Oktober 23, 2017
Ketentuan penyembelihan hewan menurut syariat Islam agar hewan halal dimakan dan wajib dilaksanakan oleh semua ummat Islam. Ketentuan ini agar selain daging yang dimakan menjadi halal, daging tersebut juga menjadi sehat dan layak untuk dikonsumsi. Menyembelih hewan tidak sama dengan mematikan. Mematikan hewan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dipukul, disabet dengan sengaja, disiram dengan air panas atau dibakar. Namun cara-cara tersebut tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw. karena termasuk tindakan kejam. Penyembelihan hewan adalah memutuskan jalan makan, minum, napas, dan urat nadi pada leher hewan yang disembelih dengan pisau, pedang atau alat lain yang tajam sesuai dengan ketentuan syarak (syari’at). Hewan di dunia ini ada yang halal dimakan oleh orang muslim, ada yang harus disembelih terlebih dahulu dan ada yang tidak eperti ikan dan belalang. Hewan yang harus disembelih hendaknya diperhatikan tata cara, syarat dan rukun penyembelihannya agar hewan tersebut menjadi halal hukumnya. Menyembelih hewan tidak boleh sembarangan, melainkan harus memerhatikan syarat-syarat yaitu, niat dengan sengaja menyembelih hewan, penyembelih harus seorang muslim, atau ahli kitab, berakal sehat dan dapat melihat. Hewan yang disembelih adalah hewan darat yang halal dan ketika disembelih masih hidup atau dapat bergerak, dan alat yang digunakan untuk menyembelih harus tajam dan dapat melukai, seperti besi, tembaga, dan sejenisnya. Sabda Rasulullah saw. yang artinya : Sesuatu yang dapat mengucurkan darah, dan disebutkan asma Allah (ketika menyembelih), makanlah olehmu, kecuali gigi dan kuku. (H.R. Bukhari dan Muslim). Ada dua cara dalam menyembelih hewan, yaitu secara tradisional dan mekanik. 1. Menyembelih Hewan Secara Tradisional Tata cara menyembelih hewan, yaitu secara tradisional adalah 1) Menyiapkan terlebih dahulu lubang penampungan darah. 2) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk menyembelih. 3) Hewan yang akan disembelih dibaringkan menghadap kiblat, lambung kiri di bawah. 4) Leher hewan yang disembelih diletakkan di atas lubang penampungan darah yang sudah disiapkan. 5) Kaki hewan yang akan disembelih dipegang kuat-kuat atau diikat, kepalanya ditekan ke bawah agar tanduknya menancap ke tanah. 6) Mengucapkan basmalah, kemudian alat penyembelih digoreskan pada leher hewan yang disembelih sehingga memutuskan jalan makan, minum, napas, serta urat nadi kanan dan kiri pada leher hewan. b. Menyembelih Hewan Secara Mekanik Tata cara menyembelih hewan secara mekanik adalah: 1) Mempersiapkan peralatan untuk menyembelih. 2) Memasukkan hewan ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi gas sehingga hewan tersebut tidak sadarkan diri. 4) Dengan mengucapkan basmalah, hewan yang telah pingsan tersebut disembelih dengan alat penyembelihan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Penyembelihan hewan dengan alat mekanik dibolehkan dan halal dagingnya, asalkan memenuhi persyaratan dalam penyembelihan. Penyembelihan hewan secara mekanik memperingan rasa sakit hewan yang akan disembelih. Orang yang menyembelih hewan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu sebagai berikut. 1. Beragama Islam atau Ahli Kitab Mengonsumsi sembelihan orang ahli kitab (orang Yahudi dan Nasrani) adalah halal hukumnya selama proses penyebelihan sesuai dengan aturan keagamaan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 5 yang artinya, ... makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Alkitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka ... (QS. Al-Maidah : 5) 2. Menyebut Nama Allah Allah SWT berfirman dalam Surah Al-An’am ayat 121 yang artinya : Dan janganlah kamu memakan hewan-hewan yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-An’am : 121) 3. Berakal Sehat Mengonsumsi daging yang disembeli orang gila atau orang mabuk hukumnya haram 4. Mumayiz Mumayiz adalah orang yang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Penyembelihan hewan yang dilakukan oleh anak belum mumayiz dinyatakan tidak sah Ada beberapa perbuatan dalam penyembelihan hewan, antara lain: 1) Menghadap kiblat. 2) Menyembelih pada bagian pangkal hewan, terutama hewan berleher panjang. Hal itu dimaksudkan agar pisau tidak mudah bergeser dan urat-urat leher serta kerongkongan cepat putus. 3) Menggunakan alat tajam agar mengurangi kadar rasa sakit. 4) Mempercepat proses penyembelihan agar hewan tidak tersiksa. 4) Hewan hendaknya dibaringkan ke sebelah rusuknya yang kiri, agar mudah bagi penyembelih untuk memotongnya. 5) Anak hewan yang berada di dalam perut induknya, tidak harus disembelih lagi, cukup dengan menyembelih induknya saja. Rasulullah saw. bersabda yang artinya : Dari Abu Sa’id, Nabi Muhammad SAW bersabda tentang urusan penyembelihan anak hewan yang dalam perut induknya, kata beliau, “menyembelih cukuplah dengan menyembelih induknya”. (HR. Ahmad dan At-Tirmizi) Demikianlah postingan kali ini tentang Ketentuan penyembelihan hewan menurut syariat Islam, semoga postingan ini dapat berbanfaat dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada penyembelihan hewan yang sesuai dengan ketentuan syari'at.
Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University , sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG).Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb: Penyembelihan Menurut Syariat Islam Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:Pertama:pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.Kedua:pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.Ketiga:setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol).Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).Keempat:karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.Penyembelihan Cara Barat Pertama:segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit.Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).Kedua:segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).Ketiga:grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal.Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.Keempat:karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.Bukan Ekspresi Rasa Sakit! Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit!Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya!Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit.Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras).Mengapa demikian?Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara ilmiah ternyata penyembelihan secara syariat Islam ternyata lebih ‘berperikehewanan’. Apalagi ditambah dengan anjuran untuk menajamkan pisau untuk mengurangi rasa sakit hewan sembelihan. “Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih. (Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelihnya.” (H.R. Muslim).REFERENSIhttp://www.iccservices.org.uk/downloads/reports/stunning_issues__definitions_reasons_humaneness.pdfhttp://www.iupui.edu/~msaiupui/slaugteringanimals.htmhttp://www.scribd.com/doc/61577430/Summary-Report-From-Hanover-University-Prof-Schulze-and-Dr-Hazim http://chickoorganic.com/penyembelihan-hewan-sesuai-syariat-islam/ |