Jelaskan bagaimana cara kerja dengan menggunakan teknik cetak

Hasil kebudayaan zaman logam dapat berupa barang barang perunggu yang pebuatannya menggunakan teknik cetak tuang (teknik a cire perdue) dan teknik dua setangkup (teknik bivalve). Adapun penjelasan mengenai masing masing teknik pembuatan barang dari logam yaitu sebagai berikut:

  1. Teknik pembuatan hasil kebudayaan pada zaman logam yang pertama ialah teknik cetak tuang atau teknik a cire perdue. Adapun langkah langkah pembuatan benda logam menggunakan teknik tersebut yaitu meliputi: a) Langkah pertama ialah membuat model logam menggunakan lilin dan bahan dasar sesuai keinginan. b) Lapisi model lilin menggunakan tanah liat. Setelah tanah liat mengeras kemudian dipanaskan dengan api sehingga dapat mencairkan lilin melalui lubang bawah dibagian modelnya. c) Bagian atas model telah dipersiapkan lubang untuk memasukkan cairan logam. Lalu tunggu sampai dingin cairan logamnya. d) Kemudian pecahkan model tanah liat setelah logam cairnya dingin. Benda logam yang diinginkan akhirnya telah jadi. Teknik pembuatan hasil budaya pada zaman logam ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan teknik cetak tuang yaitu detail dari benda yang diinginkan menjadi lebih sempurna. Sedangkan kekurangan teknik a cire perdue ialah hanya dapat menggunakan cetakan modelnya sekali saja.
  2. Teknik pembuatan hasil kebudayaan zaman logam selanjutnya ialah teknik dua setangkup atau teknik bivalve. Adapun langkah-langkah pembuatan benda logam menggunakan teknik tersebut yaitu meliputi: a) Langkah pertama membuat cetakan model dengan model yang ditangkupkan. b) Setelah itu logam cair dituangkan dalam cetakan tadi. c) Lalu saling ditangkupkan kedua cetakan tersebut. d) Tunggu sampai logam dingin sehingga dapat dibuka cetakannya. e) Benda logam yang dibuat telah jadi. Teknik pembuatan hasil kebudayaan pada jaman logam ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan teknik dua setangkup yaitu dapat menggunakan cetakannya berulang kali. Sedangkan kekurangan teknik bivalve ialah benda logam yang telah jadi terdapat rongga di dalamnya sehingga bendanya tidak terlalu kuat.

Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah teknik dua setangkup atau teknik bivalve yaitu dengan cetakan batu dan  teknik cetak tuang atau teknik a cire perdue yaitu  cetakan tanah liat dan lilin.
 

Seni grafis merupakan bagian dari seni rupa yang masuk ke dalam bagian karya seni rupa dwimatra atau dua dimensi yang bertujuan untuk menyampaikan ide, gagasan atau emosi dari pembuat karya seni tersebut. Dalam pembuatan, seni grafis menggunakan teknik cetak atau printing, sehingga karya seni grafis dapat dilipatgandakan.

Istilah grafis sendiri berasal dari bahasa Yunani “graphein” yang berarti menulis atau menggambar. Sementara dalam bahasa Inggris, istilah grafis disebut dengan “graph” atau “graphic” yang berarti membuat tulisan atau gambar dengan cara ditoreh atau digores. Tulisan dan gambar yang dimaksud disini adalah tulisan dan gambar dari negatif film yang dapat menciptakan berbagai bentuk warna dan gaya.

Seni grafis pada awalnya berkembang di negeri Tiongkok. Dimana disini seni grafis bertujuan untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan. Sementara di Indonesia, seni grafis mulai berkembang pada zaman kolonialisme dan menjadi sarana para seniman untuk menyuarakan hak-haknya.

Dalam perjalanannya, seni grafis dibagi menjadi beberapa jenis. Dalam hal ini terkait teknik pembuatan yang memang beragam. Nah, apa saja jenis seni grafis berdasarkan teknik pembuatan?

