Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Pada masa pendudukan Jepang perkebunan tanaman ekspor diganti menjadi lahan pertanian untuk kebutuhan pangan pasukan Jepang. Akibat yang ditimbulkan dari kondisi tersebut adalah?

  1. masyarakat memiliki cadangan bahan makanan
  2. komoditas hasil pertanian di Indonesia meningkat
  3. masyarakat kesulitan memperoleh bahan pakaian
  4. lahan perkebunan kembali dimanfaatkan sebagai hutan
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: C. masyarakat kesulitan memperoleh bahan pakaian.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban C benar, dan 0 orang setuju jawaban C salah.

Pada masa pendudukan Jepang perkebunan tanaman ekspor diganti menjadi lahan pertanian untuk kebutuhan pangan pasukan Jepang. Akibat yang ditimbulkan dari kondisi tersebut adalah masyarakat kesulitan memperoleh bahan pakaian.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. masyarakat memiliki cadangan bahan makanan menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. komoditas hasil pertanian di Indonesia meningkat menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. masyarakat kesulitan memperoleh bahan pakaian menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban D. lahan perkebunan kembali dimanfaatkan sebagai hutan menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah C. masyarakat kesulitan memperoleh bahan pakaian

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Lihat Foto

SECTIE MILITAIRE GESCHIEDENES LANDMACHSTAF

Tentara Jepang berkendara di Jawa

KOMPAS.com - Kendati tak pernah ikut perang dunia secara langsung, Indonesia pernah merasakan penderitaan akibat Perang Dunia II.

Saat itu, Indonesia tengah dijajah Jepang yang terlibat PD II melawan Sekutu.

Untuk memenangkan perang, Jepang memanfaatkan Indonesia yang kaya sumber daya alam dan sumber daya manusia. Jepang memberlakukan ekonomi perang di Indonesia.

Apa itu ekonomi perang? Ekonomi perang adalah kebijakan mengerahkan semua kekuatan ekonomi untuk menopang keperluan perang.

Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira?

Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (2019), di awal kedatangannya, Jepang memberlakukan ekonomi self help atau berusaha untuk memenuhi sendiri kebutuhan pemerintahan Jepang di Indonesia.

Jepang berusaha memperbaiki ekonomi Indonesia yang hancur. Ketika Jepang berusaha merebut Indonesia dari Belanda, Belanda memilih membumihanguskan obyek-obyek vital. Ini dimaksudkan agar Jepang kesulitan mengambil alih Indonesia.

Setelah berhasil merebut Indonesia dari Belanda, Jepang terpaksa memperbaiki sarana-sarana yang rusak. Sarana-sarana itu meliputi transportasi, telekomunikasi, dan bangunan-bangunan publik.

Baca juga: Perang Asia Timur Raya: Latar Belakang dan Posisi Jepang

Pengendalian perkebunan

Khusus perekebunan, dikeluarkan Undang-undang No 322/1942 yang menyatakan bahwa Gunseikan (kepala militer) langsung mengawasi perkebunan kopi, kina, karet, dan teh.

Pengawasan diserahkan kepada Saibai Kigyo Kanrikodan (SKK), badan pengawas yang dibentuk gunseikan. SKK juga bertindak sebagai pelaksana pembelian dan penentuan harga jual hasil perkebunan.

Bagi Jepang, hanya sedikit komoditas yang bisa berguna menunjang perang. Kopi, teh, dan tembakau diklasifikasikan sebagai para yang kurang berguna bagi perang.

Jepang: Merevolusi pertanian tanpa lahan dan petani menggunakan sains dan teknologi

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Dengan berkurang dan semakin tuanya angkatan kerja di pedesaan, Jepang mengembangkan teknologi robot pemanen buah.

Yuichi Mori tidak menanam buah dan sayuran di tanah. Dia bahkan tidak memerlukannya.

Ilmuwan Jepang ini malahan bergantung pada materi yang awalnya dirancang untuk mengobati ginjal manusia — selaput polimer bening dan berpori.

Tanaman tumbuh di atas selaput, yang membantu penyimpanan cairan dan nutrien.

Selain memungkinkan tanaman tumbuh dalam keadaan apapun, teknik ini menggunakan air 90% lebih sedikit dibandingkan pertanian tradisional dan tidak lagi memakai pestisida karena polimer menghambat virus dan bakteri.

Ini adalah salah satu cara Jepang – yang kekurangan lahan dan sumber daya manusia – melakukan revolusi pertanian.

  • Radioaktif di lahan pertanian Jepang
  • 'Tinggal jepret foto tanaman pakai ponsel, penyakitnya langsung ketahuan’
  • Menjawab sindiran Jokowi: Mengapa banyak lulusan pertanian kerja di bank?
  • Sawah beralih jadi perumahan atau industri mengancam ketahanan pangan

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Mebiol

Keterangan gambar,

Yuichi Mori terinspirasi membran yang digunakan ginjal buatan.

"Saya mengadaptasi materi yang digunakan untuk menyaring darah pada proses dialisis ginjal," kata ilmuwan tersebut kepada BBC.

Perusahaannya, Mebiol, memiliki paten penemuan yang telah didaftarkan di hampir 120 negara tersebut.

Hal ini menggarisbawahi revolusi pertanian yang sedang berlangsung di Jepang: Lahan diubah menjadi pusat teknologi dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), internet (IoT), dan pengetahuan tercanggih.

  • Bagaimana pertanian vertikal menemukan kembali pertanian?
  • Beras dari Fukushima laris di Singapura
  • Pemerintah Jepang waspada radiasi
  • Zimbabwe: Pernah jadi lumbung pangan, kini lima juta penduduknya hadapi krisis pangan, kata PBB

Kemampuan agroteknologi untuk meningkatkan ketepatan dalam mengamati dan memelihara tanaman kemungkinan akan berperan penting di masa depan.

Laporan PBB tahun ini tentang Pengembangan Sumber Daya Air/UN World Report on Water Resources Development memperkirakan 40% produksi biji-bijian dan 45% Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product dunia akan bermasalah pada tahun 2050 jika kerusakan lingkungan dan sumber daya air berlanjut pada tingkat yang terjadi sekarang.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Mebiol

Keterangan gambar,

Penggunaan polimer menyebabkan pestisida tidak lagi diperlukan.

Metode budi daya seperti yang dikembangkan Yuichi Mori telah digunakan di lebih 150 daerah di Jepang dan tempat-tempat lain seperti Uni Emirat Arab (UAE).

Metode ini terutama penting dalam membangun kembali daerah pertanian Jepang timur laut yang tercemar berbagai zat dan radiasi dari tsunami setelah gempa besar dan bencana nuklir pada bulan Maret 2011.

  • Apakah Anda mengetahui bahwa kita semakin kekurangan tanah, pasir, dan pisang?
  • Hari Pangan Sedunia: Dari penis sapi, keju berulat sampai jus kodok
  • Penimbunan pangan, harapan atas ketegasan penerapan kebijakan

Traktor robot

Karena penduduk bumi diperkirakan akan meningkat dari 7,7 miliar orang menjadi 9,8 miliar orang pada 2050, berbagai perusahaan menduga permintaan akan ketersediaan makanan dapat menciptakan kesempatan bisnis besar, disamping juga kebutuhan akan permesinan.

Pemerintah Jepang saat ini memberikan subsidi bagi pengembangan 20 jenis robot yang mampu membantu berbagai tahapan pertanian, mulai dari pembenihan sampai pemanenan berbagai tanaman.

Bekerja sama dengan Hokkaido University, pabrik mesin Yanmar misalnya mengembangkan traktor robot yang telah diuji di lapangan.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Yanmar

Keterangan gambar,

Robot Yanmar dioperasikan dengan menggunakan remote control dan GPS.

Satu orang dapat mengoperasikan dua traktor pada waktu yang sama karena sensor dapat mengidentifikasi berbagai hambatan dan menghindari tabrakan.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, EPA

Keterangan gambar,

PBB memperkirakan 40% produksi biji-bijian akan bermasalah di tahun 2050.

Pertanian dengan lebih sedikit orang

Lewat teknologi, pemerintah Jepang berusaha menarik perhatian anak muda yang sebelumnya kurang tertarik bekerja di lahan, tetapi tertarik pada teknologi.

Ini adalah usaha untuk membangkitkan sektor ekonomi yang mengalami penurunan sumber daya manusia.

Dalam 10 tahun, jumlah warga Jepang yang terlibat dalam produksi pertanian turun dari 2,2 juta orang menjadi 1,7 juta orang.

Sementara umur rata-rata pekerja sekarang adalah 67 tahun dan sebagian besar petani bekerja paruh waktu.

Keadaan topografi juga sangat membatasi pertanian Jepang, yang hanya dapat memproduksi 40% dari pangan yang dibutuhkan.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Umur rata-rata pekerja pertanian Jepang adalah 67 tahun.

Sekitar 85% daratannya adalah perbukitan dan sebagian besar lahan yang tersisa dipakai untuk menanam beras.

Semprotan dari atas

Penurunan konsumsi beras per tahun, dari 118 kg pada 1962 menjadi kurang dari 60 kg pada 2006, membuat Jepang mulai mendorong diversifikasi pertanian.

Tetapi tanpa bantuan manusia, petani harus menggantungkan diri pada mesin dan bioteknologi.

Semakin banyak pesawat tak berawak digunakan karena mesin ini dapat melakukan pekerjaan yang dilakulan satu hari oleh manusia, hanya dalam waktu setengah jam.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar,

Pesawat tak berawak mengerjakan pekerjaan dalam waktu jauh lebih sedikit dibandingkan manusia.

Teknologi tinggi juga memungkinkan perluasan lahan tanaman pangan tanpa tanah.

Lewat produksi di rumah kaca dan hidroponik, Jepang dapat meningkatkan produksi buah dan sayur.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

"Pabrik tanaman" meningkat tiga kalinya di Jepang dalam satu dekade.

Produktivitasnya 100 kali lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Lewat alat sensor, perusahaan mengontrol cahaya buatan, nutrien larutan, tingkat karbondioksida dan suhu.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Mebiol

Keterangan gambar,

Teknologi Jepang digunakan di kebun tomat di Uni Emirat Arab.

Pasar hidroponik saat ini senilai US$1,5 miliar atau Rp21 triliun di dunia, tetapi perusahaan konsultan Allied Market Research memperkirakan angkanya akan berlipat lebih empat kalinya pada 2023.

Transfer teknologi

Jepang juga berjanji membantu negara-negara Afrika untuk menggandakan produksi beras menjadi 50 juta ton pada 2030.

Di Senegal, Jepang menanam modal dalam pelatihan teknisi pertanian dan mentransfer teknologi terutama terkait dengan irigasi.

Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?
Mengapa pada masa Jepang tanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian?

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Jepang mengimpor 60% makanannya.

Produktivitas kemudian meningkat dari empat ton menjadi tujuh ton beras per hektare. Pemasukan petani naik sekitar 20%.

Jepang meningkatkan investasi swasta dan perdagangan mesin pertanian berkelanjutan di benua Afrika.

Mereka juga bekerja sama dengan Vietnam dan Myanmar, di samping Brasil.

Tetapi tujuan utama revolusi Jepang adalah memperbaiki keamanan pangannya sendiri. Pemerintah Jepang berkeinginan untuk menghasilkan paling tidak 55% dari pangan yang negaranya perlukan pada 2050.