalikan.

  1. Penyiapan Lahan Salin (Payau)

Pada umumnya lahan salin sangat cocok untuk tanaman kelapa dalam tetapi jika menggunakan sistem sorjan maka lahan bawah dapat dipersiapkan sebagai tempat penanaman padi. Varietas padi yang dianjurkan adalah varietas yang toleran.

  1. Penyiapan Lahan Pada Rawa Pasang Surut

Penyiapan lahan pada lahan pasang surut ada 4 tipe yaitu :

Tipe A.

Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan herbisida dan menggunakan alat pemotong rumput yang bernama tajak. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada saat pasang kecil. Karena karakter lahan dan air dalam suasana asam (pH 3,5-4,5), maka dibutuhkan tindakan ameliorasi (pemberian kapur dolomit/CaSO4, MgSO4 dengan kandungan 25-40%), dan pemberian jerami padi 3 – 5 ton/ha dan dosis untuk pupuk dolomit 1-2 ton/hektar.

Tipe B.

Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan herbisida dan menggunakan alat pemotong rumput yang bernama tajak dan sebaiknya dilanjutkan dengan pekerjaan paping agar gulma dipendam dan tanah/lahan menjadi rata. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada saat pasang kecil. Karena karakter lahan dan air dalam suasana asam (pH 3,5-4,5), maka dibutuhkan tindakan ameliorasi (pemberian kapur dolomit/CaSO4, MgSO4 dengan kandungan 25-40%), dan pemberian jerami padi dengan cara dibenamkan. Dosis untuk dolomit 1-2 ton/hektar.

Tipe C.

Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan herbisida dan menggunakan alat pemotong rumput, hand traktor jenis kura-kura. Pengolahan dengan hand traktor kura-kura hanya dengan rotari, maksudnya agar kandungan pirit (FeS dan Al ) tidak terangkat kepermukaan. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada saat pasang kecil. Karena karakter lahan dan air dalam suasana asam (pH 3,5-4,5), maka dibutuhkan tindakan ameliorasi (pemberian kapur dolomit/CaSO4, MgSO4 dengan kandungan 25-40%), dan pemberian jerami padi tetapi tidak dibenamkan. Dosis untuk dolomit 1-2 ton/hektar.

Tipe D.

Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan herbisida dan menggunakan alat pemotong rumput hand traktor untuk tanaman hortikultura dan perkebunan.

  1. Penyiapan Lahan Pada Lahan Rawa Lebak

Watun I ; terdiri dari rawa pematang dan lahan bawah. Pada lahan rawa pematang sebaiknya menggunakan hand traktor atau menggunakan alat cangkul sedangkan lahan bawahnya dianjurkan dengan tanpa olah tanah (TOT), tetapi tetap melakukan pekerjaan paping.

Watun II ; yang berjarak 400 m dari bibir rawa pematang, dapat dijadikan padi lahan sawah dengan menggunakan alat mekanisasi (traktor) yaitu di rotari sebanyak 2 kali.

Watun III ; 400 m dari wutun II. Lahan ini cocok untuk budidaya padi pada MK dengan varietas toleran rendaman (varietas air dalam).

Rangkuman

            Tanaman padi sawah cocok pada iklim berhawa panas dan banyak mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm per bulan dengan distribusi selama 4 bulan.  Tanah yang untuk pertumbuhan padi sawah dengan kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup serta  pH tanah yang dibutuhkan berkisar antara 4-7.

