Putriana, S. ., Neviyarni, N., & Irdamurni, I. (2021). Perkembangan Intelektual pada Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1771–1777. Retrieved from https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1173
Harahap, N. 2014. Penelitian Kepustakaan. Jurnal Iqra’. Vol 8. No.1 Ibda, Fatimah. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Intelektualita, 3(1), 242904. Jawati, Ramaikis. (2013). Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Ludo Geometri Di Paud Habibul Ummi Ii. Spektrum: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 1(1), 250. https://doi.org/10.24036/spektrumpls.v1i1.1537 Khaulani, Fatma., Suhaili, Neviyarni., & Irdamurni, I. (2020). Fase Dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 51. https://doi.org/10.30659/pendas.7.1.51-59 Latifa, Umi. (2017). Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar?: Masalah dan Perkembangannya. Journal of Multidisciplinary Studies, 1(2), 185–196. Masriani, M., & Istikomah, I. (2020). Urgensi Manajemen Kelas pada Pendidikan Dasar. MITRA PGMI: Jurnal Kependidikan MI, 6(2), 158–172. https://doi.org/10.46963/mpgmi.v6i2.132 Matt Jarvis, Teori-Teori Psikologi, Cet. X, Bandung: Nusa Media, 2011, hal. 142 Nuryati. (2017). Perkembangan intelektual pada anak usia dini. A?-?iby?n: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 59–78. http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/assibyan/article/view/1346 Priatna, Dudung. (2016). Pembelajaran Matematika Membangun Konservasi Materi Pembekajaran. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 3(1). https://doi.org/10.17509/eh.v3i1.2788 Rinesti. (2010). Analisis Perkembangan Kognitif Tercapai pada Siswa Usia Dasar. MAGISTRA: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar dan Kesilaman, 6(1), 87-108. Sumantri, M. 2014. Modul 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
Perkembangan intelektual anak pada dewasa ini banyak anak-anak yang mengikuti pendidikan di Taman Kanak-kanak. Pada hari-hari pertama masuk sekolah anak-anak selalu menanyakan pada diri sendiri apa yang dapat diperbuat di sekolah. Demikian juga bagi guru, apa yang dapat diajarkan kepada anak-anak di bawah usia 6 tahun tersebut. Namun setelah usianya lebih dari 6 tahun anak-anak dapat mengembangkan diri sebab kemampuannya meningkat. Anak dapat berpikir secara konseptual, memecahkan masalah, mengingat, dan mempergunakan bahasa dengan baik, Perkembangan KognitifBeberapa aspek perkembangan intelektual pada usia kanak-kanak. Perkembangan kognitif kadang-kadang anak usia antara 5 – 7 tahun memasuki tahap operasi konkret (concrete operations), pada waktu anak dapat berpikir secara logis mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini berusia sampai kira-kira 11 tahun.
Berpikir operasionalpada tahap ketiga, anak-anak mampu berpikir operasional: mereka dapat mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir dalam aktivitasnya. Walaupun anak-anak yang preoperasional dapat membuat pernyataan mental tentang obyek dan kejadian-kejadian sekalipun tidak dapat dalam seketika, cara belajar mereka masih terikat pada pengalaman fisik. Anak-anak yang ada pada tahap operasional konkret lebih baik daripada anak-anak yang preoperasional dalam mengadakan klasifikasi, bekerja dengan angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang, dan dapat membedakan antara kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi. Karena pada masa ini anak-anak berkurang sifat egoisnya, dan anakanak pada tahapan operasi konkret lebih bersifat kritis. Mereka lebih banyak dapat mempertimbangkan suatu situasi daripada hanya memfokuskan pada suatu aspek, sebagaimana yang mereka lakukan pada preoperasional. Mereka sadar bahwa pada umumnya berbagai operasi fisik dapat diganti. Peningkatan kemapanan mereka untuk mengerti terhadap orang lain dapat mendorong untuk berkomunikasi lebih efektif dan dapat berpikir lebih fleksibel. Akan tetapi anak-anak usia sekolah lebih dapat berpikir secara logis daripada waktu mereka masih muda. Cara berpikir mereka masih terikat pada kenyataan atau kejadian pada waktu sekarang, artinya terikat pada hal-hal yang sedang dihadapi saja.
