Ilmu yang membahas tentang pemeliharaan kesehatan melalui pengelolaan lingkungan adalah

Ruang lingkup kesehatan masyarakat mencakup 2 disiplin pokok keilmuan, yakni ilmu bio medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial (social sciences), sejalan dan perkembangan ilmu kesehatan masyarakat mencakup: Ilmu Biologi, kedokteran, kimia, fisika, lingkungan, sosial, antropologi, pendidikan dan sebagainya. Secara garis besar disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat sebagai berikut:

1. Epidemiologi

2. Biostatistik/statistik kesehatan

3. Kesehatan lingkungan

4. Pendidikan kesehatan/ilmu Prilaku

5. Administrasi Kesehatan masyarakat

6. Gizi masyarakat

7. Kesehatan kerja

Dan masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal pemecahannya secara multi disiplin, sedangkan kesehatan masyarakat sebagai seni mempunyai bentangan semua kegiatan yang langsung atau tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, sosial) adalah upaya masyarakat, misal pembersihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan dan lain-lain. Penerapannya dalam ruang lingkup kesehatan masyarakat adalah:

1. Pemberantasan penyakit, menular dan tidak menular

2. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat-tempat umum

3. Perbaikan lingkungan pemukiman

4. Pemberantasan vektor

5. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat

6. Pelayanan ibu dan anak

7. Pembinaan gizi masyarakat

8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum

9. Pengawasan obat dan minuman

10. Pembinaan peran serta masyarakat

Jadi kesehatan masyarakat veteriner adalah semua yang berhubungan dengan hewan yang secara langsung atau tidak mempengaruhi kesehatan manusia berfungsi untuk melindungi konsumen dari bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, menjamin ketenteraman bathin, pada penularan zoonosis, melindungi petani atau peternak dari rendahnya mutu nilai bahan asal hewan yang diproduksi. Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha:

1. Promotif (peningkatan kesehatan) Peningkatan kesehatan adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olah raga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

2. Preventif (pencegahan penyakit) Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.

3. Kuratif ( pengobatan) Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang sakit untuk dapat diobati secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulikan kesehatannya.

4. Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan) Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya.

Bagaimana pendapat Anda tentang ruang lingkup kesehatan masyarakat tersebut? Apakah dengan membaca ruang lingkup kesehatan masyarakat itu Anda sudah dapat membayangkan tentang kegiatan di dalam kesehatan masyarakat? Apakah Anda sudah mengerti, apa itu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan bagaimana cara mencapainya kesehatan tersebut. Jika pertanyaan tersebut sudah dapat Anda jawab, berarti Anda sudah dapat menjelaskan tentang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

B. Sasaran Kesehatan Masyarakat

Sasaran Kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok khusus baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan.

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga, apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan karena ketidak mampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan sosial.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya, yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan interaksi, bila salah satu atau beberapa keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota dan keluarga yang lain

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasai yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan termasuk di antaranya adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan seperti; ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah, dan usia lanjut.

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan, di antaranya penderita penyakit menular dan tidak menular.

c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya; wanita tuna susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba, kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya; panti werda, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi dan penitipan anak.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program opersional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dapat dicapai. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi criteris specific, measurable, aggressive but attainable, result oriented dan time bond.

Guna memenuhi kreteria tersebut maka penetapan sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau disebut juga sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran.

Berdasarkan uraian tentang sasaran tersebut maka dapat ditetapkan beberapa contoh sasaran sebagai berikut:

1. Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya kunjungan ibu hamil atau K4

b. Meningkatnya pertolongan persalinan oleh bidan/nakes yang memiliki kompetensi kebidanan

c. Meningkatnya ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk

d. Meningkatnya kunjungan neonates atau KN2

e. Meningkatnya kunjungan bayi dan balita

f. Meningkatnya kunjungan imunisasi pada bayi di desa/kelurahan hingga 100%

g. Meningkatnya kunjungan BBLR yang ditanani nakes

2. Meningkatnya pelayanan anak pra sekolah dan usia sekolah, dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah

b. Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa SD/ sederajat oleh oleh nakes

c. Meningkatnya peyanan kesehatan remaja

3. Meningkatnya pemantauan pertumbuhan balita, dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya kenaikan berat badan balita (N/D)

b. Menurunnya berat badan balita dibawah gairs merah (BGM)

4. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat, dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet Fe

b. Meningkatnya balita mendapatkan kapsul Vitamin A 2 (dua) kali per tahun

c. Seluruh bayi BGM dari keluarga miskin diberi makanan pendamping ASI

d. Seluruh balita gizi buruk mendapat perawatan kesehatan

e. Meningkatnya WUS yang mendapatkan kapsul yodium

5. Meningkatnya pelayanan KB, dengan indikator sasaran: Meningkatnya peserta KB aktif

6. Meningkatnya pelayanan obstetric dan neonatal emergensi dasar dan komprehensif, dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonates

b. Meningkatnya ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi yang ditangani

c. Meningkatnya neonates risiko tinggi atau komplikasi yang ditangani

7. Meningkatnya pelayanan gawat darurat, dengan indikator sasaran: Meningkatnya sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan kegawat daruratan yang dapat diakses masyarakat

8. Meningkatnya pelayanan pengobatan dan perawatan, dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat jalan

b. Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat inap

9. Meningkatnya pelayanan kesehatan jiwa, dengan indikator sasaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum

10. Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja, dengan indikator sasaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal

11. Meningkatnya pelayanan kesehatan usia lanjut, dengan indikator sasaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut.

12. Meningkatnya penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penaggulangan KLB dan gizi buruk, dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya penanganan KLB < dari 24 jam di desa/kelurahan

b. Meningkatnya kecamatan bebas rawan gizi

13. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio, dengan indikator sasaran: Tercapainya penemuan seluruh penderita Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

14. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru, dengan indikator sasaran: meningkatnya angka kesembuhan penderita TB Paru BTA Positif.

15. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA, dengan indikator sasaran: Seluruh balita penderita pneumonia mendapat penanganan pelayanan kesehatan.

16. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV/AIDS, dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Seluruh darah donor disekrening terhadap HIV/AIDS

b. Seluruh penderita HIV/AIDS mendapat penanganan pelayanan kesehatan

c. Seluruh penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) di obati

d. Seluruh lokalisasi mewajibkan penggunaan kondom

17. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD, dengan indikator sasaran: Seluruh penderita DBD mendapat pelayanan kesehatan.

18. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare, dengan indikator sasaran: Seluruh balita penderita Diare mendapat pelayanan kesehatan.

19. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Malaria, dengan indikator sasaran: Seluruh penderita Malaria mendapat pelayanan kesehatan.

20. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Kusta, dengan indikator sasaran: Meningkatnya penderita Kusta yang selesai berobat (RFT Rate).

21. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Filaria, dengan indikator sasaran: Seluruh penderita Filaria mendapat pelayanan kesehatan.

22. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Lingkungan, dengan indikator sasaran: Meningkatnya institusi yang dibina kesehatan lingkungannya.

23. Meningkatnya pelayanan pengendalian vector, dengan indikator sasaran: Meningkatnya rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes

24. Meningkatnya pelayanan hygiene sanitasi tempat-tempat umum dengan indikator sasaran: Meningkatnya tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan

25. Meningkatnya penyuluhan perilaku sehat, dengan indikator sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya rumah tangga sehat

b. Meningkatnya bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif

c. Meningkatnya desa/kelurahan dengan garam beryodium baik

d. Meningkatnya posyandu purnama

e. Meningkatnya desa dengan program PHBS

f. Meningkatnya peserta BPJS

Topik sebelumnya

Sumber:

Judul: Konsep Kesehatan Masyarakat

Penulis:

  • Eliana, S.K.M., M.P.H.
  • Sri Sumiati, S.Pd., M.Kes.