Mengapa bangsa indonesia sebelum peristiwa sumpah pemuda sering mengalami kegagalan dalam perjuangan melawan penjajah?

Mengapa bangsa indonesia sebelum peristiwa sumpah pemuda sering mengalami kegagalan dalam perjuangan melawan penjajah?

Freepik/kjpargeter

Penyebab kegagalan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah

Bobo.id - Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan ini sudah ada sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu.

Kekayaan alam inilah yang akhirnya membuat Indonesia dilirik oleh negara-negara lain. Termasuk salah satunya adalah bangsa Eropa.

Baca Juga: Mengenal Sosok Raden Ajeng Kartini, Salah Satu Pahlawan Perempuan pada Masa Penjajahan Belanda

Kedatangan bangsa Eropa memang awalnya disambut baik oleh rakyat Indonesia. Sayangnya hal itu justru dimanfaatkan untuk menjajah Indonesia.

Di masa penjajahan itu rakyat Indonesia ditindas dan dijadikan pekerja kasar demi keuntungan para penjajah.

Hal ini tentunya mengundang semangat juang rakyat Indonesia untuk bebas dari penjajahan negara lain.

Namun, ternyata perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah sering mendapatkan kegagalan.

Kira-kira apa yang jadi penyebab kegagalan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah?

Simak penjelasannya di sini, ya!

Penyebab Kegagalan Perjuangan Rakyat Indonesia dalam Melawan Penjajah

Adapun faktor penyebab gagalnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah sebagai berikut:

a. Perjuangan bersifat kedaerahan

Pada masa itu, rakyat Indonesia belum bersatu seperti saat ini. 

Perjuangan yang dilakukan pada masa itu dilandaskan untuk membebaskan daerah masing-masing dari penjajahan.

Karena tidak berjuang secara keseluruhan, maka penjajah mudah sekali untuk mengalahkan rakyat Indonesia.

Baca Juga: Perlawanan Kerajaan-Kerajaan di Indonesia Terhadap Portugis, Mulai dari Kerajaan Aceh Sampai Kerajaan Demak

b. Perlawanan tidak dilakukan secara serentak

Mendukung penjelasan poin di atas, perjuangan yang mementingkan daerah sendiri menyebabkan tidak serentaknya perlawanan.

Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya rasa persatuan dan kesatuan yang dimiliki oleh rakyat Indonesia.

Karena tidak bersatu, secara jumlah dan strategi pun rakyat Indonesia masih sangat kurang. Ditambah dengan latar belakang pendidikan yang rendah.

Perjuangan yang terpisah-pisah ini membuat penjajah juga dengan mudah untuk membaca strategi dan akhirnya mengalahkan rakyat Indonesia.

c. Masih bergantung pada pimpinan

Saat melakukan perlawanan tentunya ada seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin. Ini dilakukan agar ada keteraturan dalam menjalankan strategi.

Sayangnya, jika pemimpin perlawanan gugur (ditangkap atau meninggal), biasanya yang lainnya akan kacau atau bahkan mundur.

Baca Juga: Perbedaan Pendidikan Indonesia di Masa Penjajahan Belanda dan Jepang

d. Kalah dalam persenjataan

Pada saat itu rakyat Indonesia tentunya tidak memiliki senjata yang memadai untuk melawan penjajah.

Mereka hanya memanfaatkan senjata tradisional buatan tangan untuk melawan penjajah yang sudah menggunakan senjata modern.

e. Belanda menerapkan politik adu domba

Politik adu domba atau politik pecah belah atau devide et impera adalah salah satu strategi penjajah (Belanda) untuk menguasai Indonesia.

Penjajah memecah belah rakyat Indonesia agar tidak bisa bersatu. Taktik yang dilakukan adalah dengan mengadu domba penguasa dengan rakyat.

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Mengapa bangsa indonesia sebelum peristiwa sumpah pemuda sering mengalami kegagalan dalam perjuangan melawan penjajah?

Sebelum Sumpah Pemuda, banyak perlawanan rakyat daerah yang dipimpin oleh raja, bangsawan atau tokoh agama ditujukan untuk mengusir penjajah menghasilkan kegagalan. Hal ini dikarenakan walaupun perlawanan tersebut dilakukan dengan gigih, namun belum terdapat persatuan sehingga sulit untuk mengusir penjajah. Perlawanan yang dilakukan hanya bersifat kedaerahan atau lokal, belum ada suatu kerjasama antar daerah sehingga sering kali gagal.

Menyadari berbagai macam kegagalan dalam perlawanan daerah membuat para pemuda berusaha untuk menggalang rasa persatuan. Usaha tersebut berhasil ketika Kongres Pemuda II digelar di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928. Kongres tersebut dihadiri para pemuda yang tergabung dalam Jong Java, Jong Sumatra, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia. Dari kongres tersebut menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda yang mengakui adanya Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa. Rasa persatuan yang dihasilkan dari Sumpah Pemuda membuat rakyat Indonesia dapat bersatu dalam mengusir penjajah sehingga berhasil memproklamasikan kemerdekaannya.

Jadi, jawaban yang tepat adalah A. 

Cari soal sekolah lainnya

KOMPAS.com- Perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah sudah berlangsung cukup lama sejak masa kerkerajaan.

Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 awalnya hanya untuk berdagang rempah-rempah dan disambut baik.

Namum lama-lama mereka menerapkan kolonialisme dan imperalisme yang ingin menguasai Indonesia.

Karena pada masa itu Indonesia merupakan negara penghasil rempah-rempah di dunia yang dimiliki nilai jual tinggi.

Sehingga muncul perlawanan kepada negara penjajah di berbagai daerah. Kondisi tersebut berlangsung cukup lama sebelumnya akhirya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Hanya saja perjuangan yang dilakukan di berbagai daerah mengalami kegagalan dan mampu ditaklukan.

Baca juga: Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional

Faktor kegagalan

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.

Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni:

  • Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak.
  • Secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya. Sehingga kalah dalam persenjataan.
  • Dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan.
  • Bersifat sporadis atau musiman.
  • Efektifnya politik adu domba (devide et impera).

Perlawanan tersebut tidak menampakan hasilnya. Bahkan selalu gagal dan dapat diberantas oleh penjajah.

Pada waktu itu mereka berjuang bukan untuk Indonesia merdeka. Tapi bagaimana cara untuk mengusir penjajah dari daerahnya.

Sehingga mereka dengan mudah bisa diadu domba oleh penjajah. Korban pun banyak berjatuhan di pihak Indonesia.

Baca juga: Gaya Militer Turki Utsmani dalam Perang Pangeran Diponegoro

Menjelang akhir abad ke-19, kehidupan rakyat Indonesia tidak membaik. Sistem tanam paksa masih terus berjalan dan rakyat semakin menderita.

Negara penjajah

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2008) karya Merle Calvin Ricklefs, Portugis merupakan negara pertama yang datang ke Indonesia.

Sebelum masuk Indonesia, Portugis mampu menaklukan dan menguasai Malaka pada 1509.

Dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque Portugis dapat menguasai Malaka pada 10 Agustus 1511.

Setelah berhasil menguasai Malaka, portugis mulai bergerak dari Madura sampai ke Ternate.

Tujuan kedatangan bangsa Eropa ke kepulauan Maluku adalah untuk menguasai perdagangan rempah-rempah secara monopoli.

Setelah Portugis, kemudian Spanyol (1521), Inggris (1579), Belanda (1596), dan Jepang (1942).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari soal sekolah lainnya