Rentang fosil:
Had'n Arkean Proterozoikum Pha. Klasifikasi ilmiah Domain:Eukariota (tanpa takson):Archaeplastida Filum:Rhodophyta Wettstein, 1922
Alga merah atau Rhodophyta (/roʊˈdɒf[invalid input: 'ɨ']tə/ roh-DOF-fit-tə atau /ˌroʊdəˈfaɪtə/ ROH-də-FY-tə; dari Bahasa Yunani Kuno: ῥόδον rhodon, "mawar" and φυτόν phyton, "tumbuhan") adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya.[2] Warna merah pada alga ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil.[3] Alga ini pada umumnya bersel banyak (multiseluler) dan makroskopis. Panjangnya antara 10 cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran (filamen) dengan dinding sel yang terdiri atas selulosa dan melekat pada sel pemegang (hold fast cell).[4] Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai bahan makanan (sebagai pelengkap minuman penyegar ataupun sebagai bahan baku agar-agar). Alga merah sebagai bahan makanan memiliki kandungan serat lunak yang baik bagi kesehatan usus. Protein yang terkandung dalam alga merah sekitar 10-47% dari berat keringnya. Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Mereka juga mampu bertahan di kedalaman laut yang paling dalam, dibandingkan dengan beberapa spesies alga lainnya.[5] Alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal. Umumnya warna pada alga merah berbeda-beda bergantung dari tingkat kedalaman laut. Alga merah akan berwarna hitam jika berada di laut dalam, berwarna merah terang di laut yang tidak terlalu dalam, dan berwarna hijau di perairan dangkal.[6] Perkembangbiakan algae merah yaitu secara vegetatif dan generatif.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar.[7] Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia Thallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan bentuk serupa benang atau lembaran. Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu : - fikosianin: warna biru - klorofil: warna hijau - fikosantin: warna perang/ coklat - fikoeritrin: warna merah - karoten: warna keemasan - xantofil: warna kuning Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri).Hampir semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab. Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar atnu air laut. Beberapa jenis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai sumber karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (lengan mcnggunakan senyawa organik sebagai sumber karbon, jadi berubah dan metabolisme fotosintesis menjad I metabolisme pernafasan dan perubahan mi bergantung pada keberadaan matahari (Stanier et al, 1976). Alga menyimpan hasil kegiatan fotosintesis sebagal hasil bahan makanan cadangan didalam selnya. Sebagal contoh adalah alga hijau yang dapat menyimpan pati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi (Pelezar dan Chan, I 986) a.Habitat AlgaeAlgae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di perairan. Algae laut mempunyai peranan yang sangat penting di dalam siklus unsur-unsur di bumi, mengingat jumlah massanya yang sangat banyak yang kemungkinan lebih besar dari jumlah tumbuhan di daratan. Beberapa algae laut bersel satu bersimbiosis dengan hewan invertebrata tertentu yang hidup di laut, misalnya spon, koral, cacing laut. Algae terestrial dapat hidup di permukaan tanah, batang kayu, dan lain-lain.Algae darat dapat bersimbiosis dengan jamur dan membentuk lumut kerak (Lichenes). Pada lichenes algae bertindak sebagai fikobion, sedangkan jamur sebagai mikobion. Algae yang dapat membentuk Lichenes adalah anggota dari Chlorophyta, Xanthophyta, dan algae hijau biru (Cyanobacteria) yang termasuk bakteri. Fikobion memanfaatkan sinar matahari untuk fotosintesa, sehingga dihasilkan bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh mikobion. Mikobion memberikan perlindungan dan berfungsi untuk menyerap mineral bagi fikobion. Pada beberapa kasus mikobion dapat menghasilkan faktor tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh fikobion. Lichenes sangat lambat pertumbuhannya, tetapi dapat hidup pada tempat ekstrem yang tidak bisa digunakan untuk tempat tumbuh jasad hidup lain. Sebagai contoh Lichenes dapat tumbuh pada batuan dengan keadaan yang sangat kering, panas dan miskin unsur hara atau bahan organik. Lichenes menghasilkan asam-asam organik yang dapat melarutkan mineral batuan. Kandungan beberapa pigmen fotosintetik pada algae memberikan warna yang spesifik. Beberapa divisi algae dinamakan berdasarkan warna tersebut, misalnya algae hijau, algae merah dan algae coklat. b.Siklus Hidup Algae c.Perkembangbiakan AlgaePerkembangbiakan secara aseksual pada algae seperti pada jasad eukariotik lain, yaitu dengan terbentuknya dua jenis sel khusus yang disebut gamet yang bersifat haploid. Dua sel gamet tersebut melebur dan menghasilkan zygot yang bersifat diploid. Zygot mempunyai dua turunan masing-masing kromosom (2n). Gamet hanya mempunyai satu turunan kromosom (1 n). Proses reduksi jumlah kromosom ini disebut meiosis. Meiosis terjadi dalam masa-masa yang berbeda pada berbagai siklus hidup algae. Beberapa jenis algae selama siklus hidupnya terutama berada pada fase diploid, tetapi algae lain mempunyai fase zygot sampai meiosis yang sangat singkat sehingga dalam siklus hidupnya terutama berada pada fase haploid. Algae yang berukuran besar (makroskopik) ada yang mempunyai 2 macam struktur reproduktif yang berbeda, yaitu gametofit (haploid) dan sporofit (diploid). Sebagai contoh adalah pada Ulva yang termasuk algae hijau.perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui proses yang disebut mitosis. Kebanyakan algae bersel tunggal berkembang biak dengan membelah diri seperti pada bakteri (prokariot). Perbedaannya, pada pembelahan sel prokariot terjadi replikasi DNA dan masing-masing sel hasil pembelahan mempunyai setengah DNA awal dan setengah DNA hasil replikasi. Pada algae eukariot, terjadi penggandaan kromosom dengan proses yang lebih kompleks yang disebut mitosis. Masing-masing sel hasil pembelahan mempunyai kromosom turunannya. Algae lain, khususnya yang multiseluler, berkembang biak dengan berbagai cara. Beberapa jenis algae dapat mengadakan fragmentasi, yaitu pemotongan bagian filamen yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru. Algae lainnya mampu berkembang biak dengan menghasilkan spora. Spora algae mempunyai struktur yang berbeda dengan endospora pada bakteri. Spora ada yang dapat bergerak aktif, yang disebut zoospora, dan ada yang tidak dapat bergerak aktif. 2.Jenis-jenis Alga Ganggang terbagi menjadi beberapa kelas : |