Identifikasilah tradisi orang Melayu di daerah tempat tinggalmu dalam pemanfaatan hasil alam

You're Reading a Free Preview
Page 3 is not shown in this preview.

I Pilihan Ganda

Pilihlah satu jawaban yang benar!

1. Orientasi ruang masyarakat Melayu berdasarkan kepada…a. daratan b. laut dan sungaic. ladang dan kebund. hutan

e. tasik

2. Kehadiran Islam di alam Melayu merupakan pertanda dimulainya babak baru. Islam menjadi sumber bagi adat Melayu.

Pendapat ini dikemukakan oleh…

a. Yusmar Yusuf b. Tenas Effendy c. Soeman Hsd. Mukhtar Samad

e. Hasbullah

3. Berikut ini yang termasuk adat yang dapat berubah suai mengikuti perkembangan zaman meskipun melalui berbagai proses tertentu, kecuali…

a. adat sebenar adat b. adat yang teradatkanc. adat yang diadatkan d. adat istiadat

e. semua benar

4. Tujuan utama orang Melayu memperhatikan dan menjaga alam, kecuali…

a. agar alam tidak rusak b. memastikan kehidupan untuk anak cucunyac. menghindari bencana alamd. untuk memperkaya diri

e. alam adalah simbol marwah

5. Dalam tunjuk ajar Melayu, orang yang memerhatikan dan menjaga alam lingkungan ditempatkan pada posisi…

a. abadi b. patut c. setiad. terpuji

e. istimewa

6. Orang Melayu menitikberatkan motivasi untuk menjaga alam sehingga bagi orang-orang yang telah berhasil menjaga alam akan memperoleh sebutan yang setara dengan pemimpin yakni…

a. amanah b. jujur c. rajind. cerdas

e. bijaksana

7. Manakah yang tidak termasuk ke dalam petuah amanah dalam tunjuk ajar Melayu yang dikemukakan oleh Tenas Effendy…

a. petuah amanah alam lingkunganb. Petuah amanah mendidik dan membela Anakc. petuah amanah pembinaan rumah tangga dan keluarga sejahterad. petuah amanah kesetiakawanan sosial

e. petuah amanah mencari reski kekayaan

8. Dalam ritual menumbai [mengambil madu], lebah diibaratkan oleh juagan sebagai ‘kekasih.’ Makna tersirat dari ‘kekasih’ yang diibarakatn juagan adalah…

a. lebah cantikb. madu lebah manisc. lebah harus disebut demikiand. menghormati lebah sebagai simbol menghargai alam

e. lebah mahluk sensitif

9. Tanda ingat ke anak cucu, merusak hutan hatinya malu

Ungkapan tersebut bermaksud…

a. ingatlah kepada anak cucu b. merusak hutan menjadi kebanggaanc. malu kepada anak cucu d. jangan tamak menjadi orang

e. membuka hutan demi ekonomi 

10. Tanda orang berfikiran [berpikiran, pen.] luas, memanfaatkan hutan ianya awas

Ungkapan tersebut bermakna…a. kehati-hatian menjaga alam b. alam sebagai ilmu pengetahuanc. janganlah menghabiskan hutan d. berpikirlah dalam memanfaatkan hutan

e. memanfaatkan hutan demi keuntungan pribadi

11. Yang bukan termasuk keperluan orang Melayu dalam memanfaatkan alam [hutan] adalah…

a. membangun tempat tinggal b. sebagai tempat berburuc. sebagai ladang untuk bertani d. memperbanyak kebun seluas-luasnya

e. memanfaatkan hutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi 

12. Tanda ingat kepada Tuhan, Menjaga alam ia utamakan

Makna tunjuk ajar di atas adalah…

a. menjaga alam adalah tanda ketaatan kepada Tuhanb. menjaga alam adalah tanda orang berwibawac. menjaga alam adalah tanda orang patutd. menjaga alam adalah tanda orang kaya

e. menjaga alam adalah tanda orang baik

13. Apa tanda hidup beriman, Tahu menjaga kampung halaman

Makna dari ungkapatan di atas adalah…

a. menjaga kampung halaman  tanda ketaatan kepada Tuhanb. menjaga kampung halaman  tanda orang berwibawac. menjaga kampung halaman  tanda  orang patutd. menjaga kampung halaman  tanda kaya

e. menjaga kampung halaman  tanda  orang baik 

14. Menjaga alam lingkungan dimaksudkan untuk menjamin kehidupan masa depan. Makna masa depan adalah…

a. setelah tua nantib. satu generasic.. generasi ke generasi selanjutnyad. anggota komundal

e. kemampuan ekonomi

15. Mengambil madu di batang sialang di sebut…

a. manumbai b. meramu c. berburud. menjerat

e. memikat

16. Satu bentuk menjaga kelestarian alam adalah dengan menjaga rimba kepungan sialang. Rimba kepungan sialang adalah…

a. rimba yang menjadi tempat keberadaan batang sialangb. rimba tempat berladang dan berkebunc. rimba yang akan menjadi cikal bakal dusun dan kampungd. rimba larangan tempat berburu dan meramu

e. rimba yang menghasilkan berbagai hasil alam seperti rotan, damar, dan buah-buahan

II Esai

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!

1. Bagaimana hubungan manusia dengan alam dalam tunjuk ajar Melayu?

2. Jelaskan mengapa dalam tunjuk ajar Melayu menggunakan kata “ingat” untuk ungkapan “tanda ingat kepada Tuhan/menjaga alam diutamakan!

3. Terangkan apa kaitan menjaga alam dalam tunjuk ajar Melayu dengan ajaran Islam!

4. Mengapa sasaran menjaga alam maupun lingkungan hidup dalam tunjuk ajar Melayu adalah untuk menjamin masa depan?

5. Jelaskan kedudukan alam [hutan-tanah] dalam tunjuk ajar Melayu!

III Tugas Individu

Identifikasilah tradisi orang Melayu di daerah tempat tinggalmu dalam pemanfaatan hasil alam. Diskusikan hasil identifikasimu dengan guru dan teman sekelasmu.

IV Tugas Kelompok

Buatlah sebuah kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa. Susunlah laporan tentang tunjuk ajar Melayu yang terdapat di tempatmu tentang kepatuhan dan dialogik orang Melayu terhadap alam lingkungan.

Sumber:
Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2020. Pendidikan Budaya Melayu Riau tingkat SMA/SMK/MA Kelas XI. Pekanbaru: Narawita Swarna Persada

Lukisan Riau, saat itu masih menjadi bagian dari Hindia-Belanda, c. 1859-1861

Alam bagi masyarakat Melayu Riau adalah suatu hal sentral bagi kehidupan mereka. Di sanalah tempat mereka mencari penghidupan dan bisa bertahan hidup. Namun hormat mereka kepada alam bukan hanya karena mereka bisa memanfaatkan saja, melainkan juga kewajiban untuk terus menjaga. Kewajiban tersebut tercermin dari pepatah [atau petatah petitih] generasi tua yang menyatakan jika alam binasa, adatpun juga akan binasa.

Kalau tidak ada laut, hampalah perut
Bila tidak ada hutan, binasalah badan

Pada ungkapan lain disebutkan:

Kalau binasa hutan yang lebat
Rusak lembaga hilanglah adat

Keseluruhan wujud nilai tanggung jawab tersebut diistilahkan sebagai sebuah kearifan lokal [local wisdom]. Kearifan lokal adalah prinsip-prinsip dan cara tertentu yang dianut, dipahami, dan diaplikasikan oleh masyarakat lokal dalam berinteraksi dan berinterelasi dengan lingkungannya dan diformulasikan dalam bentuk sistem nilai dan norma adat. Bentuk-bentuk dari kearifan lokal antara lain adalah petuah amanah, etika-etika atau perilaku yang dianjurkan, dan nilai serta norma. Yang lebih menarik, kewajiban menjaga alam juga dipengaruhi oleh nilai keislaman bahwa manusia adalah khilafah — pemimpin yang harus bertanggung jawab — di Bumi, akibat adanya asimilasi nilai Islam dalam kehidupan masyarakat Melayu.

Secara praktis, upaya penjagaan alam bisa dibagi menjadi pemanfaatan SDA [resource use] dan upaya pelestarian SDA [resource conservation]. Berikut ini adalah contoh-contoh dari kearifan lokal dari segi pemanfaatan sumber daya alam:

  1. Penggunaan endoteknologi [alat-alat tradisional] dalam menangkap ikan dan kerang di perairan Indragiri Hilir, Kuantan, dan Kampar. Contohnya dengan menggunakan jaring, jala, luka/bubu, sawuak-sawuak, rawai, posok, tanggok bambu, simotiak, dan tongkah.
  2. Tradisi-tradisi upacara adat sebagai wujud hormat kepada alam sebelum diambil manfaatnya oleh masyarakat. Contohnya tradisi menyemah [menyembelih hewan] sebelum membuka hutan di hutan adat Desa Dosan, Kabupaten Bengkalis dan upacara semah laut sebelum melaut di Desa Panglima Raja, Indragiri Hilir.
  3. Restriksi pemanfaatan alam, yang dapat berupa:
    [a]. Meminta izin kepada kepala adat [ninik mamak] sebelum pergi ke hutan atau melaut. Ini adalah wujud dari kontrol sosial agar tidak terjadi eksploitasi terhadap alam;
    [b]. Menentukan kawasan boleh menebang bakau di Desa Panglima Raja, Inhil sebagai kesadaran fungsi strategis bakau dalam mencegah abrasi pantai dan peran perlindungan di ekosistem pantai;
    [c]. Menentukan musim tertentu untuk melaut di Desa Panglima Raja, Inhil agar tidak terjadi eksploitasi pada sumber daya alam perairan;
    [d]. Larangan menebang kayu di hutan, tetapi memperbolehkan pemetikan buah yang tidak disertai pemotongan kayu di Rimbo Larangan Jake, Kuantan Singingi;
    [e]. Denda jika memotong kayu untuk keperluan komersial berupa wajib memotong kambing/lembu/kerbau di Rimbo Larangan Jake, Kuantan Singingi.

Sementara itu, ini adalah contoh-contoh dari upaya pelestarian atau konservasi SDA:

Cagar Biosfer Giam Siak Kecil yang meliputi kabupaten Siak dan Bengkalis.
  1. Larangan memanfaatkan baik hutan maupun perairan dengan anggapan wilayah keramat, contohnya di Hutan Tali Tanjung, Desa Dosan, Kabupaten Bengkalis; hutan Rimbo Tujuh Danau di Desa Buluh Cina, Kampar; dan Hutan Lindungan Sentajo, Kuantan.
  2. Pengelolaan alam, seperti
    [a]. Penanaman vegetasi tepian sungai [bambu, waru, dan sungkai] di Lubuk Larangan Pangkalan Indarung, Kuantan Singingi;
    [b]. Penanaman bibit agar hutan makin asri di Hutan Lindungan Sentajo, Kuantan;
    [c]. Kegiatan rutin membersihkan sampah di hutan Rimbo Tujuh Danau, Desa Buluh Cina, Kampar.
  3. Komitmen di masyarakat agar bisa menjaga kelestarian sumber daya alam, seperti:
    [a]. Larangan menangkap induk ikan kaloso [arwana] dan ikan-ikan kecil di Lubuk Larangan Pangkalan Indarung, Kuantan;
    [b]. Tidak membuang sampah di perairan bagi masyarakat Desa Buluh Cina, Kampar;
    [c]. Pemberantasan illegal logging yang dilakukan pihak luar dengan menggunakan hokum adat di sejumlah wilayah Riau, contoh nyatanya di Hutan Lindungan Sentajo, Kuantan;
    [d]. Larangan membunuh lumba-lumba di perairan danau Desa Panglima Raja, Indragiri Hilir.
Deforestasi di Indragiri Hulu

Sayang, pada kenyataannya masyarakat kesulitan menjalankan kearifan-kearifan lokal mereka akibat:

  • Penggeseran nilai kearifan lokal oleh gaya hidup materialis-hedonis dan arus kuat kapitalisme.
  • Tidak diakuinya tanah wilayah adat pada saat pasca kemerdekaan RI oleh pemerintah pada sebagian besar wilayah Provinsi Riau, sehingga alam mereka bebas dimanfaatkan oleh korporat.

Dampak dari realitas ini adalah hilangnya sumber penghidupan masyarakat adat, punahnya nilai luhur adat pada jangka panjang, dan pada akhirnya merusak alam peninggalan peradaban ribuan tahun lalu. Pada kenyataannya, iklim dunia yang makin hangat, ekstrim, dan susah diprediksi sudah menjadi indikasi bahwa alam sudah mulai protes dan semakin dengan ajalnya jika manusia terus bersikap tidak peduli.

Oleh karena itu, butuh jembatan atau kerjasama antara masyarakat adat dengan pemerintah setempat serta antara semua komponen masyarakat Riau agar upaya konservasi alam menjadi sebuah upaya bersama [kolektif] yang butuh kepastian dan tindak nyata. Beberapa diantara upaya tersebut adalah:

  1. Pengembangan kelembagaan masyarakat lokal, dan
  2. Peningkatan apresiasi budaya lokal dalam pemanfaatan dan konservasi alam, yang disertai penggalian dari nilai budaya itu sendiri.

Harapannya, dari kerjasama sinergis inilah kita dapat mempertahankan keasrian alam Melayu dan ikut berkontribusi dalam pencegahan naiknya suhu global dalam 50 tahun ke depan. Selain itu, dengan memahami nilai kearifan adat Melayu, kita dapat mengangkat paradigma yang salah bahwa masyarakat suku tradisional “bersikap kejam” dan “merusak alam”. Bahkan mungkin saja tidak ada yang seperti itu sama sekali. Yang mereka cari adalah keseimbangan.