Keluar gumpalan darah saat hamil muda tapi tidak sakit

Keluar gumpalan darah saat hamil muda tapi tidak sakit

Lihat pertanyaan dan jawaban serupa lainnya

2

Keluar gumpalan darah saat hamil muda tapi tidak sakit

Keluar gumpalan darah saat hamil muda tapi tidak sakit
Keluar gumpalan darah saat hamil muda tapi tidak sakit

2

1

1

1

1

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa keguguran terjadi di usia kehamilan 20 minggu, gerakan janin yang berkurang bisa menjadi salah satu tanda.

Di usia kehamilan 12-18 minggu, Anda biasanya sudah bisa merasakan gerakan janin.

Namun, jika gerakannya berkurang secara tiba-tiba, ini bisa menjadi janin Anda bermasalah dan mengalami keguguran.

Segera hubungi dokter bila ibu hamil merasa gerakan janin berkurang dari hari-hari sebelumnya.

Pasalnya, gerakan janin umum terasa ketika usia kehamilan masuk trimester kedua atau lebih dari 13 minggu.

7. Demam

Bila ibu hamil mengalami demam disertai dengan gejala di atas, seperti perdarahan, nyeri perut, punggung, sampai gerakan janin berkurang, itu adalah salah satu tanda keguguran.

Mayo Clinic menyebut, kondisi ini termasuk ke dalam komplikasi keguguran yang membahayakan janin.

Saat mengalami keguguran, ibu hamil akan mengalami perdarahan dan kram perut yang disebabkan oleh kontraksi untuk meluruhkan isi rahim, seperti gumpalan darah dan jaringan.

Bila terjadi secara cepat, keguguran biasanya bisa selesai dengan sendirinya tanpa mengalami komplikasi, seperti demam.

Bila ibu hamil tidak mengetahui tanda-tanda keguguran dan sudah terlanjur mengalaminya, dokter biasanya akan memberikan obat untuk merangsang kontraksi.

Apa pun tanda tak biasa yang muncul selama kehamilan awal sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter untuk memantau kondisi janin.

Dikutip dari NHS, keluar darah saat hamil yang disebabkan karena keguguran biasanya akan disertai dengan kram perut dan sakit di bagian bawah perut.

Selain itu, kondisi ini juga biasanya terjadi lebih berat dan lebih banyak, juga kadang terdapat gumpalan darah yang keluar bersamaan dengan perdarahan.

Selain karena keguguran, perdarahan saat kehamilan awal juga bisa disebabkan oleh kehamilan ektopik alias kehamilan di luar kandungan.

Kehamilan ektopik terjadi saat telur yang telah dibuahi sperma menempel pada tempat lain selain rahim, biasanya di tuba falopi (saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim).

Dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan dari Kementerian Kesehatan, perdarahan sebagai tanda keguguran memiliki beberapa jenis, yaitu:

Keguguran iminens (abortus iminens)

Jenis keguguran yang satu ini ditandai dengan darah yang keluar sedikit. Selain itu, keguguran jenis ini biasanya disertai dengan intensitas nyeri perut yang tidak terlalu sakit.

Keguguran (abortus) iminens artinya ancaman abortus yang terjadi diusia kehamilan <20 minggu. D

imana kondisi kehamilan ini masih bisa dipertahankan namun Anda tetap perlu berhati-hati. Tidak perlu pengobatan khusus.

Anda hanya perlu mengurangi aktivitas fisik berlebihan dan tirah baring (bed rest).

Kalau perdarahan sudah berhenti, pantau kondisi dengan pemeriksaan kadar Hb dan USG panggul setiap empat minggu sekali.

Sementara itu bila perdarahan tidak berhenti, Anda bisa mengecek kondisi janin lewat USG untuk melihat ada kemungkinan kondisi lain.

Keguguran insipiens (abortus insipiens)

Pada jenis keguguran insipiens, perdarahan terjadi cukup banyak dengan rasa sakit di perut yang cukup hebat di usia kurang dari 20 minggu.

Anda perlu segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.

Keguguran inkomplit (abortus inkomplit)

Abortus inkomplit adalah kondisi keguguran yang kehamilannya tidak bisa dilanjutkan kembali karena sebagian janin sudah keluar dari rahim.

Di situasi ini, ibu hamil akan mengalami perdarahan sangat banyak disertai dengan nyeri perut yang membuatnya semakin berat.

Ketika perdarahan terjadi, bisa ditemukan gumpalan seperti daging yang keluar dari jalan lahir. Anda perlu melakukan kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di dalam rahim.

Keguguran komplit (abortus komplit)

Mirip dengan keguguran inkomplit, keguguran komplit juga menyebabkan kehamilan tidak bisa dilanjutkan kembali.

Perbedaannya, di kondisi ini seluruh janin sudah keluar dari rahim. Untuk mengetahui dengan pasti, perlu dilakukan pemeriksaan dokter kandungan dan USG.

Hasil dari pemeriksaan tersebut akan menentukan langkah selanjutnya. Apakah hanya diberi obat-obatan atau perlu dilakukan prosedur kuret yang bertujuan untuk membersihkan rahim.

Saat terjadi perdarahan, sel telur tidak bisa berkembang membuatnya pecah dan jaringan tuba falopi meluruh hingga kemudian menyebabkan perdarahan.

Kondisi perdarahan saat hamil harus segera ditangani oleh dokter. Jika tidak secepatnya ditangani, ibu dapat mengalami kehilangan banyak darah sehingga menyebabkan lemah, pingsan, nyeri, shock, bahkan kematian.