Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Thariq bin Ziyad bermimpi bertemu Rasulullah sebelum berjihad.

Show

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Spanyol atau Andalusia pernah jatuh ke dalam kepemimpinan Islam. Namun demikian, jauh sebelum kekuasaan Islam meredup dari negeri pengusung laga ‘El-Clasico’ itu, terdapat sekelumit kisah pasukan Islam jelang penaklukkan.

Dalam buku “Islam di Spanyol” karya Ryan Mayer disebutkan, setelah merasa cukup dengan data-data intelijen yang didapat, Musa bin Nushair menyiapkan sekitar 7.000 pasukan. Adapun pasukan tersebut terdiri dari beragam suku, yakni Berber, Arab, hingga Negro untuk menyerang Andalusia.

Komando pasukan itu pun diserahkan kepada Jenderal Muslim yang taat yang menjadi orang kepercayaan Musa, Thariq bin Ziyad. 

Untuk mendampingi Thariq, Musa membekalinya dengan memberikan pendamping berupa perwira-perwira yang cakap seperti Tarif bin Malik dan Mugheyt al-Rumi. 

Sedangkan untuk menyeberangi Selat Hercules, pasukan Islam menggunakan kapal-kapal yang disediakan oleh Julian (Gubernur Vandal). Selain menyediakan kapal-kapal, Julian juga menyediakan para pemandu jalan serta mata-mata yang bertugas memecah belah pasukan Visigoth. 

Setelah dirasa siap, pasukan Islam pun berangkat pada Rajab tahun 92 Hijriyah atau bertepatan dengan 30 April tahun 711 Masehi. 

Dalam perjalanan menyebrangi Selat Hercules itu, Thariq bin Ziyad sempat tertidur dan bermimpi bertemu Rasulullah. 

Dalam mimpinya, Rasulullah SAW dikelilingi orang-orang Muhajirin dan Anshar yang seluruhnya menggenggam pedang dalam mimpi tersebut.

Dalam kondisi itu di dalam mimpi Thariq, dia mendengar Rasulullah berkata: “Janganlah gentar, wahai Thariq! Sempurnakanlah apa yang ditakdirkan bagimu untuk melakukannya,”.

Mimpi itu lantas mempengaruhi jiwa Thariq begitu besar. Sehingga ketika ia terbangun dari tidurnya, ia merasa sangat bahagia dan bersemangat. 

Thariq pun menyampaikan perihal mimpinya kepada para prajuritnya. Hal ini membuat semangat jihad mereka bergelora dan melambung tinggi.

Sehingga pada malam hari tepatnya 3 Mei, kapal-kapal yang ditumpangi para pasukan Islam pun membuang sauh di Mount Calpe, sebelah timur Algeciras. 

Thariq sengaja memilih tempat ini untuk mengelabui pasukan Visigoth dan menghindari bentrokan langsung dengan para penjaga kota Algeciras.

Setelah pasukan Islam telah mendarat di Andalusia, Thariq segera membakar kapal-kapal dan memanjat gunung kecil yang berada di wilayah tersebut lalu berpidato. 

Dalam pidatonya, dia memberi ketegasan bagi para prajuritnya bahwa apa yang akan dilakukan adalah bagian dari jihad.

Penakhlukkan Andalusia oleh umat Islam sangatlah penting. Untuk itu Thariq mengingatkan pasukannya bahwa mengenai dua pilihan. Pertama adalah menaklukkan Andalusia, dan kedua adalah mati di jalan Allah. Pilihan ini disebutnya sangat sederhana, sebab inilah yang disebut dengan jihad.

Sejak Thariq melakukan pidato itulah, bukit yang menjadi tempat berpijaknya dinamai Jabal Thariq atau Gibraltar. Sehingga nama Selat Hercules berganti nama menjadi Selat Gibraltar.

Kemudian, setelah mendarat di Andalusia, pasukan Islam mulai melancarkan penyerbuan ke kota-kota terdekat serta merebutnya satu per satu. Adapun kota pertama yang berhasil direbut adalah Cartagena yang terletak di dekat Selat Gibraltar.

Dengan jatuhnya Kota Algeciras, maka pasukan Islam pun berhasil mengamankan jalur komunikasi dan transportasi antara Ceuta dengan Andalusia. 

Menariknya, jatuhnya Kota Algeciras ini diiringi sebuah kisah pertemuan Thariq dengan perempuan tua yang telah mengetahui ramalan tentang kehadirannya.

Perempuan tua itu berkata: “Ketahuilah, wahai orang asing. Dulu saya mempunyai seorang suami yang memiliki pengetahuan tentang masa depan. Saya berulang kali mendengar ia berkata pada orang-orang di negeri ini bahwa seorang jenderal asing akan datang ke semenanjung dan menaklukkannya. Suami saya berkata, jenderal tersebut memiliki ciri-ciri seperti jidat yang menonjol dan memiliki tahi lalat hitam di pundak bagian kirinya,”.

Perempuan tua itu pun meminta Thariq menunjukkan pundak kirinya. Lantas, betapa terkejutnya perempuan tua itu dan beberapa penduduk Algeciras serta pasukan Islam di saat Thariq menunjukkan pundaknya. Saat itu, nampak jelas pundak kiri Thariq terdapat tanda-tanda yang dimaksud.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Thariq bin Ziyad (670[1] - 720) (Bahasa Arab: طارق بن زياد), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto[2] (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas kawasan Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Musim panas tahun 711 M (92 H), Thariq bin Ziyad berangkat menuju Al-Andalus. Pada tanggal 29 April 711, pasukan Thariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar bersumber dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang manfaatnya Gunung Thariq). Sesudah pendaratan, beliau memerintahkan untuk membakar semua kapal dan berpidato di depan anak buahnya untuk membangkitkan semangat mereka:

أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر..... Tidak aci perlintasan untuk melarikan diri! Laut di belakang kalian, dan musuh di depan kalian: Demi Allah, tidak aci yang bisa kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.

Pasukan Tariq menyerbu kawasan Andalusia dan di musim panas tahun 711 berhasil meraih kemenangan yang memilih atas kerajaan Visigoth, di mana rajanya, Roderick terbunuh pada tanggal 19 Juli 711 dalam pertempuran Guadalete. Sesudah itu, Thariq dibentuk menjadi gubernur kawasan Andalusia sebelum akibatnya dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah Walid I.

Tahun-tahun Awal

Asal-Usul Thariq bin Ziyad

Asal-usul Thariq tidak dikenal secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Sisa dari pembakaran Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, aci yang menyebutnya sebagai keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm. Aci juga yang menyebutkan Thariq bersumber dari bangsa Vandals. Namun, banyak sejarawan yang mengasumsikan dia keturunan dari bangsa Berber. Menurut Alwi Alatas, Thariq bersumber dari keluarga muslim dan sejak kecil sudah dididik secara Islam oleh ayahnya pada masa kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya.

Menurut gagasan lain, Thariq bin Ziyad adalah kesan budak Musa bin Nusayr. Musa memerdekakannya sesudah melihat potensi Thariq, kesudahan menempatkannya di pasukannya. Mampu sah Thariq bin Ziyad sudah tidak kekurangan di pasukan Musa bin Nusayr waktu Musa baru tiba di Qayrawan. Namun, waktu itu Thariq belum dikenal dengan luas.[3]

Beberapa sejarawan mencatat bahwa Thariq memiliki beberapa versi nama:

  1. Al-Idrisi, geografer Muslim dari masa zaman ke-12, menyebut nama Thariq dengan Thariq bin Abdullah bin Wanamu al-Zanati
  2. Ibnu Idhari menyebut nama lengkap Thariq adalah Thāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Walghū bin Warfajūm bin Nabarghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw
  3. Ibnu Idhari juga menyebut nama lengkapnya dengan Tāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Rafhū bin Warfajūm bin Yanzghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw[4]

Ciri-Ciri Thariq

Thariq adalah lelaki dengan kening yang menonjol dan memiliki tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya.[5]

Legenda Kedatangan Thariq

Setidaknya aci dua legenda tentang kedatangan Thariq bin ZIyad ke Al-Andalus. Legenda itu sebagai berikut:

Legenda Wanita Tua

Waktu Thariq baru memerdekakan Kota Algeciras, aci seorang wanita tua yang memohon untuk berjumpa Thariq. Sesudah diizinkan oleh Thariq, wanita tua ini menuturknan ceritanya bahwa beliau dulu memiliki seorang suami. Suaminya selalu mengatakan bahwa suatu hari nanti, negeri ini akan ditaklukkan oleh seorang jenderal asing. Jenderal ini memiliki kening yang menonjol dan tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya. Mendengar itu, Thariq segera membuka pundak anggota kirinya yang ternyata memang memiliki tanda yang sama seperti yang disebutkan wanita tersebut. Pasukan Thariq pun kagum[6].

Legenda Istana 27 Gembok

Kerajaan Visigoth memiliki satu istana yang sangat indah di Toledo dan memiliki 27 gembok. Raja-raja sebelumnya selalu berpesan bahwa apapun yang terjadi, istana itu tidak boleh dimasuki satu orang pun. Setiap raja yang baru bahkan menambahkan satu gembok sehingga aci 27 gembok. Waktu Roderick naik tahta, beliau sangat penasaran dengan isi istana itu. Pada suatu hari, beliau membongkar semua gembok yang aci dan memasuki istana itu. Ternyata, di dalam istana itu terdapat sebuah ruangan lagi yang dikunci. Sesudah membongkar kunci ruangan itu, Roderick kembali memasuki ruangan yang lebih dalam lagi.

Ternyata di dalam ruangan itu aci sebuah perkamen yang mengandung lukisan orang-orang yang masih menunggang kuda. Mereka memakai baju yang kasar, penuh sisa dari pembakaran, memakai sorban di kepalanya, dan pedang mereka melengkung. Di sana juga terdapat sebuah tulisan,

"Kapan pun ruang perlindungan ini dilanggar dan mantra yang terdapat pada guci ini dilanggar, orang-orang yang terlukis pada guci ini akan menyerbu Andalusia, menggulingkan singgasana rajanya, serta menduduki seluruh negeri"

Roderick ketakutan sesudah membaca itu dan meyakini bahwa bencana akan menimpa dirinya.[7]

Persiapan Pembebasan Al-Andalus

Cerita Julian dan Putrinya

Julian adalah penguasa Ceuta. Dia menandatangani akad damai dengan Kekhalifahan melalui Musa bin Nusayr. Julian memiliki seorang putri sangat cantik yang bernama Florinda[8]. Demi hubungan yang baik dengan Visigoth, Florinda dikirim ke istana Roderick untuk berusaha dapat. Roderick tertarik dan ingin menikahi Florinda, tetapi Florinda menolaknya. Roderick yang marah kesudahan menghamili Florinda dan mengancamnya supaya beliau tidak memberitahu siapa-siapa kejadian tersebut. Namun, berkat kecerdasannya, Florinda berhasil menyelundupkan sebuah surat ke luar istana Roderick dan mengirimnya ke Julian, ayahnya, memberitahu apa yang terjadi.

Julian sangat marah dan bersumpah untuk menghancurkan Roderick. Beliau segera menuju istana Roderick untuk mengambil Florinda. Julian mengarang tuturan bahwa istrinya masih sakit keras dan berkeinginan Florinda aci di samping ibunya untuk menjaganya. Mendengar itu, Roderick pun mempersilakan Florinda pulang bersama ayahnya. Sesudah berhasil mengamankan Florinda di istana Ceuta, Julian menuju kediaman Musa bin Nusayr, memohonnya untuk menyerang Visigoth.

Awalnya, Musa menolaknya karena waktu itu Semenanjung Iberia belum dikenal di kalangan kaum muslimin. Namun, Julian terus mendesaknya. Akhirnya, Musa memohon Julian untuk menyerang Semenanjung Iberia dengan pasukan kecil untuk menunjukkan keseriusannya. Julian melaksanakan perintah itu. Beliau membawa dua kapal dan menyerang Algeciras. Keesokannya, beliau berhasil pulang dan menunjukkan harta rampasan perang untuk Musa bin Nusayr dalam jumlah yang banyak. Musa pun mempercayai Julian.[9]

Mengirim Surat Untuk Khalifah

Musa segera berkampanye cepat dengan mengirimkan surat untuk khalifah Al-Walid di Damaskus, memohon izin untuk memerdekakan Semenanjung Iberia. Jawaban dari Al-Walid pun datang,

"Inginnya kirim dulu pasukan kecil ke negeri itu sehingga mereka mampu menyerangnya dan membawa berita untukmu tentang apa-apa yang terdapat di negeri tersebut. Hati-hatilah! Jangan hingga kaum muslimin musnah oleh teror dan bahaya samudra."

Musa bin Nusayr mengirim balasannya,

"Ini bukan samudra, tetapi hanya terusan ketat. Pantainya terlihat di kejauhan."

Al-Walid kembali membalas suratnya,

"Tidak apa-apa. Tetaplah kirim pasukan pendahuluan ke sana!"[10]

Pasukan Ekspedisi

Sesudah mendapatkan izin dari khalifah, Musa bin Nusayr mengirim pasukan ekspedisi awal ke kawasan Semenanjung Iberia. Pasukan ini dipimpin oleh Tarif bin Malik (Tarif Sisa dari pembakaran Zar'ah bin Malik Al-Mughaferi). Tarif bin Malik memimpin 500 tentara yang di dalamnya aci 100 penunggang kuda. Tarif berangkat dengan menggunakan empat buah kapal. Mereka mendarat di pulau paling selatan Semenanjung Iberia. Kelak, pulau ini akan dinamakan kota Tarifa yang bersumber dari nama Tarif bin Malik.

Tarif segera melaksanakan perintah Musa bin Nusayr untuk menyerang kawasan terdekat dari tempatnya berlabuh. Sesudah berhasil, Tarif kembali ke Musa bin Nusayr dan membawakan harta rampasan perang yang banyak. Beliau juga menyebut negeri itu dengan sebutan Jazirat al-Khadra (pulau yang hijau) untuk menyebut Semenanjung Iberia.[11]

Pembebasan Dimulai

Pasukan Berangkat

Musa bin Nusayr menunjuk Thariq bin Ziyad untuk memimpin pembebasan ini. Thariq membawa 12.000 pasukan yang mayoritasnya adalah bangsa Berber. Hanya 300 orang dari bangsa Arab dan 700 orang dari bangsa Afrika. Julian dari Ceute bertugas sebagai intel dan penunjuk perlintasan pasukan. Para pasukan pun berangkat dari Ceuta menggunakan kapal Julian untuk menyamar. Pengangkutan pasukan dilakukan secara bolak-balik pada malam hari supaya tidak mencurigakan.[12]

Sesaat sebelum berlabuh, Thariq memutuskan untuk tidur sebentar. Dalam tidurnya, beliau bermimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad yang dikelilingi orang-orang Muhajirin dan Anshar. Mereka membawa pedang yang terhunus. Lalu, Nabi Muhammad bersabda untuk Thariq:

"Janganlah gentar, wahai Thariq. Sempurnakan apa yang ditakdirkan untukmu untuk melakukannya!"

Kesudahan Thariq terbangun dan merasa yakin kemenangan aci di pihaknya. Beliau memberitahukan mimpi ini untuk prajurit-prajurit muslim yang aci di kapal bersamanya.[13]

Awalnya Thariq ingin mendarat di Algeciras tetapi tidak sah karena kota itu diamankan oleh pasukan Visigoth. Akhirnya, Thariq dan pasukannya mendarat di Calpe, arah timur Algeciras. Kelak, Calpe diubah namanya dibentuk menjadi Jabal Al-Fatah (Gunung Kemenangan). Namun, tempat itu lebih dikenal dengan nama Jabal Tariq atau Gibraltar.

Jenderal Perang

Thariq membawa jenderal-jenderal perang tangguh, yakni:

Pembakaran kapal

Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang berhasil dikobarkan oleh Thariq dimana dia memerintahkan untuk membakar semua kapal sehingga tidak aci perlintasan untuk melarikan diri selain berperang habis-habisan melawan musuh hingga meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada. Thariq bin Ziyad merupakan sosok pahlawan yang mampu membawa kejayaan Islam di masanya.

Pidato Thariq bin Ziyad

Menurut P. De Gayangos, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Thomson[19], berikut ini adalah pidato yang disampaikan Thariq bin Ziyad untuk para prajuritnya:

"Ke manakah kalian bisa melarikan diri sementara musuh tidak kekurangan di depan dan samudra tidak kekurangan di belakang kalian? Demi Allah! Tidak aci keselamatan untuk kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati kalian. Pertimbangkanlah situasi kalian: kalian berdiri di atas pulau ini bagaikan begitu banyak anak-anak yatim terlontar ke dunia; kalian akan segera berjumpa dengan musuh yang kuat mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang kemarahan samudera yang bergejolak, dan mengirimkan prajurit-prajurit yang tidak terhitung banyaknya pada kalian, bala tentara baju besi dan dilengkapi dengan segala senjata yang pernah aci.

Apa yang bisa kalian gunakan untuk melawan mereka?