Padi gogo tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 875- 1000 mm per 3,5-4 bulan. Curah hujan tahunan sebesar 1000 mm atau 200 mm/bulan selama pertumbuhan cukup memadai bagi tanaman padi gogo untuk berproduksi. Curah hujan kurang dari 200 mm/bulan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Adakalanya curah hujan harian menjadi lebih penting dibandingkan curah hujan bulanan atau tahunan. Curah hujan harian 200 mm menyebabkan tanaman mengalami stress karena kondisi lahan yang terlalu lembab ( moisture stress), dan tanaman menderita kekeringan bila tidak ada hujan selama 20 hari. Tekstur tanah bervariasi dari pasir sampai liat, pH (kemasaman tanah) 3-10, kandungan bahan organik 1-50%, kandungan garam 0-1%, dan ketersediaan nutrisi bervariasi dari defisiensi akut sampai berlimpah. Tekstur tanah merupakan hal yang penting di areal pengembangan padi gogo yang tidak punya pengikat untuk menahan kelembaban. Profil tekstur tidak hanya dilapisan atas, tetapi juga di lapisan bawah.

Tanaman padi rawa pasang surut terdiri dari 3 zona yakni zona pertama tipologi air payau yakni lahan rawa salin, zona kedua tipologi air tawar (lahan rawa pasang surut). Berdasarkan hidro tipologi/ tipe luapan air ; Tipe A, tipe B dan Tipe C dan Tipe D. Pada zona ketiga tipologi air tadah hujan/lahan rawa lebak dimana berdasarkan lama genangan yakni Watun I, Watun II dan Watun III.

Pengolahan Tanah pada lahan sawah irigasi terdiri dari beberapa tahap yakni ; Pembersihan, Pencangkulan, Pembajakan, dan Penggaruan.

            Penyiapan tanah Tanpa Olah Tanah (TOT)  dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara tebas dan penyemprotan herbisida. Manfaatnya adalah dapat mengefisienkan tenaga kerja, dapat mengkonversi lahan sehingga degradasi atau tingkat penurunan kesuburan lahan serta munculnya keracunan besi dapat dikendalikan.

untuk tanam, lahan diolah lagi untuk menghanguskan bongkahan sambil meratakan tanah sampai siap tanam.

  • Kondisi lahan berlereng sampai bergelombang, setelah pengolahan tanah pertama perlu dilakukan pembuatan teras gulud atau diadakan perbaikan teras yang rusak. Pada guludan atau bibir teras diusahakan menanam tanaman penguat teras berupa rumput unggul yang secara periodik dapat dipangkas untuk pakan ternak.
  • Pada lahan yang terbuka yang relatif datar perlu dibuat bedengan memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5 m. Antar bedengan dibuat saluran sedalam 20 m yang akan berfungsi sebagai saluran drainase.
  1. Langkah penyiapan lahan tanpa olah tanah (TOT) dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara tebas dan penyemprotan herbisida.
  • Gulma atau rumput ditebas dengan tajak besar disaat lahan berair.
  • Rumput dibiarkan terhampar membusuk selama 2 minggu, setelah itu digumpal dan dibiarkan dua minggu kemudian gumpalan dibalik lagi. Setelah gumpalan rumput membusuk seluruhnya, lalu gumpalan rumput tersebut dihamparkan secara merata pada seluruh permukaan petakan sumber hara tanaman.
  • Setelah dibiarkan beberapa hari lahan siap ditanami dengan bibit padi.
  • Herbisida
  • Sewaktu penyemprotan herbisida, petakan diusahakan tidak digenangi air, dengan demikian penyemprotan harus lebih awal sebelum hujan atau air pasang datang menggenangi petakan.
  • Gulma dapat disemprot dengan herbisida non selektif seperti glivosat atau paraquat.
  • Penyemprotan dilakukan lebih awal agar waktu tanam padi tidak tertunda karena menunggu gulma membusuk.
  1. Langkah penyiapan lahan pasang surut pada Tipe A :

Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan herbisida dan menggunakan alat pemotong rumput yang bernama tajak.Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada saat pasang kecil. Karena karakter lahan dan air dalam suasana asam (pH 3,5-4,5), maka dibutuhkan tindakan ameliorasi (pemberian kapur dolomit/CaSO4, MgSO4 dengan kandungan 25-40%), dan pemberian jerami padi dengandosis untuk dolomit 1-2 ton/hektar.