Jika berbicara mengenai intelektual kira – kira apa yang akan terlintas dalam benak anda sobat ? Kemungkinan besar yang akan terlintas dalam benak anda adalah mengenai tingkat kecerdasan atau akal seseorang. Setuju ya sobat. Oke sobat semua, tidak jauh berbeda dari artikel yang sebelumnya sudah penulis sajikan buat sobat semua, pada kesempatan kali ini kita masih akan membahas mengenai psikologi karena memang seperti yang sudah kita ketahui bersama psikologi ini mencakup hampir semua aspek dalam kehidupan kita. Namun aspek psikologi ini biasanya bersifat abstrak ya sobat karena memang pembahasan dalam psikolgi tersebut menyangkut aspek kejiawan, mental, sikap, perilaku seseorang serta hubungannya dengan lingkungan sosialnya. Untuk itulah dikatakan apske psikologi ini bersifat abstrak, namun dampaknya bisa kita lihat dan rasakan secara nyata dalam aspek kehidupan kita. Secara umum, jika kita berbicara mengenai perkembangan intelektual, hal tersebut juga dikenal dengan perkembangan kognitif seseorang. Adapun intelektual itu sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu intellect, yang berarti akal budi yang berdasarkan aspek – aspek kognitifnya, khusunya cara atau proses berpikirnya yang lebih tinggi dari fase ke fase dalam kehidupannya. Atau dengan kata lain, intelektual atau kecerdasan merupakan seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara adaptif , termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti berfikir, mempertimbangakan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, sera bisa menyelesaikan persoalan – persoalan. Adapun tahap perkembangan intelektual pada anak pada umumnya teridiri atas empat tahapan. Adapun tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Tahap Sensoris – Motoris Tahap yang pertama adalah tahap sensoris – motoris. Pada umumnya tahap ini terjadi atau dialamai oleh seorang anak pada usia 0 sampai denagn 2 tahun. Pada masa atau tahap ini seorang anak berada pada suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan – kecenderungan sensoris – motoris yang sangat jelas. (Baca juga mengenai cara menyikapi anak yang hiperaktif) Segala perbuatan yang dilakukannya adalah merupakan perwujudan proses pematangan spek sensoris- motoris tersebut, sedangkan sensoris – motoris itu sendiri adalah saraf – saraf yang terdapat pada manusia. Adapun ciri – ciri tahap perkembangan sensoris – motoris ini adalah sebagai berikut :
2. Tahap Praoperasional Tahap yang kedua adalah tahap praoperasional. Adapun tahap ini berlangsung pada usia 2 – 7 tahun. Tahap ini juga disebut dengan tahap intuisi, sebab pada tahap ini perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecendrungan yang ditandai oleh suasana intuitif. (Baca juga mengenai cara menyikapi anak yang hiperaktif) Artinya, perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecendrungan alamiah, sikap – sikap yang diperoleh dari orang – orang yang dianggapnya penting, beserta lingkungan sekitarnya. Adapun ciri – ciri perkembangan tahap praoperasional ini adalah sebagai berikut :
3. Tahap Operasional Konkret Tahap yang ketiga adalah tahap operasional konkret. Adapun tahapan ini berlangsung antara 7 – 11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin taunya. Pada tahap ini, interaksinya dengan lingkungan termasuk dengan orang tuanya semakin berkembangn dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. (Baca juga mengenai cara meningkatkan keberanian pada anak) Pada tahap ini, seorang anak sudah bisa mengamati , menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran – pikiran orang lain dalam cara – cara yang kurang egosentris dan lebih objektif. Adapun ciri – ciri perkembangan tahap operasional konkret ini adalah sebagai berikut :
4. Tahap Operasional Formal Tahapan yang keempat adalah tahap operasional formal. Tahap ini dialami oleh anak yang berusia 11 tahun ke atas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaanya yang merupakan hasil dari berpikir logis. (Baca juga mengenai cara meningkatkan percaya diri pada anak) Selain itu, aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung pe nyelesaian tugas – tugasnya. Sedangkan interaksinya sudah sangat luas, menjangkau banyak teman, sebayanya dan bahkan berusaha untuk berinteraksi dengan orang dewasa. Adapun kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan masalah dalam interaks dengan orang tuanya. Adapun ciri – ciri perkembangan tahap operasional formal ini adalah sebagai berikut :
Sebagai tambahan informasi saja nih sobat, adapun yang mempengaruhi perkembangan intelektual pada anak antara lain adalah sebagai berikut : Semenjak dalam kandungan seorang anak sudah memiliki sifat – sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial seorang anak telah membawa kemampaun berfikir secara normal, diatas normal dan dibawah normal. (Baca juga mengenai tahap perkembangan kognitif anak)
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai pengalaman. tahap perkembangan beragama pada anak) Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berfikir anak tersebut. Dalam hla ini, guru atau pengajar memegang kendali dalam perkembangan intelektual anak. (Baca juga mengenai tahap perkembangan beragama pada anak) Sekian informasi yang bisa penulis share pada kesempatan kali ini mengenai tahap perkembangan intelektual pada anak. Terima kasih sobat semua yang sudah berkunjung ke artikel ini. Sampai jumpa diartikel selanjutnya, salam hangat, salam piskologi selalu. |