Kalangan wanita yang pertama kali beriman kepada nabi muhammad saw

Kalangan wanita yang pertama kali beriman kepada nabi muhammad saw

Berikut Wanita Satu Satunya Mendapat Salam Langsung Dari Allah SWT dan Jibril di Bumi /YouTube Islam Populer/


TETAS GORONTALO – Istri Rasulullah SAW yakni Siti Khadijah RA merupakan salah satu wanita yang paling diingat dangan banyak keistimewaannya.

Siti Khadijah RA merupakan teman hidup Rasulullah SAW yang sangat terpandang dan kaya raya pada saat itu.

Siti Khadijah RA bahkan menjadi satu satunya wanita yang mendapat salam langsung dari Allah SWT saat di dunia.

 Istri.Baca Juga: Ingin Ibadah dan Urusan Ranjang Tetap Lancar? Berikut 5 Tips Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadhan

Dilansir dari Channel Youtube Lensa Aswaja, Siti Khadijah RA adalah istri pertama Rasulullah SAW dengan garis keturunan Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. 

Siti Khadijah RA merupakan anak perempuan dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za'idah yang berasal dari kabilah bani Asad dari Suku Quraisy.

Siti Khadijah RA merupakan wanita wanita pertama yang beriman dan di ajarkan wudhu oleh Rasulullah SAW.

Baca Juga: Jika Mimpi Buruk, Ini 4 Adab yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW

Dari Qatadah, Az-Zuhri, Abdullah bin Muhammad bin Aqil, Ibnu Ishaq mengatakan :

"Siti Khadijah RA adalah orang pertama kali beriman kepada Allah dari kalangan laki-laki maupun perempuan dan tidak ada yang menyatakan selain itu,".

Sumber: Youtube Lensa Aswaja

Jakarta -

Islam mengenal istilah Assaabiqunal Awwalun untuk sebutan orang-orang pertama yang masuk Islam. Siapa di antara Assaabiqunal Awwalun yang termasuk dalam golongan anak-anak?

Para ulama berpendapat golongan laki-laki dewasa yang pertama masuk Islam adalah Abu Bakar, dari golongan wanita adalah Khadijah, kemudian dari golongan hamba sahaya adalah Zaid bin Harisah.

Sementara itu, orang pertama yang masuk Islam dari golongan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib. Saat itu Ali masih berusia 7 tahun. Beliau dilahirkan di Kota Mekah pada hari Jumat 13 Rajab, 33 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari buku yang bertajuk Sejarah Peradaban Islam karya Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, pria yang bernama lengkap Ali bin Abi Thalib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf ini sudah tinggal bersama dengan Rasulullah SAW sejak ia kecil sekaligus mendapat didikan langsung dari Rasul.

Ali berada di bawah asuhan Rasulullah SAW sebab ayahnya, Abu Thalib, tidak mampu menafkahi anaknya. Sehingga, Rasulullah disebut sebagai ayah kedua bagi Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang dilansir dari buku Sirah Nabawiyah: Sejarah Paling Autentik tentang Kehidupan Rasulullah SAW oleh Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakpuri.

Salah satu julukan yang disematkan pada Ali adalah karramallahu wajhah atau pemilik wajah yang dimuliakan Allah. Sebab semasa hidupnya, Ali tidak pernah menyembah berhala dan selalu bersujud kepada Allah Yang Maha Kuasa. Hal inilah salah satu dampak dari Ali yang sudah memeluk Islam sejak ia masih di usia belia.

Kisah Awal Ali bin Abi Thalib Masuk Islam

Kisah awal Ali bin Abi Thalib masuk Islam diriwayatkan dari Ibnu Ishaq. Suatu ketika Ali bin Abi Thalib datang menemui Rasulullah setelah keislaman Khadijah. Ali mendapati keduanya sedang sholat, ia pun berkata,

"Ini apa wahai Muhammad?"

Kemudian Rasulullah bersabda,

"Ini adalah agama Allah yang telah Allah pilih dengan kehendakNya, dengannya Dia mengutus rasulNya. Saya ajak engkau wahai Ali untuk bersaksi terhadap Allah yang Maha Esa dan untuk menyembahNya. Dan agar engkau mengingkari Latta dan Uzza."

Ali pun berkata kepada Rasulullah,

"Ini adalah perkara yang aku belum pernah mendengarnya sama sekali sebelum hari ini, tetapi aku bukanlah orang yang memiliki keputusan atas perkaraku sehingga aku harus berbicara dulu kepada Abu Thalib."

Namun, Rasulullah tidak ingin Ali menceritakan rahasianya kepada siapa pun termasuk Abu Thalib sebelum dia diperintahkan oleh Allah untuk menceritakan urusan itu. Beliau pun berkata kepada Ali,

"Wahai Ali jika engkau tidak berkenan masuk Islam maka jaga rahasia ini."

Ali pun berdiam diri selama satu malam itu. Kemudian atas izin Allah, ia mendapat hidayah Islam. Sehingga suatu pagi, Ali menghadap kepada Rasulullah dan berkata,

"Apa yang engkau perintahkan kepadaku wahai Muhammad?"

Rasulullah bersabda, "Kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan tidak menyekutukannya serta engkau mengingkari tuhan Latta dan Uzza, serta melepaskan diri dari segala bentuk penentangan kepada Allah."

