Kontribusi apa saja yang diberikan model PEMBELAJARAN Quantum kepada siswa ataupun kepada guru

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK MENGATASI MENURUNNYA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Putri Neneng Suhesti Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5

Surel:

Abstrak

Pada artikel ini disajikan informasi mengenai solusi dalam penanganan menurunnya hasil belajar peserta didik. Solusi tersebut adalah penerapan metode Quantum Learning. metode pembelajan Quantum Learning adalah gabungan yang seimbang antara bekerja dan bermain. Dalam penerapannya, Quantum learning menyertakan kesadaran bawa belajar itu bukan hanya mengenai informasi yang dipelajari, melainkan cara dan alasan mempelajarinya.

Pengertian hasil belajar menurut Trianto (2011) adalah nilai yang diperoleh siswa dalam mengikuti tes untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Namun, permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran adalah menurunnya hasil belajar tersebut. penurunan hasil belajar siswa ini dapat ditinjau dari hasil ulangan harian, ulangan tengah semster serta ulangan umum.

Menurunnya hasil belajar seperti yang dikemukakan oleh makmun (1996) bahwa terdapat kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dimana kesulitan belajar terjadi ketika siswa tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan dalam waktu tertentu. Ciri-ciri menurunnya hasil belajar siswa salah satunya adalah adalah seringny siswa tidak mengerjakan tugas harian atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, sehingga siswa pada akhirnya tidak dapat menghasilkan suatu hasil belajar yang baik. Selain itu, siswa cenderung tidak serius dalam menerima pelajaran di kelas dan banyak siswa yang menunjukkan perilaku jenuh dan tidak betah dalam kelas, khususnya pada mata pelajaran PPKn yang dianggap oleh siswa sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sering diremehkan.

Penyebab menurunnya hasil belajar siswa sangat beragam. Sesuai pendapat yang dikemukakan Ronald Gross dalam bukunya speak learningi (1991) penyebab menurunnya hasil belajar disebabkan karena belajar itu membosankan dan hanya terkait pada materi yang diberikan guru. Kemudian penyebab lainnya adalah siswa menganggap bahwa ia harus bersifat pasif, menerima dan mengikuri apa yang diberikan guru. Akibatnya, siswa merasa tidak nyaman dan jenuh saat berada di kelas. Saat ini, masih banyak guru khususnya guru PPKn yang masih menerapkan pembelajaran yang bersifat pasif sehingga siswa tidak dapat menyalurkan kreativita atau ide yang telah dipikirkan siswa.

Dampak yang paling menonjol dalam pembelajaran yang bersifat pasif tersebut adalah menurunnya hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil raprt semester. Banyak siswa yang mengalami penurunan tersebut dalam berbagai mata pelajaran tidak terkecuali mata pelajaran PPKn. Tidak hanya berdampak pada hasil belajar siswa saja, melainkan pada penerapan nilai moral dan nilai-nilai pancasila yang dipelajari dalam pembelajaran PPKn. Pembelajaran PPKn tidak hanya menekankan pada hasil belajar siswa saja melainkan pada penerapan sikap sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pemilihan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satunya guru harus mengajak siswa untuk berperan aktif dalam kelas yang dikombinasikan dengan kegiatan bermain namun tidak melupakan materi atau standar kompetensi. Metode yang cocok diterapkan agar siswa tidak jenuh dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah Quantum Learning. Metode Quantum Learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara ransangan internal dan eksternal, dan atara waktu yang dihabiskan dalam zona aman dan melangkah keluar dari zona aman tersebut, Quantum Learning merupakan petunjuk strategi dari seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna (Deporter, 2011)

BAHASAN

Pada bagian ini dijelaskan secara spesifik mengenai

(1) konsep dasar metode pembelajaran Quantum Learning,

(2) langkah-langkah metode pembelajaran Quantum Learning,

(3) kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran Quantum Learning

1. Konsep Dasar Metode Pembelajaran Quantum Learning

Quantum Learning adalah gabungan yang seimbang antara bekerja dan bermain. Quantum Learning juga menyertakan kesadaran bahwa belajar itu bukan hanya tentang informasi yang dipelajari, melainkan cara dan alasan mempelajarinya (Deporter, 2011). Metode ini menjaga keseimbangan antara belajar dan bermain yang dapat menghilangkan kejenuhan yang ada dalam diri siswa.

Pembelajaran Quantum Learning berupaya memadukan, menyinergikan dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku peserta didik dengan lingkungan yang berupa fisik dan mental sebagai konteks pembelajaran. Lebih tepatnya dikatakan bahwa pembelajaran Quantum Learning, lingkungan fiskal-mental dan keampuan pikiran atau diri manusia sama pentingnya dan saling mendukung. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulus yang seimbang agar pembelajaran berjalan dengan baik.

Karakteristik berikutnya adalah Quantum Learning memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa interaksi telah menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam Quantum Learning. Oleh karena itu, Quantum Learning memberikan tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi, dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna. Proses pembelajaran ini dipandang sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah peserta didik menjadi cahaya-cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan. Pembelajaran interaksi yang tidak mampu mengubah energi menjadi cahaya harus dihindari, jika perlu dibuang jauh dalam proses pembelajaran. Sehingga, dalam kaitan inilah kumunikasi menjadi sangat penting dalam pembelajaran Quantum Learning

Metode pembelajaran Quantum Learning memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, tidak bisa hanya salah satu diantaranya. Dikatakan demikian, karena pembelajaran yang berhasil bukan hanya terbentuk keterampilan akademis dan prestasi fiskal pembelajaran, namun lebih penting lagi adalah terbentuknya keterampilan hidup pembelajar. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat terwujud kombinasi harmonis antara keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fiskal.

Quantum Learning menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses pembelajaran kurang bermakna. Oleh karena itu, pembelajaran harus memiliki nilai dan keyakinan tertentu yang bersifat positif dalam proses pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran hendaknya menanamkan nilai dan keyakinan positif dalam diri pembelajar. Misalnya, pembelajaran perlu memiliki keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir dari segalanya.

Quantum Learning juga memiliki karakteristik yang mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan keterbatasan. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan sebagai kata kunci selain interaksi. Dari pernyataan tersebut perlu diakui keragaman gaya belajar siswa atau peserta didik, dikembangkan aktivitas-aktivitas peserta didik yang beragam, dan digunakannya bermacam-macam kiat dan metode pembelajaran

Karakteristik Quantum Learning juga mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran, membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal. Selain itu, Quantum Learning lebih bersifat humanistis bukan positivistis-empiris, “hewani-istis”, ataupun nativiistis. Manusia selaku peserta didikdiyakini dapar berkembang secara maksimal atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang sebgai gejala manusiawi, karena menunjukkan bahwa semua yang ada pada manusia harus dilihat dalam perspektif humanistis.

Penerapan metode Quantum Learning memiliki tujuan yang menunjukkan bahwa metode ini sangat dianjurkan untuk diterapkan. Pertama, Quantum Learning digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Kedua, metode ini juga dapat digunkan untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan. Ketiga, Quantum Learning dapat menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak. Keempat, Quantum Learning dapat membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir. Kelima, Quantum Learning digunakan untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran.

2.Langkah-langkah Metode Pembelajaran  Quantum Learning

Langkah-langkah metode pembelajaran Quantum Learning antara lain

(1) kekuatan “AMBAK” (Apakah manfaatnya bagiku),

(2) penataan lingkungan belajar,

(3) memupuk sikap juara,

(4) bebaskan gaya belajarnya,

(5) membiasakan mencatat,

(6) membiasakan membaca,

(7) jadikan anak kreatif,

(8) melatih kekuatan memori otak.

Langkah pertama yaitu kekuatan “AMBAK” (apakah manfaatnya bagiku). Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara dan akibat-akibat suatu keputusan (Depporter dan Henarcki, 2011). Motivasi sangat diperlukan dalam belajar, karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini, siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi.

Langkah kedua yaitu penataan lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran diperlukan penataan lingkungan yang dapat siswa merasa betah dalam belajar. Penataan lingkungan belajar yang tepat dan efektif dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.

Langkah ketiga adalah memupuk sikap juara. Langkah ini perlu dilakukan untuk lebih memacu belajar siswa di kelas. Seorang guru hendaknya tidak segan memberikan pujian pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya. Namun, tidak pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan lebih dihargai.

Langkah keempat adalah bebaskan gaya belajar peserta didik. Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa. Gaya belajar tersebut yaitu visual, auditoria dan kinestetik. Pada pembelajaran Quantum Learning, guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar siswa.

Langkah kelima adalah membiasakan mencatat. Belajar akan benar-benar dipakai sebagai aktivitas kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa masing-masing. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yanng mudah dimengerti oleh siswa tersebut. Simbol-simbol tersebut juga dapat berupa tulisan.

Langkah keenam adalah membiasakan membaca. Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Dampak dari membaca adalah siswa akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, penambahan wawasan, serta daya ingat. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca buku pelajaran serta buku-buku pengetahuan umum yang lain.

Langkah ketujuh adalah menjadikan anak lebih kreatif. Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba, dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.

Langkah terakhir adalah dengan melatih kekuatan memori otak siswa. Kekuatan memori sangat diperlukan dalam proses belajar anak. Oleh sebab itu siswa perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik (pusat kurikulum, 2002)

Metode pembelajaran Quantum Learning lebih mengutamakan keaktifan peran serta siswa dalam berinteraksi dengan situasi belajar melalui panca indera baik melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan. Sehingga hasil pepenelitian Quantum Learning terletak pada modus berbuat yaitu katakan dan lakukan yang berarti metode ini mengutamakan keaktifan siswa. Siswa mencobamempraktekkan media melalu kelima inderanya dan kemudian melaporkannya dalam laporan dan dapat mencapai daya ingat 90%. Semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka materi pelajaran akan semakin bermakna.

