Sosok Abraham, Dijuluki Bapa Segala Orang Percaya, Terima Janji Tuhan Karena Ketaatannya Show
TRIBUNMANADO.CO.ID - Abraham merupakan salah satu tokoh penting dalam Agama Islam, Kristen, dan juga Yahudi. Di dalam Alkitab pun Abraham cukup sering disebutkan. Abraham merupakan tokoh yang penting dalam Alkitab. Sosok Abraham sendiri memang masuk ke dalam tokoh yang bersejarah dari beberapa lintas agama. • Kisah Adam dan Hawa, Manusia Pertama di Muka Bumi dan Dosa Pohon Pengetahuan Abraham yang dianggapsebagai bapak Rohani dari berbagai kelompok Yahudi yang shaleh. Untuk mengetahui seperti apa kisah hidup Abraham, berikut ulasannya. Dalam Yahudi, Abraham disebut sebagai "bapak kami Abraham" sebagai penanda bahwa sosoknya berperan sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah dari agama Yahudi. Islam memandang Abraham (Ibrahim) sebagai teladan dan ajaran yang dibawa Muhammad dianggap sebagai kelanjutan ajaran Abraham. Meski juga termasuk tokoh yang dihormati, peran dan kedudukan Ibrahim dalam Kristen tidak begitu besar bila dibandingkan dalam Islam dan Yahudi dikarenakan Kristen memiliki konsep juru selamat yang menjadi pembeda antara Kristen dan dua agama lain. Halaman selanjutnya arrow_forward Sumber: Tribun Manado
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2013 - Di awal pemanggilannya Abraham sudah menunjukkan iman percaya kepada Tuhan dengan meninggalkan sanak saudara dan juga negerinya (Ur-Kasdim) pergi ke negeri yang ditunjukkan Tuhan. "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui." (Ibrani 11:8). Tuhan berjanji bahwa Abraham akan menjadi bangsa yang besar, di mana keturunannya akan seperti bintang-bintang di langit banyaknya. Meski itu baru janji dan belum terwujud, namun serta secara kasat mata ia tidak lagi berpotensi untuk memiliki keturunan karena usianya yang sudah lanjut. Tapi Alkitab menyatakan, "Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (Kejadian 15:6). Kejadian pasal 22 adalah puncak iman Abraham kepada Tuhan, ujian yang paling menentukan dalam hidup Abraham. Ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk menyerahkan anak semata wayangnya (Ishak) sebagai persembahan di gunung Moria, Abraham pun rela menyerahkan anak yang dikasihinya. Dengan perbekalan yang lengkap (kayu bakar dan Ishak yang hendak dikorbankannya) Abraham menuju ke tempat yang Tuhan sudah tentukan. Abraham berkata kepada bujangnya, "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." (Kejadian 22:5). Ini adalah deklarasi iman Abraham. "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Ketaatan Abraham beroleh upah: Tuhan menyatakan kemurahan dan kasihnya dengan menyediakan domba sebagai ganti Ishak. Kisah Abraham mempersembahkan Ishak adalah bukti bahwa ia mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya. Abraham bapa orang beriman bagi segala bangsa karena imannya telah teruji! Page 2
•Kakek nabi Muhammad Saw bernama? •siapa saja anak Nabi Muhammad Saw? •sebutkan 4 sifat nabi Muhammad yang patut di teladani!Note: onee s … Allah Swt memiliki nama-nama yang baik. Diantaranya adalah Al-Khabir. Tuliskan makna Al- Khabir dan berikan 2 contoh Perilaku Al-Khabir dalam kehidupa … Surat Al Muthaffifin ayat 2 mnt tlg tajwidnya ap? cara - cara meringankan hisab kita saat nanti Izhar wajib ada di surat apa saja ?1 .Shinwan disurat?2.ad Dunya disurat?3.qinwan disurat?4.bunyan disurat? Izhar wajib tolong dijawab ya kack mksh ^^ Allah adalah dzat yang maha memberi tanpa batas, dia memberi tanpa diminta, dan tanpa meminta balasannya, pernyataan ini merupakan pengertian al-asma’ … Hubungan iman insan dan ihsan dalam integritas ipteks adalah Keadaan jiwa yang dengannya dapat diketahui atau dibedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang salah dan yang benar, serta dalam segala perbua … Manusia memiliki kemuliaan yang lebih daripada malaikat, hal ini dibuktikan dengan
