Mengapa penggunaan petiidida berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem

Mengapa penggunaan petiidida berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem

Artikel IPA kelas 7 kali ini akan membahas mengenai keseimbangan ekosistem, ancamannya, dan cara untuk mencapai keseimbangan ekosistem tersebut.

Squad! Kamu suka menjaga lingkungan nggak, sih? Harus, ya. Bumi kita hanya satu dan sudah rawan dengan kerusakan, oleh karena itu harus terus dijaga. Tidak sampai di situ, kita juga bersama-sama harus terus menyeimbangkan ekosistem di sekitar kita. Wah, apa tuh maksudnya?Yuk, belajar lebih lanjut tentang keseimbangan ekosistem! 

Kira-kira, kondisi seperti apa sih yang bisa menyebabkan suatu ekosistem dikatakan seimbang? Jika, interaksi komponen-komponen penyusunnya bisa berlangsung secara harmonis. Contohnya apa, sih? Misalnya, jumlah rumput dan kijang yang seimbang di satu ekosistem. Kalau jumlah rumputnya cukup, kijang akan selalu bisa mendapatkan makanan. Kalau kijang bisa selalu dapat makanan, maka ia akan bisa terus hidup dan melangsungkan perannya di rantai makanan dengan baik. Begitu, Squad. 

Mengapa penggunaan petiidida berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem

Pada dasarnya, ancaman keseimbangan ekosistem ini disebabkan karena adanya kelangkaan hewan dan tumbuhan akibat 3 faktor berikut ini: tingkat reproduksi yang rendah, bencana alam, dan aktivitas manusia yang merugikan lingkungan. 

Contoh kasus kelangkaan hewan yang disebabkan oleh tingkat reproduksi yang rendah adalah, badak bercula satu. Ia hanya mampu melahirkan 1 anak dalam kurun waktu 5 tahun. Lama banget 'kan, ya? Oleh karena itu, jumlah mereka juga tidak banyak, sehingga rentan menghadapi kelangkaan. 

Lalu, faktor bencana alam, gunung meletus, dan kebakaran hutan juga bisa jadi contoh lainnya, nih. Sebab, mampu menghasilkan efek jangka panjang untuk lingkungan seperti membinasakan pohon-pohon atau menimbulkan lahar panas yang membuat tumbuhan sekitar menjadi mati. Tentunya hal itu akan mengganggu keseimbangan ekosistem, 'kan? 

Faktor terakhir yang mengancam keseimbangan ekosistem adalah aktivitas manusia yang merugikan lingkungan. Contohnya, perburuan hewan langka, penangkapan ikan menggunakan bahan kimia, dan penebangan liar. Kamu jangan ikut-ikutan ya! Lebih baik kamu ikut menjaga lingkungan supaya tetap lestari. 

Mengapa penggunaan petiidida berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem

Lalu setelah mengenal macam-macam ancaman keseimbangan ekosistem, bagaimana cara menjaganya? Ternyata nggak susah, lho! Ada 3 cara yang bisa dilakukan, yaitu menyosialisasikan tentang hewan dan tumbuhan langka, rehabilitasi lahan kritis, dan melakukan pelestarian keanekaragaman hayati secara in situ dan ex situ.

Mengapa penggunaan petiidida berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem

Kalau disosialisasikan, hewan dan tumbuhan langkanya, nanti malah diburu orang, dong? Nah, sosialisasi ini harus dilakukan oleh pemerintah yang berwenang dan harus dilakukan secara masif serta berkelanjutan. Jika perlu, diinformasikan juga denda dan hukumannya jika ada yang memburu hewan tersebut. Jadi nggak hanya sekadar menyebarkan flyer saja, lalu selesai. 

So, sekarang kamu makin semangat menjaga lingkungan, 'kan? Tetapi juga jangan lupa terus belajar ya. Supaya makin seru, yuk coba belajar pakai Ruangbelajar!

Mengapa penggunaan petiidida berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem

Referensi:

Purjiyanta, Eka, Triyono, Agus, Dkk. IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi. Erlangga: Jakarta.

Artikel ini diperbarui pada 30 Desember 2020.

Berita Himatan

Off 30752

Mengapa penggunaan petiidida berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem

Tidak dapat dipungkiri bahwa pupuk memegang peranan penting dalam pertumbuhan hasil pertanian. Sayangnya, masih banyak yang belum mengerti bahwa fungsi pupuk bisa maksimal apabila digunakan dalam kadar yang tepat. Masalahnya, banyak petani di Indonesia hanya mengandalkan naluri dan pengalaman dalam menggunakan pupuk. Mereka menganggap bahwa semakin banyak pupuk yang diberikan, maka akan semakin baik pula efeknya terhadap hasil pertanian. Padahal, yang terjadi justru sebaliknya. Apalagi jika petani mencampurkan pupuk A dengan pupuk B atau C. Kandungan kimia yang ada di dalam tiap pupuk bisa saling bereaksi sehingga menimbulkan kerugian terhadap kondisi pertanian.

Penggunaan pupuk berlebih dapat mengganggu mikroorganisme dalam tanah karena penggunaan pupuk secara berlebihan pada tanah membuat tanah menjadi asam, sehingga teksturnya cenderung lebih keras dan tidak gembur, maka menyebabkan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah terganggu. Penggunaan pupuk berlebih dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman, karena kandungan magnesium dan kalsium yang berlebihan dalam tanah membuat kondisi pH tanah menjadi terlalu basa, kondisi ini bisa mengurangi atau menghilangkan beberapa unsur hara tersedia untuk tanaman dan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Pemupukan berlebih juga dapat menghambat pembusukan bahan organik, karena kandungan pupuk kimia yang digunakan dalam jumlah terlalu banyak dapat menyebabkan risiko kematian mikroorganisme yang berfungsi menguraikan bahan-bahan organik di dalam tanah. Apabila banyak mikroorganisme yang mati, tanah lahan pertanian menjadi tidak subur sehingga berpengaruh buruk terhadap hasil pertaniannya. Pemupukan berlebih juga berdampak terhadap kualitas air di sekitar lahan pertanian dan menyebabkan biaya operasional menjadi membengkak, karena semakin banyak pupuk yang digunakan, maka akan semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan. Padahal, belum tentu seluruh pupuk yang di sebar diserap dengan baik oleh tanaman. Biasanya tanaman hanya mengambil unsur hara secukupnya dari lingkungan lahannya.

Sumber: kumparan.com