Kenapa hanya Nabi Muhammad yang mendapat gelar SAW

Kenapa hanya Nabi Muhammad yang mendapat gelar SAW

SAW merupakan sebuah singkatan yang terkumpul dari bahasa arab “Shallallaahu ‘alaih wa sallam” yang artinya Allah memberikan sholawat dan memberikan keselamatan kepadanya. Arti ini bukan berarti nabi tidak berada dalam keselamatan, justru nabi Muhammad SAW sudah mendapatkan jaminan berada di antara malaikat. Lalu kenapa harus mengucapkan kalimat ini?

Ada dua hal yang harus dipahami. Pertama, di hari kiamat nanti nabi Muhammad merupakan pemberi Syafaat utama. Oleh sebab itu bagi manusia yang sering mengucapkan kalimat tersebut (bersholawat) maka baginya akan mendapatkan syafaat nabi Muhammad di hari akhir nanti. Bahkan malaikatpun bersholawat kepada nabi karena begitu mulianya, seperti kita memanggil pak Menteri, pasti bukan namanya, tapi gelarnya pak Menteri. Nah, nabi Muhammad juga demikian.

Kedua, nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang paling utama untuk manusia, khususnya umat Islam, bahkan di dalam seratus tokoh paling berpengaruh di dunia, Nabi Muhammad berada diurutan pertama. Oleh sebab itu dengan bersholawat kita juga akan mengingat selalu nabi Muhammad beserta sifat-sifatnya agar bisa menirunya. Sehingga bagi manusia, dan umat Islam khususnya, bersholawat tidak hanya sebatas kewajiban, namun juga pelajaran.


Wallahu a’lam


Page 2

Kaligrafi Nabi Muhammad. Foto: Shutterstock

Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan kualitasnya sebagai manusia berakhlak mulia jauh sebelum menjadi Rasul. Hal ini telah diakui olah para penduduk Mekkah yang menyematkan gelar Al Amin atau orang yang dapat dipercaya kepada beliau. Mengapa Rasulullah mendapat gelar tersebut?

Pemberian gelar ini bukan tanpa alasan. Sebagai pedagang, Nabi Muhammad tidak pernah berkata dusta demi keuntungan. Mengutip jurnal Analisis Etika Bisnis dan Marketing Nabi Muhammad SAW tulisan Ubbadul Adzkiya’, Nabi Muhammad digambarkan sebagai pribadi yang sangat baik dan jujur. Beliau selalu mengatakan dengan jujur tentang barang yang dijualnya, termasuk tentang kerusakan atau kejelekan barang tersebut.

Dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Ali Hasan, Rasulullah SAW diceritakan selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan sesuai dengan kualitas yang diminta pelanggan.

Riwayat lain mengatakan bahwa Nabi Muhammad mendapat julukan Al Amin ketika masyarakat Mekkah merenovasi Ka’bah. Berikut ini adalah kisahnya.

Kisah Renovasi Ka’bah dan Gelar Al Amin Nabi Muhammad SAW

Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Foto: Shutterstock

Melansir jurnal Kontribusi Pemikiran Muhammad SAW Pra dan Pasca Kenabian Era Makkiah tulisan tulisan Agus Jaya (2011), terjadi banjir besar di Mekkah ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun.

Kaum Quraisy pun bermaksud membangun kembali Ka’bah yang hancur setelah diterjang banjir. Ketika pembangunan Ka’bah telah rampung, terjadi perselisihan sengit mengenai siapa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.

Semua kabilah bertekad untuk bisa meletakkan Hajar Aswad. Kemudian Abu Umayyah bin Mughiroh sebagai orang tertua di antara semua kabilah menawarkan jalan keluar.

“Barang siapa yang pertama kali masuk melalui pintu as-Shofa maka ialah yang berhak untuk mengambil kebijakan tentang peletakkan Hajar Aswad tersebut,” katanya.

Presiden Jokowi mencium Hajar Aswad. Foto: Dok. Istimewa

Ternyata Allah SWT menakdirkan bahwa orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Nabi Muhammad SAW. Ketika melihat sang Nabi, mereka berkata: “Ini adalah al-Amin dan kami ridho terhadap keputusannya”.

Mereka pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Nabi Muhammad. Beliau kemudian meminta kain lalu mengangkat Hajar Aswad ke atas kain tersebut dengan tanggannya.

Beliau meminta setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan kemudian bersama-sama mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad. Nabi Muhammad mengangkat Hajar Aswad dari kain lalu meletakkannya di tempat semula.

Alhasil dengan keputusan yang bijaksana ini, hilanglah perselisihan di antara kaum Quraisy. Julukan Al Amin yang disandang Nabi Muhammad merupakan bukti bahwa beliau adalah orang yang sudah diakui kredibilitasnya di masyarakat Arab.

AKURAT.CO, Ketika menyebut nama-nama nabi, kita dianjurkan untuk menyebut gelar kehormatan di belakangnya. Umumnya, nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad saw (dari Nabi Adam as sampai Nabi Isa as) diberi gelar alaihis salam (as) sedangkan khusus Nabi Muhammad biberi gelar shalallaahu slaihi wassalaam (saw). Mengapa demikian?

Perlu kita pahami terlebih dahulu makna dari kedua gelar tersebut. Alaihis salam memiliki arti semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya. Sedangkan shalallaahu slaihi wassalaam memiliki arti semoga Allah Swt memberikan selawat dan salam kepadanya.

Hal tersebut tidaklah mengherankan karena pada dasarnya kita semua diperintahkan untuk selalu berselawat kepada Nabi Muhammad saw. Perintah selawat ini bahkan tidak hanya bagi manusia melainkan juga bagi Allah Swt dan para malaikatnya.

Dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 56 Allah Swt berfirman yang artinya, Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Oleh sebab itu, gelar saw yang disematkan kepada Nabi Muhammad merupakan bukti kecintaan kita kepadanya sebagai umat Islam. Dengan gelar itu pula maka setiap kali disebutkan nama Nabi Muhammad secara otomatis kita akan berselawat atasnya.

Berselawat kepada Nabi Muhammad saw bukanlah sesuatu yang sepele karena memiliki fadilah yang begitu besar. Dalam salah satu hadis dikatakan, Sesungguhnya Allah Swt memiliki malaikat yang berkeliling di muka bumi. Mereka menyampaikan salam untukku dari seluruh umatku. (HR. Imam Nasa'i dari Abdullah bin Mas'ud).

Bukan hanya itu saja mengapa gelar saw disandang Nabi Muhammad. Setidaknya ada hal lain yang menjadikan Nabi Muhammad saw begitu istimewa.

Dalam salah satu hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim, dikatakan, bahwa Nabi Muhammad diberi lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum beliau, yakni:

1. Aku ditolong dengan rasa takut (di hati musuhku) selama satu bulan

2. Bumi dijadikan sebagai tempat salat dan suci bagiku, siapa saja dari umatku yang sampai waktu salat padanya, maka hendaklah ia melaksanakan salat

3. Dihalalkan harta rampasan perang bagiku, tidak dihalalkan bagi seorang pun sebelumku

4. Aku diberi syafaat

5. Seorang nabi diutus untuk kaumnya saja, aku diutus untuk seluruh manusia

Nah itulah perbedaan antara gelar alaihis salam dan shalallaahu alaihi wassalaam beserta alasannya. Wallahu a'lam.[]