Menjadi agen perubahan untuk membawa negara ke arah yang lebih baik merupakan salah satu upaya dalam

Contoh Nyata Mahasiswa Sebagai Agent of Change [Agen Perubahan] – Sebagai kaum intelektual, mahasiswa dipandang punya peran besar dalam mengubah tatanan sosial. Narasi yang berkembang selama ini menyebutkan bahwa mahasiswa merupakan agent of change atau agen perubahan.

Mahasiswa diharapkan menjadi generasi penerus bangsa yang mampu membuat perubahan-perubahan positif untuk masyarakat.

Pengertian Mahasiswa Sebagai Agent of Change [Agen Perubahan]

Peran sebagai agen perubahan ini hanyalah satu dari lima peran yang diberikan kepada mahasiswa. Selain sebagai agen perubahan, mahasiswa juga mempunyai peran sebagai social control, iron stock, moral force, dan guardian of values.

Peran besar ini selalu ditanamkan kepada mahasiswa bahkan sejak memasuki bangku perkuliahan. Mahasiswa diharapkan bisa menjalankan peran ini dengan baik.

Mahasiswa perlu membangun kesadaran akan potensinya dan tidak diam saja ketika melihat realita sosial. Tidak mudah percaya arus informasi. Sebagai kalangan terdidik, mahasiswa harus berani mempertanyakan status quo dan mendobraknya agar terjadi perubahan.

Sementara itu perubahan tidak bisa terjadi tanpa adanya aksi nyata. Mahasiswa harus saling bahu-membahu untuk melakukan aksi tersebut dan mengubah keadaan. Selain itu, mahasiswa perlu membangun keberanian dan sikap kritis. 

Mahasiswa dianggap memiliki akses yang lebih mudah terhadap ilmu pengetahuan. Dengan kemudahan tersebut mahasiswa dapat menambah wawasan. Mengasah kemampuan berpikir serta belajar mempertajam analisis terhadap sesuatu termasuk kondisi sosial.

Mahasiswa dapat menjalankan perannya sebagai agen perubahan dan membawa masyarakat pada tatanan sosial yang lebih adil. Ketika mahasiswa mampu melihat secara kritis kondisi sosial yang ada maka ia bisa mengupayakan perubahan agar masyarakat hidup dalam kondisi yang lebih ideal.

Namun peran ini tentunya tak mudah. Nyatanya tak semua mahasiswa mampu mengemban peran-peran tersebut. Mahasiswa perlu terus belajar dan menambah pengetahuan agar bisa menjalankan perannya.

Pengetahuan ini menjadi bekal mahasiswa untuk menjalani 5 peran tersebut. Upaya-upaya yang bisa dilakukan mahasiswa untuk menambah wawasannya contohnya membaca buku dan berdiskusi.

Meskipun tidak mudah, sejauh ini contoh-contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan membuktikan bahwa peran tersebut bisa dijalankan. Mahasiswa bisa menjadi agen perubahan.

Bila dirunut secara historis, mahasiswa di Indonesia membuat perubahan-perubahan besar. Contoh-contoh bagaimana mahasiswa mengubah tatanan sosial ini bisa kamu jadikan pelajaran sekaligus motivasi.

Baca juga : 6 Tanggung Jawab dan Fungsi Mahasiswa

Contoh Nyata Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan

Mahasiswa sebagai agen perubahan adalah yang mempunyai kesadaran jiwa, peka, peduli, dan punya imajinasi akan kehidupan yang lebih baik. Upaya untuk membuat perubahan inilah yang perlu diperjuangkan. Perubahan tidak bisa terjadi begitu saja. Diperlukan gerakan masif dan terus-menerus untuk mengubah kondisi sekarang.

Contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan adalah saat reformasi tahun 1998. Pada masa itu gerakan mahasiswa berada di puncaknya karena berhasil menumbangkan kepemimpinan Presiden Soeharto setelah puluhan tahun menjabat.

Presiden Soeharto menjabat selama 32 tahun yakni sejak Surat Perintah Presiden Republik Indonesia dikeluarkan tahun 1966. Kemudian pada bulan Mei 1998, ia berhasil dilengserkan karena dinilai kepemimpinannya selama ini banyak menggunakan praktik KKN [Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme].

Gerakan reformasi ini mendapatkan momentumnya saat terjadi krisis moneter pada tahun 1997. Krisis membuat harga kebutuhan pokok melambung tinggi dan daya beli masyarakat menurun. Kondisi perekonomian terguncang hebat. Rakyat kian sengsara. Sementara para elit pemerintahan hidup kaya. 

Gerakan reformasi digerakkan mahasiswa dan gerakan ini disambut oleh masyarakat. Apalagi masyarakat juga sudah lelah dengan pemerintahan Soeharto yang hanya menguntungkan golongannya sendiri.

Masyarakat Indonesia menginginkan pemerintahan yang pro-demokrasi. Presiden yang dipilih oleh rakyat langsung. Untuk itu mahasiswa melakukan demonstrasi. Menyuarakan tuntutan-tuntutan:

  1. Menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN
  2. Adili Soeharto dan kroni-kroninya
  3. Laksanakan amandemen UUD 1945
  4. Pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya
  5. Tegakkan supremasi hukum
  6. Hapuskan dwifungsi ABRI

Mahasiswa di seluruh Indonesia melakukan protes. Mereka menyerbu gedung parlemen yakni Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah dan menduduki gedung-gedung tersebut.

Mahasiswa tidak akan pergi dari gedung-gedung tersebut bila tuntutan tidak dikabulkan. Akhirnya, dengan desakan yang kian kuat, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. 

Peristiwa ini menjadi contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan. Mahasiswa berperan dalam mengubah perubahan dalam tatanan sosial dan pemerintahan.

Meskipun masih menjadi perdebatan bahwa gerakan belum berhasil karena agenda reformasi belum tercapai. Namun gerakan mahasiswa pada masa Reformasi Mei 1998 telah membawa perubahan meski belum signifikan.

Baca juga : Apa Itu Siakad? Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Fungsinya

Contoh Nyata Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan Lainnya

Contoh nyata lainnya dapat dilihat dari gerakan mahasiswa dua tahun terakhir. Walaupun belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena tuntutan demonstrasi belum terpenuhi, gerakan mahasiswa dua tahun terakhir ini menggambarkan bahwa mahasiswa masih memiliki potensi untuk menjalankan 5 peran salah satunya sebagai agen perubahan.

Pada September 2019 lalu, gerakan Reformasi Dikorupsi. Gerakan ini juga digagas oleh mahasiswa. Mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia menyuarakan hal sama yakni menolak Rancangan Undang-Undang [RUU] KPK yang justru bertentangan amanat reformasi 1998.

Mahasiswa yang ikut turun ke jalan di daerah ibukota meliputi Universitas Indonesia, keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Universitas Indraprasta PGRI [Unindra] Universitas Paramadina, Universitas Trisakti, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, dan masih banyak lagi. Mahasiswa di daerah juga ikut turun jalan di kotanya masing-masing seperti 

Mahasiswa menolak disahkannya RUU KPK karena akan mengurangi wewenang KPK sebagai lembaga independen yang menangani kasus korupsi. Beberapa pasal dalam RUU ini dapat membatasi KPK dalam menjalankan fungsinya. Untuk itu mahasiswa melakukan demonstrasi guna menggagalkan pengesahan RUU KPK.

Paling terbaru adalah gerakan menolah Omnibus Law [UU Cipta Kerja]. Gerakan ini diselenggarakan awal Oktober 2020. Mahasiswa kembali melakukan aksi baik mahasiswa di ibukota maupun di daerah. Mereka menolak pengesahan UU Cipta Kerja yang merugikan rakyat. Apalagi UU ini disahkan tanpa mendengarkan keluhan rakyat yang sejak awal menolah undang-undang yang berpotensi lebih banyak menguntungkan investor ketimbang para pekerja. 

Tiga peristiwa tersebut menjadi contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan. Mahasiswa berani mengambil sikap dan menyuarakan aspirasi. Mencoba untuk mendobrak tatanan yang ada apalagi bila tatanan tersebut justru merugikan masyarakat dan menguntungkan segelintir orang.

Baca juga : Apa Itu Semester Pendek? Pengertian, Tujuan, Syarat, Kekurangan dan Kelebihannya

Bagaimana peran mahasiswa dalam gerakan massa tersebut bisa menjadi pembelajaran. Mungkin kamu bisa menjadikan inspirasi dan motivasi untuk memaksimalkan potensi sebagai mahasiswa dan menjalankan sesuai 5 peran mahasiswa selama ini.

Perlu diingat, menjadi agen perubahan bukan berarti hanya berkutat dengan gerakan seperti tiga peristiwa di atas. Ada banyak gerakan yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mendorong terjadinya perubahan. Contohnya mendirikan taman baca, perpustakaan jalanan, dan lainnya.

Gerakan literasi di akar rumput seringkali menjadi alternatif gerakan untuk mendorong terciptanya perubahan sosial. Sehingga peran agen perubahan bisa beragam bentuknya.

Sebagai mahasiswa dan anak muda, kamu bisa mengembangkan banyak cara untuk membuat perubahan. Tak melulu perubahan besar, perubahan kecil pun akan tetap memberi dampak.

Jadi, apakah kamu sudah menjalankan peran sebagai mahasiswa dengan peran agent of change?

Untuk menjadi mahasiswa yang bernilai, kita tidak hanya bisa banyak berbicara. Namun, bicara kita bukanlah omong kosong harus ada isinya. Untuk mengisi perlu memperbanyak membaca buku, dapatkan buku-buku kuliah hanya di Deepublish. Baca juga artikel yang lain :

Kontributor: Ana Widiawati

Apa yang dimaksud Agen Perubahan [Change Agents]?

Dalam dunia pengembangan budaya organisasi dan perusahaan, peran agent of change atau agen perubahan tentu sudah tidak asing lagi. Terlebih ketika membahas hal yang berkaitan terhadap upaya sebuah organisasi untuk memperbarui diri dalam situasi perubahan lingkungan dalam sejumlah langkah yang strategis.

Setiap perubahan itu membutuhkan sejumlah individu untuk menjadi role model atau pemandu proses berjalannya perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi, agar tercapai tujuan yang diharapkan.

Itulah agen perubahan [agent of change], individu yang bertugas mempengaruhi target / sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuatu dengan arah yang organisasi kehendaki.

Agen perubahan adalah orang yang menghubungkan antara sumber perubahaan baik itu inovasi maupun kebijakan organisasi dengan target perubahan. Untuk itu ada sejumlah peran agent of change yang harus dilaksanakan sebagai Change Leader.

Peran Agent of Change

Culture Agent On Boarding, Telkom Indonesia

Selain menginformasikan hal baru dalam rangka memperkenalkan suatu Inovasi / Kebijakan baru kepada suatu kelompok target perubahan, agen perubahan juga memiliki peran penting dalam:

1. Membangun kesadaran pentingnya perubahan

Agen Perubahan harus mampu menyadarkan target bahwa mereka memerlukan perubahan dengan sikap / perilaku yang sebaiknya mereka lakukan. Perubahan sikap itu akan memberikan kemudahan / keuntungan bagi mereka dan diharapkan pada tahap ini target perubahan mempunyai kesadaran bahwa untuk hal yang lebih baik mereka harus berubah demi mereka sendiri.

2. Media penukar informasi

Ketika kelompok masyarakat target perubahan menyadari bahwa mereka memerlukan perubahan, maka Agen Perubahan secara terus menerus membangun komunikasi dengan mereka.

Mereka harus dapat diterima serta dipercaya oleh kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik sebelum mau membangun hubungan baik. Ia harus membangun citra diri sehingga dipersepsikan bahwa dia orang yang kompeten [competence], kredibel [credible], dapat dipercaya [trustworthy] dan bersikap penuh simpati dan empati pada kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik.

3. Mengidentifikasi masalah

Agen Perubahan bertanggung jawab menyajikan hasil analisis tentang apa yang terjadi dan tidak dapat terpenuhi kebutuhannya saat itu. Pada saat yang demikian Agen Perubahan diharapkan mampu melihat persoalan yang dihadapi dengan menggunakan perspectif organisasi dan menyajikan komunikasi yang efektif.

4. Mendorong niat perubahan

Setelah Agen Perubahan menjelaskan berbagai cara harus dilakukan oleh target perubahaan mereka, maka Agen Perubahan dituntut untuk mampu memberi motivasi yang telah ditawarkan Agen Perubahan.

5. Mentransformasikan niat menjadi nyata

Agen Perubahan dituntut mencari tahu tentang cara bagaimana mempengaruhi target perubahaan sebagaimana rekomendasi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. Pada tahap ini komunikasi interpersonal antar mereka sendiri dapat membantu meyakinkan untuk memutuskan mengadopsi budaya yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

6. Merawat adopsi values baru dan mencegah pembatalan adopsi

Agen Perubahan diharapkan tetap mendampingi target perubahan agar tetap bertahan dengan sikap perilaku yang sudah diputuskan dengan mengadopsi Values Baru/ Inovasi / Kebijakan Publik. Pendampingan merupakan tahap penting, karena menjadi konfirmasi tentang perubahan budaya yang dibutuhkan dan sekaligus menunjukkan manfaatnya bagi mereka.

7. Menciptakan Agen Perubahan baru dari Target Perubahan

Akhirnya, Agen Perubahan mendorong target perubahan mampu bersikap dan berperilaku dengan mengadopsi budaya organisasi telah diperkenalkan sebelumnya.

Saat Agen Perubahan setelah mampu mendorong budaya baru maka komunitas organisasi seharusnya telah mampu menciptakan kader Agen Perubahan [baru] dari komunitas target perubahan itu sendiri. Apabila kelompok Komunitas target perubahan telah mampu menghasilkan Agen Perubahan [baru] maka tugas Agen Perubahan telah berakhir.

Itulah sejumlah peran agent of change [Agen Perubahan] dalam menciptakan Budaya baru yang diinginkan organisasi atau perusahaan.

Daftar Change Agent Program ACT Consulting klik:

Pengembangan Agen Perubahaan Dalam Perusahaan

Video yang berhubungan