Jelaskan apa yang dimaksud dengan aspek kuantitas dan kualitas dari sumber daya manusia

Jelaskan apa yang dimaksud dengan aspek kuantitas dan kualitas dari sumber daya manusia

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

A. Pengetian Sumber Daya Manusia

Untuk memahami pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) perlu dibedakan antara pengertiannya secara makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun memperoleh pekerjaan. Di samping itu SDM secara makro berarti juga penduduk yang berada dalam usia produktif, meskipun karena berbagai sebab dan/atau masalah masih terdapat yang belum produktif karena belum memasuki lapangan kerja yang terdapat di masyarakatnya.

SDM dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain. Sedang secara lebih khusus SDM dalam arti mikro di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan pengertiannya dapat dilihat dari tiga sudut:

a. SDM adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset organisasi yang dapat dihitung jumlahnya.

b. SDM adalah potensi yang menjadi motor penggerak organisasi.

c. Manusia sebagai sumber daya adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai penggerak organisasi berbeda dengan sumber daya lainnya. Nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya mengharuskan sumber daya manusia diperlakukan secara berlainan dengan sumber daya lainnya.

Penjelasan menganai manusia sebagai sumber daya menunjukkan bahwa manusia adalah mahluk yang unik dan komplek, yang dalam bekerja di lingkungan sebuah perusahaan harus diperlakukan dengan kualitas kehidupan kerja yang baik agar memungkinkannya bekerja secara efektif, efisien, produktif dan berkualitas Di antaranya dalam bentuk memberikan kesempatan untuk berpartisipasi mengembangkan karirnya, diperlakukan adil dalam menyelesaikan konflik yang dihadapinya, disupervisi secara jujur dan obyektif, memperoleh upah yang layak dll.

Berbicara mengenai sumber daya manusia, sebenarnya dapat kita lihat dari dua aspek, yakni kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia (penduduk) yang kurang penting kontribusinya dalam pembangunan, dibandingkan dengan aspek kualitas. Bahkan kuantitas sumberdaya manusia tanpa disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan suatu bangsa. Sedangkan kualitas menyangkut mutu sumber daya manusia tersebut, yang menyangkut kemampuan nonfisik (kecerdasan dan mental). Oleh sebab itu untuk kepentingan percepatan suatu pembangunan di bidang apapun, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu persyaratan utama. Kualitas sumber daya manusia ini menyangkut dua aspek juga, yakni aspek fisik, dan aspek nonfisik yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan keterampilan-keterampilan lain. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini juga dapat diarahkan kepada kedua aspek tersebut. Untuk meningkatkan kualitas fisik dapat diupayakan melalui program-program kesehatan dan gizi. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas atau kemampuan-kemampuan nonfisik tersebut, maka upaya pendidikan dan pelatihan adalah yang paling diperlukan. Upaya inilah yang dimaksudkan dengan pengembangan sumber daya manusia.

Mengingat faktor pendidikan sangat dibutuhkan dalam upaya membangun kualitas SDM, maka pemerintah harus menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama.

Sumber daya manusia (humaresources) bila dihubungkan dengan aktivitas pembangunan ekonomi maka mempunyai arti bahwa sumber daya manusia mengandung pengertian atau mencerminkan kemampuan manusia untuk bekerja dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang atau jasa (sumber daya manusia) sebagai factor produksi. Adanya kemampuan yang dimiliki oleh manusia ini maka setiap orang tentunya mempunyai kempuan yang tidak sama.bahkan ada juga yang sama sekalu tidak mempunyai kemampuan atau sangat rendah kemapuannya.