3.Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan metode pembelajaran Quantum Learning antara lain membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya. Sehingga, siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi lingkungannya. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa untuk tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam diri siswa.

Kekurangan dari metode Quantum Learning antara lain

(1) membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi diri siswa dalam belajar,

(2) kesulitan mengidentifikasi keteampilan siswa,

(3) memerlukan dan menuntuk keahlian dari keterampilan guru, dan

(4) memerlukan proses perencanaan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan urusan informasi pada bagian bahasan, berikut ini disajikan simpulan dan saran yang linear dengan informasi belikut:

Simpulan

Quantum Learning adalah metode pembelajar yang membawa suasana kelas yang membosankan menjadi menarik, karena pada metode ini siswa tidak hanya belajar namun siswa diajak untuk bermain, bermain berarti siswa tetap belajar namun belajar dengan mengmbangkan otak kanan dan otak kiri. Hal tersebut akan membuat siswa tidak merasa bosan terhadap suasana kelas yang hanya berpacu pada teori saja.  Karakteristik metode Quantum Learning yang membedakan dengan metode lainnya adalah metode ini memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Lingkungan fisik dan mental dan kemampuan pikiran atau diri manusia sama pentingnya dan saling mendukung satu sama lain. Oleh karena itu, lingkungan maupun pikiran atau potensi manusia harus diperlakukan sama dalam pembelajaran.

Penerapan metode Quantum Learning dapat diterapkan melali delapan langkah. Langkah pertama adalah kekuatan “AMBAK” (Apakah Manfaatnya BagiKu). Ambak adalah motivasi yang diberikan kepada siswa agar siswa mengetahui manfaat dari pembelajaran tersebut. langkah kedua adalah penataan lingkungan belajar yang dapat mebuat siswa merasa betah dalam belajar. Langkah ketiga adalah memupuk sikap juara dengan memberi pujian pada siswa yang telah berhasil. Langkah keempat adalah membebaskan gaya belajar siswa, karena siswa memiliki gaya belajar masing-masing. Langkah kelima adalah membiasakan siswa untuk mencatat materi yang didapat di dalam kelas. Langkah keenam yaitu selain membiasaka siswa untuk mencatat, siswa juga harus membiasakan untuk membaca untuk menambah pemahaman dan daya ingat. Langkah ketujuh adalah menjadikan siswa lebih kreatif, karena sifat kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang baru dalam belajarnya. Langkah terakhir adalah melatih kekuatan memori siswa, karena kekuatan mencari sangat diperlukan dalam menyerap pembelajaran.

Metode pembelajaran memilik kelebihan yaitu membiasakan siswa untuk mengembangkan kreativitas. Metode ini menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri dan dapat menciptakan suasana kelas yang menarik dan tidak membosankan. Namun, selain memiliki kelebihan metode pembelajaran Quantum Learning memiliki kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi belajar dan siswa. Selain itu, memerlukan keahlian guru dan memerlukan proses perencanaan pembelajaran yang cukup matang.

Saran

Kebosanan dan kemajemukan akibat keadaan kelas yang membosankan yang disebabkan oelh guru atau pendidik yang terkesan untuk terpacu pada materi saja. Guru banyak yang tidak mempedulikan kondidi kelas yang terkesan membosankan. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa. Siswa banyak yang mengalami menurunnya hasil belajar tersebut. tidak hanya itu, siswa tidak dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dalam pembelajaran PPKn.

Kejenuhan siswa di dalam kelas yang berdampak pada hasil belajar dan penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, pendidik atau guru harus mengembangkan metode pembelajaran agar lebih menarik dan dapat menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan. Guru juga harus lebih kreatif karena siswa banyak yang memiliki ketertarikan kepada penyampaian materi yang tidak monoton.

DAFTAR RUJUKAN

Bobbi, Deporter & Mike Hernacki. 2011. Quantum Learning. Penerjemah. Jakarta : Kaifa Alwiyah Abdurrahman. Terjemahan dari Quantum Learning Unleashing The Genius in you.

Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prestasi pustakarya.

Gross, Renald. 1991. Peak Learning. Penerjemah. Jakarta: Kaifa Alwiyah Abdurrahman. Terjemahan dari Peak Learning. Newyork: Mcceraw, Hillbook Company.

Makmun, Abin Syamsudin. 1996. Analisis Posisi Pendidikan. Jakarta: Biro perencanaan pendidikan. Depdikbud

Pusat Kurikulum. 2001. Kebijakan Kurikulum berbasis kompetensi 2002. Jakarta: Pusat Kurikulum.