1. Cetak Tinggi

Cetak tinggi merupakan bagian dari seni grafis yang menggunakan klise yang memiliki bagian-bagian menonjol. Apabila klise diolesi dengan tinta cetak, bagian yang menonjol akan menyerap tinta sementara bagian yang tidak menonjol tidak akan menerima tinta. Setelah ditempelkan ke media seni grafis, maka akan terbentuk gambar sesuai dengan bagian yang menonjol pada klise.

Stempel merupakan salah satu contoh alat untuk mencetak seni grafis cetak tinggi. Seni grafis cetak tinggi memanfaatkan perbedaan ketinggian pada permukaan klise. Pada stempel dapat kita lihat terdapat pola gambar atau tulisan yang lebih menonjol daripada permukaan stempel yang lain. Sehingga gambar yang dihasilkan akan sesuai dengan pola yang menonjol pada stempel.

2. Cetak Dalam

Seni grafis cetak dalam merupakan kebalikan dari seni grafis cetak tinggi. Apabila pada seni grafis cetak tinggi bagian yang membentuk gambar atau tulisan adalah bagian yang menonjol dari klise, pada seni grafis cetak dalam bagian yang membentuk gambar atau tulisan adalah bagian yang menjorok ke dalam dari klise.

(Baca juga: Mana Saja yang Termasuk Tema Seni Rupa Murni?)

Jenis-jenis cetak dalam antara lain: etsa, mezzo tint, drypoint, dan lain-lain. Klise yang digunakan pada cetak dalam terbuat dari alumunium atau kuningan yang permukaannya digores sehingga terbentuk goresan yang dalam. Tinta akan dituangkan pada permukaan yang dalam ini.

Kertas yang sudah dibasahi menggunakan air lalu diletakkan di atas permukaan klise sehingga tinta akan menyerap ke kertas. Terbentuklah gambar atau tulisan sesuai dengan pola yang terdapat di permukaan klise. Alat yang digunakan untuk menggores permukaan klise antara lain: pahat grafis, paku, logam runcing, dan jarum.

3. Cetak Datar

Seni grafis cetak datar merupakan teknik seni cetak menggunakan klise datar. Teknik ini menggunakan prinsip tolak-menolak dan tarik-menarik antara tinta dan air. Tekni ini ditemukan di Eropa pada abad ke-16. Pada saat itu klise masih terbuat dari batu cadas (limestone). Untuk mempermudah pembuatan klise yang digunakan dewasa ini terbuat dari lempengan logam.

Klise yang memiliki permukaan datar mendapat perlakuan khusus sehingga terdapat bagian yang menyerap tinta namun menolak air dan bagian yang menolak tinta namun menyerap air. Ketika tinta dioleskan secara merata ke klise maka hanya bagian tertentu yang dapat menerima tinta. Sehingga ketika kertas diletakkan diatas klise akan terbentuk gambar atau tulisan sesuai dengan bagian yang ada di klise.

4. Cetak Saring

Seni grafis cetak saring merupakan teknik seni grafis menggunakan layar sebagai proses pencetakannya. Layar yang digunakan memiliki serat dengan kerapatan yang berbeda. Cetak saring disebut juga dengan sablon atau seni grafi. Media yang digunakan antara lain kaos, kain spanduk, kertas, dan lain-lain. Gambar atau tulisan yang terbentuk sesuai dengan pola kerapatan serat pada layar.

Jelaskan bagaimana cara kerja dengan menggunakan teknik cetak

Jelaskan bagaimana cara kerja dengan menggunakan teknik cetak
Lihat Foto

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra

Mesin sablon yang digunakan Sackai Bags di workshop mereka di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

KOMPAS.com - Sebelum memutuskan memulai wirausaha produk grafika, sebaiknya mengetahui mengenai alat-alat dan bahan baku atau material yang diperlukan dalam produk grafika.

Bahan yang digunakan adalah bidang datar yang akan dicetak, dan pewarna. Sedangkan alat yang digunakan yaitu alat cetak. Perkembangan teknologi cetak cukup pesat, sehingga menyajikan beragam model dan teknik.

Dalam buku Simple Screenprinting: Basic Techniques and Creative Projects (2004) karya Annie Stromquist, dijelaskan jenis-jenis teknik cetak berdasarkan prinsipnya, yaitu:

Cetak tinggi

Cetak tinggi menjadi prinsip awal teknik cetak di China, dengan acuan cetak papan kayu hingga mesin cetak Guttenberg.

Dalam cetak tinggi, zat pewarna ditempatkan pada permukaan tertinggi dari acuan cetak (bidang pencetak). Bidang tersebut dapat berupa balok kayu, karet, logam, atau yang lain.

Baca juga: Wirausaha Produk Grafika

Sebelumnya, bidang pencetak sudah diberi gambar atau tulisan yang sering disebut dengan desain. Acuan cetak yang sudah diberi desain kemudian dicukil atau dibentuk sehingga menghasilkan bagian yang tinggi dan rendah.

Warna yang sudah dipilih dioleskan pada permukaan bahan yang sudah diukir (bagian yang tinggi). Kemudian dicetak ke permukaan bahan datar dengan cara ditekan baik menggunakan tangan atau mesin cetak.

Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan dari gambar yang ada di bidang pencetak atau acuan cetak. Contoh teknik cetak tertinggi adalah cap atau stempel dan cukil kayu.

Cetak dalam

Teknik cetak dalam adalah teknik cetak yang menggunakan klise dalam. Artinya bagian dalam plat menyerap tinta yang nantinya akan membekas pada kertas. Salah satu contoh cetak dalam, yaitu gambar pada uang kertas.

Baca juga: Kemasan dan Pemasaran Produk Kerajinan Obyek Lokal

Jenis dari teknik cetak dalam di antaranya:

Teknik cetak merupakan salah satu bentuk seni rupa yang memiliki nilai yang sangat tinggi dalam seni grafis. Sebuah media ekspresi dan visualiasasi gagasan yang memiliki nilai nilai seni yang sangat indah. Pada dasar pengertian nya, teknik mencetak pada seni grafis ini memiliki arti yang sederhana yaitu sebuah teknik untuk menggandakan sebuah karya seni dalam jumlah tertentu, bisa dalam jumlah yang banyak maupun dengan edisi yang terbatas. Teknik cetak seni rupa biasanya menggunakan media seperti kasa, plat logam, karet lino maupun kayu yang pada umumnya dicetak pada media kertas dan kain.

Jika kita kembali kepada sejarah seni cetak grafis, Cina merupakan negara yang mengembangkan teknik cetak. Orang-orang di Cina memanfaatkan teknik cetak ini untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan, dimana naskah naskah tersebut diukir diatas kayu dan kemudian dicetak di atas kertas. Karya seni grafis dengan media kayu yang dicukil menjadi sebuah bentuk dan dicetak di atas kertas banyak ditemukan di Asia seperti Cina, Jepang dan Korea kemudian berkembang ke Eropa yang digunakan untuk mencetak diatas kain seperti pakaian orang Eropa pada masa itu. Pada tahun1440, Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak dan sejak saat itu beragam teknik cetak mulai berkembang di benua Eropa hingga saat ini. Di Indonesia sendiri, seni cetak grafis mulai dikenal pada masa perjuangan dan kemerdekaan. Seniman cetak grafis saat itu banyak sekali membuat poster-poster bertema perjuangan seperti Suromo dan Abdul Salam dari Jogjakarta.

Saat ini Seni cetak grafis memiliki beberapa teknik grafis antara lain adalah:

Cetak Saring

Teknik mencetak seni grafis ini juga sering dikenal dengan sablon maupun silkscreen. Cetak saring merupakan teknik seni cetak sederhana dari cetak datar atau cetak offset. Teknik ini banyak digunakan untuk mencetak pada permukaan yang tidak teratur seperti botol, gelas, baju, tas dan lainnya. Pada seni cetak saring konvensional, desain cetak dibentuk dengan melakukan penyinaran emulsi dengan letak film positif di atas screen menggunakan sinar matahari. Namun saat ini sudah ada teknologi penyinaran yang lebih cepat dah hemat waktu menggunakan mesin vaccum exposure yaitu penyinaran menggunakan cahaya ultra violet.

