Lama waktu yang diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari sekali putaran adalah

tirto.id - Revolusi bumi dalam ilmu geografi diartikan sebagai suatu peristiwa bumi bergerak mengelilingi matahari. Lantas, apa akibat dari perputaran bumi mengelilingi matahari tersebut?

Dalam satu kali revolusi bumi, waktu yang dibutuhkan untuk bisa mengelilinginya adalah 3651/4 hari atau 365,25 hari atau kita menyebutnya 1 tahun.

Satu kali revolusi bumi dapat juga disebut sebagai kala revolusi. Bumi melakukan revolusi untuk mengelilingi matahari sambil melakukan putaran rotasi di lintasan atau orbitnya.

Bentuk jalur lintasan bumi dalam melakukan revolusi itu adalah elips sehingga jalur orbitnya dinamakan ekliptika. Arah bumi saat melakukan revolusi adalah berlawanan jarum jam.

Orbit bumi berbeda dengan planet lain disebabkan masing-masing planet punya bidang orbit tersendiri.

Saat mengelilingi matahari, posisi bumi berada dalam kondisi miring 23,5 derajat terhadap garis tegak lurus ekliptika.

Akibat gerak revolusi bumi dan posisi bumi tersebut, terjadi beberapa peristiwa alam yang dirasakan oleh manusia dan penghuni planet bumi.

Baca juga:

  • Apa Akibat Revolusi Bumi Terhadap Perubahan Musim?
  • Apa itu Rotasi dan Revolusi Bumi, Manfaat, serta Akibat yang Timbul

Dampak Revolusi Bumi bagi Kehidupan Penduduk

Berikut ini beberapa dampak revolusi bumi bagi kehidupan penduduk di dalamnya:

1. Gerak semu tahunan matahari

Gerak semu matahari dapat diamati dari arah terbit dan tenggelamnya yang selalu bergeser sedikit demi sedikit setiap hari.

Arah geseran matahari terbit adalah dari atas garis khatulistiwa sampai garis balik utara dan garis balik selatan.

Disebut sebagai gerak semu matahari karena sebenarnya yang bergerak bukan matahari melainkan bumi yang bergerak dengan rotasi miring.

Gerak semu ini berupa pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember-21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni-21 Desember).

2. Perubahan musim

Daerah tropis hanya memiliki dua musim yakni kemarau dan penghujan, sementara wilayah sub-tropis memiliki empat musim yaitu musim semi, musim hujan, musim panas dan musim gugur. Musim-musim tersebut berulang dalam jangka waktu 1 tahun.

Berdasarkan buku Geografi (2020) yang ditulis Fitri Sekar Lestari, wilayah sub-tropis atau belahan bumi bagian utara dan bagian selatan mengalami musim yang berbeda karena intensitas penyinaran matahari ke bagian tersebut juga berbeda.

Jika belahan utara mendapat sinar matahari lebih banyak, masuklah musim semi. Sementara itu, belahan bumi selatan mendapat sinar matahari lebih sedikit akan masuk musim gugur. Demikian pula sebaliknya hingga masuk musim dingin serta musim panas.

3. Perbedaan lama waktu siang dan malam

Peristiwa revolusi bumi dengan posisi kemiringan sumbu bumi pada bidang ekliptika membuat panjang waktu siang dan malam berbeda di belahan bumi selatan dan utara.

Mulai 23 September hingga 22 Desember waktu siang di bumi bagian utara lebih singkat dibanding bagian bumi selatan karena posisi kutub utara lebih dekat kepada matahari.

Kondisi tersebut berbeda dengan wilayah khatulistiwa yang panjang waktu siang dan malamnya hampir selalu sama atau tak banyak berbeda.

4. Perubahan penampakan rasi bintang

Saat malam hari, tampak susunan bintang-bintang di langit, yang jika diamati akan membentuk pola-pola tertentu. Pola bintang tersebut disebut rasi bintang.

Ketika bumi berputar arah timur matahari, kita akan melihat susunan bintang yang ada di sebelah timur matahari.

Jika bumi bergerak ke barat matahari, yang terlihat adalah bintang-bintang di sebelah barat yang pola-pola susunannya berbeda dari sebelah timur.

Karena itulah, kenampakan rasi bintang berbeda-beda. Nama rasi bintang yang ada saat ini adalah Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain sebagainya.

5. Penentuan kalender masehi

Lama waktu revolusi bumi dalam setahun adalah 365,25 hari. Untuk membulatkan waktu yang 0,25 atau ¼ hari itu, maka setiap 4 tahun sekali ditambahkan 1 hari sehingga jumlah harinya menjadi 366 atau disebut tahun kabisat. Penambahan hari dilakukan di bulan Februari menjadi 29 hari.

Baca juga:

  • Sistem Informasi Geografis: Pengertian, Komponen, dan Prosesnya
  • Manfaat SIG di Bidang Transportasi & Pengertiannya dalam Geografi

Baca juga artikel terkait REVOLUSI BUMI atau tulisan menarik lainnya Cicik Novita
(tirto.id - cck/hdi)


Penulis: Cicik Novita
Editor: Abdul Hadi
Kontributor: Cicik Novita

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

ROTASI Bumi adalah perputaran Bumi pada sumbunya, sedangkan revolusi Bumi adalah peristiwa bergeraknya Bumi mengelilingi matahari. Kedua peristiwa tersebut memberikan dampak positif dan negatif.

Baca juga: Mengenal Manfaat Propolis Bagi Kesehatan 

Bumi berputar dari arah barat ke arah timur. Dalam satu kali rotasi, waktu yang dibutuhkan adalah 23 jam 56 menit 4 detik. Waktu satu kali rotasi disebut kala rotasi atau lebih sering menyebutnya dengan satu hari.

Rotasi Bumi

Akibat dari rotasi bumi adalah :

1. Perbedaan Waktu 

Sekali berotasi membutuhkan waktu 24 jam dan setiap tempat di permukaan bumi telah berputar sebesar 360 derajat bujur. Maka permukaan Bumi terdapat 24 waktu lokal. 

Penetapan waktu dimulai dari garis bujur 0 derajat, yaitu di kota Greenwich di London. Garis bujur timur waktunya lebih awal atau ditambahkan 1 jam setiap kelipatan 15 derajat. Sedangkan garis bujur barat waktunya lebih lambat atau dikurangi 1 jam setiap kelipatan 15 derajat.

2. Batas Penanggalan Internasional 

Jika penghitungan waktu didasarkan pada garis bujur, yaitu bujur barat dan bujur timur, maka batas penanggalan internasional, ada pada bujur 180 derajat yang terletak di Samudra Pasifik. Bila belahan timur 180 derajat (bujur timur) tanggal 15, maka di belahan barat 180 derajat (bujur barat) masih tanggal 14.

3. Adanya Pergantian Siang dan Malam 

Rotasi Bumi membuat matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat. Saat pagi hari seakan-akan matahari muncul dari timur dan saat sore hari matahari akan terlihat seperti menghilang ke barat. Padahal sebenarnya yang bergerak adalah Bumi kita berputar di sumbunya, mengelilingi matahari. 

Sedangkan matahari diam. Hal itu disebut juga gerak semu matahari. Rotasi bumi menyebabkan adanya pergantian siang, sore dan malam hari.

4. Adanya gerak semu matahari 

Matahari seakan akan  bergerak dari timur ke barat, demikian juga benda-benda langit lainnya, mereka bergerak melawan rotasi Bumi dari barat ke timur. 

5. Terjadinya pemampatan pada kedua kutub bumi

Karena Bumi berputar pada porosnya, maka bagian ekuator berputar lebih cepat bila dibandingkan bagian kutub. 

6. Adanya pembelokan arah angin Arah angin 

Dari lintang tinggi yang menuju khatulistiwa akan berbelok karena pengaruh perputaran Bumi.

Revolusi Bumi

Revolusi Bumi adalah peristiwa bergeraknya Bumi mengelilingi matahari. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali revolusi disebut kala revolusi. 

Berbeda dengan rotasi bumi, kala revolusi bumi adalah 365¼ hari atau disebut 1 tahun. Lintasan revolusi bumi berbentuk elips. Jadi selama satu tahun bumi berputar mengelilingi matahari sambil berotasi.

Akibat dari revolusi bumi adalah:

1. Perbedaan Lamanya Waktu Siang dan Malam 

Revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika yang besar nya 23½°, menimbulkan perbedaan lama siang dan malam.

2. Gerak semu tahunan matahari 

Seolah-olah pada waktu tertentu matahari berada di belahan bumi utara, dan waktu yang lain matahari berada di belahan bumi selatan. pada bulan Juni sinar matahari mengenai dinding rumah bagian utara, sedangkan saat Desember sinar menerpa di bagian selatan.

3. Perubahan Musim 

Hal ini dibuktikan dengan siklus perubahan musim yang terjadi di beberapa negara yang mengalami empat musim yaitu musim semi, panas, gugur dan musim dingin, sedangkan negara yang ada di dekat garis katulistiwa hanya dua musim.

4. Perubahan Penampakan Rasi Bintang 

Akibat adanya revolusi, maka akan terlihat perubahan rasi bintang di langit. 

5. Tahun kabisat 

Kala revolusi Bumi adalah 365¼ hari. Karena adanya perbedaan seperempat hari, maka untuk memudahkan penanggalan dibulatkan menjadi 365 hari. Hal ini dibuktikan dengan adanya peristiwa 4 tahun sekali yang hanya ada 29 hari pada Februari. (Ant/OL-1)