Mengapa harga migas naik per tahunnya

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Anggaran atau Banggar DPR RI sepakat untuk mematok konservatif outlook produksi terangkut atau lifting minyak dan gas (Migas) pada asumsi dasar ekonomi makro 2023. Kendati demikian, asumsi minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) tetap dikerek tajam di kisaran US$90 per barel hingga US$110 per barel pada tahun depan.

Adapun, outlook lifting Migas ditekan pada kisaran 1.710 ribu hingga 1.830 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Proyeksi itu naik tipis dari target lifting Migas yang ditetapkan pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 di angka 1.739 ribu BOEPD.

Proyeksi itu berasal dari outlook lifting minyak yang ditekan rendah pada kisaran 660.000 hingga 680.000 barel per hari atau lebih rendah dari target 703.000 barel per hari pada anggaran pendapatan dan belanja nasional atau APBN 2022.

Di sisi lain, tren lifting gas tetap dipatok optimis di angka 1.050 ribu barel setara minyak per hari. Outlook itu relatif tinggi jika dibandingkan pada target pada APBN 2022 sebesar 1.036 ribu barel setara minyak per hari.

“Kami akan bacakan kesimpulan rapat kawan-kawan di komisi VII dan memang menjadi tradisi kita bersama apa yang diputuskan oleh Komisi XI dan VII akan kita terima,” kata Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah saat Rapat Panja Banggar DPR RI, Selasa (14/6/2022).

Sebelumnya, Komisi VII bersama dengan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan jajarannya melakukan rapat kerja tertutup terkait dengan pembahasan asumsi dasar sektor ESDM pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2023. Rapat kerja yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB itu belakangan rampung pada pukul 13.00 WIB.

Belakangan dengan asumsi makro di sektor Migas itu, Komisi VII lewat rapat bersama dengan Arifin sepakat cost recovery berada di angka US$8,5 miliar hingga US$9 miliar.

“Dari komisi VII ini hebatnya belum ada nota keuangan yang disampaikan presiden dia lebih dahulu sampaikan ke saya,” tuturnya.

Adapun outlook pada sektor hulu Migas itu ditopang dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ di posisi Rp14.300 hingga Rp14.800. Sementara asumsi pertumbuhan ekonomi saat itu diproyeksikan berada di level 4,3 hingga 5,9 dengan tingkat inflasi berada pada rentang 2 hingga 4 persen.

Di sisi lain, data Bloomberg hingga Selasa (14/6/2022) 17.59 WIB menunjukkan harga minyak mentah Brent berada di angka US$123.37 per barel untuk pengiriman Agustus 2022. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sudah diperdagangkan dengan nilai mencapai US$121.87 per barel untuk kontrak Juli 2022.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk merealisasikan komitmen kerja serta melakukan sejumlah upaya peningkatan produksi di tengah momentum tingginya harga minyak dan gas (Migas) mentah dunia tahun ini.

“Kondisi harga minyak dan gas dunia saat ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh KKKS untuk melakukan aktivitas yang berdampak langsung pada produksi, terlebih pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk membuat iklim industri hulu migas yang lebih atraktif dengan berbagai kemudahan perizinan dan insentif,” kata Dwi melalui siaran pers, Jumat (10/6/2022).

Dwi menambahkan tingginya pelaksanaan kegiatan hulu migas telah ditunjukkan pada program tahun 2022, khususnya pengeboran sumur pengembangan yang dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan produksi migas nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

  Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Zona 4 mengecek saluran pipa minyak yang menuju tangki pengumpul produksi minyak (tank farm) di stasiun pengumpulan Prabumuih Barat, Prabumulih, Sumatera Selatan, Sabtu (1/1/2022). ANTARA FOTO/ Nova Wahyudi

Mencari Peluang Cuan Kenaikan Harga Minyak Mentah

SKK Migas mendorong kontraktor menggenjot rencana kerjanya seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia yang memberikan tingkat keekonomian lebih baik.

Harga minyak mentah dunia cenderung terus melambung. Kondisi itu dipicu adanya kekhawatiran kekurangan pasokan komoditas tersebut di pasar global. Pemicunya adalah ketegangan antara Rusia dan aliansi negara-negara barat di Ukraina.

Terjadinya eskalasi di negara bekas pecahan Uni Soviet itu berpotensi mengganggu pasokan migas di negara-negara Eropa sehingga menyebabkan munculnya kekhawatiran pasokan emas hitam dan telah mendongkrak harga komoditas tersebut.

Meskipun dunia kini masih menghadapi wabah pandemi Covid-19, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2022 naik 0,38 persen ke level USD91.46 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2022 naik 0,49 persen ke level USD90.71 per barel.

Eskalasi di sejumlah belahan dunia dan terjadinya kendala produksi telah memunculkan beberapa spekulasi terhadap komoditas tersebut. Bahkan analis Goldman Sachs memperkirakan, minyak mentah jenis Brent bisa mencapai ke level USD100 per barel pada kuartal ketiga ini.

Dalam laporan bulanan pada Januari, OPEC—produsen negara-negara minyak dunia--telah menyampaikan bahwa perkiraan permintaan minyak dunia akan naik 4,15 juta barel per hari (bph) tahun ini.

Khusus tahun ini, seperti dilansir dari IEA Oil Market Report, laporan itu menyebutkan permintaan minyak dunia pada 2022 sebesar 99,4 juta barel per hari, lebih tinggi dari permintaan 2021 sebesar 96,5 juta barel per hari.

Bagaimana dengan posisi Indonesia di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia? Tentu saja kenaikan harga komoditas itu juga berpengaruh terhadap sejumlah asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya termasuk postur APBN 2022.

Dalam nota APBN 2022, pemerintah telah menetapkan Indonesia crude price (ICP) minyak bumi sebesar USD63 per barel dengan target lifting 703.000 barel di APBN 2022.

Menyusul kenaikan harga minyak dunia, sesuai bunyi Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11.K/MG.03/DJM/2022 tentang harga minyak mentah Indonesia periode Januari yang diteken 2 Februari 2022, Kementerian ESDM baru saja menyesuaikan harga rata-rata ICP minyak mentah Indonesia.

Ketetapan terbaru itu berdasarkan perhitungan formula ICP pada Januari 2022 menjadi USD85,89 per barel, naik USD12,53 per barel dibandingkan Desember 2021 yang mencapai USD73,36 per barel.

Peroleh Mandat Lifting

Di sisi lain, SKK Migas—lembaga yang mengurusi secara operasional soal produksi migas—telah mendapatkan mandat lifting produksi minyak bumi 703.000 barel per hari sesuai nota APBN 2022 dengan harga USD63 per barel.

Sebagai informasi, menurut data SKK Migas, tahun lalu produksi minyak hanya mencapai 660.000 barel per hari. Padahal target yang ditetapkan 676.000 barel per hari. Sementara itu, realisasi produksi gas bumi mencapai 5.501 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Adapun target yang ditetapkan long term plan(LTP) mencapai 5.30 MMscfd.

Dari gambaran di atas, tentu kenaikan harga minyak bumi di atas asumsi makro ekonomi negara ini berdampak terhadap risiko anggaran. Banyak analis memperkirakan hingga pertengahan 2022 harga ICP akan terus naik. Apalagi ada korelasinya antara APBN 2022 terhadap kenaikan ICP per 1 USD/barel berpotensi akan menambah surplus anggaran sebesar Rp400 miliar.

Dalam rangka itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) meningkatkan rencana kerjanya untuk memanfaatkan momentum harga minyak mentah dunia yang kembali melambung.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, pihaknya bakal menggenjot rencana kerja para KKKS seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia yang memberikan tingkat keekonomian lebih baik.

“Sedang terus-menerus me-review keekonomian di beberapa lapangan. Kalau oke, nanti akan menambah program kerja, baik berupa infill drilling, workover, dan well service,” katanya Senin (7/2/2020).

Di samping itu, kenaikan harga minyak dunia dinilai juga akan mendorong sejumlah proyek hulu migas yang sempat mangkrak karena terganjal masalah keekonomian beroperasi kembali. Kendati demikian, Julius mengatakan bahwa sampai dengan saat ini proyek-proyek tersebut masih dalam tahap peninjauan kembali dan evaluasi oleh bagian perencanaan SKK Migas.

“SKK Migas pasti akan memanfaatkan momentum ini dengan kalkulasi teknik dan ekonomis yang win-win dengan para KKKS,” ujarnya.

Terlepas dari semua itu, lonjakan harga minyak mentah dunia yang kembali bergerak pada level tinggi dapat menjadi angin segar industri migas nasional. Pasalnya, sebagai produsen minyak yang berstatus net importer, Indonesia tetap bisa menikmati berkah dari lonjakan harga minyak dunia tersebut.

Harus diakui, sumur-sumur yang ada saat ini kebanyakan merupakan sumur tua. Nah, dengan melonjaknya harga minyak bisa jadi pendorong bagi kontraktor untuk giat kembali melakukan eksploitasi termasuk pengembangan chemical enhanced oil recovery (EOR) sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak capaian produksi minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri.

Kini pengembangan chemical EOR di dalam negeri masih tersendat lantaran masalah keekonomian proyek yang belum menarik. Pengembangan proyek itu baru bisa dilakukan bila harga chemical EOR ekonomis, dan juga harga minyak mentah dunia bergerak pada level yang baik.

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari


Apa penyebab kenaikan harga minyak goreng?

Salah satu penyebab terjadinya kenaikan harga minyak goreng di Indonesia adalah terbatasnya produksi kelapa sawit seiring naiknya harga minyak goreng sejak kuartal keempat 2021 hingga awal kuartal pertama 2022.

Apa pengaruh kenaikan harga minyak?

Dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap APBN adalah beban subsidi BBM dan subsidi listrik yang meningkat. Hal ini akan memicu kenaikan defisit anggaran atau dalam perspektif yang lebih luas akan memacu kesinambungan fiskal (fiscal sustainability).

Berapa kenaikan harga minyak goreng 2022?

Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag mencatat, harga minyak goreng curah pada 17 Juni 2022 turun Rp100 jadi Rp16.200 per liter, kemasan sederhana turun Rp200 jadi Rp22.400 per liter, dan kemasan premium turun Rp100 jadi Rp25.700 per liter.

Sampai kapan harga minyak akan naik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama yang bersubsidi pemerintah tidak akan mengalami kenaikan sampai akhir tahun 2022 ini.