Kristen Sejati – Abraham atau Abram menurut LAI (lembaga Alkitab Indonesia) berasal dari Ur-Kasdim di Mesopotamia selatan; dipanggil untuk memasuki tanah Kanaan, di mana Allah mengadakan suatu perjanjian dengan dia. Bersama-sama dengan Ishak dan Yakub ia diakui sebagai nenek moyang bangsa Israel (Kej. 12:25). Dalam Perjanjian Baru diakui sebagai bapa “semua orang percaya” (Rm. 4: 11). Anak-anaknya jaman sekarangDari garis keturunan Abraham lahir sebuah, bukan hanya sebuah tetapi sekumpulan bangsa besar yang masih ada sampai sekarang. Seperti yang kita saksikan sampai sekarang bahwa anak-anaknya yang berjaya sampai sekarang. Baik dari garis keturunan Ishak (orang Timur Tengah dan orang Barat) maupun dari garis keturunan Ismail (orang Timur Tengah). Menyaksikan semuanya itu, kita menjadi sangat yakin dengan pasti bahwa Tuhan itu ada sedang janji-Nya ya dan amin. Sekalipun dikaruniai berbagai-bagai pengetahuan dan wawasan yang luar biasa tetapi beberapa dari anak-anaknya kerap kali saling berperang, entah apa yang diperebutkan. Kita harap suhu politik semacam ini akan, segera dan telah berlalu. Seharusnya, orang-orang yang satu moyang bisa lebih akur untuk membangun peradaban yang lebih baik lagi. Bukannya malah mempersoalkan dendam kesumat yang kejadiannya telah lama berlalu. Bukankah sebaiknya anak-anak yang sah secara garis darah ini memberikan contoh kepada kita yang hanyalah anak-anak dari Roh? Keyakinan kita mempengaruhi generasi berikutnyaSejarah panjang kisah kehidupan Bapa Abraham telah menunjukkan kepada kita betapa iman manusia berpengaruh dari generasi ke generasi. Seperti kata penulis Kitab Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Demikianlah kesetiaan dan kepatuhannya untuk mengikuti Tuhan. Ia jelas-jelas belum melihat apa-apa dengan mata kepala sendiri tetapi merelakan diri untuk tetap setia terhadap perintah dan janji Tuhan. Iman dimurnikan lewat pergumulan hidupGelarnya sebagai bapa orang beriman tidak didapatkan dengan mudah. Ada ujian yang panjang harus ditempuh untuk mewujudkan semuanya itu. Dari sini kita bisa memahami bahwa kepercayaan terhadap Tuhan selalu disertai dengan berbagai-bagai ujian kehidupan. Jadi, bisa dikatakan bahwa masalah adalah sebuah sarana untuk memurnikan keimanan kita. Jika dijalani dengan penuh kesungguhan maka persoalan hidup akan menjadi ungkit yang dapat mendongkrak kehidupan anda menjadi lebih baik dan benar adanya. Hindari sikap yang terus-menerus mondok/ bersembunyi dalam zona nyaman kehidupan. Apa gunanya kita diuji saat melakukan kesalahan? Itu namanya bukan pemurnian hati tetapi hukuman atas dosa yang telah diperbuat sebelumnya. Oleh karena itu, biarkan diri diuji lewat kebaikan yang kita sebarkan kepada semua orang. Inilah esensi utama dari pemurnian hidup, yakni ketika berbuat yang benar, persoalan akan datang untuk membuat kita menjadi lebih tangguh luar-dalam tanpa titik koma. Artinya, pencobaan ada untuk membuat hati lebih bersungguh-sungguh, tulus, kuat dan semakin disempurnakan di dalam Tuhan. Hanya menerima janji tetapi tidak dikabulkan dizamannyaKehebatan iman Abraham ditunjukkan oleh kesetiaannya kepada Allah sekalipun saat itu belum menyaksikan penggenapan akan janji tersebut. Ikatan yang diberikan Tuhan kepadanya adalah suatu perjanjian yang luar biasa karena dampaknya masih terasa sampai sekarang (melalui iman kepada Yesus Kristus). Kami sangat yakin bahwa ia tidak menghabiskan waktunya untuk mengkhayalkan atau mengimajinasikan janji-janji tersebut melainkan tetap fokus kepada Tuhan sembari menyibukkan dirinya dengan berbagai pekerjaan yang positif. Abraham memang yakin dengan janji itu tetapi ia tidak peduli tentang waktu kapan semuanya digenapi. Ketidakpedulian terhadap penggenapan janji ini terbukti sekalipun sudah tua dan tidak memiliki keturunan, ia tetap berdiri teguh di jalan Tuhan. Tetapi istrinya Sara yang cenderung mengkhawatirkan perjanjian tersebut sehingga menyuruh suaminya untuk menghampiri Hagar (hamba perempuan Sara). Jadi bisa dikatakan bahwa Abraham tidak pernah ragu dengan janji Allah tetapi keraguan itu datangnya dari Sara istrinya. Tahukah anda kapan keyakinan Abraham tentang janji Tuhan dikabulkan? Tentu saja bukan pada zamannya melainkan pada keturunannya yang kesekian (kalau tidak salah keturunannya yang ke lima atau ke enam). Coba bayangkan bagaimana jikalau anda adalah penerima janji-Nya, yang diberikan janji kosong seumur hidup (tidak digenapi saat masih hidup)? Apakah anda masih percaya kepada Tuhan hingga ajal menjemput? Tetapi bapa orang beriman tetap percaya pada perkataan Tuhan sekalipun saat masih hidup ia hanya melihat satu orang keturunannya (Ishak). Analisis psikologi – Apakah bapa Abraham mendoakan dan membahas-bahas janji tersebut di dalam hatinya secara terus-menerus?Pernahkah anda berpikir seperti Abraham? Bagaimana sikap anda ketika ada seorang yang baru anda kenal menjanjikan sesuatu yang sangat besar? Sesuatu yang jelas-jelas berada di luar akal sehat (logika) manusia, yaitu menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat atas semua bangsa. Seandainya Abraham terus mendoakan dan membahas-bahas janji tersebut di dalam hatinya pastilah ada rasa kecewa yang muncul bahkan bisa jadi keadaan tersebut membuatnya stres, mengapa demikian? Kita akan membahasnya pada paragraf selanjutnya. Tahukah anda bahwa doa adalah harapan? Sadarilah bahwa terkabul tidaknya apa yang kita harapkan sangat menentukan kepuasan, kebahagiaan, kedamaian dan ketenteraman hati? Jika memang bapa Abraham mendoakan dan membahas-bahas hal tersebut di dalam hati pastilah kekecewaannya teramat besar sebab yang ada dihadapannya saat itu hanyalah satu orang anak. Bisa dikatakan bahwa bapa Abraham tidak fokus kepada janji Tuhan melainkan memusatkan pikirannya untuk fokus kepada Tuhan (berdoa dan memuji Tuhan) sembari menyelesaikan pekerjaannya hari demi hari. Ini terbukti dari niatnya yang tidak ingin memiliki gundik tetapi Saralah yang mengusulkan hal tersebut. Seandainya bapa orang beriman ini terlalu fokus pada janji Tuhan pastilah kepribadiannya menjadi labil dan cenderung sewot (pusing) sendiri sehingga mengoleksi lebih banyak gundik selama hidupnya. Dibalik kisah tersebut, ia hanya mengoleksi dua gundik saja, satu selama Sara masih hidup dan satu lagi setelah kematian istrinya itu. Seandainya dihatinya ada kekuatiran terhadap janji tersebut saat masih hidup, pastilah akan menikah dengan lebih banyak perempuan yang memberinya banyak anak laki-laki dan perempuan sehingga segera menjadi suatu bangsa yang besar. Tetapi ia tidak pernah ragu akan janji itu sekaligus tidak terlalu memusingkan kapan waktunya hal tersebut akan terwujud. Kenyataan ini menjadi pedoman kepada kita untuk tidak terlalu fokus kepada janji Tuhan yang notabene luar biasa terngiang dalam mimpi-mimpi kita. Sadarilah bahwa mendoakan dan membahas-bahas dalam hati mimpi yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kekecewaan sehingga hidup tidak bahagia. Melainkan hiduplah untuk senantiasa berfokus kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian. Juga sibukkan diri untuk mengembangkan kepribadian menjadi lebih positif dengan belajar dan bekerja sesuai dengan kemampuan/ bakat yang dimiliki. Faktor Penyebab Abraham disebut sebagai “bapa orang percaya”Dari sekian banyak orang dizamannya, ia menjadi orang yang terpanggil dan terpilih untuk menggenapi janji Allah dalam kehidupan umat manusia. Tidak mudah jalan yang ditempuhnya untuk meraih gelar sebagai bapa orang beriman. Ada banyak ujian yang dilalui untuk melatih kesungguhan hati, kesetiaan dan ketulusan yang dimiliki. Berikut beberapa alasan mengapa seorang Abraham disebut sebagai bapa orang beriman.
Inilah yang bisa kita pelajari dari bapa orang beriman: Apapun janji Tuhan dalam kehidupan anda dan apapun mimpi yang anda dapatkan dalam tidur panjang yang dilalui, nilailah itu secara logis. Ada baiknya jikalau mimpi dan harapan yang terlalu tinggi tidak perlu didoakan atau dibahas-bahas di dalam hati melainkan hiduplah realistis. Sebab mimpi/ harapan itu mungkin saja berupa penglihatan di masa depan yang notabene akan terjadi kepada keturunan anda yang kesekian. Jadi, untuk apa memikirkan janji yang terlalu tinggi? Hanya membuat pusing saja. Melainkan hiduplah realistis, cukupkan dirimu dengan apa yang ada dan bersyukurlah selalu atas segala sesuatu yang terjadi. Berusahalah untuk tetap memfokuskan kehidupan kepada Tuhan dan berbagi kasihlah kepada lebih banyak orang. Moga-moga Tuhan ingat dengan janji yang pernah diungkapkannya lewat mimpimu lalu menggenapinya kepada generasi yang selanjutnya! Salam dahsyat! |