Kalian tidak memiliki senjata lain kecuali pedang, tidak punya perlengkapan lain kecuali yang sudah kalian rampas dari musuh kalian. Oleh karena itu, kalian wajib menyerang mereka dengan segera atau jika tidak, maka hasrat kalian untuk menyerah akan tumbuh, angin kemenangan takkan lagi berhembus di pihak kalian, dan barangkali rasa gentar yang bersembunyi di hati musuh-musuh kalian akan berubah dibentuk menjadi keberanian yang sukar dikekang!

Buanglah segala ketakutan dari hati kalian, percayalah kemenangan akan dibentuk menjadi milik kita dan percayalah bahwa raja kafir itu tidak akan mampu bertahan menghadapi serangkan kita. Beliau sudah datang untuk menjadikan kita tuan dari kota-kota dan kastil-kastil yang dikuasainya, serta menyerahkan pada kita harta karunnya yang tidak terhitung banyaknya. Dan jika kalian menangkap peluang yang kini tersedia, maka itu mampu dibentuk menjadi cara untuk kalian untuk memiliki semua itu, di samping akan menyelamatkan diri kalian dari kematian yang tidak terelakkan.

Janganlah berpikir bahwa diri sendiri membebankan tugas untuk kalian sementara diri sendiri sendiri akan lari menghindar, atau diri sendiri menutup-nutupi bahaya yang aci dalam mengemban ekspedisi ini. Tidak! Kalian memang akan menghadapi datangnya masalah luhur, tetapi juga kalian mengetahui bahwa kalian hanya akan menderita sebentar saja. Di kesudahan pertempuran ini kalian akan memungkuti panenan kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah-limpah. Dan jangan bayangkan bahwa sementara diri sendiri bicara ini pada kalian, diri sendiri berniat untuk tidak menerapkannya, sebab hasratku dalam pertempuran ini jauh melebihi hasrat kalian. Apa yang akan diri sendiri lakukan melebihi apa yang akan kalian lakukan. Kalian pastilah sudah mendengar keunggulan yang melimpah ruah dari pulau ini, kalian pastilah sudah mendengar bagaimana para perawan Yunani, sama rupawannya dengan bidadari, leher mereka berkilau dengan mutiara dan permata tidak terbilang banyaknya, tubuh mereka mengenakan tunik terbuat dari sutera-sutera mahal bertabur emas, mereka menunggu kedatangan kalian. Mereka bersandar di atas dipan-dipan empuk di dalam istana-istana mewah para bangsawan dan pangeran bermahkota.

Kalian mengetahui aci bahwa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik sudah memilih kalian seperti begitu banyak pahlawan lain dari kalangan para pemberani. Kalian kenal bahwa bangsawan-bangsawan luhur tanah ini memiliki hasrat luhur untuk menjadikan kalian anak mereka dan mengikat kalian dengan pernikahan, hanya jika kalian menyambut peperangan sebagaimana layaknya orang-orang berani dan pejuang sejati, serta dibentuk menjadi ksatria yang berani.Kalian mengetahui bahwa rahmat Allah menantikan kalian jika kalian bersedia untuk menegakkan kalimat-Nya dan memproklamirkan dien-Nya di tanah ini.

Dan yang terakhir, tentu saja benda/barang rampasan akan dibentuk menjadi milik kalian dan kaum Muslim lainnya. Ingatlah baik-baik bahwa Allah Yang Mahaperkasa akan memilih sesuai kontrak ini yang terbaik di tengah kalian dan menganugerahinya pahala, baik di dunia ini maupun di kehidupan setealh didunia nanti. Dan ketahuilah diri sendiri akan berbuat demikian juga. Diri sendiri akan dibentuk menjadi orang pertama yang akan memberi contoh pada kalian dan menerapkan apa yang diri sendiri anjurkan pada kalian. Sebab inilah tujuanku, waktu pertemuan dua pasukan ini, untuk menyerang raja Kristen yang lalim itu, Roderic, dan membunuhnya tanganku sendiri! insya Allah.

Waktu kalian melihatku berkelahi mati-matian melawannya, seranglah musuh bersamaku. Jika diri sendiri membunuhnya, kemenangan dibentuk menjadi milik kita. Jika diri sendiri terbunuh sebelum mendekatinya, jangan kalian bersusah payah karena diri sendiri, tetaplah berperang seolah diri sendiri masih hidup dan tidak kekurangan di tengah kalian, dan ikuti tujuanku, sebab waktu mereka melihat rajanya jatuh, pastilah kaum kafir ini akan kocar-kacir. Akan tetapi, jika diri sendiri terbunuh sesudah menewaskan raja mereka itu, tunjuklah seseorang di selang kalian yang di dalam dirinya terdapat perpaduan selang keberanian dan pengalaman, serta mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini, dan menindaklanjuti kesuksesan kita.

Jika kalian melaksanakan intruksi-intruksiku, niscaya kita akan menang!"

Syair Thariq bin Ziyad

Menurut Alwi Alatas, Thariq juga mengumandangkan sebuah syair untuk menyemangati pasukannya:

Kita sudah mengendarai kapal yang kita

persiapkan untuk penyeberangan kita

Dan Allah ingin membeli jiwa, harta,

Dan keluarga kita dengan surga

Sungguh aci bahwa tidak aci

Yang begitu kita harapkan di dunia ini

Sebagaimana juga tidak penting untuk kita

Bagaimana menjumpai ajal waktu mendapatkan

Harga yang sedemikian didambakan"[20]

Pembebasan Al-Andalus Tahap Pertama

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilakukan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Pembebasan Kota Cartagena

Kota pertama yang diberi keleluasaan Thariq adalah Cartagena. Kota itu dekat dari Gibraltar[21]. Thariq mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abdul Malik al-Moafir. Sesudah berhasil diberi keleluasaan, nama kota itu sempat diganti dibentuk menjadi Qartayannat al-Halfa[22]

Pembebasan Kota Algeciras

Kota selanjutnya yang diberi keleluasaan Thariq adalah Algeciras. Abdul Malik al-Moafir diberi tugas oleh Thariq dibentuk menjadi pengawas kota ini sementara Thariq melanjutkan pembebasannya ke kota-kota lain.[23]

Pertempuran dengan Theodomir

Theodomir (Arab: Tudmir) adalah penjaga kerajaan Visigoth anggota selatan. Pasukannya menghadang Thariq dan mereka berperang dengan hebat. Pasukan Theodomir kalah, kesudahan beliau mengirim surat untuk Roderick yang menuturkan bahwa Visigoth sudah diserang. Namun, Theodomir sendiri selamat dan kelak beliau akan berhadapan dengan pasukan kaum muslimin untuk kedua kalinya[24]

Pertempuran Guadalete

Sesudah membaca surat dari Theodomir, Roderick yang waktu itu masih berperang dengan Basque segera menghentikan perangnya dan menuju Kordoba[25]. Di sana Roderick menyusun daya untuk menghadang Thariq. Dia memohon bantuan dari Witiza, para gubernurnya, dan budak-budak yang beliau miliki sehingga beliau berhasil mengumpulkan 40.000-100.000 prajurit[26]. Sementara itu, pasukan Thariq berjumlah 7.000-12.000 prajurit untuk melawan Roderick[27]. Sesudah melalui pertempuran yang sengit, Roderick kalah dan terbunuh. Pertempuran ini dikenal dengan sebutan Pertempuran Guadalete, pertempuran Guadalquivir[28], atau pertempuran Wadi Lakka[29]. Pelayo adalah seorang bangsawan Visigoth yang berhasil lolos dari pertempuran Guadalete. Kelak beliau bersembunyi di pegunungan, menyusun daya untuk merebut Al-Andalus kembali, dan berhasil menerapkannya 800 tahun kesudahan.

Pembebasan Kota Sidonia

Musa bin Nusayr mengirim surat untuk Thariq, memohonnya untuk menunda pembebasan. Beliau ingin pergi ke Semenanjung Iberia dan terlibat langsung dalam pembebasan. Namun, Thariq memiliki pertimbangan lain. Jika pembebasan ditunda, diperkirakan Visigoth akan berhasil membangun dayanya kembali. Oleh karena itulah, sesudah pertempuran Guadalete berhenti, Thariq melanjutkan pembebasannya terhadap kota-kota lain. Salah satunya adalah Sidonia. Di zaman Spanyol modern, kota ini dikenal dengan nama kota Medina-Sidonia. Pembebasan kota ini dibantu oleh orang Yahudi yang sebelumnya ditindas oleh Visigoth. Mereka berlarian membuka pintu gerbang kota untuk menyambut pasukan Thariq bin Ziyad.[30]

Pembebasan Kota Moron

Sesudah pembebasan Sidonia, Thariq melanjutkannya ke kota Moron. Sama seperti Sidonia, pembebasan Moron pun dibantu oleh orang Yahudi. Kemudian, Thariq menyerahkan kepemimpinan kota sementara untuk orang-orang Yahudi sementara beliau melanjutkan pembebasan[31]. Pada zaman lawas, kota ini bernama Mawror. Di zaman modern, kota Moron berubah nama dibentuk menjadi Moron de la Frontera[32].

Pembebasan Kota Carmona

Sesudah pembebasan Moron, Thariq kembali melaju memerdekakan kota Carmona[33].

Pembebasan Kota Alcalá de Guadaíra

Sesudah Carmona berhasil disingkap, Thariq dan pasukannya melaju ke Kota Alcala de Guadaira[34]. Beliau juga bisa mengalahkan kota ini dengan mudah.[35]

Pembebasan Kota Guadalajara

Thariq menuju kota Guadalajara dan berhasil menembus kota tersebut.[36]

Pembebasan Kota Ecija

Selanjutnya, Thariq memerdekakan kota Ecija. Pasukan Thariq berhasil menangkap gubernur Ecija dan menawarkan sebuah kesepakatan damai. Kesepakatannya adalah gubernur wajib menyerahkan Ecija dan menyerahkan pajak secara rutin. Sebagai imbalannya, beliau akan tetap dibiarkan memerintah Ecija.[37]

Pembebasan Kota Kordoba

Thariq mengirim Mughyet ar-Rumi dan 700 pasukan berkuda untuk memerdekakan Kordoba. Ternyata, Kordoba dipertahankan oleh 400 tentara yang sangat kuat dan memiliki pasokan cairan yang banyak. Dengan pertempuran sengit, Mughyet berhasil menembus benteng kota dan merebut seluruh kota. Seluruh pasukan Kordoba yang tersisa berlindung ke sebuah gereja di barat kota dengan pasokan cairan tidak terbatas yang mengalir dari gunung. Sesudah mengepung pasukan Kordoba selama 3 bulan, Mughyet mengutus Rabah, seorang dari bangsa Afrika, untuk menyusup ke gereja. Para prajurit Kordoba menangkap Rabah dan bingung mengapa kulitnya hitam, tidak seperti mereka yang putih. Rabah berhasil meloloskan diri dengan sebuah siasat dan memberitahu letak pasokan cairan. Mughyet segera memerintahkan untuk memutus pasokan cairan tersebut. Pasukan Kordoba yang tidak mampu bertahan dari kehausan akibatnya menerapkan bunuh diri massal dengan membakar gereja tempat mereka berlindung. Akhirnya, Mughyet berhasil memerdekakan Kordoba dengan susah payah.[38]

Pembebasan Kota Granada

Pasukan pembebasan Granada diberangkatkan bersamaan dengan pasukan Mughyet. Tanpa memakan waktu lama, Granada pun bisa diberi keleluasaan.[39]

Pembebasan Kota Almunecar

Pasukan Thariq kesudahan menuju Kota Almunecar. Beliau tidak menemui kesusahan manfaatnya dalam membuka Almunecar.[40]

Pembebasan Kota Toledo

Thariq dan pasukannya yang lain berangkat menuju Toledo, ibukota Visigoth. Ternyata, Toledo sudah kosong ditinggalkan penduduknya. Thariq meninggalkan sedikit pasukannya untuk menjaga Toledo sementara beliau melanjutkan pembebasan.[41]

Pembebasan Kota Medinat Al-Maida

Thariq melanjutkan perjalanannya menuju kota Medinat Al-Maida (Kota Meja), yaitu kota kecil di dekat Toledo. Medinat Al-Maida adalah nama pemberian kaum Muslimin Al-Andalus, sementara nama asli kota ini tidak dikenal[42]. Di kota ini Thariq dan pasukannya menemukan harta rampasan perang yang banyak sekali. Mereka kesudahan membawa dan mengumpulkannya bersama harta rampasan perang lain di Toledo. Berikut adalah harta-harta yang ditemukan Thariq:

  1. Meja Sulaiman. Ini adalah meja milik Nabi Sulaiman bin Daud yang konon dicuri dari istananya dan dibawa ke Spanyol
  2. Kitab-kitab lawas Injil, Taurat, dan Zabur berjumlah 21 salinan
  3. Sebuah kitab lawas tentang Nabi Ibrahim
  4. Sebuah kitab lawas tentang Nabi Musa
  5. Kitab-kitab lawas pengetahuan pengetahuan dunia, yaitu tentang obat-obatan, hewan, dan lainnya
  6. Mahkota-mahkota bertaburan emas dan permata milik raja Visigoth berjumlah 27
  7. Kitab-kitab lawas para filsuf
  8. Perhiasan dan karya seni yang begitu bagus[43][44]

Sesudah serentetan pembebasan ini, Thariq dan pasukannya berhenti di Toledo.

Pembebasan Al-Andalus Tahap Kedua

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilakukan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Kedatangan Musa Bin Nusayr

Musa bin Nusayr datang ke Semenanjung Iberia bersama 18.000 tentara[45] untuk menolong Thariq menerapkan pembebasan. Beliau datang pada Ramadhan 93 H (Juni 712 M).[46] Menurut beberapa sumber, Julian dan pasukannya juga turut dalam rombongan ini.[47]

Keikutsertaan Kenalan Nabi

Bersama Musa, datang juga seorang kenalan Nabi Muhammad yang hampir berusia abad, namanya adalah Sisa dari pembakaran al-Munaizir. Menurut sejarawan Ar-Razi, Sisa dari pembakaran al-Munaizir adalah salah satu kenalan nabi yang termuda.[48]

Keikutsertaan Tabiin

Selain itu, banyak para tokoh tabiin yang turut. Menurut Alwi Alatas, mereka adalah sebagai berikut:

  1. Hans as-San'ani
  2. Ibnu Rabah al-Lakhmi
  3. Abdullah bin Yazid al-Ma'arefi al-Jobeli
  4. Hayyan ibnu Abi Hoblah
  5. Iyadh bin Uqbah al-Fihri
  6. Habib bin Abi Ubaidah
  7. Abdullah bin Said
  8. Ibnu Shamasah
  9. Al-Mughirah bin Abi Burdah Nashitt bin Kinanah al-Adri
  10. Hayyat bin Reja at-Tamimi.[49]

Pembebasan Kota Seville

Musa bin Nusayr segera bertindak cepat. Beliau bersama pasukannya memerdekakan kota-kota yang belum sempat diberi keleluasaan oleh Thariq. Dalam waktu yang singkat, Seville berhasil diberi keleluasaan[50]. Musa menjadikan kota ini sebagai ibukota Islam.[51]

Pembebasan Kota Niebla

Sesudah Seville, Musa berkampanye ke kota Niebla. Tanpa mengalami kesusahan, Niebla pun segera diberi keleluasaan.[52]

Pembebasan Kota Faro

Musa kembali berkampanye menuju kota Faro. Dengan mudah, kota Faro pun berhasil disingkap.[53]

Pembebasan Kota Beja

Musa kali ini menuju kota Beja. Kota ini adalah kota garnisum yang dibangun oleh Julius Caesar[54]. Dalam waktu singkat pun kota Beja berhasil dikuasai pasukan Musa.[55]

Pembebasan Kota Malaga

Musa memecah pasukannya. Beliau memerintahkan anaknya, Abdul A'la bin Musa, untuk membawa pasukan menuju Malaga. Tanpa kesusahan manfaatnya, Abdul A'la berhasil membuka kota Malaga.[56]

Pembebasan Kota Evora

Musa memerintahkan Abdul Aziz bin Musa, anaknya yang lain, untuk menuju Kota Evora. Sama seperti sebelumnya, Evora pun mudah untuk diberi keleluasaan.[57]

Pembebasan Kota Jaen

Abdul Aziz bin Musa juga berhasil memerdekakan Jaen.[58]

Pembebasan Kota Sagunto

Kemudian, Abdul Aziz bin Musa menuju Sagunto. Beliau dan pasukannya berhasil membuka gerbang kota.[59]

Pembebasan Kota Murcia

Abdul Aziz bin Musa menuju Kota Murcia. Theodomir (Arab: Tudmir) sejauh ini berhasil mempertahankan kotanya dengan baik walau dengan sedikit prajurit. Beliau memohon seluruh wanita untuk berpakaian baju besi dan mengangkat busur di puncak-puncak benteng mereka. Ini membikin Abdul Aziz mengira bahwa mereka masih berperang melawan pasukan yang sangat banyak.