Jelaskan bagaimana cara kerja dengan menggunakan teknik cetak

gambar 1. cetak saring

Cetak Tinggi

 Cetak tinggi merupakan teknik seni cetak grafis yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Material yang digunakan bisa berupa kayu, mdf dan karet lino (linoleum) serta alat cukil khusus yang mudah ditemukan di took seni grafis. Acuan cetak didapat dengan menoreh desain diatas media yang tersedia lalu kemudian diberi tinta cetak pada bagian atas menggunakan roll grafis lalu kemudian dicetak diatas media kertas. Teknik cetak tinggi ini menggunakan prinsip kerja negative, yaitu hasil desain akan terbalik dengan hasil cetak. Saat ini cetak tinggi sudah meluas tidak hanya terbatas pada media kertas, namun sudah merambah ke media kain seperti totebag maupun baju.

Jelaskan bagaimana cara kerja dengan menggunakan teknik cetak

gambar 2. cetak Tinggi

Cetak Datar /offset Lithography

 Cetak Offset menggunakan bahan plat yang datar, sehingga antara posisi bagian gambar dan bagian bukan gambar sama tinggi. Bagian gambar pada pelat yang tidak dilapisi emulsi, ketika dicetak akan menarik tinta, dan bagian bukan gambar akan menolak tinta.

Offset digunakan untuk mencetak dalam skala/kuantitas besar. Di antara semua teknik percetakan, offset bisa dibilang merupakan yang paling ekonomis, berkualitas tinggi dan memiliki konsistensi yang baik untuk mencetak dalam skala besar.

Cetak Dalam

 Berbeda dengan cetak tinggi dimana tinta yang tercetak adalah dibagian permukaan sebuah desain, pada cetak dalam, tinta yang tercetak adalah tinta yang masuk ke dalam tolehan pada material yang digunakan. Material cetak dalam pun beragam seperti logam tembaga, seng maupun akrilik. Cetak dalam dibagi beberapa jenis yaitu engraving, Etching, Mezzotint dan drypoint. Masing masing teknik memiliki teknik pengerjaan dan tingkat kesulitan yang berbeda.

Teknik Engraving adalah teknik yang cukup rumit, menggunakan media logam yang ditoreh lalu diberikan tinta kedalam torehan dan kemudian tinta pada bagian permukaan dihapus sehingga tersisa tinta pada bagian dalam yang akan dicetak pada kertas.

Jelaskan bagaimana cara kerja dengan menggunakan teknik cetak

gambar 3. cetak Etching

Etching merupakan teknik cetak seni grafis dengan media tembaga yang di lapisi media seperti lilin lalu kemudian ditoreh menggunakan alat khusus seperti jarum etsa untuk menoreh tembaga. Kemudian tembaga akan dicelupkan ke dalam asam nitrat yang bersifat korosif terhadap tembaga yang tidak dilapisi oleh lilin.

Mezzotint adalah teknik seni grafis menggunakan media plat logam dimana permukaan logam akan di buat kasar merata dan didesain sedemikian rupa.

Jelaskan bagaimana cara kerja dengan menggunakan teknik cetak

gambar 4. cetak drypoint

Teknik terakhir adalah drypoint dimana teknik ini hampir sama dengan teknik engraving.  Teknik drypoint yaitu menoreh media seperti tembaga ataupun akrilik sehingga menimbulkan kerusakan pada permukaan media yang bisa menghasilkan sebuah visual seni. Teknik pencetakan drypoint yaitu melapisi plat dengan tinta lalu kemudian membersihkan tinta pada bagian permukaan dengan menyisahkan tinta pada bagian dalam, kemudian dicetak diatas kertas yang sudah dibasahi/ lembab lalu dicetak menggunakan mesit press dimana permukaan kertas akan menyerap tinta yang tersisa pada lapisan dalam cetakan. Teknik cetak drypoint ini memiliki kelebihan yaitu bisa mencapai gambar yang sangat detail.