Ali pun melakukan apa yang Rasul Allah perintahkan tersebut dan menyatakan diri masuk Islam.

Sebuah kisah menceritakan tentang pengorbanan Ali untuk Rasulullah SAW. Hal ini disebut-sebut sebagai wujud balas jasa Ali kepada beliau yang sudah mendidiknya semasa kecil dahulu.

Suatu ketika kaum Quraisy berencana untuk mengepung rumah Rasulullah dan berniat untuk membunuhnya. Namun, Ali memberanikan diri dengan mempertaruhkan nyawanya untuk tidur di kasur Rasulullah SAW.

Ia menggantikan Rasulullah yang saat itu Rasulullah sedang dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah bersama Abu Bakar Ash Shiddiq. Tentunya hal ini membuat Ali mendapat siksaan dari kaum Quraisy.

Semasa hidup, Ali memang selalu dikenal dengan keberanian dalam membela Rasulullah maupun memperjuangkan agama Islam. Semoga dengan memahami kisah Ali bin Abi Thalib sebagai orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak, kita dapat mengambil hikmahnya dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah. Aamiin.

Simak Video "Momen Kepanikan Warga Israel Saat Sirene di Tel Aviv Berbunyi"



(rah/erd)

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

KISAH SAHABAT NABI

Tim | CNN Indonesia

Minggu, 02 Mei 2021 17:00 WIB

Kalangan wanita yang pertama kali beriman kepada nabi muhammad saw

Ilustrasi. Saat malaikat turun membawa wahyu, Khadijah yang pertama kali mengakui kenabian suaminya. Khadijah menjadi orang pertama yang memeluk Islam. (Foto: CNNIndonesia/Fajrian)

Jakarta, CNN Indonesia --

Khadijah binti Khuwailid bin Asad adalah istri pertama Muhammad bin Abdullah. Ia menikah ketika Nabi belum mendapat wahyu menjadi utusan Allah. Kala itu, Nabi Muhammad berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berumur 40 tahun.

Namun beberapa sumber menyebut, Khadijah berusia sedikit lebih tua sekitar 28 tahun saat menikah dengan Nabi SAW.

Merujuk jurnal berjudul 'The Position and Participation of Khadijah in Developing Da'wah in Islam at the First Period', Khadijah merupakan wanita pilihan yang dikenal atas sifat luhurnya, berasal dari keturunan yang baik, dan cantik.

Ia juga dikenal sebagai wanita cerdas dan berpikiran terbuka. Oleh karena itulah, orang-orang di sekitarnya menjulukinya Ath Thahirah yang berarti suci dan mulia.

Mulanya, perkenalan Muhammad SAW dengan Khadijah melalui dunia perniagaan. Khadijah memang dikenal sebagai saudagar yang sukses dan kaya raya. Ia biasa membiayai suatu kafilah dagang dari Makkah ke Syam (Suriah) dan membagi hasil atau keuntungan dengan mitranya.

Baca juga kisah-kisah nabi lainnya:

Suatu ketika, Muhammad SAW menjalin kerja sama dalam usaha dagang Khadijah. Sosok berjulukan Al Amin (yang dapat dipercaya) itu membawa dagangan Khadijah ke Jursyi, suatu daerah dekat Khamisy Masyit. Begitu pula dengan wilayah-wilayah lain di luar Mekah.

Dalam menjalankan bisnis, Muhammad SAW ditemani oleh Maisarah, seorang budak milik Khadijah. Maisarah selalu takjub. Sebab, perniagaan yang dijalankan Muhammad SAW selalu mendapatkan untung.

Setelah kembali dari perjalanan dagang tersebut, Maisarah pun menuturkan kesaksiannya mengenai Muhammad SAW kepada majikannya itu.

Khadijah sangat terkesan. Ia merasa, semua perilaku akhlak Muhammad SAW tidak hanya hebat sebagai seorang mitra dagang, tetapi bahkan sebagai pribadi manusia. Alhasil, Khadijah kian merasa tertarik kepada beliau.

Setelah tiba saatnya, Khadijah pun melamar Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam hal ini, perempuan itu mengutus seorang sahabatnya, Nafisah binti Ummayyah, yang juga masih berkerabat dengan Muhammad SAW.

Kalangan wanita yang pertama kali beriman kepada nabi muhammad saw
Khadijah adalah istri sekaligus orang terdekat Nabi Muhammad SAW (Foto: iStockphoto/mvcreation)

Muhammad SAW pun menerima tawaran Nafisah untuk menikahi Khadijah. Rencana pernikahan pun dimatangkan.

Muhammad SAW kemudian menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-pamannya. Salah seorang paman beliau, Hamzah bin Abdul Muthalib lantas mendatangi rumah Khuwailid bin Asad bersama Muhammad SAW untuk melamar Khadijah.

Saat malaikat turun membawa wahyu kepada Muhammad, Khadijah-lah yang pertama kali mengakui kenabian suaminya. Ia juga menjadi golongan sekaligus wanita pertama yang memeluk Islam atau yang disebut Assabiqul Awwalun.

Sebagai orang pertama yang beriman, ia pertama kali mengucapkan dua syahadat. Peran Khadijah yang setia mendampingi dan menemani sang suami dalam suka dan duka membuatnya dianggap sebagai tulang punggung dakwah Rasulullah.

(fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya