Jelaskan pengembangan sikap Apresiatif seni rupa music tari dan Teater

Pengembangan sikap apresiatif pada seni rupa. Foto: Unsplash

Dalam dunia seni rupa, terdapat istilah yang dikenal dengan sebutan apresiasi seni rupa. Tindakan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk bisa menghargai karya seni.

Lebih jelasnya, apresiasi seni merupakan aktivitas mengindra karya seni rupa, menikmati, merasakan, menghayati dan menghargai nilai-nilai keindahan dalam karya seni. Selain itu, menghormati keberagaman konsep, dan variasi konvensi artistik eksistensi dunia seni rupa juga dilakukan.

Menurut buku Evaluation of Learning in Art Education karya Brent G. Wilson, apresiasi seni memiliki tiga domain di dalamnya, yaitu:

  • Perasaan (feeling), berhubungan dengan suatu perasaan keindahan.

  • Penilaian (valuing), terkait dengan nilai seni.

  • Empati (emphatizing), terkait dengan sikap hormat kita kepada seni rupa dan profesinya.

Pengembangan Sikap Apresiatif Seni Rupa

Pengembangan sikap apresiatif pada seni rupa. Foto: Unsplash

Mengutip jurnal yang berjudul Apresiasi Seni: Pengembangan Sikap Apresiatif Seni Rupa karya Shinta Safrida, pengembangan sikap apresiatif pada seni rupa merupakan hakikat yang mengatakan bahwa semua manusia dianugerahi oleh Tuhan apa yang disebut “sense of beauty”, yang berarti "rasa keindahan".

Meski demikian, ukuran keindahan yang dimiliki oleh setiap orang berbeda-beda dan kerap tidak disadari. Padahal setiap harinya, manusia menerapkan rasa keindahan tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

Salah satu contohnya adalah ketika kita memantaskan diri dalam berpakaian, memilih sepatu, memilih dasi, dan berdandan. Rasa keindahan senantiasa berperan memandu perilaku kita untuk memilih dan memilah apa yang kita anggap menampilkan citra harmonis.

Penampilan citra harmonis pada umumnya kita sebut gagah, tampan, cantik, ayu, rapi dalam bahasa sehari-hari, yaitu penggunaan kata lain untuk menyebut fenomena keindahan.

Menurut buku Materi Seni Budaya Kelas 11 yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tingkat kepekaan seseorang dalam perasaan indah akan terus berkembang melalui kegiatan manusia.

Pengembangan sikap apresiatif pada seni rupa. Foto: Unsplash

Contohnya, kegiatan menerima (sikap terbuka) pada semua manifestasi seni rupa, mengapresiasi aspek keindahan beserta maknanya (seni lukis, seni grafis, desain, seni patung, dan kriya).

Selain itu, menghargai aspek keindahan dan kegunaannya (desain produk atau industri, desain komunikasi visual, desain interior, desain tekstil), dan berbagai karya kriya (kriya keramik, tekstil, kulit, logam kayu, dan lain-lain).

Pengembangan sikap apresiatif pada seni rupa bisa dilakukan dengan cara lisan maupun tulisan. Salah satu caranya adalah dengan membaca teori-teori tentang seni sekaligus sejarahnya. Dengan begitu, otomatis sikap untuk mengapresiasi karya seni semakin meningkat.

Selain itu, pengembangan sikap apresiatif pada seni rupa juga melatih pengindraan pada karya seni. Secara psikologis, pengalaman pengindraan karya seni itu berurutan, seperti di bawah ini:

  • Ketika seseorang mengamati seni (sensasi)

  • Kesan pencerapan (impresi)

  • Penafsiran makna seni (interpretasi)

  • Menerima dan menghargai makna seni (apresiasi)

  • Menyimpulkan nilai seni (evaluasi).