Mengapa harga bitcoin naik tinggi

- Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi naik turunnya harga Bitcoin Cs secara tidak langsung. Salah satunya seperti regulasi suatu negara.

CEO Indodax Oscar Darmawan memberi contoh bagaimana pengaruh stimulus Amerika Serikat US$ 1,9 triliun yang akhirnya disetujui Kongres AS untuk dicairkan ke masyarakat, terhadap pergerakan harga Bitcoin. Meski tidak berdampak langsung, tapi memang ada pengaruhnya.

"Contohnya saja seperti kebijakan pemberian bantuan dolar AS kepada masyarakat Amerika kemarin. Ini kan masyarakat diberi uang dolar gratis, hal ini sebenarnya tidak mempengaruhi langsung Bitcoin tapi indirectly terpengaruh, kenapa? Karena ternyata sebagian besar bantuan-bantuan tersebut dibelikan Bitcoin, sehingga menimbulkan demand," ujar Oscar dalam program d'Mentor detikcom, Rabu (17/3/2021).

Hal lain yang bisa mempengaruhi naik turunnya harga Bitcoin Cs adalah seberapa banyak perusahaan besar yang mau menerima mata uang digital ini sebagai alat transaksi. Oscar mencontohkan saat Tesla Inc mengumumkan penerimaannya pada Bitcoin, harga mata uang kripto itu langsung melonjak tinggi. Apalagi bila perusahaan-perusahaan besar tadi juga melakukan aksi beli besar-besaran. Hal itu menciptakan demand yang sangat ketat akhirnya harga Bitcoin Cs naik.

"Perusahaan seperti Tesla pada dasarnya kalau mereka membeli dalam jumlah besar, mereka menciptakan demand yang besar padahal supply Bitcoin itu sangat terbatas, hal itu akan membuat harga Bitcoin itu naik cukup signifikan, itu alasan kenapa kemarin pas Tesla membeli Bitcoin berapa triliun rupiah itu membuat harganya naik sangat tajam," tuturnya.

Peran publik figur juga mempengaruhi naik turunnya harga Bitcoin, apalagi kalau mereka rajin mempromosikan mata uang digital tersebut. Hal itu bisa mendorong kepercayaan orang kepada mata uang digital tertentu semakin kuat, akhirnya tercipta demand yang tinggi.

"Banyak founder-founder Startup juga beli Bitcoin secara rutin, contohnya seperti Founder Twitter itu kan setiap minggu beli dalam jumlah yang besar," timpalnya.

Simak Video "Deretan Data-data yang Dijual Bebas di Breached.to"
[Gambas:Video 20detik]
(Soraya Novika/dna)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi pasar kripto makin membaik setelah goncangan sejak April yang membuat harga dan kapitalisasi pasar merosot tajam.

Misalnya harga Bitcoin berangsur meningkat dari harga terendahnya di US$ 17.776,75 menjadi US$ 24.506.

Luno dan Arcane Research dalam laporan mingguannya mengatakan bahwa toleransi risiko investor semakin meningkat.

"Sentimen pasar telah meningkat dan kini berada di level tertinggi sejak bulan April, seperti yang ditunjukkan pada Indeks Fear and Greed. Toleransi risiko yang semakin tinggi ini telah membawa kinerja altcoin berhasil melampaui kinerja Bitcoin dan ETH naik 8% dalam sepekan terakhir," ungkap Luno dalam laporannya.

Harga kripto memang meningkat tetapi lambat, sehingga tingkat volatilitasnya pun rendah. Pengumuman inflasi Amerika Serikat diharapkan meningkatkan volatilitas.

Imbas dari volatilitas yang rendah, investor atau trader mulai beralih ke koin-koin yang lebih kecil dari stablecoin atau Bitcoin. Pangsa pasar Bitcoin diperkirakan menuju 40,5% pada Juni dari 47%.

Sementara kinerja seluruh indeks menunjukkan kenaikan positif pada Agustus. Indeks kapitalisasi kecil memimpin dengan penguatan 9%, indeks kapitalisasi menengah naik 7%, dan indeks kapitalisasi besar naik 5%, sedangkan Bitcoin hanya naik 2%.

Pasar yang sudah membaik saat ini masih belum mampu keluar dari zona fear. Indeks Fear and Greed kini berada di angka 42, level tertinggi sejak bulan April.

Laju harga Bitcoin cenderung stabil dalam tujuh hari terakhir di US$ 22.500 dan US$ 24.000. Ini menyebabkan tingkat volatilitas yang turun ke 1,8% yang merupakan posisi terendah dalam setahun terakhir. Volume Bitcoin di pasar spot pun turun setelah mencapai level tertingginya pada Juli.

Luno mengatakan dalam laporannya bahwa gerak Bitcoin masih bisa menanjak secara teknikal dengan resisten di area US$ 24.000 yang kembali diuji minggu ini.

"Harga Bitcoin terus menanjak naik. Kini harga terendah Bitcoin berada di area US$ 22.400, yang menjadi harga tinggi di area rendah dan tren bullish teknikal Bitcoin terus berlanjut," tulis Luno dalam laporannya.

"Seperti yang disampaikan minggu lalu, level resistance pada Juli kini berbalik menjadi level support. Resisten kini berada di area US$ 24.000 dan masih bertahan kuat. Level ini baru diuji untuk ketiga kalinya pada awal minggu ini," tambahnya.

Luno melihat area konsolidasi di kisaran US$ 22.500 - US$ 24.000 menjadi area yang cukup kuat. Jika harga berhasil menembus level resisten US$ 24.000, selanjutnya harga berpotensi naik ke US$ 27.000 - US$ 28.000. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

The Fed Bakal Picu "Gempa", Bitcoin Cs Ambrol Lagi Bulan Ini?

(ras/vap)

Apa yang menyebabkan Bitcoin naik?

Kenaikan harga Bitcoin terjadi tentu karena tingginya permintaan. Tingginya permintaan terjadi karena ada trust atau kepercayaan serta orang orang yang sudah memahami fundamental Bitcoin itu sendiri.

Harga Bitcoin Tertinggi kapan?

Bitcoin yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar, menembus rekor tertinggi sepanjang masa setelah menyentuh US$ 65.000/koin atau setara dengan Rp 930 triliun (kurs Rp 14.300/US$) pada Rabu malam pukul 21.30 WIB (20/10/2021). Rekor ini memecahkan rekor sebelumnya yakni US$ 64.888,99 yang tercipta pada April lalu.

Kenapa harga Bitcoin berbeda beda?

Jadi secara umum, berbagai faktor penyebab harga crypto dapat berbeda dari satu exchange dengan exchange lainnya, yaitu likuiditas exchange, tidak adanya harga rata-rata, trading order terbaru yang ditampilkan di platform exchange, serta nilai tukar.

Bitcoin digunakan untuk apa?

BTC dipercayai akan menjadi mata uang dan komoditas universal sehingga harga akan terus melambung tinggi. Konsep penggunaannya dianggap sangat mengutamakan privasi. Dalam proses transaksi, pengguna bisa menggunakan akun yang sifatnya anonim atau tanpa mencantumkan data diri sedikit pun.