Berkat siasat itu, Abdul Aziz pun memohon kesepakatan damai dan Theodomir menyetujuinya. Theodomir diperbolehkan tetap menguasai Murcia dengan hukum yang dikuatkannya asalkan membayar pajak tahunan dalam bangun uang, biji-bijian, cuka, madu, minyak, dan anggur[60][61]. Di kesudahan hari, kaum Mulim Al-Andalus menyebut tempat itu Bilad Tudmir (Negeri Tudmir)[62]. Berikut ini adalah akad selang Theodomir dan Kaum Muslim:

"[Tudmir] tidak akan:

  • Memberikan perlindungan untuk buronan dan musuh-musuh kita
  • Mendorong setiap orang yang dilindungi untuk takut untuk kita
  • Menyembunyikan berita tentang musuh-musuh kita"[63]

Pembebasan Kota Merida

Musa bin Nusayr dan pasukannya menuju kota Merida. Ternyata, pasukan Merida sangat kuat dan kaum muslimin tidak mampu menang. Hingga hampir tiba Idul Fitri, pasukan Musa tidak sanggup menembus Merida. Waktu hari raya Idul Fitri, Musa memerintahkan para prajuritnya untuk mewarnai rambut dan janggut mereka dengan warna merah sekadar untuk merayakan Idul Fitri. Pasukan Visigoth yang tidak kenal apa-apa terpesona karena rambut pasukan Musa berubah dibentuk menjadi merah. Musa yang menyadari hal itu segera bertindak cepat. Esoknya, beliau memerintahkan prajuritnya untuk mewarnai rambut mereka dengan warna hitam. Prajurit Visigoth pun terpesona kembali. Mereka berkomentar,

"Kami sudah melihat raja mereka, seorang yang sudah tua, tetapi kesudahan mampu berubah dibentuk menjadi muda lagi. Karenanya ikutilah nasihat kami, bahwa kita wajib pergi untuknya dan memenuhi permintaannya, sebab kita tidak akan sanggup menghadapi orang-orang seperti mereka"

Akhirnya, diadakanlah akad damai seperti yang dilakukan di beberapa kota yang lain. Mereka wajib membayar pajak tahunan seperti kota lain[64].

Menurut David Levering Lewis, cara ini belum berhasil sepenuhnya membikin pasukan Visigoth menyerah. Waktu inilah Julian beserta pasukannya berpura-pura bertindak sebagai bala bantuan. Beliau memohon dibukakan pintu gerbang. Sesudah berhasil masuk ke dalam kota, pasukan Julian menghembuskan kabar bahwa Musa dan pasukannya adalah prajurit dewa yang mampu mengubah penampilan dan umur mereka sesuka hati. Mereka menyuruh pasukan Visigoth untuk menyerah saja. Akhirnya, akad damai pun dibentuk.[65]

Pembebasan Kota Talavera

Pasukan Musa mampir ke kota Talavera untuk memerdekakannya sebelum menuju Zaragoza bersama Thariq[66]

Pembebasan Kota Zaragoza

Kota Zaragoza ini dikenal juga dengan nama Saragossa. Sesudah membuka Kota Merida, Musa memecah pasukannya dibentuk menjadi dua. Abdul Aziz bin Musa melanjutkan perjalanan sementara Musa sendiri berjumpa dengan Thariq di Toledo (pendapat lain mengatakan mereka berjumpa di Kota Talavera, sebelah barat Toledo)[67]. Musa bin Nusayr dan Thariq pun menggabungkan pasukan dan berhasil memerdekakan Zaragoza.[68] Zaragoza pada zaman dahulu adalah pusat Romawi Kuno. Di kota ini, Musa membangun masjid luhur Sarakusta. Waktu ini, masjid Sarakusta sudah diubah dibentuk menjadi Katedral La Seo.[69]

Pembebasan Kota Burgos

Sesudah itu, pasukan menuju Kota Burgos dan bisa diberi keleluasaan dengan mudah. Salah satu desa yang diberi keleluasaannya bernama desa Amaya.[70][71]

Pembebasan Kota Coimbra

Abdul Aziz bin Musa yang membawa cukup banyak pasukan segera menuju kota Coimbra, sekarang aci di Portugal. Kota ini bisa diberi keleluasaan tanpa banyak kesusahan.[72]

Pembebasan Kota Santarem

Sesudah itu, Abdul Aziz bin Musa menuju Santarem. Sama seperti Coimbra, gerbang Santarem pun bisa disingkap dengan mudah.[73] Waktu ini Santarem tidak kekurangan di Portugal.

Pembebasan Kota Mertola

Pasukan Musa menuju Mertola dan berhasil mengalahkan tentara-tentara penjaga kota[74]

Pembebasan Kota Salamanca

Pasukan Musa bin Nusayr menuju Salamanca dan berhasil membuka gerbangnya.[75]

Pembebasan Kota Valencia

Valencia juga bisa diberi keleluasaan sesudah bertarung cukup keras.[76]

Pembebasan Kota Valladolid

Pasukan berkampanye ke arah Valladolid dan mampu membuka gerbang kotanya[77]

Pembebasan Kota Barcelona

Sesudah Zaragoza, Musa dan Thariq menuju Barcelona dan berhasil memerdekakan kota tersebut dengan mudah.[78][79]

Pembebasan Kota Leon

Thariq bin Ziyad dan Musa membagi pasukannya. Thariq memacu kudanya menuju provinsi Leon dan Castile. Beliau memerdekakan kota Leon, Spanyol, sesudah berperang cukup sengit.[80]

Pembebasan Kota Astorga

Sesudah itu, Thariq menuju kota Astorga. Di sini Thariq dengan mudah mampu membuka gerbang kota dan menguasainya.[81]

Pembebasan Kota Oviedo

Musa menuju kota Oviedo yang tidak kekurangan dalam kekuasaan kerajaan Asturias. Tidak memerlukan waktu lama, akibatnya Musa mampu menguasai kota ini.[82]

Pembebasan Kota Gijon

Thariq menuju Kota Gijon dan berhasil memerdekakannya.[83]

Meneruskan Pembebasan

Musa dan Thariq meneruskan pembebasan menuju arah barat Al-Andalus, tetapi nama kota dan urutan yang mereka bebaskan tidak dikenal. Sesudah itu, mereka kembali ke Toledo[84].

Status Kawasan Ceuta

Karena dianggap sudah banyak menolong pasukan Thariq, Julian tetap dibiarkan menguasai Ceuta untuk menghormatinya. Thariq hanya mewajibkannya mengirim pajak tahunan. Kelak, ketika Julian sudah meninggal, kawasan Ceuta baru dimasukkan ke dalam ajang kekhalifahan Islam. Sementara itu, nasib Florinda tidak dikenal[85]

Keadaan Pasca Pembebasan

Politik

Thariq bin Ziyad diangkatkan dibentuk menjadi gubernur Al-Andalus untuk sementara. Beliau bersama Musa bin Nusayr menegakkan hukum Islam di seluruh penjuru Semenanjung Iberia[86]. Para pemimpin yang sudah menandatangani akad damai dengan pasukan Thariq wajib membayar pajak tahunan dan mengakui daya kekhalifahan Islam. Sebagai imbalannya, mereka diizinkan memiliki pemerintahan yang independen. Mereka juga dilindungi seperti warga lainnya.

Thariq juga berusaha menyelesaikan hak-hak yang sebelumnya dirampas oleh Roderick, misalnya seperti kasus Witiza. Witiza adalah penguasa Semenanjung Iberia sebelum Roderick. Namun, pada tahun 710 M, Roderick mengadakan kudeta berdarah terhadap pemerintahan Witiza sehingga beliau terbunuh. Harta-harta Witiza pun banyak yang dierebut. Pada pertempuran Guadalete, pasukan pendukung Witiza yang direkrut oleh Roderick membelot ke Thariq. Pasukan Witiza sepakat akan menolong Thariq dengan imbalan Thariq memberikan hak mereka yang sudah dirampas Roderick, yaitu 3.000 peternakan[87] dan 1.000 desa[88].

Sesudah pertempuran Guadalete berhenti, anak-anak Witiza menemui Thariq dan memohon pelunasan kontraknya. Thariq memohon mereka untuk menemui Musa bin Nusayr di Qayrawan, beliau yang akan menyelesaikan urusan mereka. Thariq pun menolong menuliskan surat rekomendasi untuk Musa tentang kasus tersebut. Sesudah membaca surat Musa dan penuturan anak-anak Witiza, Musa pun mengabulkan hasrat itu. Beliau mengembalikan hak mereka yang sudah dirampas oleh Roderick, yaitu 3.000 peternakan dan 1.000 desa.[89]

Sosial-Ekonomi

Sebelum pembebasan Al-Andalus, Visigoth mempraktekkan Latifundium. Itu adalah sebuah praktek pengolahan tanah yang pekerjanya adalah para budak, mirip seperti industri perkebunan pada zaman sekarang. Menurut David Levering Lewis, ekonomi Visigoth dibangun di atas perbudakan[90]. Sesudah Thariq datang, tanah itu dibagi-bagi ke petani lokal. Sebagian luhur budak juga diberi keleluasaan atau mereka memerdekakan diri mereka sendiri dengan tebusan (pada zaman Visigoth, budak tidak diizinkan menebus diri mereka).

Thariq juga membebankan pajak umum untuk seluruh penduduk, baik beliau Muslim, Nasrani, atau Yahudi. Khusus penduduk Nasrani dan Yahudi, aci pajak personal atau bila mereka tidak mampu, mereka menggantinya dengan mengikuti wajib militer. Pajak ini bertingkat sesuai tingkat profesionalitas mereka. Semakin profesional dan kaya, pajaknya semakin luhur. Selain itu, aci pula kumpulan penduduk bebas sama sekali pajak, mereka adalah:

  • Perempuan
  • Anak-anak
  • Biarawan
  • Orang-orang cacat
  • Orang sakit
  • Pengemis
  • Para budak[91]

Pelayo dari Asturias

Semenanjung Iberia sudah berhenti dikuasai kecuali kawasan Asturias. Aci seorang bangsawan Visigoth yang bernama Pelayo, probabilitas beliau adalah pengawal pribadi Roderick. Pelayo berhasil meloloskan diri dari Pertempuran Guadalete dan menyusun pasukan kembali. Pada suatu hari mereka menyerang pasukan Thariq tetapi tidak berhasil. Pelayo dan pengikutnya terdesak hingga tinggal 30 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Mereka kesudahan menyingkir ke kawasan Covadonga, kawasan yang terjal dan berbukit-bukit. Pasukan Thariq terus mengepung mereka hingga Pelayo dan pengikutnya kelaparan. Mereka hanya mampu makan madu yang mereka kumpulkan dari pohon terdekat.

Pasukan Thariq berpikir tidak perlu mengejar Pelayo lagi karena beliau dan pengikutnya akan mati kelaparan sendiri. Oleh karena itulah, mereka kesudahan meninggalkan Pelayo dan melupakan kejadian itu. Ini adalah kesalahan fatal Pasukan Thariq. Tanpa disangka, Pelayo berhasil bertahan dari kelaparan dan menyusun ulang dayanya kembali. Pelayo membangun Kejaraan Asturias dan dibentuk menjadi cikal bakal daya masa depan yang berhasil mengusir Kaum Muslimin dari Semenanjung Iberia.[92]

Toleransi Agama ala Thariq

Keadaan Pra-Islam

Awalnya, keadaan hubungan antaragama cukup baik di Visigoth. Namun, semua berubah ketika Dewan Toledo Ketujuh mendeklarasikan sebuah dekrit, "Raja tidak akan menoleransi seorang pun yang tidak Katolik dalam kerajaannya"[93]. Bangsa Yahudi dipaksa untuk pindah agama dibentuk menjadi Katolik dan dibentuk menjadi budak sementara Kristen Unitarian dianggap bid'ah oleh kerajaan. Perayaan agama seperti Paskah, pelaksanaan hukum makanan, dan pernikahan agamis dilarang. Akhirnya, ribuan orang Yahudi banyak yang kabur ke Pyrennes di barat daya Prancis. Kaum Yahudi adalah kumpulan yang paling tersiksa, oleh karena itu waktu pasukan Thariq datang, mereka senang karena manfaatnya Visigoth sudah runtuh. Mereka juga menolong Thariq membukakan pintu gerbang kota.[94]

Keadaan Sesudah Pembebasan

Terdapat sebuah akad damai yang banyak membicarakan tentang toleransi agama. Teks ini tertanggal 713 M, disusun oleh Abdul Aziz bin Musa dan Theodomir. Berikut adalah teksnya yang mengadakan komunikasi dengan toleransi agama:

  • "Umat Kristen diperbolehkan untuk tetap mempertahankan gereja-gereja dan biara-biara mereka, demikian pula kaum Yahudi diperbolehkan mempertahankan sinagog-sinagog mereka..."
  • "Komunitas-komunitas Kristen dan Yahudi tetap memegang dan menerapkan hak hukum otonom dalam setiap perselisihan yang tidak melibatkan hak-hak kaum Muslim. Mereka juga mempunyai pemimpin-pemimpin mereka sendiri, uskup-uskup, serta comite (bangsawan yang ditunjuk) untuk mewakili mereka dalam pemerintahan Muslim"[95]
  • "Pengikutnya tidak akan dibunuh atau dibentuk menjadi tawanan..Mereka tidak akan dipaksa dalam hal agama, gereja mereka tidak akan dibakar"[96]

Thariq dan pasukannya berusaha menegakkan toleransi agama dengan maksimal. Kumpulan yang paling senang dengan kebijakan ini adalah Yahudi, mengingat mereka sebelumnya begitu menderita di bawah tekanan Visigoth. Namun, selain Yahudi, kumpulan Nasrani pun menunjukkan ketertarikan yang kuat. David Levering Lewis mengomentari masalah toleransi ini dengan berkata:

"Tradisi kebebasan relatif dalam hal-hal sipil dibentuk menjadi sangat dihormati di Al-Andalus, dengan hasil sangat baik sehingga banyak keturunan aristokrat dan rakyat Katolik mereka segera siap untuk tunduk untuk penguasa muslim sebagaimana orang-orang Yahudi dari Kordoba dan Sevilla"[97]

Perselisihan Thariq dengan Tokoh yang Lain

Perselisihan Thariq-Musa

Kasus Pembebasan Al-Andalus

Sesudah pertempuran Guadalete, Musa mengirim surat untuk Thariq, memohonnya untuk menunda pembebasan hingga beliau tiba ke Al-Andalus. Namun, kali ini Thariq tidak menaati Musa. Pertimbangan Thariq adalah jika beliau menunda pembebasan, maka Visigoth akan berhasil menyusun daya dan menyerang belakang pasukan Thariq. Oleh karena itulah, Thariq tetap melanjutkan pembebasan[98].

Waktu Musa berjumpa Thariq di Toledo, Musa masih ingat masalah tersebut dan dibentuk menjadi sangat marah. Beliau memecut Thariq di depan pasukannya sendiri dan menjebloskannya ke penjara. Namun, Musa segera menyadari bahwa perilakunya ke Thariq sangat berlebihan. Akhirnya, Thariq diberi keleluasaan dan diangkatkan kembali dibentuk menjadi pemimpin pasukan. Kemudian, mereka berdua melanjutkan pembebasan terhadap Al-Andalus.[99]

Kasus Meja Sulaiman

Thariq menemukan Meja Sulaiman di kota Medinat Al-Maida. Namun, Musa memohon Thariq untuk menyerahkan Meja Sulaiman dan seluruh harta rampasan perang untuknya. Thariq pun memotong salah satu kaki meja dan menyembunyikannya. Waktu Musa meminta keterangan soal kaki meja yang hilang, Thariq bicara waktu ditemukan memang sudah seperti itu. Musa pun mengklaim ke Al-Walid bahwa beliau yang menemukan Meja Sulaiman dan harta rampasan yang lain.

Ketika Musa dan Thariq dipanggil ke Damaskus untuk menyerahkan harta rampasan, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (Al-Walid sudah meninggal sebelum sidang kasus Meja Sulaiman dilangsungkan) meminta keterangan mengapa kaki Meja Sulaiman terpotong. Musa bicara memang sudah terpotong seperti itu waktu beliau temukan. Waktu itulah Thariq mengeluarkan kaki meja yang sebelummnya sudah beliau potong. Ini menunjukkan bahwa Thariq-lah sebenarnya yang menemukan Meja Sulaiman. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pun marah dan menghukum Musa.[100]

Perselisihan Thariq-Rughyet

Menurut Alwi Alatas, Thariq sempat berselisih dengan Rughyet. Waktu Thariq sudah kembali ke Damaskus, khalifah Sulaiman bin Abdul Malik memanggil Rughyet untuk memohon gagasannya bagaimana jikalau beliau melanjutkan pengangkatan Thariq dibentuk menjadi gubernur Al-Andalus.

Rughyet menolaknya dan mengatakan bahwa itu terlalu berbahaya, sebab

"Andaikata Thariq memohon rakyat Al-Andalus untuk shalat tidak menghadap Ka'bah, tentulah mereka akan mematuhinya", kata Rughyet.

Rughyet menggambarkan bahwa rakyat Al-Andalus sangat taat terhadap Thariq dan itu mampu membahayakan letak khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Akhirnya, Sulaiman tidak sah mengangkat Thariq kembali dibentuk menjadi gubernur Al-Andalus.

Waktu Thariq mendengar hal ini, beliau menemui Rughyet dan menanyakan argumennya mengapa beliau bicara seperti itu. Rughyet mengatakan beliau membalasnya karena Thariq pernah merampas tawanan milik Rughyet.

"Jika kamu membiarkanku bersama tawananku dan tidak merebutnya, diri sendiri akan membiarkan Al-Andalus aci di tanganmu", kata Rughyet.[101]

Tahun-Tahun Kesudahan Thariq bin Ziyad

Sesudah beberapa waktu dibentuk menjadi gubernur Al-Andalus, Thariq bin Ziyad dipanggil kembali oleh khalifah Al-Walid ke Damaskus. Beliau berangkat bersama Musa bin Nusayr pada September 714 M[102]. Tahun-tahun kesudahan hidup Thariq bin Ziyad masih penuh misteri dan belum dikenal. Beliau wafat tahun 720 M di Damaskus.[103]

Quotes tentang Thariq bin Ziyad

  • "Thariq adalah orang yang pemberani, gagah, lebih mencintai pertempuran dibandingkan harta benda" (Henry Coppee)[104]
  • "Dia (Thariq bin Ziyad) pasti tidak terlalu tua, seorang penunggang kuda yang amat cekatan, dan hampir pasti terlahir sebagai seorang pemimpin" (David Levering Lewis)[105]
  • "Seperti (Julius) Caesar, Thariq adalah seorang petaruh yang mampu mengilhami tentaranya untuk mati berjuang dengan penuh pengabdian melawan gendala yang menakutkan" (David Levering Lewis)[106]

Quotes tentang Pembebasan Al-Andalus

  • "Pada malam kedatangan Islam di benua Eropa, peradaban Eropa hanya -dan memang, tidak lebih dari- sebuah probabilitas...Yang memberi kontrak kebangkitan kembali Eropa justru adalah peradaban baru umat Islam yang ingin ditransfer oleh Thariq bin Ziyad dan beberapa ribu prajurit Berbernya dari Afrika Utara ke Hispania" (David Levering Lewis)[107]
  • "Waktu cahaya kebenaran menyinari Spanyol, realitas otentik negeri ini terungkap dalam alur yang paling terang" (Americo Castro)[108]
  • "Mereka (Visigoth) segera digantikan oleh 'Elang-Elang Arab dan Afrika' yang tidak hanya merebut Semenanjung Iberia dari tangan bangsa Visigoth, tetapi juga mengukir salah satu mozaik terindah dalam peradaban dunia" (Alwi Alatas)[109]

Lihat pula

Pustaka

  1. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  2. ^ Istilah Taric el Tuerto muncul di banyak karya para penulis barat tahun 1800-an, selang lain Washington Irving, Henry Coppee, dan lainnya.
  3. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  4. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Tariq_ibn_Ziyad
  5. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  6. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88-89
  7. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 10-12
  8. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 76
  9. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  10. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  11. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81-82
  12. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  13. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.
  14. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  15. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  16. ^ Lewis, David Levering. The Greatness of Al-Andalus halaman 199
  17. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  18. ^ http://www.jewishencyclopedia.com/articles/9247-kaula-al-yahudi
  19. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 19-21
  20. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 86-87
  21. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  22. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Cartagena,_Spain#Middle_Ages
  23. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  24. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  25. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 90
  26. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 91
  27. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 102
  28. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  29. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 111
  30. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  31. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  32. ^ http://www.ayto-morondelafrontera.org/opencms/opencms/morondelafrontera/content/turi/info/info_historia-y-cultura.html
  33. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  34. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Alcal%C3%A1_de_Guada%C3%ADra#history
  35. ^ http://books.google.co.id/books?id=UB4uSVt3ulUC&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
  36. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Guadalajara,_Castile-La_Mancha#Al-Andalus_foundation
  37. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 113-114
  38. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115-120
  39. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115
  40. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Almu%C3%B1%C3%A9car#Muslim_rule
  41. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  42. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  43. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  44. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 23
  45. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 125
  46. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 202
  47. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  48. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126
  49. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126-130
  50. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  51. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  52. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  53. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  54. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  55. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  56. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  57. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  58. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_the_Muslim_presence_in_the_Iberian_peninsula#Conquest_.28710.E2.80.93756.29
  59. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Sagunto#History
  60. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  61. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131-132
  62. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132
  63. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  64. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132-134
  65. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 204
  66. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Talavera_de_la_Reina#Muslim_conquest
  67. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 206
  68. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  69. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  70. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Burgos#History
  71. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Amaya_(Burgos)
  72. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  73. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  74. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/M%C3%A9rtola#Islamic_rule
  75. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Salamanca#History
  76. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  77. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  78. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  79. ^ Aci legenda yang menyebutkan bahwa Thariq dan Musa berhasil menembus Gunung Pyrennes, Perancis Selatan, dan memerdekakan kota Narbonne, Avignon, dan Lyons. Kesudahan pasukan mereka menuju sungai Rhone. Mereka bertekad akan meneruskan perjalanan hingga ke Gerbang Konstantinopel, membuka Konstantinopel, dan berlangsung hingga ke istana khalifah di Damaskus. Namun, itu tidak sah dilakukan karena khalifah Al-Walid keburu memanggil Thariq dan Musa untuk kembali ke Damaskus. Alwi Alatas menolak cerita ini, katanya, "kecil probabilitas mereka menerapkan itu. Bagaimanapun pasukan Muslimin hanya 25.000 orang sementara kawasan Al-Andalus sudah terlampau luas untuk dikontrol, apalagi penduduknya 4-5 juta orang" (halaman 137)
  80. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  81. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  82. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  83. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Gij%C3%B3n#Middle_Ages_and_Modern_Era
  84. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  85. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139-140
  86. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28
  87. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  88. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 108
  89. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 107-108
  90. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 180
  91. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  92. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28-29
  93. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 183-184
  94. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 184-187
  95. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  96. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  97. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  98. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  99. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 135-136
  100. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 143-144
  101. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 148-149
  102. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 208
  103. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 149
  104. ^ Henry Coppee. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe halaman 343
  105. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 170
  106. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 194
  107. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 172 dan 215
  108. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman VII
  109. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 67

Bacaan lanjutan

  • Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta.
  • Coppee, Henry. 1881. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe. Little Brown & Company: Boston.
  • Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta.
  • Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.

Pranala luar


Sumber :
id.wikipedia.org, diskusi.biz, p2k.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dan lain sebagainya.


Page 2

Thariq bin Ziyad (670[1] - 720) (Bahasa Arab: طارق بن زياد), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto[2] (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Musim panas tahun 711 M (92 H), Thariq bin Ziyad beranjak menuju Al-Andalus. Pada tanggal 29 April 711, pasukan Thariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar bersumber dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang faedahnya Gunung Thariq). Setelah pendaratan, dia memerintahkan bagi membakar semua kapal dan berpidato di hadapan anak buahnya bagi membangkitkan semangat mereka:

أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر...... Tidak aci jalan bagi melarikan diri! Laut di balik kalian, dan musuh di hadapan kalian: Demi Allah, tidak aci yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.

Pasukan Tariq menyerbu wilayah Andalusia dan di musim panas tahun 711 sukses meraih kemenangan yang menentukan atas kerajaan Visigoth, di mana rajanya, Roderick terbunuh pada tanggal 19 Juli 711 dalam pertempuran Guadalete. Setelah itu, Thariq menjadi gubernur wilayah Andalusia sebelum akhir suatu peristiwanya dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah Walid I.

Tahun-tahun Awal

Asal-Usul Thariq bin Ziyad

Asal-usul Thariq tidak dikenal secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Sisa dari pembakaran Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, aci yang menyebutnya sebagai keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm. Aci juga yang menyebutkan Thariq bersumber dari bangsa Vandals. Namun, banyak sejarawan yang menganggap dia keturunan dari bangsa Berber. Menurut Alwi Alatas, Thariq bersumber dari keluarga muslim dan sejak kecil telah dibimbing secara Islam oleh ayahnya pada masa kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya.

Menurut gagasan lain, Thariq bin Ziyad adalah bekas budak Musa bin Nusayr. Musa membebaskannya setelah melihat potensi Thariq, akhir menempatkannya di pasukannya. Mampu berlaku Thariq bin Ziyad sudah tidak kekurangan di pasukan Musa bin Nusayr saat Musa baru tiba di Qayrawan. Namun, saat itu Thariq belum dikenal dengan luas.[3]

Beberapa sejarawan mencatat bahwa Thariq memiliki beberapa versi nama:

  1. Al-Idrisi, geografer Muslim dari ratus tahun ke-12, menyebut nama Thariq dengan Thariq bin Abdullah bin Wanamu al-Zanati
  2. Ibnu Idhari menyebut nama komplit Thariq adalah Thāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Walghū bin Warfajūm bin Nabarghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw
  3. Ibnu Idhari juga menyebut nama komplitnya dengan Tāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Rafhū bin Warfajūm bin Yanzghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw[4]

Ciri-Ciri Thariq

Thariq adalah lelaki dengan kening yang menonjol dan memiliki tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya.[5]

Legenda Kedatangan Thariq

Setidaknya aci dua legenda tentang kedatangan Thariq bin ZIyad ke Al-Andalus. Legenda itu sebagai berikut:

Legenda Wanita Tua

Saat Thariq baru membebaskan Kota Algeciras, aci seorang wanita tua yang menginginkan bagi berjumpa Thariq. Setelah diizinkan oleh Thariq, wanita tua ini menuturknan kisahnya bahwa dia dulu memiliki seorang suami. Suaminya selalu mengatakan bahwa suatu hari nanti, negeri ini akan ditaklukkan oleh seorang jenderal asing. Jenderal ini memiliki kening yang menonjol dan tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya. Mendengar itu, Thariq segera membuka pundak aspek kirinya yang ternyata memang memiliki tanda yang sama seperti yang diistilahkan wanita tersebut. Pasukan Thariq pun kagum[6].

Legenda Istana 27 Gembok

Kerajaan Visigoth memiliki satu istana yang sangat indah di Toledo dan memiliki 27 gembok. Raja-raja sebelumnya selalu berpesan bahwa apapun yang terjadi, istana itu tidak boleh dimasuki satu orang pun. Setiap raja yang baru bahkan menambahkan satu gembok sehingga aci 27 gembok. Saat Roderick naik tahta, dia sangat penasaran dengan isi istana itu. Pada suatu hari, dia membongkar semua gembok yang aci dan memasuki istana itu. Ternyata, di dalam istana itu terdapat sebuah ruangan lagi yang dikunci. Setelah membongkar kunci ruangan itu, Roderick kembali memasuki ruangan yang lebih dalam lagi.

Ternyata di dalam ruangan itu aci sebuah perkamen yang mengandung lukisan orang-orang yang sedang menunggang kuda. Mereka memakai baju yang kasar, penuh abu, memakai sorban di kepalanya, dan pedang mereka melengkung. Di sana juga terdapat sebuah tulisan,

"Kapan pun ruang perlindungan ini dilanggar dan mantra yang terdapat pada guci ini dilanggar, orang-orang yang terlukis pada guci ini akan menyerbu Andalusia, menggulingkan singgasana rajanya, serta menguasai semua negeri"

Roderick ketakutan setelah membaca itu dan meyakini bahwa bencana akan menimpa dirinya.[7]

Persiapan Pembebasan Al-Andalus

Kisah Julian dan Putrinya

Julian adalah penguasa Ceuta. Dia menandatangani kontrak damai dengan Kekhalifahan melintasi Musa bin Nusayr. Julian memiliki seorang putri sangat cantik yang bernama Florinda[8]. Demi hubungan yang adun dengan Visigoth, Florinda dikirim ke istana Roderick bagi berlatih. Roderick tertarik dan bersedia menikahi Florinda, tetapi Florinda menolaknya. Roderick yang marah akhir menghamili Florinda dan mengancamnya supaya dia tak memberitahu siapa-siapa kejadian tersebut. Namun, berkat kecerdasannya, Florinda sukses menyelundupkan sebuah surat ke luar istana Roderick dan mengirimnya ke Julian, ayahnya, memberitahu apa yang terjadi.

Julian sangat marah dan bersumpah bagi menghancurkan Roderick. Dia segera menuju istana Roderick bagi mengambil Florinda. Julian mengarang kisah bahwa istrinya sedang sakit keras dan berkeinginan Florinda aci di samping ibunya bagi menjaganya. Mendengar itu, Roderick pun memohon Florinda pulang bersama ayahnya. Setelah sukses mengamankan Florinda di istana Ceuta, Julian menuju kediaman Musa bin Nusayr, menginginkannya bagi menyerang Visigoth.

Awalnya, Musa menolaknya karena saat itu Semenanjung Iberia belum dikenal di kalangan kaum muslimin. Namun, Julian terus mendesaknya. Akhirnya, Musa menginginkan Julian bagi menyerang Semenanjung Iberia dengan pasukan kecil bagi memperlihatkan keseriusannya. Julian melaksanakan perintah itu. Dia membawa dua kapal dan menyerang Algeciras. Keesokannya, dia sukses pulang dan memperlihatkan harta rampasan perang kepada Musa bin Nusayr dalam banyak yang banyak. Musa pun mempercayai Julian.[9]

Mengirim Surat Kepada Khalifah

Musa segera melakukan usaha cepat dengan mengirimkan surat kepada khalifah Al-Walid di Damaskus, menginginkan izin bagi membebaskan Semenanjung Iberia. Jawaban dari Al-Walid pun datang,

"Berhasratnya kirim dulu pasukan kecil ke negeri itu sehingga mereka mampu menyerangnya dan membawa berita kepadamu tentang apa-apa yang terdapat di negeri tersebut. Hati-hatilah! Jangan hingga kaum muslimin musnah oleh teror dan bahaya lautan."

Musa bin Nusayr mengirim balasannya,

"Ini bukan lautan, tetapi hanya terusan sempit. Pantainya terlihat di kejauhan."

Al-Walid kembali membalas suratnya,

"Tidak apa-apa. Tetaplah kirim pasukan pendahuluan ke sana!"[10]

Pasukan Ekspedisi

Setelah mendapatkan izin dari khalifah, Musa bin Nusayr mengirim pasukan ekspedisi awal ke wilayah Semenanjung Iberia. Pasukan ini dipimpin oleh Tarif bin Malik (Tarif Sisa dari pembakaran Zar'ah bin Malik Al-Mughaferi). Tarif bin Malik memimpin 500 tentara yang di dalamnya aci 100 penunggang kuda. Tarif beranjak dengan menggunakan empat buah kapal. Mereka mendarat di pulau paling selatan Semenanjung Iberia. Kelak, pulau ini akan dinamakan kota Tarifa yang bersumber dari nama Tarif bin Malik.

Tarif segera melaksanakan perintah Musa bin Nusayr bagi menyerang wilayah terdekat dari lokasinya berlabuh. Setelah sukses, Tarif kembali ke Musa bin Nusayr dan membawakan harta rampasan perang yang banyak. Dia juga menyebut negeri itu dengan sebutan Jazirat al-Khadra (pulau yang hijau) bagi menyebut Semenanjung Iberia.[11]

Pembebasan Dimulai

Pasukan Beranjak

Musa bin Nusayr menunjuk Thariq bin Ziyad bagi memimpin pembebasan ini. Thariq membawa 12.000 pasukan yang mayoritasnya adalah bangsa Berber. Hanya 300 orang dari bangsa Arab dan 700 orang dari bangsa Afrika. Julian dari Ceute bertugas sebagai intel dan penunjuk jalan pasukan. Para pasukan pun beranjak dari Ceuta menggunakan kapal Julian bagi menyamar. Pengangkutan pasukan dilakukan secara bolak-balik pada malam hari supaya tidak mencurigakan.[12]

Sesaat sebelum berlabuh, Thariq memutuskan bagi tidur sebentar. Dalam tidurnya, dia bermimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad yang dikelilingi orang-orang Muhajirin dan Anshar. Mereka membawa pedang yang terhunus. Lalu, Nabi Muhammad bersabda kepada Thariq:

"Janganlah gentar, wahai Thariq. Sempurnakan apa yang ditakdirkan bagimu bagi melakukannya!"

Akhir Thariq terbangun dan merasa yakin kemenangan aci di pihaknya. Dia memberitahukan mimpi ini kepada prajurit-prajurit muslim yang aci di kapal bersamanya.[13]

Awalnya Thariq bersedia mendarat di Algeciras tetapi tidak berlaku karena kota itu dikawal oleh pasukan Visigoth. Akhirnya, Thariq dan pasukannya mendarat di Calpe, arah timur Algeciras. Kelak, Calpe diubah namanya menjadi Jabal Al-Fatah (Gunung Kemenangan). Namun, lokasi itu lebih dikenal dengan nama Jabal Tariq atau Gibraltar.

Jenderal Perang

Thariq membawa jenderal-jenderal perang tangguh, yakni:

  1. Tarif bin Malik[14]
  2. Mughyet ar-Rumi[15]. Dia adalah seorang mualaf dari Yunani dan berwarga-negara Romawi (Eropa)[16]
  3. Abdul Malik al-Moafir[17]
  4. Kaula al-Yahudi[18] (bergabung belakangan)

Pembakaran kapal

Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang sukses dikobarkan oleh Thariq dimana dia memerintahkan bagi membakar semua kapal sehingga tidak aci jalan bagi melarikan diri selain berperang habis-habisan melawan musuh hingga meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada. Thariq bin Ziyad merupakan sosok pahlawan yang mampu membawa kejayaan Islam di masanya.

Pidato Thariq bin Ziyad

Menurut P. De Gayangos, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Thomson[19], berikut ini adalah pidato yang disampaikan Thariq bin Ziyad kepada para prajuritnya:

"Ke manakah kalian dapat melarikan diri sementara musuh tidak kekurangan di hadapan dan lautan tidak kekurangan di balik kalian? Demi Allah! Tak aci keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati kalian. Pertimbangkanlah situasi kalian: kalian berdiri di atas pulau ini bagaikan begitu banyak anak-anak yatim terlontar ke dunia; kalian akan segera berjumpa dengan musuh yang kuat mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang kemarahan samudera yang bergejolak, dan mengirimkan prajurit-prajurit yang tak terhitung banyaknya pada kalian, bala tentara baju besi dan dilengkapi dengan segala senjata yang pernah aci.

Apa yang dapat kalian gunakan bagi melawan mereka?

Kalian tak memiliki senjata lain kecuali pedang, tak punya perlengkapan lain kecuali yang telah kalian rampas dari musuh kalian. Oleh karena itu, kalian harus menyerang mereka dengan segera atau jika tidak, maka hasrat kalian bagi menyerah akan tumbuh, angin kemenangan takkan lagi berhembus di pihak kalian, dan barangkali rasa gentar yang bersembunyi di hati musuh-musuh kalian akan berubah menjadi keberanian yang sukar dikekang!

Buanglah segala ketakutan dari hati kalian, percayalah kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah bahwa raja kafir itu tak akan mampu bertahan menghadapi serangkan kita. Dia telah datang bagi menjadikan kita tuan dari kota-kota dan kastil-kastil yang didiaminya, serta menyerahkan pada kita harta karunnya yang tak terhitung banyaknya. Dan jika kalian menangkap peluang yang kini tersedia, maka itu mampu menjadi metode bagi kalian bagi memiliki semua itu, di samping akan menyelamatkan diri kalian dari kematian yang tak terelakkan.

Janganlah berpikir bahwa diri sendiri membebankan tugas kepada kalian sementara diri sendiri sendiri akan lari menghindar, atau diri sendiri menutup-nutupi bahaya yang aci dalam mengemban ekspedisi ini. Tidak! Kalian memang akan menghadapi datangnya masalah luhur, tetapi juga kalian mengetahui bahwa kalian hanya akan menderita sebentar saja. Di kesudahan pertempuran ini kalian akan memungkuti panenan kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah-limpah. Dan jangan bayangkan bahwa sementara diri sendiri bicara ini pada kalian, diri sendiri berniat bagi tidak menerapkannya, sebab hasratku dalam pertempuran ini jauh menjadi lebih hasrat kalian. Apa yang akan diri sendiri lakukan menjadi lebih apa yang akan kalian lakukan. Kalian pastilah telah mendengar kelebihan yang melimpah ruah dari pulau ini, kalian pastilah telah mendengar bagaimana para perawan Yunani, sama rupawannya dengan bidadari, leher mereka berkilau dengan mutiara dan permata tak terbilang banyaknya, tubuh mereka mengenakan tunik terbuat dari sutera-sutera mahal bertabur emas, mereka menunggu kedatangan kalian. Mereka bersandar di atas dipan-dipan empuk di dalam istana-istana mewah para bangsawan dan pangeran bermahkota.

Kalian mengetahui aci bahwa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik telah menentukan kalian seperti begitu banyak pahlawan lain dari kalangan para pemberani. Kalian kenal bahwa bangsawan-bangsawan luhur tanah ini memiliki hasrat luhur bagi menjadikan kalian anak mereka dan mengikat kalian dengan pernikahan, hanya jika kalian menyambut peperangan sebagaimana layaknya orang-orang berani dan pejuang sejati, serta menjadi ksatria yang berani.Kalian mengetahui bahwa rahmat Allah menantikan kalian jika kalian bersedia bagi menegakkan kalimat-Nya dan memproklamirkan dien-Nya di tanah ini.

Dan yang terakhir, tentu saja barang rampasan akan menjadi milik kalian dan kaum Muslim lainnya. Ingatlah baik-baik bahwa Allah Yang Mahaperkasa akan menentukan sesuai akad ini yang terbaik di tengah kalian dan menganugerahinya pahala, adun di dunia ini maupun di kehidupan setealh didunia nanti. Dan ketahuilah diri sendiri akan berbuat demikian juga. Diri sendiri akan menjadi orang pertama yang akan memberi contoh pada kalian dan menerapkan apa yang diri sendiri anjurkan pada kalian. Sebab inilah tujuanku, saat pertemuan dua pasukan ini, bagi menyerang raja Kristen yang lalim itu, Roderic, dan membunuhnya tanganku sendiri! insya Allah.

Saat kalian melihatku berkelahi mati-matian melawannya, seranglah musuh bersamaku. Jika diri sendiri membunuhnya, kemenangan menjadi milik kita. Jika diri sendiri terbunuh sebelum mendekatinya, jangan kalian bersusah payah karena diri sendiri, tetaplah berperang seolah diri sendiri sedang hidup dan tidak kekurangan di tengah kalian, dan ikuti tujuanku, sebab saat mereka melihat rajanya jatuh, pastilah kaum kafir ini akan kocar-kacir. Akan tetapi, jika diri sendiri terbunuh setelah menewaskan raja mereka itu, tunjuklah seseorang di selang kalian yang di dalam dirinya terdapat perpaduan selang keberanian dan pengalaman, serta mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini, dan menindaklanjuti keberhasilan kita.

Jika kalian melaksanakan intruksi-intruksiku, niscaya kita akan menang!"

Syair Thariq bin Ziyad

Menurut Alwi Alatas, Thariq juga mengumandangkan sebuah syair bagi menyemangati pasukannya:

Kita telah mengendarai kapal yang kita

persiapkan bagi penyeberangan kita

Dan Allah berhasrat membeli jiwa, harta,

Dan keluarga kita dengan surga

Sungguh aci bahwa tak aci

Yang begitu kita harapkan di dunia ini

Sebagaimana juga tak penting bagi kita

Bagaimana menjumpai ajal saat memperoleh

Harga yang sedemikian didambakan"[20]

Pembebasan Al-Andalus Tahap Pertama

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilakukan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Pembebasan Kota Cartagena

Kota pertama yang diberi keleluasaan Thariq adalah Cartagena. Kota itu tidak jauh dari Gibraltar[21]. Thariq mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abdul Malik al-Moafir. Setelah sukses diberi keleluasaan, nama kota itu sempat ditukar menjadi Qartayannat al-Halfa[22]

Pembebasan Kota Algeciras

Kota selanjutnya yang diberi keleluasaan Thariq adalah Algeciras. Abdul Malik al-Moafir ditugaskan oleh Thariq menjadi pengawas kota ini sementara Thariq melanjutkan pembebasannya ke kota-kota lain.[23]

Pertempuran dengan Theodomir

Theodomir (Arab: Tudmir) adalah penjaga kerajaan Visigoth aspek selatan. Pasukannya menghadang Thariq dan mereka berperang dengan hebat. Pasukan Theodomir kalah, akhir dia mengirim surat kepada Roderick yang menuturkan bahwa Visigoth telah diserang. Namun, Theodomir sendiri selamat dan kelak dia akan berhadapan dengan pasukan kaum muslimin bagi kedua kalinya[24]

Pertempuran Guadalete

Setelah membaca surat dari Theodomir, Roderick yang saat itu sedang berperang dengan Basque segera membubarkan perangnya dan menuju Kordoba[25]. Di sana Roderick menyusun daya bagi menghadang Thariq. Dia menginginkan pertolongan dari Witiza, para gubernurnya, dan budak-budak yang dia miliki sehingga dia sukses mengumpulkan 40.000-100.000 prajurit[26]. Sementara itu, pasukan Thariq berjumlah 7.000-12.000 prajurit bagi melawan Roderick[27]. Setelah melintasi pertempuran yang sengit, Roderick kalah dan terbunuh. Pertempuran ini dikenal dengan sebutan Pertempuran Guadalete, pertempuran Guadalquivir[28], atau pertempuran Wadi Lakka[29]. Pelayo adalah seorang bangsawan Visigoth yang sukses lolos dari pertempuran Guadalete. Kelak dia bersembunyi di pegunungan, menyusun daya bagi menguasai Al-Andalus kembali, dan sukses menerapkannya 800 tahun akhir.

Pembebasan Kota Sidonia

Musa bin Nusayr mengirim surat kepada Thariq, menginginkannya bagi menunda pembebasan. Dia bersedia pergi ke Semenanjung Iberia dan terlibat langsung dalam pembebasan. Namun, Thariq memiliki pertimbangan lain. Jika pembebasan ditunda, diperkirakan Visigoth akan sukses membangun dayanya kembali. Oleh karena itulah, setelah pertempuran Guadalete beres, Thariq melanjutkan pembebasannya terhadap kota-kota lain. Keliru satunya adalah Sidonia. Di zaman Spanyol modern, kota ini dikenal dengan nama kota Medina-Sidonia. Pembebasan kota ini dibantu oleh orang Yahudi yang sebelumnya ditindas oleh Visigoth. Mereka berlarian membuka pintu gerbang kota bagi menyambut pasukan Thariq bin Ziyad.[30]

Pembebasan Kota Moron

Setelah pembebasan Sidonia, Thariq melanjutkannya ke kota Moron. Sama seperti Sidonia, pembebasan Moron pun dibantu oleh orang Yahudi. Kemudian, Thariq menyerahkan kepemimpinan kota sementara kepada orang-orang Yahudi sementara dia melanjutkan pembebasan[31]. Pada zaman kuno, kota ini bernama Mawror. Di zaman modern, kota Moron berubah nama menjadi Moron de la Frontera[32].

Pembebasan Kota Carmona

Setelah pembebasan Moron, Thariq kembali melaju membebaskan kota Carmona[33].

Pembebasan Kota Alcalá de Guadaíra

Setelah Carmona sukses dibentangkan, Thariq dan pasukannya melaju ke Kota Alcala de Guadaira[34]. Dia juga dapat mengalahkan kota ini dengan sepele.[35]

Pembebasan Kota Guadalajara

Thariq menuju kota Guadalajara dan sukses menembus kota tersebut.[36]

Pembebasan Kota Ecija

Selanjutnya, Thariq membebaskan kota Ecija. Pasukan Thariq sukses menangkap gubernur Ecija dan menawarkan sebuah kesepakatan damai. Kesepakatannya adalah gubernur harus menyerahkan Ecija dan menyerahkan pajak secara rutin. Sebagai imbalannya, dia akan tetap dibiarkan memerintah Ecija.[37]

Pembebasan Kota Kordoba

Thariq mengirim Mughyet ar-Rumi dan 700 pasukan berkuda bagi membebaskan Kordoba. Ternyata, Kordoba dipertahankan oleh 400 tentara yang sangat kuat dan memiliki pasokan cairan yang banyak. Dengan pertempuran sengit, Mughyet sukses menembus benteng kota dan menguasai semua kota. Semua pasukan Kordoba yang tersisa berlindung ke sebuah gereja di barat kota dengan pasokan cairan tak terbatas yang mengalir dari gunung. Setelah mengepung pasukan Kordoba selama 3 bulan, Mughyet mengutus Rabah, seorang dari bangsa Afrika, bagi menyusup ke gereja. Para prajurit Kordoba menangkap Rabah dan bingung mengapa kulitnya hitam, tidak seperti mereka yang putih. Rabah sukses meloloskan diri dengan sebuah siasat dan memberitahu posisi pasokan cairan. Mughyet segera memerintahkan bagi memutus pasokan cairan tersebut. Pasukan Kordoba yang tidak mampu bertahan dari kehausan akhir suatu peristiwanya menerapkan bunuh diri massal dengan membakar gereja lokasi mereka berlindung. Akhirnya, Mughyet sukses membebaskan Kordoba dengan susah payah.[38]

Pembebasan Kota Granada

Pasukan pembebasan Granada diberangkatkan bersamaan dengan pasukan Mughyet. Tanpa memakan waktu lama, Granada pun dapat diberi keleluasaan.[39]

Pembebasan Kota Almunecar

Pasukan Thariq akhir menuju Kota Almunecar. Dia tidak menemui kesusahan berfaedah dalam membuka Almunecar.[40]

Pembebasan Kota Toledo

Thariq dan pasukannya yang lain beranjak menuju Toledo, ibukota Visigoth. Ternyata, Toledo telah kosong dibiarkan lepas sama sekali masyarakatnya. Thariq meninggalkan sedikit pasukannya bagi menjaga Toledo sementara dia melanjutkan pembebasan.[41]

Pembebasan Kota Medinat Al-Maida

Thariq melanjutkan perjalanannya menuju kota Medinat Al-Maida (Kota Meja), yakni kota kecil di dekat Toledo. Medinat Al-Maida adalah nama pemberian kaum Muslimin Al-Andalus, sementara nama asli kota ini tidak dikenal[42]. Di kota ini Thariq dan pasukannya menemukan harta rampasan perang yang banyak sekali. Mereka akhir membawa dan mengumpulkannya bersama harta rampasan perang lain di Toledo. Berikut adalah harta-harta yang ditemukan Thariq:

  1. Meja Sulaiman. Ini adalah meja milik Nabi Sulaiman bin Daud yang konon dicuri dari istananya dan dibawa ke Spanyol
  2. Kitab-kitab kuno Injil, Taurat, dan Zabur berjumlah 21 salinan
  3. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Ibrahim
  4. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Musa
  5. Kitab-kitab kuno pengetahuan pengetahuan dunia, yakni tentang obat-obatan, binatang, dan lainnya
  6. Mahkota-mahkota bertaburan emas dan permata milik raja Visigoth berjumlah 27
  7. Kitab-kitab kuno para filsuf
  8. Perhiasan dan karya seni yang begitu bagus[43][44]

Setelah serentetan pembebasan ini, Thariq dan pasukannya beristirahat di Toledo.

Pembebasan Al-Andalus Tahap Kedua

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilakukan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Kedatangan Musa Bin Nusayr

Musa bin Nusayr datang ke Semenanjung Iberia bersama 18.000 tentara[45] bagi membantu Thariq menerapkan pembebasan. Dia datang pada Ramadhan 93 H (Juni 712 M).[46] Menurut beberapa sumber, Julian dan pasukannya juga turut dalam rombongan ini.[47]

Keikutsertaan Sahabat Nabi

Bersama Musa, datang juga seorang sahabat Nabi Muhammad yang hampir berusia zaman, namanya adalah Sisa dari pembakaran al-Munaizir. Menurut sejarawan Ar-Razi, Sisa dari pembakaran al-Munaizir adalah keliru satu sahabat nabi yang termuda.[48]

Keikutsertaan Tabiin

Selain itu, banyak para tokoh tabiin yang turut. Menurut Alwi Alatas, mereka adalah sebagai berikut:

  1. Hans as-San'ani
  2. Ibnu Rabah al-Lakhmi
  3. Abdullah bin Yazid al-Ma'arefi al-Jobeli
  4. Hayyan ibnu Abi Hoblah
  5. Iyadh bin Uqbah al-Fihri
  6. Habib bin Abi Ubaidah
  7. Abdullah bin Said
  8. Ibnu Shamasah
  9. Al-Mughirah bin Abi Burdah Nashitt bin Kinanah al-Adri
  10. Hayyat bin Reja at-Tamimi.[49]

Pembebasan Kota Seville

Musa bin Nusayr segera bertindak cepat. Dia bersama pasukannya membebaskan kota-kota yang belum sempat diberi keleluasaan oleh Thariq. Dalam waktu yang singkat, Seville sukses diberi keleluasaan[50]. Musa menjadikan kota ini sebagai ibukota Islam.[51]

Pembebasan Kota Niebla

Setelah Seville, Musa melakukan usaha ke kota Niebla. Tanpa mengalami kesusahan, Niebla pun segera diberi keleluasaan.[52]

Pembebasan Kota Faro

Musa kembali melakukan usaha menuju kota Faro. Dengan sepele, kota Faro pun sukses dibentangkan.[53]

Pembebasan Kota Beja

Musa kali ini menuju kota Beja. Kota ini adalah kota garnisum yang dibangun oleh Julius Caesar[54]. Dalam waktu singkat pun kota Beja sukses didiami pasukan Musa.[55]

Pembebasan Kota Malaga

Musa memecah pasukannya. Dia memerintahkan anaknya, Abdul A'la bin Musa, bagi membawa pasukan menuju Malaga. Tanpa kesusahan berfaedah, Abdul A'la sukses membuka kota Malaga.[56]

Pembebasan Kota Evora

Musa memerintahkan Abdul Aziz bin Musa, anaknya yang lain, bagi menuju Kota Evora. Sama seperti sebelumnya, Evora pun sepele bagi diberi keleluasaan.[57]

Pembebasan Kota Jaen

Abdul Aziz bin Musa juga sukses membebaskan Jaen.[58]

Pembebasan Kota Sagunto

Kemudian, Abdul Aziz bin Musa menuju Sagunto. Dia dan pasukannya sukses membuka gerbang kota.[59]

Pembebasan Kota Murcia

Abdul Aziz bin Musa menuju Kota Murcia. Theodomir (Arab: Tudmir) sejauh ini sukses mempertahankan kotanya dengan adun walau dengan sedikit prajurit. Dia menginginkan semua wanita bagi berpakaian baju besi dan mengangkat busur di puncak-puncak benteng mereka. Ini menciptakan Abdul Aziz mengira bahwa mereka sedang berperang melawan pasukan yang sangat banyak.

Berkat siasat itu, Abdul Aziz pun menginginkan kesepakatan damai dan Theodomir menyetujuinya. Theodomir diperbolehkan tetap menguasai Murcia dengan hukum yang dformalkannya asalkan membayar pajak tahunan dalam bentuk uang, biji-bijian, cuka, madu, minyak, dan anggur[60][61]. Di akhir hari, kaum Mulim Al-Andalus menyebut lokasi itu Bilad Tudmir (Negeri Tudmir)[62]. Berikut ini adalah kontrak selang Theodomir dan Kaum Muslim:

"[Tudmir] tidak akan:

  • Memberikan perlindungan bagi buronan dan musuh-musuh kita
  • Mendorong setiap orang yang dilindungi bagi takut kepada kita
  • Menyembunyikan berita tentang musuh-musuh kita"[63]

Pembebasan Kota Merida

Musa bin Nusayr dan pasukannya menuju kota Merida. Ternyata, pasukan Merida sangat kuat dan kaum muslimin tidak mampu menang. Hingga hampir tiba Idul Fitri, pasukan Musa tidak sanggup menembus Merida. Saat hari raya Idul Fitri, Musa memerintahkan para prajuritnya bagi mewarnai rambut dan janggut mereka dengan warna merah sekadar bagi merayakan Idul Fitri. Pasukan Visigoth yang tidak kenal apa-apa terpesona karena rambut pasukan Musa berubah menjadi merah. Musa yang menyadari hal itu segera bertindak cepat. Esoknya, dia memerintahkan prajuritnya bagi mewarnai rambut mereka dengan warna hitam. Prajurit Visigoth pun terpesona kembali. Mereka berkomentar,

"Kami sudah melihat raja mereka, seorang yang sudah tua, tetapi akhir mampu berubah menjadi muda lagi. Karenanya ikutilah segala sesuatu yang diajarkan kami, bahwa kita harus pergi kepadanya dan memenuhi permintaannya, sebab kita tak akan sanggup menghadapi orang-orang seperti mereka"

Akhirnya, diadakanlah kontrak damai seperti yang dilakukan di beberapa kota yang lain. Mereka harus membayar pajak tahunan seperti kota lain[64].

Menurut David Levering Lewis, metode ini belum sukses sepenuhnya menciptakan pasukan Visigoth menyerah. Saat inilah Julian beserta pasukannya berpura-pura bertindak sebagai bala pertolongan. Dia menginginkan dibukakan pintu gerbang. Setelah sukses masuk ke dalam kota, pasukan Julian menghembuskan kabar bahwa Musa dan pasukannya adalah prajurit dewa yang mampu mengubah penampilan dan umur mereka sesuka hati. Mereka menyuruh pasukan Visigoth bagi menyerah saja. Akhirnya, kontrak damai pun dibentuk.[65]

Pembebasan Kota Talavera

Pasukan Musa mampir ke kota Talavera bagi membebaskannya sebelum menuju Zaragoza bersama Thariq[66]

Pembebasan Kota Zaragoza

Kota Zaragoza ini dikenal juga dengan nama Saragossa. Setelah membuka Kota Merida, Musa memecah pasukannya menjadi dua. Abdul Aziz bin Musa melanjutkan perjalanan sementara Musa sendiri berjumpa dengan Thariq di Toledo (pendapat lain mengatakan mereka berjumpa di Kota Talavera, sebelah barat Toledo)[67]. Musa bin Nusayr dan Thariq pun menggabungkan pasukan dan sukses membebaskan Zaragoza.[68] Zaragoza pada zaman dahulu adalah pusat Romawi Kuno. Di kota ini, Musa membangun masjid luhur Sarakusta. Saat ini, masjid Sarakusta telah diubah menjadi Katedral La Seo.[69]

Pembebasan Kota Burgos

Setelah itu, pasukan menuju Kota Burgos dan dapat diberi keleluasaan dengan sepele. Keliru satu desa yang diberi keleluasaannya bernama desa Amaya.[70][71]

Pembebasan Kota Coimbra

Abdul Aziz bin Musa yang membawa cukup banyak pasukan segera menuju kota Coimbra, sekarang aci di Portugal. Kota ini dapat diberi keleluasaan tanpa banyak kesusahan.[72]

Pembebasan Kota Santarem

Setelah itu, Abdul Aziz bin Musa menuju Santarem. Sama seperti Coimbra, gerbang Santarem pun dapat dibentangkan dengan sepele.[73] Saat ini Santarem tidak kekurangan di Portugal.

Pembebasan Kota Mertola

Pasukan Musa menuju Mertola dan sukses mengalahkan tentara-tentara penjaga kota[74]

Pembebasan Kota Salamanca

Pasukan Musa bin Nusayr menuju Salamanca dan sukses membuka gerbangnya.[75]

Pembebasan Kota Valencia

Valencia juga dapat diberi keleluasaan setelah bertarung cukup keras.[76]

Pembebasan Kota Valladolid

Pasukan melakukan usaha ke arah Valladolid dan mampu membuka gerbang kotanya[77]

Pembebasan Kota Barcelona

Setelah Zaragoza, Musa dan Thariq menuju Barcelona dan sukses membebaskan kota tersebut dengan sepele.[78][79]

Pembebasan Kota Leon

Thariq bin Ziyad dan Musa membagi pasukannya. Thariq memacu kudanya menuju provinsi Leon dan Castile. Dia membebaskan kota Leon, Spanyol, setelah berperang cukup sengit.[80]

Pembebasan Kota Astorga

Setelah itu, Thariq menuju kota Astorga. Di sini Thariq dengan sepele mampu membuka gerbang kota dan menguasainya.[81]

Pembebasan Kota Oviedo

Musa menuju kota Oviedo yang tidak kekurangan dalam kekuasaan kerajaan Asturias. Tidak memerlukan waktu lama, akhir suatu peristiwanya Musa mampu menguasai kota ini.[82]

Pembebasan Kota Gijon

Thariq menuju Kota Gijon dan sukses membebaskannya.[83]

Meneruskan Pembebasan

Musa dan Thariq meneruskan pembebasan menuju arah barat Al-Andalus, tetapi nama kota dan urutan yang mereka bebaskan tidak dikenal. Setelah itu, mereka kembali ke Toledo[84].

Status Wilayah Ceuta

Karena dianggap telah banyak membantu pasukan Thariq, Julian tetap dibiarkan menguasai Ceuta bagi menghormatinya. Thariq hanya mewajibkannya mengirim pajak tahunan. Kelak, saat Julian sudah meninggal, wilayah Ceuta baru dibawa masuk ke dalam ajang kekhalifahan Islam. Sementara itu, nasib Florinda tidak dikenal[85]

Kondisi Pasca Pembebasan

Politik

Thariq bin Ziyad dinaikkan menjadi gubernur Al-Andalus bagi sementara. Dia bersama Musa bin Nusayr menegakkan hukum Islam di semua penjuru Semenanjung Iberia[86]. Para pemimpin yang sudah menandatangani kontrak damai dengan pasukan Thariq wajib membayar pajak tahunan dan mengakui daya kekhalifahan Islam. Sebagai imbalannya, mereka diizinkan memiliki pemerintahan yang independen. Mereka juga dilindungi seperti masyarakat lainnya.

Thariq juga berusaha menyelesaikan hak-hak yang sebelumnya dirampas oleh Roderick, misalnya seperti kasus Witiza. Witiza adalah penguasa Semenanjung Iberia sebelum Roderick. Namun, pada tahun 710 M, Roderick mengadakan kudeta berdarah terhadap pemerintahan Witiza sehingga dia terbunuh. Harta-harta Witiza pun banyak yang dierebut. Pada pertempuran Guadalete, pasukan pendukung Witiza yang direkrut oleh Roderick membelot ke Thariq. Pasukan Witiza sepakat akan membantu Thariq dengan imbalan Thariq memberikan hak mereka yang telah dirampas Roderick, yakni 3.000 peternakan[87] dan 1.000 desa[88].

Setelah pertempuran Guadalete beres, anak-anak Witiza menemui Thariq dan menginginkan pelunasan akadnya. Thariq menginginkan mereka bagi menemui Musa bin Nusayr di Qayrawan, dia yang akan menyelesaikan urusan mereka. Thariq pun membantu menuliskan surat rekomendasi kepada Musa tentang kasus tersebut. Setelah membaca surat Musa dan penuturan anak-anak Witiza, Musa pun mengabulkan hasrat itu. Dia mengembalikan hak mereka yang telah dirampas oleh Roderick, yakni 3.000 peternakan dan 1.000 desa.[89]

Sosial-Ekonomi

Sebelum pembebasan Al-Andalus, Visigoth mempraktekkan Latifundium. Itu adalah sebuah praktek pengolahan tanah yang pekerjanya adalah para budak, mirip seperti industri perkebunan pada zaman sekarang. Menurut David Levering Lewis, ekonomi Visigoth dibangun di atas perbudakan[90]. Setelah Thariq datang, tanah itu dibagi-bagi ke petani lokal. Sebagian luhur budak juga diberi keleluasaan atau mereka membebaskan diri mereka sendiri dengan tebusan (pada zaman Visigoth, budak tidak diizinkan menebus diri mereka).

Thariq juga membebankan pajak umum kepada semua masyarakat, adun dia Muslim, Nasrani, atau Yahudi. Khusus masyarakat Nasrani dan Yahudi, aci pajak personal atau jika mereka tidak mampu, mereka menggantinya dengan mengikuti wajib militer. Pajak ini bertajuk sesuai tingkat profesionalitas mereka. Semakin profesional dan kaya, pajaknya semakin luhur. Selain itu, aci pula kumpulan masyarakat lepas sama sekali pajak, mereka adalah:

  • Perempuan
  • Anak-anak
  • Biarawan
  • Orang-orang cacat
  • Orang sakit
  • Pengemis
  • Para budak[91]

Pelayo dari Asturias

Semenanjung Iberia sudah beres didiami kecuali wilayah Asturias. Aci seorang bangsawan Visigoth yang bernama Pelayo, probabilitas dia adalah pengawal pribadi Roderick. Pelayo sukses meloloskan diri dari Pertempuran Guadalete dan menyusun pasukan kembali. Pada suatu hari mereka menyerang pasukan Thariq tetapi tidak sukses. Pelayo dan pengikutnya terdesak hingga tinggal 30 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Mereka akhir menyingkir ke wilayah Covadonga, wilayah yang terjal dan berbukit-bukit. Pasukan Thariq terus mengepung mereka hingga Pelayo dan pengikutnya kelaparan. Mereka hanya mampu makan madu yang mereka kumpulkan dari pohon terdekat.

Pasukan Thariq berpikir tidak perlu mengejar Pelayo lagi karena dia dan pengikutnya akan mati kelaparan sendiri. Oleh karena itulah, mereka akhir meninggalkan Pelayo dan melupakan kejadian itu. Ini adalah kesalahan fatal Pasukan Thariq. Tanpa disangka, Pelayo sukses bertahan dari kelaparan dan menyusun ulang dayanya kembali. Pelayo membangun Kejaraan Asturias dan menjadi cikal bakal daya masa hadapan yang sukses mengusir Kaum Muslimin dari Semenanjung Iberia.[92]

Toleransi Agama ala Thariq

Kondisi Pra-Islam

Awalnya, kondisi hubungan antaragama cukup adun di Visigoth. Namun, semua berubah saat Dewan Toledo Ketujuh mendeklarasikan sebuah dekrit, "Raja tidak akan menoleransi seorang pun yang tidak Katolik dalam kerajaannya"[93]. Bangsa Yahudi dipaksa bagi pindah agama menjadi Katolik dan menjadi budak sementara Kristen Unitarian dianggap bid'ah oleh kerajaan. Perayaan agama seperti Paskah, pelaksanaan hukum konsumsi, dan pernikahan agamis dilarang. Akhirnya, ribuan orang Yahudi banyak yang kabur ke Pyrennes di barat daya Prancis. Kaum Yahudi adalah kumpulan yang paling tersiksa, oleh karena itu saat pasukan Thariq datang, mereka senang karena berfaedah Visigoth telah runtuh. Mereka juga membantu Thariq membukakan pintu gerbang kota.[94]

Kondisi Setelah Pembebasan

Terdapat sebuah kontrak damai yang banyak membicarakan tentang toleransi agama. Teks ini tertanggal 713 M, disusun oleh Abdul Aziz bin Musa dan Theodomir. Berikut adalah teksnya yang berkomunikasi dengan toleransi agama:

  • "Umat Kristen diperbolehkan bagi tetap mempertahankan gereja-gereja dan biara-biara mereka, demikian pula kaum Yahudi diperbolehkan mempertahankan sinagog-sinagog mereka..... ."
  • "Komunitas-komunitas Kristen dan Yahudi tetap memegang dan menerapkan hak hukum otonom dalam setiap perselisihan yang tidak melibatkan hak-hak kaum Muslim. Mereka juga mempunyai pemimpin-pemimpin mereka sendiri, uskup-uskup, serta comite (bangsawan yang ditunjuk) bagi mewakili mereka dalam pemerintahan Muslim"[95]
  • "Pengikutnya tidak akan dibunuh atau menjadi tawanan..Mereka tidak akan dipaksa dalam hal agama, gereja mereka tidak akan dibakar"[96]

Thariq dan pasukannya berusaha menegakkan toleransi agama dengan maksimal. Kumpulan yang paling senang dengan kebijakan ini adalah Yahudi, mengingat mereka sebelumnya begitu menderita di bawah tekanan Visigoth. Namun, selain Yahudi, kumpulan Nasrani pun memperlihatkan ketertarikan yang kuat. David Levering Lewis mengomentari masalah toleransi ini dengan berkata:

"Tradisi kebebasan relatif dalam hal-hal sipil menjadi sangat dihormati di Al-Andalus, dengan hasil sangat adun sehingga banyak keturunan aristokrat dan rakyat Katolik mereka segera siap bagi tunduk kepada penguasa muslim sebagaimana orang-orang Yahudi dari Kordoba dan Sevilla"[97]

Perselisihan Thariq dengan Tokoh yang Lain

Perselisihan Thariq-Musa

Kasus Pembebasan Al-Andalus

Setelah pertempuran Guadalete, Musa mengirim surat kepada Thariq, menginginkannya bagi menunda pembebasan hingga dia tiba ke Al-Andalus. Namun, kali ini Thariq tidak menaati Musa. Pertimbangan Thariq adalah jika dia menunda pembebasan, maka Visigoth akan sukses menyusun daya dan menyerang balik pasukan Thariq. Oleh karena itulah, Thariq tetap melanjutkan pembebasan[98].

Saat Musa berjumpa Thariq di Toledo, Musa sedang ingat masalah tersebut dan menjadi sangat marah. Dia memecut Thariq di hadapan pasukannya sendiri dan menjebloskannya ke penjara. Namun, Musa segera menyadari bahwa perilakunya ke Thariq sangat banyak sekali. Akhirnya, Thariq diberi keleluasaan dan dinaikkan kembali menjadi pemimpin pasukan. Kemudian, mereka berdua melanjutkan pembebasan terhadap Al-Andalus.[99]

Kasus Meja Sulaiman

Thariq menemukan Meja Sulaiman di kota Medinat Al-Maida. Namun, Musa menginginkan Thariq bagi menyerahkan Meja Sulaiman dan semua harta rampasan perang kepadanya. Thariq pun memotong keliru satu kaki meja dan menyembunyikannya. Saat Musa berdiskusi soal kaki meja yang lenyap, Thariq bicara saat ditemukan memang sudah seperti itu. Musa pun mengklaim ke Al-Walid bahwa dia yang menemukan Meja Sulaiman dan harta rampasan yang lain.

Saat Musa dan Thariq dipanggil ke Damaskus bagi menyerahkan harta rampasan, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (Al-Walid sudah meninggal sebelum sidang kasus Meja Sulaiman dilangsungkan) berdiskusi mengapa kaki Meja Sulaiman terpotong. Musa bicara memang sudah terpotong seperti itu saat dia temukan. Saat itulah Thariq mengeluarkan kaki meja yang sebelummnya telah dia potong. Ini memperlihatkan bahwa Thariq-lah sebenarnya yang menemukan Meja Sulaiman. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pun marah dan menghukum Musa.[100]

Perselisihan Thariq-Rughyet

Menurut Alwi Alatas, Thariq sempat berselisih dengan Rughyet. Saat Thariq telah kembali ke Damaskus, khalifah Sulaiman bin Abdul Malik memanggil Rughyet bagi menginginkan gagasannya bagaimana jikalau dia melanjutkan pengangkatan Thariq menjadi gubernur Al-Andalus.

Rughyet menolaknya dan mengatakan bahwa itu terlalu berbahaya, sebab

"Andaikata Thariq menginginkan rakyat Al-Andalus bagi shalat tidak menghadap Ka'bah, tentulah mereka akan mematuhinya", kata Rughyet.

Rughyet menggambarkan bahwa rakyat Al-Andalus sangat taat terhadap Thariq dan itu mampu membahayakan posisi khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Akhirnya, Sulaiman tidak berlaku mengangkat Thariq kembali menjadi gubernur Al-Andalus.

Saat Thariq mendengar hal ini, dia menemui Rughyet dan menanyakan gagasannya mengapa dia bicara seperti itu. Rughyet mengatakan dia membalasnya karena Thariq pernah merampas tawanan milik Rughyet.

"Jika kamu membiarkanku bersama tawananku dan tidak menguasainya, diri sendiri akan membiarkan Al-Andalus aci di tanganmu", kata Rughyet.[101]

Tahun-Tahun Kesudahan Thariq bin Ziyad

Setelah beberapa saat menjadi gubernur Al-Andalus, Thariq bin Ziyad dipanggil kembali oleh khalifah Al-Walid ke Damaskus. Dia beranjak bersama Musa bin Nusayr pada September 714 M[102]. Tahun-tahun kesudahan hidup Thariq bin Ziyad sedang penuh misteri dan belum dikenal. Dia wafat tahun 720 M di Damaskus.[103]

Quotes tentang Thariq bin Ziyad

  • "Thariq adalah orang yang pemberani, gagah, lebih mencintai pertempuran dibandingkan harta benda" (Henry Coppee)[104]
  • "Dia (Thariq bin Ziyad) pasti tidak terlalu tua, seorang penunggang kuda yang amat cekatan, dan hampir pasti terlahir sebagai seorang pemimpin" (David Levering Lewis)[105]
  • "Seperti (Julius) Caesar, Thariq adalah seorang petaruh yang mampu mengilhami tentaranya bagi mati berjuang dengan penuh pengabdian melawan kendala yang menakutkan" (David Levering Lewis)[106]

Quotes tentang Pembebasan Al-Andalus

  • "Pada malam kedatangan Islam di benua Eropa, peradaban Eropa hanya -dan memang, tak lebih dari- sebuah probabilitas...Yang memberi akad kebangkitan kembali Eropa justru adalah peradaban baru umat Islam yang berhasrat ditransfer oleh Thariq bin Ziyad dan beberapa ribu prajurit Berbernya dari Afrika Utara ke Hispania" (David Levering Lewis)[107]
  • "Saat cahaya kebenaran menyinari Spanyol, realitas otentik negeri ini terungkap dalam alur yang paling terang" (Americo Castro)[108]
  • "Mereka (Visigoth) segera ditukarkan oleh 'Elang-Elang Arab dan Afrika' yang tidak hanya menguasai Semenanjung Iberia dari tangan bangsa Visigoth, tetapi juga mengukir keliru satu mozaik terindah dalam peradaban dunia" (Alwi Alatas)[109]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  2. ^ Istilah Taric el Tuerto muncul di banyak karya para penulis barat tahun 1800-an, diantaranya Washington Irving, Henry Coppee, dan lainnya.
  3. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  4. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Tariq_ibn_Ziyad
  5. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  6. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88-89
  7. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 10-12
  8. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 76
  9. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  10. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  11. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81-82
  12. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  13. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.
  14. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  15. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  16. ^ Lewis, David Levering. The Greatness of Al-Andalus halaman 199
  17. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  18. ^ http://www.jewishencyclopedia.com/articles/9247-kaula-al-yahudi
  19. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 19-21
  20. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 86-87
  21. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  22. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Cartagena,_Spain#Middle_Ages
  23. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  24. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  25. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 90
  26. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 91
  27. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 102
  28. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  29. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 111
  30. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  31. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  32. ^ http://www.ayto-morondelafrontera.org/opencms/opencms/morondelafrontera/content/turi/info/info_historia-y-cultura.html
  33. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  34. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Alcal%C3%A1_de_Guada%C3%ADra#history
  35. ^ http://books.google.co.id/books?id=UB4uSVt3ulUC&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
  36. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Guadalajara,_Castile-La_Mancha#Al-Andalus_foundation
  37. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 113-114
  38. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115-120
  39. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115
  40. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Almu%C3%B1%C3%A9car#Muslim_rule
  41. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  42. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  43. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  44. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 23
  45. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 125
  46. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 202
  47. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  48. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126
  49. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126-130
  50. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  51. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  52. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  53. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  54. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  55. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  56. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  57. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  58. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_the_Muslim_presence_in_the_Iberian_peninsula#Conquest_.28710.E2.80.93756.29
  59. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Sagunto#History
  60. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  61. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131-132
  62. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132
  63. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  64. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132-134
  65. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 204
  66. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Talavera_de_la_Reina#Muslim_conquest
  67. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 206
  68. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  69. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  70. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Burgos#History
  71. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Amaya_(Burgos)
  72. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  73. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  74. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/M%C3%A9rtola#Islamic_rule
  75. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Salamanca#History
  76. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  77. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  78. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  79. ^ Aci legenda yang menyebutkan bahwa Thariq dan Musa sukses menembus Gunung Pyrennes, Perancis Selatan, dan membebaskan kota Narbonne, Avignon, dan Lyons. Akhir pasukan mereka menuju sungai Rhone. Mereka bertekad akan meneruskan perjalanan hingga ke Gerbang Konstantinopel, membuka Konstantinopel, dan berjalan hingga ke istana khalifah di Damaskus. Namun, itu tidak berlaku dilakukan karena khalifah Al-Walid keburu memanggil Thariq dan Musa bagi kembali ke Damaskus. Alwi Alatas menolak kisah ini, katanya, "kecil probabilitas mereka menerapkan itu. Bagaimanapun pasukan Muslimin hanya 25.000 orang sementara wilayah Al-Andalus sudah terlampau luas bagi dikontrol, apalagi masyarakatnya 4-5 juta orang" (halaman 137)
  80. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  81. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  82. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  83. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Gij%C3%B3n#Middle_Ages_and_Modern_Era
  84. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  85. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139-140
  86. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28
  87. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  88. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 108
  89. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 107-108
  90. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 180
  91. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  92. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28-29
  93. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 183-184
  94. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 184-187
  95. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  96. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  97. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  98. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  99. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 135-136
  100. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 143-144
  101. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 148-149
  102. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 208
  103. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 149
  104. ^ Henry Coppee. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe halaman 343
  105. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 170
  106. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 194
  107. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 172 dan 215
  108. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman VII
  109. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 67

Bacaan lanjutan

  • Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta.
  • Coppee, Henry. 1881. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe. Little Brown & Company: Boston.
  • Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta.
  • Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.

Tautan luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dan lain sebagainya.


Page 3

Thariq bin Ziyad (670[1] - 720) (Bahasa Arab: طارق بن زياد), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto[2] (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Musim panas tahun 711 M (92 H), Thariq bin Ziyad beranjak menuju Al-Andalus. Pada tanggal 29 April 711, pasukan Thariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar bermula dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang faedahnya Gunung Thariq). Setelah pendaratan, beliau memerintahkan kepada membakar semua kapal dan berpidato di hadapan anak buahnya kepada membangkitkan semangat mereka:

أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر...... Tidak aci jalan kepada melarikan diri! Laut di balik kalian, dan musuh di hadapan kalian: Demi Allah, tidak aci yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.

Pasukan Tariq menyerbu wilayah Andalusia dan di musim panas tahun 711 berhasil meraih kemenangan yang menentukan atas kerajaan Visigoth, di mana rajanya, Roderick terbunuh pada tanggal 19 Juli 711 dalam pertempuran Guadalete. Setelah itu, Thariq menjadi gubernur wilayah Andalusia sebelum berakhir dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah Walid I.

Tahun-tahun Awal

Asal-Usul Thariq bin Ziyad

Asal-usul Thariq tidak diketahui secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Sisa dari pembakaran Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, aci yang mengatakannya sebagai keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm. Aci juga yang menyebutkan Thariq bermula dari bangsa Vandals. Namun, banyak sejarawan yang mengasumsikan dia keturunan dari bangsa Berber. Menurut Alwi Alatas, Thariq bermula dari keluarga muslim dan sejak kecil telah dididik secara Islam oleh ayahnya pada saat kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya.

Menurut gagasan lain, Thariq bin Ziyad adalah bekas budak Musa bin Nusayr. Musa membebaskannya setelah melihat potensi Thariq, akhir menempatkannya di pasukannya. Mampu berlaku Thariq bin Ziyad sudah tidak kekurangan di pasukan Musa bin Nusayr saat Musa baru tiba di Qayrawan. Namun, saat itu Thariq belum dikenal dengan luas.[3]

Sebagian sejarawan mencatat bahwa Thariq memiliki sebagian versi nama:

  1. Al-Idrisi, geografer Muslim dari ratus tahun ke-12, mengatakan nama Thariq dengan Thariq bin Abdullah bin Wanamu al-Zanati
  2. Ibnu Idhari mengatakan nama komplit Thariq adalah Thāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Walghū bin Warfajūm bin Nabarghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw
  3. Ibnu Idhari juga mengatakan nama komplitnya dengan Tāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Rafhū bin Warfajūm bin Yanzghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw[4]

Ciri-Ciri Thariq

Thariq adalah lelaki dengan kening yang menonjol dan memiliki tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya.[5]

Legenda Kedatangan Thariq

Setidaknya aci dua legenda tentang kedatangan Thariq bin ZIyad ke Al-Andalus. Legenda itu sebagai berikut:

Legenda Wanita Tua

Saat Thariq baru membebaskan Kota Algeciras, aci seorang wanita tua yang menginginkan kepada bertemu Thariq. Setelah diizinkan oleh Thariq, wanita tua ini menuturknan kisahnya bahwa beliau dulu memiliki seorang suami. Suaminya selalu mengatakan bahwa sebuah hari nanti, negeri ini akan ditaklukkan oleh seorang jenderal asing. Jenderal ini memiliki kening yang menonjol dan tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya. Mendengar itu, Thariq segera membuka pundak anggota kirinya yang ternyata memang memiliki tanda yang sama seperti yang disebutkan wanita tersebut. Pasukan Thariq pun kagum[6].

Legenda Istana 27 Gembok

Kerajaan Visigoth memiliki satu istana yang paling indah di Toledo dan memiliki 27 gembok. Raja-raja sebelumnya selalu berpesan bahwa apapun yang terjadi, istana itu tidak boleh dimasuki satu orang pun. Setiap raja yang baru bahkan menambahkan satu gembok sehingga aci 27 gembok. Saat Roderick naik tahta, beliau paling penasaran dengan isi istana itu. Pada sebuah hari, beliau membongkar semua gembok yang aci dan memasuki istana itu. Ternyata, di dalam istana itu terdapat sebuah ruangan lagi yang dikunci. Setelah membongkar kunci ruangan itu, Roderick kembali memasuki ruangan yang lebih dalam lagi.

Ternyata di dalam ruangan itu aci sebuah perkamen yang mengandung lukisan orang-orang yang sedang menunggang kuda. Mereka menggunakan baju yang kasar, penuh abu, menggunakan sorban di kepalanya, dan pedang mereka melengkung. Di sana juga terdapat sebuah tulisan,

"Kapan pun ruang perlindungan ini dilanggar dan mantra yang terdapat pada guci ini dilanggar, orang-orang yang terlukis pada guci ini akan menyerbu Andalusia, menggulingkan singgasana rajanya, serta menguasai semua negeri"

Roderick ketakutan setelah membaca itu dan meyakini bahwa bencana akan menimpa dirinya.[7]

Persiapan Pembebasan Al-Andalus

Kisah Julian dan Putrinya

Julian adalah penguasa Ceuta. Dia menandatangani kontrak damai dengan Kekhalifahan melintasi Musa bin Nusayr. Julian memiliki seorang putri paling cantik yang bernama Florinda[8]. Demi hubungan yang adun dengan Visigoth, Florinda dikirim ke istana Roderick kepada berlatih. Roderick tertarik dan ingin menikahi Florinda, tetapi Florinda menolaknya. Roderick yang marah akhir menghamili Florinda dan mengancamnya supaya beliau tidak memberitahu siapa-siapa kejadian tersebut. Namun, berkat kecerdasannya, Florinda berhasil menyelundupkan sebuah surat ke luar istana Roderick dan mengirimnya ke Julian, ayahnya, memberitahu apa yang terjadi.

Julian paling marah dan bersumpah kepada menghancurkan Roderick. Beliau segera menuju istana Roderick kepada mengambil Florinda. Julian mengarang kisah bahwa istrinya sedang sakit keras dan berharap Florinda aci di samping ibunya kepada menjaganya. Mendengar itu, Roderick pun berharap Florinda pulang bersama ayahnya. Setelah berhasil mengamankan Florinda di istana Ceuta, Julian menuju kediaman Musa bin Nusayr, menginginkannya kepada menyerang Visigoth.

Awalnya, Musa menolaknya karena saat itu Semenanjung Iberia belum dikenal di kalangan kaum muslimin. Namun, Julian terus mendesaknya. Akhirnya, Musa menginginkan Julian kepada menyerang Semenanjung Iberia dengan pasukan kecil kepada memperlihatkan keseriusannya. Julian melaksanakan perintah itu. Beliau membawa dua kapal dan menyerang Algeciras. Keesokannya, beliau berhasil pulang dan memperlihatkan harta rampasan perang kepada Musa bin Nusayr dalam banyak yang banyak. Musa pun mempercayai Julian.[9]

Mengirim Surat Kepada Khalifah

Musa segera melakukan usaha cepat dengan mengirimkan surat kepada khalifah Al-Walid di Damaskus, menginginkan izin kepada membebaskan Semenanjung Iberia. Jawaban dari Al-Walid pun datang,

"Akannya kirim dulu pasukan kecil ke negeri itu sehingga mereka mampu menyerangnya dan membawa berita kepadamu tentang apa-apa yang terdapat di negeri tersebut. Hati-hatilah! Jangan sampai kaum muslimin musnah oleh teror dan bahaya lautan."

Musa bin Nusayr mengirim balasannya,

"Ini bukan lautan, tetapi hanya terusan sempit. Pantainya tampak di kejauhan."

Al-Walid kembali membalas suratnya,

"Tidak apa-apa. Tetaplah kirim pasukan pendahuluan ke sana!"[10]

Pasukan Ekspedisi

Setelah mendapatkan izin dari khalifah, Musa bin Nusayr mengirim pasukan ekspedisi awal ke wilayah Semenanjung Iberia. Pasukan ini dipimpin oleh Tarif bin Malik (Tarif Sisa dari pembakaran Zar'ah bin Malik Al-Mughaferi). Tarif bin Malik memimpin 500 tentara yang di dalamnya aci 100 penunggang kuda. Tarif beranjak dengan menggunakan empat buah kapal. Mereka mendarat di pulau paling selatan Semenanjung Iberia. Kelak, pulau ini akan dinamakan kota Tarifa yang bermula dari nama Tarif bin Malik.

Tarif segera melaksanakan perintah Musa bin Nusayr kepada menyerang wilayah terdekat dari lokasinya berlabuh. Setelah berhasil, Tarif kembali ke Musa bin Nusayr dan membawakan harta rampasan perang yang banyak. Beliau juga mengatakan negeri itu dengan sebutan Jazirat al-Khadra (pulau yang hijau) kepada mengatakan Semenanjung Iberia.[11]

Pembebasan Dimulai

Pasukan Beranjak

Musa bin Nusayr menunjuk Thariq bin Ziyad kepada memimpin pembebasan ini. Thariq membawa 12.000 pasukan yang mayoritasnya adalah bangsa Berber. Hanya 300 orang dari bangsa Arab dan 700 orang dari bangsa Afrika. Julian dari Ceute bertugas sebagai intel dan penunjuk jalan pasukan. Para pasukan pun beranjak dari Ceuta menggunakan kapal Julian kepada menyamar. Pengangkutan pasukan dilaksanakan secara bolak-balik pada malam hari supaya tidak mencurigakan.[12]

Sesaat sebelum berlabuh, Thariq memutuskan kepada tidur sebentar. Dalam tidurnya, beliau bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad yang dikelilingi orang-orang Muhajirin dan Anshar. Mereka membawa pedang yang terhunus. Lalu, Nabi Muhammad bersabda kepada Thariq:

"Janganlah gentar, wahai Thariq. Sempurnakan apa yang ditakdirkan bagimu kepada melakukannya!"

Akhir Thariq terbangun dan merasa yakin kemenangan aci di pihaknya. Beliau memberitahukan mimpi ini kepada prajurit-prajurit muslim yang aci di kapal bersamanya.[13]

Awalnya Thariq ingin mendarat di Algeciras tetapi tidak berlaku karena kota itu dikawal oleh pasukan Visigoth. Akhirnya, Thariq dan pasukannya mendarat di Calpe, arah timur Algeciras. Kelak, Calpe diubah namanya menjadi Jabal Al-Fatah (Gunung Kemenangan). Namun, lokasi itu lebih dikenal dengan nama Jabal Tariq atau Gibraltar.

Jenderal Perang

Thariq membawa jenderal-jenderal perang tangguh, yakni:

  1. Tarif bin Malik[14]
  2. Mughyet ar-Rumi[15]. Dia adalah seorang mualaf dari Yunani dan berwarga-negara Romawi (Eropa)[16]
  3. Abdul Malik al-Moafir[17]
  4. Kaula al-Yahudi[18] (bergabung belakangan)

Pembakaran kapal

Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang berhasil dikobarkan oleh Thariq dimana dia memerintahkan kepada membakar semua kapal sehingga tidak aci jalan kepada melarikan diri selain bertempur habis-habisan melawan musuh sampai meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada. Thariq bin Ziyad merupakan sosok pahlawan yang mampu membawa kejayaan Islam di saatnya.

Pidato Thariq bin Ziyad

Menurut P. De Gayangos, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Thomson[19], berikut ini adalah pidato yang disampaikan Thariq bin Ziyad kepada para prajuritnya:

"Ke manakah kalian dapat melarikan diri sementara musuh tidak kekurangan di hadapan dan lautan tidak kekurangan di balik kalian? Demi Allah! Tidak aci keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati kalian. Pertimbangkanlah situasi kalian: kalian berdiri di atas pulau ini bagaikan begitu banyak anak-anak yatim terlontar ke dunia; kalian akan segera bertemu dengan musuh yang kuat mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang kemarahan samudera yang bergejolak, dan mengirimkan prajurit-prajurit yang tidak terhitung banyaknya pada kalian, bala tentara baju besi dan dilengkapi dengan segala senjata yang pernah aci.

Apa yang dapat kalian gunakan kepada melawan mereka?

Kalian tidak memiliki senjata lain kecuali pedang, tidak punya perlengkapan lain kecuali yang telah kalian rampas dari musuh kalian. Oleh karena itu, kalian wajib menyerang mereka dengan segera atau jika tidak, maka hasrat kalian kepada menyerah akan tumbuh, angin kemenangan takkan lagi berhembus di pihak kalian, dan barangkali rasa gentar yang bersembunyi di hati musuh-musuh kalian akan berubah menjadi keberanian yang sukar dikekang!

Buanglah segala ketakutan dari hati kalian, percayalah kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah bahwa raja kafir itu tidak akan mampu bertahan menghadapi serangkan kita. Beliau telah datang kepada menjadikan kita tuan dari kota-kota dan kastil-kastil yang didudukinya, serta menyerahkan pada kita harta karunnya yang tidak terhitung banyaknya. Dan jika kalian menangkap peluang yang sekarang tersedia, maka itu mampu menjadi metode bagi kalian kepada memiliki semua itu, di samping akan menyelamatkan diri kalian dari kematian yang tidak terelakkan.

Janganlah berpikir bahwa diri sendiri membebankan tugas kepada kalian sementara diri sendiri sendiri akan lari menghindar, atau diri sendiri menutup-nutupi bahaya yang aci dalam mengemban ekspedisi ini. Tidak! Kalian memang akan menghadapi datangnya masalah luhur, tetapi juga kalian mengetahui bahwa kalian hanya akan menderita sebentar saja. Di belakang pertempuran ini kalian akan memungkuti panenan kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah-limpah. Dan jangan bayangkan bahwa sementara diri sendiri bicara ini pada kalian, diri sendiri berniat kepada tidak menerapkannya, sebab hasratku dalam pertempuran ini jauh menjadi lebih hasrat kalian. Apa yang akan diri sendiri lakukan menjadi lebih apa yang akan kalian lakukan. Kalian pastilah telah mendengar kelebihan yang melimpah ruah dari pulau ini, kalian pastilah telah mendengar bagaimana para perawan Yunani, sama rupawannya dengan bidadari, leher mereka berkilau dengan mutiara dan permata tidak terbilang banyaknya, tubuh mereka mengenakan tunik terbuat dari sutera-sutera mahal bertabur emas, mereka menunggu kedatangan kalian. Mereka bersandar di atas dipan-dipan empuk di dalam istana-istana mewah para bangsawan dan pangeran bermahkota.

Kalian mengetahui aci bahwa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik telah memilih kalian seperti begitu banyak pahlawan lain dari kalangan para pemberani. Kalian kenal bahwa bangsawan-bangsawan luhur tanah ini memiliki hasrat luhur kepada menjadikan kalian anak mereka dan mengikat kalian dengan pernikahan, hanya jika kalian menyambut peperangan sebagaimana layaknya orang-orang berani dan pejuang sejati, serta menjadi ksatria yang berani.Kalian mengetahui bahwa rahmat Allah menantikan kalian jika kalian bersiap kepada menegakkan kalimat-Nya dan memproklamirkan dien-Nya di tanah ini.

Dan yang terakhir, tentu saja barang rampasan akan menjadi milik kalian dan kaum Muslim lainnya. Ingatlah baik-baik bahwa Allah Yang Mahaperkasa akan memilih sesuai akad ini yang terbaik di tengah kalian dan menganugerahinya pahala, adun di dunia ini maupun di kehidupan setealh didunia nanti. Dan ketahuilah diri sendiri akan berbuat demikian juga. Diri sendiri akan menjadi orang pertama yang akan memberi contoh pada kalian dan menerapkan apa yang diri sendiri anjurkan pada kalian. Sebab inilah tujuanku, saat pertemuan dua pasukan ini, kepada menyerang raja Kristen yang lalim itu, Roderic, dan membunuhnya tanganku sendiri! insya Allah.

Saat kalian melihatku berkelahi mati-matian melawannya, seranglah musuh bersamaku. Jika diri sendiri membunuhnya, kemenangan menjadi milik kita. Jika diri sendiri terbunuh sebelum mendekatinya, jangan kalian bersusah payah karena diri sendiri, tetaplah bertempur seolah diri sendiri sedang hidup dan tidak kekurangan di tengah kalian, dan ikuti tujuanku, sebab saat mereka melihat rajanya jatuh, pastilah kaum kafir ini akan kocar-kacir. Akan tetapi, jika diri sendiri terbunuh setelah menewaskan raja mereka itu, tunjuklah seseorang di selang kalian yang di dalam dirinya terdapat perpaduan selang keberanian dan pengalaman, serta mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini, dan menindaklanjuti keberhasilan kita.

Jika kalian melaksanakan intruksi-intruksiku, niscaya kita akan menang!"

Syair Thariq bin Ziyad

Menurut Alwi Alatas, Thariq juga mengumandangkan sebuah syair kepada menyemangati pasukannya:

Kita telah mengendarai kapal yang kita

persiapkan kepada penyeberangan kita

Dan Allah akan membeli jiwa, harta,

Dan keluarga kita dengan surga

Sungguh aci bahwa tidak aci

Yang begitu kita harapkan di dunia ini

Sebagaimana juga tidak penting bagi kita

Bagaimana menjumpai ajal saat mendapatkan

Harga yang sedemikian didambakan"[20]

Pembebasan Al-Andalus Tahap Pertama

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilaksanakan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Pembebasan Kota Cartagena

Kota pertama yang diberi keleluasaan Thariq adalah Cartagena. Kota itu tidak jauh dari Gibraltar[21]. Thariq mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abdul Malik al-Moafir. Setelah berhasil diberi keleluasaan, nama kota itu sempat ditukar menjadi Qartayannat al-Halfa[22]

Pembebasan Kota Algeciras

Kota selanjutnya yang diberi keleluasaan Thariq adalah Algeciras. Abdul Malik al-Moafir ditugaskan oleh Thariq menjadi pengawas kota ini sementara Thariq melanjutkan pembebasannya ke kota-kota lain.[23]

Pertempuran dengan Theodomir

Theodomir (Arab: Tudmir) adalah penjaga kerajaan Visigoth anggota selatan. Pasukannya menghadang Thariq dan mereka bertempur dengan hebat. Pasukan Theodomir kalah, akhir beliau mengirim surat kepada Roderick yang menuturkan bahwa Visigoth telah diserang. Namun, Theodomir sendiri selamat dan kelak beliau akan berhadapan dengan pasukan kaum muslimin kepada kedua kalinya[24]

Pertempuran Guadalete

Setelah membaca surat dari Theodomir, Roderick yang saat itu sedang berperang dengan Basque segera menghentikan perangnya dan menuju Kordoba[25]. Di sana Roderick menyusun kekuatan kepada menghadang Thariq. Dia menginginkan pertolongan dari Witiza, para gubernurnya, dan budak-budak yang beliau miliki sehingga beliau berhasil mengumpulkan 40.000-100.000 prajurit[26]. Sementara itu, pasukan Thariq berjumlah 7.000-12.000 prajurit kepada melawan Roderick[27]. Setelah melintasi pertempuran yang sengit, Roderick kalah dan terbunuh. Pertempuran ini dikenal dengan sebutan Pertempuran Guadalete, pertempuran Guadalquivir[28], atau pertempuran Wadi Lakka[29]. Pelayo adalah seorang bangsawan Visigoth yang berhasil lolos dari pertempuran Guadalete. Kelak beliau bersembunyi di pegunungan, menyusun kekuatan kepada menguasai Al-Andalus kembali, dan berhasil menerapkannya 800 tahun akhir.

Pembebasan Kota Sidonia

Musa bin Nusayr mengirim surat kepada Thariq, menginginkannya kepada menunda pembebasan. Beliau ingin pergi ke Semenanjung Iberia dan terlibat langsung dalam pembebasan. Namun, Thariq memiliki pertimbangan lain. Jika pembebasan ditunda, diperkirakan Visigoth akan berhasil membangun kekuatannya kembali. Oleh karena itulah, setelah pertempuran Guadalete beres, Thariq melanjutkan pembebasannya terhadap kota-kota lain. Salah satunya adalah Sidonia. Di zaman Spanyol modern, kota ini dikenal dengan nama kota Medina-Sidonia. Pembebasan kota ini dibantu oleh orang Yahudi yang sebelumnya ditindas oleh Visigoth. Mereka berlarian membuka pintu gerbang kota kepada menyambut pasukan Thariq bin Ziyad.[30]

Pembebasan Kota Moron

Setelah pembebasan Sidonia, Thariq melanjutkannya ke kota Moron. Sama seperti Sidonia, pembebasan Moron pun dibantu oleh orang Yahudi. Kemudian, Thariq menyerahkan kepemimpinan kota sementara kepada orang-orang Yahudi sementara beliau melanjutkan pembebasan[31]. Pada zaman kuno, kota ini bernama Mawror. Di zaman modern, kota Moron berubah nama menjadi Moron de la Frontera[32].

Pembebasan Kota Carmona

Setelah pembebasan Moron, Thariq kembali melaju membebaskan kota Carmona[33].

Pembebasan Kota Alcalá de Guadaíra

Setelah Carmona berhasil dibentangkan, Thariq dan pasukannya melaju ke Kota Alcala de Guadaira[34]. Beliau juga dapat mengalahkan kota ini dengan gampang.[35]

Pembebasan Kota Guadalajara

Thariq menuju kota Guadalajara dan berhasil menembus kota tersebut.[36]

Pembebasan Kota Ecija

Selanjutnya, Thariq membebaskan kota Ecija. Pasukan Thariq berhasil menangkap gubernur Ecija dan menawarkan sebuah kesepakatan damai. Kesepakatannya adalah gubernur wajib menyerahkan Ecija dan menyerahkan pajak secara rutin. Sebagai imbalannya, beliau akan tetap dibiarkan memerintah Ecija.[37]

Pembebasan Kota Kordoba

Thariq mengirim Mughyet ar-Rumi dan 700 pasukan berkuda kepada membebaskan Kordoba. Ternyata, Kordoba dipertahankan oleh 400 tentara yang paling kuat dan memiliki pasokan cairan yang banyak. Dengan pertempuran sengit, Mughyet berhasil menembus benteng kota dan menguasai semua kota. Semua pasukan Kordoba yang tersisa berlindung ke sebuah gereja di barat kota dengan pasokan cairan tidak terbatas yang mengalir dari gunung. Setelah mengepung pasukan Kordoba selama 3 bulan, Mughyet mengutus Rabah, seorang dari bangsa Afrika, kepada menyusup ke gereja. Para prajurit Kordoba menangkap Rabah dan bingung mengapa kulitnya hitam, tidak seperti mereka yang putih. Rabah berhasil meloloskan diri dengan sebuah siasat dan memberitahu posisi pasokan cairan. Mughyet segera memerintahkan kepada memutus pasokan cairan tersebut. Pasukan Kordoba yang tidak mampu bertahan dari kehausan berakhir menerapkan bunuh diri massal dengan membakar gereja lokasi mereka berlindung. Akhirnya, Mughyet berhasil membebaskan Kordoba dengan susah payah.[38]

Pembebasan Kota Granada

Pasukan pembebasan Granada diberangkatkan bersamaan dengan pasukan Mughyet. Tanpa memakan waktu lama, Granada pun dapat diberi keleluasaan.[39]

Pembebasan Kota Almunecar

Pasukan Thariq akhir menuju Kota Almunecar. Beliau tidak menemui kesusahan faedahnya dalam membuka Almunecar.[40]

Pembebasan Kota Toledo

Thariq dan pasukannya yang lain beranjak menuju Toledo, ibukota Visigoth. Ternyata, Toledo telah kosong dibiarkan lepas sama sekali masyarakatnya. Thariq meninggalkan sedikit pasukannya kepada menjaga Toledo sementara beliau melanjutkan pembebasan.[41]

Pembebasan Kota Medinat Al-Maida

Thariq melanjutkan perjalanannya menuju kota Medinat Al-Maida (Kota Meja), yaitu kota kecil di dekat Toledo. Medinat Al-Maida adalah nama pemberian kaum Muslimin Al-Andalus, sementara nama asli kota ini tidak diketahui[42]. Di kota ini Thariq dan pasukannya menemukan harta rampasan perang yang banyak sekali. Mereka akhir membawa dan mengumpulkannya bersama harta rampasan perang lain di Toledo. Berikut adalah harta-harta yang ditemukan Thariq:

  1. Meja Sulaiman. Ini adalah meja milik Nabi Sulaiman bin Daud yang konon dicuri dari istananya dan dibawa ke Spanyol
  2. Kitab-kitab kuno Injil, Taurat, dan Zabur berjumlah 21 salinan
  3. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Ibrahim
  4. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Musa
  5. Kitab-kitab kuno pengetahuan pengetahuan dunia, yaitu tentang obat-obatan, binatang, dan lainnya
  6. Mahkota-mahkota bertaburan emas dan permata milik raja Visigoth berjumlah 27
  7. Kitab-kitab kuno para filsuf
  8. Perhiasan dan karya seni yang begitu bagus[43][44]

Setelah serentetan pembebasan ini, Thariq dan pasukannya beristirahat di Toledo.

Pembebasan Al-Andalus Tahap Kedua

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilaksanakan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Kedatangan Musa Bin Nusayr

Musa bin Nusayr datang ke Semenanjung Iberia bersama 18.000 tentara[45] kepada membantu Thariq menerapkan pembebasan. Beliau datang pada Ramadhan 93 H (Juni 712 M).[46] Menurut sebagian sumber, Julian dan pasukannya juga ikut dalam rombongan ini.[47]

Keikutsertaan Sahabat Nabi

Bersama Musa, datang juga seorang sahabat Nabi Muhammad yang hampir berusia zaman, namanya adalah Sisa dari pembakaran al-Munaizir. Menurut sejarawan Ar-Razi, Sisa dari pembakaran al-Munaizir adalah salah satu sahabat nabi yang termuda.[48]

Keikutsertaan Tabiin

Selain itu, banyak para tokoh tabiin yang ikut. Menurut Alwi Alatas, mereka adalah sebagai berikut:

  1. Hans as-San'ani
  2. Ibnu Rabah al-Lakhmi
  3. Abdullah bin Yazid al-Ma'arefi al-Jobeli
  4. Hayyan ibnu Abi Hoblah
  5. Iyadh bin Uqbah al-Fihri
  6. Habib bin Abi Ubaidah
  7. Abdullah bin Said
  8. Ibnu Shamasah
  9. Al-Mughirah bin Abi Burdah Nashitt bin Kinanah al-Adri
  10. Hayyat bin Reja at-Tamimi.[49]

Pembebasan Kota Seville

Musa bin Nusayr segera bertindak cepat. Beliau bersama pasukannya membebaskan kota-kota yang belum sempat diberi keleluasaan oleh Thariq. Dalam waktu yang singkat, Seville berhasil diberi keleluasaan[50]. Musa menjadikan kota ini sebagai ibukota Islam.[51]

Pembebasan Kota Niebla

Setelah Seville, Musa melakukan usaha ke kota Niebla. Tanpa mengalami kesusahan, Niebla pun segera diberi keleluasaan.[52]

Pembebasan Kota Faro

Musa kembali melakukan usaha menuju kota Faro. Dengan gampang, kota Faro pun berhasil dibentangkan.[53]

Pembebasan Kota Beja

Musa kali ini menuju kota Beja. Kota ini adalah kota garnisum yang dibangun oleh Julius Caesar[54]. