Fungsi interpretasi dalam proses kritik seni rupa adalah... *

Interpretasi 

Intepretasi adalah menafsirkan hal-hal yang terdapat di balik sebuah karya, dan menafsirkan makna, pesan, atau nilai yang dikandungnya. Setiap penafsiran justru dapat mengungkap hal-hal yang berhubungan dengan pernyataan dibalik struktur bentuk, misalnya unsur psikologis pencipta karya, latar belakang sosial budayanya, gagasan, abstraksi, pendirian, pertimbangan, hasrat, kepercayaan, serta pengalaman tertentu senimannya. Penafsiran merupakan salah satu cara untuk menjernihkan pesan, makna, dan nilai yang dikandung dalam sebuah karya, dengan cara mengungkapkan setiap detail proses intepretasi dengan bahasa yang tepat. Guna menjelaskan secara tepat, maka seseorang yang melakukan penafsiran harus berbekal pengetahuan tentang proses pengubahan karya. (lihat Feldman, 1967 : 479) 

Sebuah karya seni membutuhkan penafsiran yang tepat jika dimaksudkan untuk membuat suatu penilaian yang kritis. Pada umumnya penguraian berdasarkan metode yang ilmiah tentang struktur bentuk karya, dan hubungan setiap elemen unsur rupa sangat bermanfaat untuk melandasi interpretasi. Bentuk penilaian pada karya seni rupa merupakan gabungan antara pribadi seniman dengan gagasan atau ide yang dijadikan konsep dalam berkarya, adanya permasalahan yang akan dikemukakan oleh seniman serta seberapa jauh masalah tersebut dapat diselesaikan, tema yang akan digarap dan bagaimana penggarapannya, materi yang dipilih untuk mewujudkan karya, teknik yang digunakan, serta pengalaman dan latar belakang seniman, kesemuanya saling terkait dan berhubungan untuk menunjang sebuah interpretasi yang tepat. 

Penilaian 

Sebuah penilaian berdasarkan atas deskripsi, analisis formal, dan intepretasi sebuah karya seni dengan data-data visual maupun penjelasan-penjelasan tambahan dari seniman. Penilaian dalam kritik seni, bukanlah seperti penilaian akhir anak sekolah seusai tes hasil belajar dengan skor angka puluhan dengan nilai 100 untuk hasil yang sempurna tanpa kesalahan, rentang angka 85 – 95 untuk kategori dianggap baik, rentang angka 70 – 84 dianggap cukup, dan 55 – 69 dikategorikan kurang, sedangkan skor 54 kebawah dianggap tidak berhasil atau tidak lulus tes. Penilaian kritik seni juga bukan dengan huruf A untuk hasil yang 

sangat baik, B untuk hasil yang baik, C untuk hasil yang cukup, D untuk hasil yang kurang, dan E untuk yang tidak lulus. 

Dalam kritik seni ukuran penilaiannya bisa secara generalisasi atau non generalisasi yang menganggap bahwa karya seni itu adalah sesuatu yang unik dan tidak bisa digeneralisasikan begitu saja. Kelompok pertama disebut sebagai kelompok analisa menganggap bahwa dalam menilai sebuah karya seni rupa adalah berdasarkan analisa unsurunsur dalam karya seni rupa tersebut secara terpisah-pisah, misalnya yang dinilai adalah komposisi, proporsi, perspektif, garis, warna, anatomi, gelap terang, dan sebagainya. Masingmasing nilai dijumlahkan kemudian dibagi banyaknya unsur yang dinilai. Kelompok kedua disebut sebagai kelompok non generalisasi cenderung menilai karya seni tidak bagian demi bagian secara terpisah, tetapi menganggap karya seni sebagai satu kesatuan yang tidak mungkin dianalisa atas unsur demi unsur dan menilai terpisah, tanpa kehilangan makna dan nilai sebagai karya seni rupa yang utuh dan bulat. 

Pada sisi yang lain, ada anggapan penilaian dalam karya seni dapat dilihat dari tingkat keberhasilan karya tersebut dalam menyampaikan pesan sesuai keinginan seniman penciptanya. Tahap evaluasi atau penilaian ini pada dasarnya merupakan proses menetapkan derajat karya seni rupa bila dibandingkan dengan karya seni rupa lainnya yang sejenis. Tingkat penilaiannya ditetapkan berdasarkan nilai estetiknya secara relatif dan kontekstual. Dalam menilai sebuah karya seni rupa sedapat mungkin mengkaitkan karya yang ditelaah dengan sebanyak mungkin karya seni rupa yang sejenis dengan maksud mencari ciri-ciri khususnya, kemudian menetapkan tujuan atau fungsi karya yang sedang ditelaah, menetapkan sampai seberapa jauh karya yang sedang ditelaah tersebut berbeda dari yang telah ada sebelumnya dan mencari karakteristiknya, dan terakhir menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan sudut pandang tertentu yang melatarbelakanginya


Fungsi interpretasi dalam proses kritik seni rupa adalah... *

Fungsi interpretasi dalam proses kritik seni rupa adalah... *
Lihat Foto

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

Pengunjung memotret salah satu lukisan dalam pameran bertajuk ART TURNS. WORLD TURNS. di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (4/11/2017). Pameran ini menampilkan 90 karya seni dari 800 koleksi Haryanto Adikoesomo mulai dari seni rupa modern Indonesia hingga seni modern dan kontemporer dari seluruh dunia. Pameran terbuka untuk umum pada 4 November 2017 hingga 18 Maret 2018. KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

KOMPAS.com - Setiap orang pasti pernah memberikan tanggapan terhadap suatu benda atau karya baik secara lisan maupun tertulis.

Tanpa disadari, aktivitas memberikan tanggapan atau komentar adalah apresiasi dan kritik.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam menulis kritik terdapat beberapa tahapan, yaitu:

  1. Deskripsi (menjelaskan)
  2. Analisis (mengamati)
  3. Interpretasi (menafsirkan)
  4. Evaluasi (menilai)

Berikut ini penjelasannya:

Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan.

Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seseorang harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa.

Tanpa pengetahuan yang baik, maka seseorang akan kesulitan mendeskripsikan fenomena karya yang dilihat.

Baca juga: Perencanaan Pameran Seni Rupa

Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.

Pada tahap ini, kamu harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.

Interpretasi adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan.

tirto.id - Kritik seni diartikan sebagai kegiatan untuk mengomentari dan mengapresiasi suatu bentuk karya seni dengan tujuan memaparkan sisi kelebihan dan kekurangan suatu karya seni.

Kritik atau pendapat yang disampaikan dapat mempengaruhi persepsi penikmat dalam memandang sebuah karya seni bahkan dapat berpengaruh terhadap nilai jual suatu karya seni.

Jenis dari kritik seni dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kritik populer, kritik jurnalis, dan kritik keilmuan. Perbedaan ini mengacu pada cara dan metode yang digunakan.

Hal ini muncul karena adanya sudut pandang, sasaran, dan materi yang berbeda mengenai sebuah karya yang akan dikritik.

Terdapat beberapa fungsi dari kritik seni, yaitu pertama, adalah sebagai jembatan atau mediator dalam menyampaikan suatu persepsi dan apresiasi karya seni rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni.

Kedua, memunculkan hubungan timbal balik yang menguntungkan antara seniman maupun penikmat. Seniman membutuhkan kritik untuk dapat mengevaluasi sejauh mana, karyanya dapat bermanfaat dan dipahami penikmat.

Sementara itu, penikmat membutuhkan tali penghubung guna memberikan komentar dan apresiasinya terhadap realita artistik dan estetik suatu karya seni.

Dalam Modul Seni Budaya disebutkan, penulisan kritik memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seorang kritikus, berikut penjelasannya.

a. Deskripsi

Suatu tahapan dalam kritik seni dengan cara mendeskripsikan segala hal yang yang berkaitan dengan karya seni. Dalam tahapan ini, kritikus tidak melakukan analisis, melainkan hanya memaparkan berdasarkan kondisi sesungguhnya.

Untuk mengambil simpulan, seorang kritikus wajib mengetahui istilah-istilah yang lazim digunakan dalam dunia seni rupa. Oleh karena itu, seorang kritikus haruslah memiliki bekal pengetahuan dan wawasan yang luas untuk dapat menyimpulkan fenomena yang dilihatnya.

b. Analisis formal

Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahapan deskripsi. Dalam tahap analisis formal, kritikus mencoba untuk menjelaskan objek yang diamatinya berdasarkan struktur formal maupun unsur pembentuknya.

Proses ini diawali dengan menganalisis obyek secara keseluruhan mengenai kualitas unsur-unsur visual dan kemudian barulah dianalisis bagian demi bagian.

c. Interpretasi

Interpretasi adalah tahapan untuk menafsirkan makna sebuah karya seni. Kegiatan ini mencakup tentang tafsiran mengenai tema yang akan digarap, makna dari sebuah karya, simbol yang dihadirkan, masalah yang dimunculkan, dan bahkan pesan yang akan disampaikan.

Apabila semakin luas wawasan seorang kritikus, maka semakin kaya pula interpretasi karya yang ia hasilkan.

d. Evaluasi atau Penilaian

Evaluasi maupun penilaian adalah tahapan kritik seni yang bertujuan menghasilkan karya seni berkualitas dari beberapa karya seni sejenisnya.

Penilaian dihasilkan dengan adanya deskripsi karya, analisis formal, dan intepretasi sebuah karya seni berdasarkan data-data visual serta penjelasan singkat dari penciptanya. Dengan adanya evaluasi atau penilaian, akan memunculkan adanya tingkatan derajat suatu karya yang ditinjau dari nilai estetisnya.

Baca juga:

  • Mengenal Seni Rupa Modern dan Jenisnya: Pop Hingga Kontemporer
  • Pengertian Seni Rupa Terapan dan Jenisnya: Kriya Hingga Arsitektur

Baca juga artikel terkait SENI RUPA atau tulisan menarik lainnya Chyntia Dyah Rahmadhani
(tirto.id - cdr/dip)


Penulis: Chyntia Dyah Rahmadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Kontributor: Chyntia Dyah Rahmadhani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates