Kematangan organ reproduksi adalah tanda pubertas secara pada perempuan

Ketidaksiapan tubuh untuk mengalami perubahan terlalu cepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan pada anak. Akibatnya pertumbuhan fisik dan mentalnya menjadi tidak optimal.

Pubertas dini juga akan menyebabkan anak sulit beradaptasi secara emosional dan sosial.

Masalah kepercayaan diri atau merasa kebingungan paling sering dialami oleh anak perempuan karena perubahan fisiknya.

Selain itu, perubahan perilaku dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan akibat perubahan mood dan cenderung lebih cepat marah.

Anak laki-laki dapat cenderung menjadi agresif dan memiliki dorongan seks yang tidak sesuai dengan usianya.

2. Masa puber yang terlambat

Pada kasus tertentu, anak masih belum merasakan perubahan saat umurnya sudah menginjak usia pubertas. Kondisi ini biasa juga disebut sebagai late atau delayed puberty.

Puber yang terlambat bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada anak laki-laki, tanda nya bisa dilihat ketika ukuran penis belum meningkat di usia 14 tahun.

Sementara pada anak perempuan, tandanya terlihat ketika payudara belum berkembang di umur 13 tahun.

Umumnya, kondisi ini bukan hal yang serius karena bisa dirawat dengan melakukan terapi hormon. Namun, Anda sebagai orangtua perlu untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Anak akan dievaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui apa penyebab kondisi ini. Apabila dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu yang memengaruhi hormon, ada kemungkinan hal ini bisa berdampak pada masalah kesuburan.

Ada beberapa penyebab yang memungkinkan remaja mengalami hal ini, di antaranya adalah:

Faktor keturunan

Faktor keturunan merupakan penyebab yang sering terjadi ketika remaja mengalami masa puber yang tertunda.

Jangan panik karena kondisi ini tidak perlu perawatan. Cukup menunggu sampai tanda-tandanya datang. Namun jika Anda khawatir, kunjungi dokter anak untuk berkonsultasi.

Masalah kesehatan

Anak yang mempunyai kondisi penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, atau bahkan asma ada kemungkinan mengalami keterlambatan puber.

Oleh karenanya, meski anak memiliki penyakit kronis, pastikan bahwa gizi pada anak remaja Anda tercukupi.

Masalah pada kromosom

Sebagian remaja yang mengalami keterlambatan masa puber juga bisa disebabkan karena adanya masalah kromosom. Misalnya seperti turner syndrome, yaitu ketika salah satu dari kromosom X perempuan tidak normal atau hilang.

Pada laki-laki misalnya mengalami sindrom Klinefelter dengan kromosom ekstra X. Anda perlu mengonsultasikan dengan dokter untuk mengatasi masalah ini.

3. Remaja tidak bisa mengalami puber

Dalam medis, kondisi ini disebut sebagai sindrom Kallmann. Ini merupakan kelainan genetik langka pada manusia yang didefinisikan terjadinya penundaan atau tidak adanya tanda pubertas.

Kondisi yang bisa terjadi pada perempuan atau laki-laki ini disertai dengan indra penciuman yang terganggu. Kadar testosteron pada pria serta estrogen dan progesteron pada wanita mengalami penurunan jumlah dalam tubuh.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kegagalan pertumbuhan seks sekunder pada masing-masing jenis kelamin. Adapun perawatan utama kondisi ini adalah terapi penggantian hormon (hormone replacing therapy).

Jumlah penggantian hormon disesuaikan dengan kadar hormon seks normal pada rentang usia tersebut, tergantung pada usia seseorang saat terdiagnosis.

Konsultasikan ke dokter jika memiliki pertanyaan lanjutan

Umumnya, orangtua merasa khawatir jika anak tidak menunjukkan ciri-ciri pubertas saat sudah memasuki usia puber.

Namun, ingat saja bahwa setiap anak memiliki masanya sendiri untuk mengalami berbagai tanda pubertas yang telah disebutkan di atas.

Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter jika anak Anda mengalami masalah di fase pubertas.

Dokter akan membantu Anda menemukan cara yang tepat untuk menangani masalah anak Anda sesuai kondisi.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 12 are not shown in this preview.

Kematangan seksual adalah umur atau tahap saat organisme dapat melakukan reproduksi, atau sering diartikan sebagai pubertas.

Kebanyakan organisme multiseluler dapat melakukan reproduksi seksual saat mereka lahir (atau tahap perkecambahan), dan tergantung dari spesiesnya, bisa dalam hitungan hari, minggu atau tahun sampai tubuh mereka mampu melakukannya. Juga, pemicu tertentu dapat menyebabkan organisme untuk menjadi dewasa secara seksual. Pemicu ini bisa berasal dari luar, seperti musim kering, atau dari dalam seperti persentase lemak tubuh.

Kematangan seksual dicapai dengan matangnya organ reproduksi dan produksi sel gamet. Bisa juga disertai dengan lonjakan pertumbuhan atau perubahan fisik lainnya yang membedakan organisme yang belum matang secara seksual dengan yang sudah matang secara seksual. Hal ini disebut karakteristik seks sekunder dan sering ditunjukkan dengan meningkatnya dimorfisme seksual. Misalnya sebelum pubertas anak-anak memiliki dada yang datar, setelah pubertas, perempuan dewasa memiliki payudara, sementara laki-laki dewasa umumnya tidak memiliki payudara. Namun, ada pengecualian seperti obesitas dan ketidakseimbangan hormon seperti ginekomastia.

Setelah tahap kematangan seksual tercapai, pada beberapa organisme memungkinkan untuk menjadi tidak subur, atau bahkan berganti kelamin. Beberapa organisme adalah hermafrodit dan mungkin atau mungkin tidak dapat menghasilkan keturunan yang layak. Pada beberapa organisme, kematangan seksual sangat terkait dengan usia, banyak faktor lain yang terkait, dan ada kemungkinan organisme yang menunjukkan sebagian besar atau seluruh karakteristik organisme yang sudah matang secara seksual walaupun mereka belum matang. Sebaliknya, ada juga kemungkinan organisme yang terlihat belum matang, tetapi mampu bereproduksi. Kasus ini disebut progenesis di mana perkembangan seksual terjadi lebih cepat daripada perkembangan fisiologis lainnya.

  • How does ratio of age of sexual maturity / lifespan vary across species?
  • Sex Differentiation Disorders (in humans)
  • Hermaphroditism in other species
  • Why do species change sex? Diarsipkan 2010-07-30 di Wayback Machine.
  • Salmon sex changing

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kematangan_seksual&oldid=19286142"

Kompas.com - Pubertas atau puber merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa dikaitkan dengan kematangan seksual. Anak-anak yang menginjak usia pubertas biasanya akan mengalami perubahan pada bentuk dan ukuran tubuhnya.

Masa awal pubertas bervariasi antara anak yang satu dengan yang lainnya, pada anak perempuan dimulai di usia 8-14 tahun dan pada anak laki-laki dimulai antara usia 12-16 tahun. Pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat.

Pubertas muncul karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seksual, sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh pun mengalami perubahan.

Menurut dr.Aditya Suryansyah, Sp.A, penulis buku Panik Saat Puber? Say No, masa awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti etnis, keadaan sosial, aktivitas, gizi dan juga ada tidaknya penyakit yang diderita.

"Anak-anak yang hidup di perkotaan biasanya puber lebih cepat dibanding yang tinggal di pedesaan. Faktor gizi dan aktivitas anak juga berpengaruh, misalnya anak yang aktivitas fisiknya tinggi seperti para atlet biasanya pubertasnya agak terlambat," katanya.

Pada anak perempuan, awal pubertas diawali dengan perubahan pada payudara yang terlihat mulai membesar dengan aerola yang melebar. Remaja putri yang mulai puber biasanya tampak lebih besar secara fisik dibanding anak lain yang sebaya.

Dua tahun setelah dimulainya proses perubahan pada payudara, anak akan mengalami menstruasi. "Menstruasi pada anak perempuan bukan awal pubertas, tapi akhir dari pubertas. Setelah mens organ reproduksi anak sudah bisa berfungsi yang berarti anak sudah bisa hamil meski secara psikologis belum siap," kata dr.Adit.

Sementara itu pada anak laki-laki, pubertas diawali dengan pembesaran testis, pertumbuhan penis, tumbuhnya rambut pubis serta perubahan suara. Mimpi basah pada anak laki-laki biasanya terjadi dua tahun setelah proses pubertas.

Selama masa pubertas, tubuh sangat giat menghasilkan hormon pertumbuhan. Kegiatan hormon ini menghasilkan minyak yang menutupi pori-pori dan bercampur dengan bakteri yang kemudian menyebabkan jerawat. Keadaan ini bisa berlangsung beberapa tahun selama masa remaja.

Walaupun pubertas adalah proses yang alamiah, tapi tidak semua remaja dan orangtua siap menghadapi fase ini. "Banyak yang merasa panik karena tidak mengerti dengan perubahan yang dialaminya, di lain pihak anak juga bingung harus mengadu kepada siapa karena malu bertanya pada orangtuanya," katanya.

Karenan kurang lancarnya komunikasi antara anak dan orangtua, kebanyakan remaja mencari informasi dari teman sebanyanya. Padahal, informasi tersebut seringkali keliru. Louisa Maspaitella, M.Psi, psikolog, menyarankan agar orangtua memantau tanda-tanda pubertas pada anak.

"Orangtua sebaiknya membekali diri dengan informasi sehingga bisa memberi penjelasan yang benar pada anak seputar masalah pubertas. Jangan malah menakut-nakuti atau menutupi karena merasa tabu berbicara mengenai seks pada anak," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya