Hadits tentang takdir bisa dirubah dengan doa

Doa bisa menolak musibah.

Pixabay

Merubah takdir dengan doa: Foto: Ilustrasi Berdoa

Rep: Rossi Handayani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Takdir yang telah ditetapkan dapat dirubah dengan doa dari seorang mukmin. Hal tersebut disampaikan oleh Ustaz Zainal Abidin Lc MM, dalam kajian bertajuk Dibalik Rahasia Doa, berdasarkan kitab Ad Daa' Wa - Ad Dawaa' dari penulis Ibnu Qayyim al-Jauziyyah di Masjid Al Azhar, Summarecon Bekasi, pada Kamis (12/12).

Baca Juga

"Jadi bisa gak takdir dirubah? Bisa, takdir bisa dirubah dengan doa," kata Ustaz Zainal yang juga pembimbing dari sekolah islam Ibnu Hajar Boarding School ini pada Kamis.

Al-Hakim meriwayatkan dalam kitab shahihnya (Al-Mustadrak) dari Aisyah radhiyallahu'anha, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, "Sikap waspada tidak mampu menolak takdir. Doa memberikan manfaat kepada hal-hal yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Pada saat musibah itu turun, doa segera menghadapinya. Keduanya saling bertarung hingga tiba hari kiamat".

Disebutkan juga dalam kitab yang sama, dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya Nabi bersabda, "Doa akan memberikan manfaat terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Maka hendaklah kalian semua berdoa, wahai hamba-hamba Allah".

Kemudian masih pada kitab yang serupa, yaitu dari Tsauban bahwasanya Nabi bersabda, "Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa. Tidak ada yang bisa menambah usia kecuali kebajikan. Sungguh, seseorang benar-benar akan terhalang dari rizkinya karena dosa yang ia kerjakan".

"Tidak ada yang bisa menangkis takdir kecuali doa. Ini lebih spesifik, gak ada yang bisa merubah takdir kecuali doa, sejalan dengan hadist yang tadi kehati-hatian tidak bisa merubah takdir. Maksudnya diantara sekian sebab  merubah takdir yang paling bisa adalah doa," ucap Zainal.

Ustaz Zainal mengatakan, hal ini merupakan kebaikan bagi seorang mukmin. Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan sebuah alat atau media yang dapat dilakukan oleh semua orang, baik mereka yang kaya, miskin, perempuan, pria, yang lemah, dan sehat, semuanya dapat berdoa.

"Makanya sungguh sangat aneh kalau kebaikan ini tidak dimanfaatkan, supaya lebih enak, lebih nyaman dari berbagai masalah-masalah hidup sehingga tidak stress, dan tidak mengalami bencana-bencana," kata dia. 

Dalam hadist riwayat Ahmad juga disebutkan bahwa, "Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ketiga hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya".

Ustaz Zainal mengatakan, apabila seseorang sudah berdoa cukup lama, namun tidak dikabulkan, maka seorang hamba seharusnya bersikap  Husnudzan. Kemungkinan doa tersebut akan digunakan untuk kehidupan di akhirat. 

Sebab apabila semua doa dikabulkan, maka tidak ada yang disimpan di akhirat. Sementara seorang hamba tidak luput dari kesalahan, dengan puasa yang belum tentu diterima, shalat tidak khusyuk dan sedekah yang jarang dilakukan. 

"Paling Potensi doa, Allah Yang Maha sayang kepada kita, seandainya Allah bisa bicara langsung, 'Wahai hambaku kalau doa semua kami kabulkan dan dikasih duit Rp 500 juta bisa, tapi nanti tidak ada simpanan di akhirat'," kata Zainal.

Selain itu, doa juga dapat terwujud dalam bentuk penolakan terhadap musibah. Apabila berdoa dengan senilai Rp 500 juta, maka musibah yang ditolak sebesar itu pula, jika ada bencana seperti terkena tabrakan kereta api, namun seorang hamba dapat tidak terkena musibah tersebut karena doa yang dipanjatkan.

  • doa
  • takdir
  • merubah takdir dengan doa

Apakah doa bisa mengubah takdir?

Pixabay

Bisakah Doa Mengubah Takdir?. Foto: Ilustrasi Berdoa.

Rep: Umar Mukhtar Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dar al-Ifta Mesir, menjelaskan soal apakah doa bisa mengubah takdir. Anggota Fatwa Dar al-Ifta Mesir, Syekh Mahmud Syalabi menjelaskan takdir itu ada dua jenis. Pertama ialah takdir yang pasti terjadi.

Baca Juga


Kedua adalah takdir yang bisa ditangguhkan dan bisa dihindari dengan doa. Karena itu, jika seseorang berdoa atau bersedekah, Allah SWT dapat menghindarkannya sebagai tanggapan atas permohonan hamba tersebut. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada yang akan menolak qodho kecuali doa."

Lantas, apakah dapat dikatakan bahwa doa itu bisa mengubah takdir? Mantan mufti Mesir yang saat ini menjadi anggota Majelis Ulama Senior di Al-Azhar Mesir, Syekh Ali Jum'ah menjelaskan, pada prinsipnya doa itu tidak mengubah pengetahuan Allah.

Namun, doa bisa mengubah isi catatan Lauhul Mahfudz atau kitab al-Mastur yang dilihat para malaikat. Syekh Jum'ah mengatakan, ada takdir yang tak terelakkan atau takdir yang pasti. Takdir itu ada dalam pengetahuan Allah SWT, dan pengetahuan-Nya tidak akan tertinggal.

Jadi, Allah SWT mengetahui ketika ada permohonan atau doa. Dan Allah SWT juga tahu bahwa ada peristiwa yang terjadi, yang mungkin bertentangan dengan apa yang tercatat dalam Lauhul Mahfudz.

"Tapi (peristiwa) itu tidak bisa bertentangan dengan pengetahuan Allah SWT yang ada dalam diri-Nya sendiri. Tidak pula diketahui oleh seorang nabi yang diutus atau malaikat yang dekat dengan Allah kecuali dengan izin-Nya," terangnya.

Syekh Jum'ah kemudian mengumpamakan, misalnya, di Lauhul Mahfudz tertulis bahwa seorang Muslim bernama Budi akan gagal dalam ujian. Lalu si Budi berdoa, "Ya Allah, berikan aku keberhasilan." Lalu Allah membantunya dan Budi pun berhasil, yang artinya bertentangan dengan Lauhul Mahfudz yang diketahui para malaikat.

"Mengapa itu bisa terjadi? Karena doa mampu mengubah apa yang tercatat dalam Lauhul Mahfudz. Dan Allah SWT mengetahui bahwa orang tersebut akan berdoa, dan mengetahui bahwa apa yang tercatat dalam Lauhul Mahfudz itu akan berubah, serta juga mengetahui bahwa orang itu akan berhasil dalam ujian," tutur Syekh Jum'ah.

Sumber

https://www.elbalad.news/5023039

  • doa
  • doa mengubah takdir
  • takdir
  • berdoa
  • keutamaan doa

#IndonesiaBertauhid

Mungkin sebagian ada yang bingung dengan hadits

ﻻ ﻳﺮﺩ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺇﻻ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ

“Tidaklah merubah suatu takdir melainkan doa.”[1]

Bukankan takdir sudah ditetapkan dan tidak bisa dirubah?

Penjelasannya adalah:

Yang berubah adalah takdir yang bergantung dengan doa dan yang berubah adalah takdir selain di lauhil mahfudz yaitu tadkir ‘umri di kandungan, takdir yaumi dan takdir sanawi. Adapun takdir Azali  di lauhil mahfudz tidak berubah. DAN PERUBAHAN TAKDIR INI TERTULIS DI LAUHIL MAHFUDZ.

Contoh:

Di takdir yang ditulis malaikat ketika dalam kandungan (takdir ‘umri), ia ditulis berumur sekian karena sakit, tetapi kemudian ia rajin berdoa agar sembuh sehingga takdirnya berubah dan ia jadi berumur panjangan dan berkah. Perubahan takdir ini karena doa juga tertulis di dalam takdir Azali di lauhil mahfudz

Perlu diketauhi beberapa macam takdir:

1.Takdir Azali[2]

Yaitu takdir utama yang ditulis dalam lauhil mahfudz  50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi[3]

2.Takdir ‘umri

Yaitu takdir yang ditulis malaikat ketika meniupkan roh ke dalam janin[4]

3.Takdir Sanawi

Takdir yang berlaku tahunan dan ditulis setiap malam lailatul qadar kejadian setahun ke depan[5]

4.Takdir Yaumi

Takdir yang berlaku harian[6]

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa takdir yang berubah tersebut berkaitan dengan doa, beliau berkata,

الدعاء من أسباب رد القدر المعلق ، والقدر يكون معلقا ويكون مبتوتا ، فإذا كان قدرا معلقا

“Doa termasuk sebab merubah takdir yang mu’allaq (bergantung pada sebabnya). Takdir itu ada yang mu’allaq dan ada yg telah tetap, sama sekali tidak berubah.”[7]

Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa perubahan takdir dan doa tersebut juga tertulis dalam takdir azali lauhil mahfudz. Beliau  berkata,

لكنه في الحقيقة لا يرد القضاء؛ لأن الأصل أن الدعاء مكتوب وأن الشفاء سيكون بهذا الدعاء، هذا هو القدر الأصلي الذي كتب في الأزل

“Pada hakikatnya takdir (azali) tidak berubah, karena doa tersebut sudah tertulis (dilauhil mahfudz) bahwa kesembuhan karena adanya doa, inilah takdir asli yang tertulis dalam takdir azali.”[8]

Demikian semoga bermanfaat

@Desa Pungka, Sumbawa besar – Sabalong samalewa

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

[1] HR. Al Hakim, dihasankan Syaikh Al Albani

[2] Allah Ta’ala berfirman:

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Al-Hajj/22 : 70)

[3] Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ، قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ، بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، قَالَ: وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ

“Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. “Beliau bersabda, “Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.” (HR. Muslim)

[4] Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُوْنُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ، فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama mpat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim)

[5] firman Allah Ta’ala:

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Ad-Dukhaan/44 : 4]

Allah juga berfirman:

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [Al-Qadr/97 : 4-5]

[6] Allah berfirman,

كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” [Ar-Rahmaan/55 : 29]

[7] Sumber: http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspx?View=Page&PageID=493&PageNo=1&BookID=5&languagename=

[8] Majmu’ Fatawa wa Rasail 2/93, syamilah