B.Tenaga Kerja

Sumber: http://www.sobrycenter.com

Secara umum tenaga kerja mempunyai arti yaitu penduduk yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain %misalnya :sekolah ,mengurus rumah tanggan. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari

  1. golongan yang bekerja
  2. golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan

yang bukan tergolong angkatan kerja yaitu :

  1. golongan yang bersekolah
  2. golongan yang mengurus rumah tangga, dan
  3. golongan lain-lain/golongan yang menerima pendapatan.

secara terperinci, mengenai ketenagakerjaan telah diatur didalam undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 yaitu:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2003

BAB I

KETENTUAN UMUM

PASAL 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

5. Pengusaha adalah :

a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri ;

b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dan huruf (b) yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;

b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

  1. Perencanaan Tenaga Kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistimatis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
  2. Informasi Ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian dan analisis data yang berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.
  3. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
  4. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  5. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu.
  6. Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan tenaga kerja dengan pemberi kerja, sehingga tenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya, dan pemberi kerja dapat memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan dengan kebutuhannya.
  7. Tenaga kerja asing adalah warga warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.
  8. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
  9. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerja, upah, dan pemerintah.
  10. Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  11. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokrasi, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
  12. Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/buruh yang sudah tercatat di instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh.
  13. Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah.
  14. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
  15. Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
  16. Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan pemutusan hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.
  17. Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan.
  18. Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk menolak pekerja buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerja.
  19. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.
  20. Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun.
  21. Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00.
  22. 1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh empat) jam.
  23. Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari.
  24. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerja dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
  25. Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
  26. Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
  27. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

Sumber daya manusia yang bersumber dari tenaga kerja manusia merupakan salah satu faktor sental dalam pembangunan. Sumber-sumber lain seperti tersediannya modal dan sumber alam yang cukup serta teknologi dan manajerial merupakan factor pendukung dalam pembangunan. Dengan demikian semua factor inilah yang akan berinteraksi dalam proses pembangunan guna menghasilkan barang atau jasa.

Sumber daya manusia yang tergolong dalam angkatan kerja mempunyai posisi yang sangat strategis dalam pembangunan karena angkatan kerja seperti yang disebutkan diatas secara umum mempunyai batasan usia. Batasan usia ini akan menggambarkan produktivias seseorang dalam aktivitas kerjanya. Angkatan kerja biasanya berada pada usia produktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja adalah orang-orang yang yang masih produktif. Usia angkatan kerja disetiap Negara tidak mesti sama. Di Indonesia pada umumnya angkatan kerja adalah orang-orang yang mempunyai usia diantara 15-64 tahun. Artinya orang-orang yang berusia dibawah 15 tahun masih dianggap belum produktif, sedangkan orang-orang yang sudah berusia diatas 64 tahun sudah tidak produktif. Walau demikian kenyataan dilapangan masih ada penduduk yang berusia diatas 64 tahun ternyata kinerjanya masih gesit dan energik. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan banwa ukuran usia produktif seperti yang disebutkan diatas suatu saat akan mengalami perubahan sesuai dengan keberhasilan pembangunan pada perbaikan gizi manusia akan mempengaruhi tingkat harapan hidup manusia. Artinya semakin baik gizi manusia maka semakin lama/panjang usia manusia dan sebaliknya.

Dibawah ini dicantumkan Tabel Angkatan Kerja menurut pendidikan dan jenis kelamin penduduk Indonesia, dari tahun 2000 sampai tahun 2007. serta tabel penduduk yang bekerja menurut pendidikan dan jenis kelamin, dari tahun 2000 sampai tahun 2007.

Sumber data : www.nakertrans.go.id/

ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN
DAN JENIS KELAMIN, TAHUN 2007

Pendidikan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

<SD

33,954,137

22,754,998

56,700,135

SMTP

14,914,910

7,519,919

22,434,829

SMTA

15,265,838

7,081,191

22,347,029

DIPLOMA/AKADEMI

1,361,158

1,402,216

2,763,374

UNIVERSITAS

2,448,652

1,437,039

3,885,691

JUMLAH

67,944,695

40,186,363

108,131,058

ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN
DAN JENIS KELAMIN, TAHUN 2006

Pendidikan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

<SD

33,774,483

22,695,435

56,469,918

SMTP

15,176,492

6,727,064

21,903,556

SMTA

15,202,375

6,730,368

21,932,743

DIPLOMA/AKADEMI

1,267,630

1,176,933

2,444,563

UNIVERSITAS

2,251,578

1,279,437

3,531,015

JUMLAH

67,672,558

38,609,237

106,281,795

ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN
DAN JENIS KELAMIN, TAHUN 2005

Pendidikan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

< SD

33,197,417

23,747,469

56,944,886

SMTP

14,494,839

6,744,609

21,239,448

SMTA

15,106,860

6,653,140

21,760,000

Diploma/Akademi

1,275,855

1,220,204

2,496,059

Universitas

2,146,913

1,215,066

3,361,979

Jumlah

66,221,884

39,580,488

105,802,372

ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN
DAN JENIS KELAMIN, TAHUN 2004

Pendidikan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

<SD

33,316

22,932

56,248

SMTP

14,625

6,639

21,264

SMTA

14,654

6,330

20,984

Akademi/D.I,II,III.

1,236

1,059

2,295

Universitas

2,096

1,087

3,182

Jumlah

65,927

38,046

103,973

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2004 ( data diolah dalam Ribu Orang ).

ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN DAN

JENIS KELAMIN TAHUN 2003

Pendidikan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

< SD

33,123

21,701

54,824

SMTP

14,372

6,197

20,569

SMTA

14,401

5,892

20,293

Akademi/D.I,II,III

1,122

810

1,932

Universitas

1,819

879

2,698

Jumlah

64,837

35,479

100,316

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2003 (data diolah dalam Ribu Orang)

ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN DAN

JENIS KELAMIN TAHUN 2002

Pendidikan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

< SD

34,940

24,117

59,057

SMTP

11,966

5,523

17,489

SMTA

13,425

5,907

19,332

Akademi/D.I,II,III

1,194

1,021

2,215

Universitas

1,785

901

2,686

Jumlah

63,311

37,468

100,779

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2002 (data diolah dalam Ribu Orang)

ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN DAN

JENIS KELAMIN TAHUN 2001

Pendidikan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

< SD

33,785

24,524

58,309

SMTP

11,434

5,416

16,850

SMTA

12,928

5,819

18,747

Akademi/D.I,II,III

1,231

1,007

2,238

Universitas

1,786

883

2,669

Jumlah

61,164

37,649

98,812

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2001 (data diolah dalam Ribu Orang)

ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN DAN

JENIS KELAMIN TAHUN 2000

Pendidikan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

< SD

32,834

24,425

57,258

SMTP

10,415

4,948

15,363

SMTA

12,785

5,806

18,591

Akademi/D.I,II,III

1,223

921

2,144

Universitas

1,522

773

2,295

Jumlah

58,780

36,871

95,651

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2000 (data diolah dalam Ribu Orang)

Table penduduk yang bekerja menurut pendidikan dan jenis kelamin, dari tahun 2000 sampau tahun 2007.

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN
DAN JENIS KELAMIN, TAHUN 2007

Pendidikan

JENIS KELAMIN

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

> SD

32.072.284

21.208.237

53.280.521

SMTP

13.413.053

6.378.714

19.791.767

SMTA

13.157.074

5.444.920

18.601.994

Akademi/Diploma

1.239.776

1.193.282

2.433.058

Universitas

2.269.095

1.206.706

3.475.801

Jumlah

62.151.282

35.431.859

97.583.141


Sumber : BPS/Sakernas 2007 (Februari)

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN
DAN JENIS KELAMIN, TAHUN 2006

Pendidikan

JENIS KELAMIN

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

> SD

32.080.806

20.864.228

52.945.034

SMPN

13.626.819

5.416.730

19.043.549

SMAN

12.960.737

4.924.990

17.885.727

Akademi/Diploma

1.133.959

1.013.419

2.147.378

Universitas

2.062.006

1.093.408

3.155.414

Jumlah

61.864.327

33.312.775

95.177.102

Sumber : BPS/Sakernas 2006

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN
DAN JENIS KELAMIN, TAHUN 2005

Pendidikan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

< SD

31,576,531

21,814,667

53,391,198

SMTP

13,096,373

5,462,265

9,618,553

SMTA

12,966,161

4,882,337

17,848,498

Diploma/Akademi

1,137,106

1,036,117

2,173,223

Universitas

1,962,416

1,014,145

2,976,561

Jumlah

60,738,587

34,209,531

94,948,118

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN
DAN JENIS KELAMIN, TAHUN 2004

Pendidikan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

< SD

31,695

21,273

52,968

SMTP

13,210

5,363

18,573

SMTA

12,600

4,689

17,289

Akademi/D.I,II,III.

1,131

927

2,058

Universitas

1,946

888

2,834

Jumlah

60,582

33,141

93,722


Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2004 ( data diolah dalam Ribu Orang ).

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN

DAN JENIS KELAMIN,TAHUN 2003

Pendidikan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

< SD

31,567

19,913

51,480

SMTP

13,123

5,101

18,224

SMTA

12,488

4,408

16,896

Akademi/D.I,II,III

1,021

712

1,733

Universitas

1,710

742

2,452

Jumlah

59,909

30,876

90,785

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2003 (data diolah dalam Ribu Orang)

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN

DAN JENIS KELAMIN,TAHUN 2002

Pendidikan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

< SD

33,456

22,379

55,835

SMTP

10,800

4,542

15,342

SMTA

11,587

4,501

16,088

Akademi/D.I,II,III

1,088

876

1,965

Universitas

1,651

766

2,416

Jumlah

58,583

33,064

91,647

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2002 (data diolah dalam Ribu Orang)

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN

DAN JENIS KELAMIN,TAHUN 2001

Pendidikan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

< SD

32,539

23,025

55,564

SMTP

10,512

4,552

15,064

SMTA

11,315

4,498

15,813

Akademi/D.I,II,III

1,126

861

1,987

Universitas

1,640

740

2,380

Jumlah

57,131

33,676

90,807

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2001 (data diolah dalam Ribu Orang)

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN

DAN JENIS KELAMIN,TAHUN 2000

Pendidikan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

< SD

31,996

23,824

55,820

SMTP

9,594

4,401

13,995

SMTA

11,323

4,722

16,045

Akademi/D.I,II,III

1,138

821

1,959

Universitas

1,387

631

2,019

Jumlah

55,439

34,399

89,838

Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2000 (data diolah dalam Ribu Orang)

C. Peranan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas SDM

Kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai tambah yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan, baik produk dan jasa maupun pelayanan yang mampu bersaing di lapangan kerja yang ada dan yang diperlukan. Peningkatan kualitas SD dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan. Sehubungan dengan masalah ini, Nanan Fatah (2003:6) mengemukakan bahwa “Pendidikan sebagai suatu sistem yang dilihat secara mikro dan makro. Dari tinjauan makro maka peranan stakeholder akan memainkan perannya dan harus mengkaitkan sektor pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, artinya lulusan pendidikan semestinya memiliki kemampuan dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan dunia kerja. Hanya dengan cara ini, pendidikan mempunyai kontribusi terhadap ekonomi.” Mengenai relevansi pendidikan dalam arti adanya kesepadanan sebagaimana ditawarkan Djoyonegoro (1995:5) dalam bentuk link and match, pada kenyataannya pendidikan telah sesuai dengan keperluan masyarakat yang sedang membangun. Pendidikan sampai saat ini dianggap sebagai unsur utama dalam pengembangan SDM. SDM lebih bernilai jika memiliki sikap, perilaku, wawasan, kemampuan, keahliam serta keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang sektor. Pendidikan merupakan salah satu alat untuk menghasilkan perubahan pada diri manusia. Manusia akan dapat mengetahui segala sesuai yang tidak atau belum diketahui sebelumnya. Pendidikan merupakan hal seluruh umat manusia. Hak untuk memperoleh pendidikan harus diikuti oleh kesempatan dan kemampuan serta kemauannya. Dengan demikian, dapat dilihat dengan jelas betapa pentingnya peranan pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM agar sejajar dengan manusia lain, baik secara regional (otonomi daerah), nasional, maupun internasional (global).

Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok. Permasalahan ini akan dapat diatasi apabila SDM mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan. Dengan demikian, pendidikan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas SDM.

Pengembangan SDM adalah proses sepanjang hayat yang meliputi berbagai bidang kehidupan, terutama dilakukan melalui pendidikan. Jika diliuhat dari sudut pandang ekonomi, peningkatan kualitas SDM lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi yang dibutuhkan oleh dunia kerja dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas proses produksi dan mempertahankan keseimbangan ekonomi.

Sehubungan dengan pengembangan SDM untuk peningkatan kualitas, Kartadinata (1997:6) mengemukakan bahwa “Pengembangan SDM berkualitas adalah proses kontekstual, sehingga pengembangan SDM melalui upaya pendidikan bukanlah sebatas menyiapkan manusia yang menguasai pengetahuan dan keterampilan yang cocok dengan dunia kerja pada saat ini, melainkan juga manusia yang mampu, mau, dan siap belajar sepanjang hayat.”

Di Indonesia untuk meningkatkan SDM, masalah pendidikan sudah sepatutnya mendapat perhatian khusus, terutama bagi kita yang merupakan calon-calon pendidik masa depan. Karena tinggi rendahnya kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tinggkat pendidikan serta mutu pendidikan tersebut. Menurut Prof Dr Dodi Nandika (2005) masalah dan tantangan yang dihadapi dibidang pendidikan di Indonesia antara lain :

a) Tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah

b) Dinamika perubahan struktur penduduk belum sepenuhnya terakomodasi dalam pembangunan pendidikan

c) Kesenjangan tingkat pendidikan

d) Good Governance yang belum berjalan secara optimal

e) Fasilitas pelayanan pendidikan yang belum memadai dan merata

f) Kualitas pendidikan relatif rendah dan belum mampu memenuhi kompetensi peserta didik

g) Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK

h) Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien

i) Anggaran pembangunan pendidikan belum tersedia secara memadai.

Permasalahan tersebut diatas merupakan permasalahan yang banyak dihadapi oleh negara berkembang. Peranan pendidikan bila dikaji secara ekonomi, maka akan memberikan kontribusi terhadap peranan pemerintah dan masyarakat terhadap dampak yang akand ialami negara Indonesia dalam jangka panjang kedepan dengan kebijakan pembangunan pendidikan sebagai dasar pembangunan negara.

D. Peranan SDM Dalam Pembangunan Ekonomi

Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam upaya menciptakan pembangunan yang lebih mantap dan maju. Karena manusialah sebagai pelaku yang secara langsung akan memanfaatkan alam berikut isinya. Tanpa sumber daya manusia yang baik tidak mungkin suatu bangsa bisa berkembang dan mampu bersaing di tetengah-tengah percaturan ekonomi dunia internasional.

Oleh karena itu sumber daya manusia sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Kondisi kualitas sumber daya manusia merupakan kelemahan mendasar bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Pengalaman selama krisis ekonomi menunjukkan bahwa negara-negara yang mempunyai kualitas sumber daya manusia yang lebih baik akan lebih cepat bangkit dari krisis yang melandanya. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara seperti Korea, Jepang, Thailand, dan negara-negara lainnya. Bahkan, Singapura tidak terkena krisis padahal negara-negara di sekitarnya mengalami krisis yang cukup parah. Jadi jelas, langsung atau tidak langsung, kualitas sumber daya manusia itu mempunyai peran yang paling utama dan sangat menentukan dalam pembangunan ekonomi. Indikator kualitas sumber daya manusia itu dapat berupa tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk memacu pertumbuhan ekonominya diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun tingginya kualitas sumber daya manusia tidak dapat diukur dengan angka-angka semata, tetapi dapat dilihat dari apa yang dihasilkannya. Hal tersebut tidak terlepas dari kesadaran masyarakat itu sendiri serta pemerintahan akan pentinggnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.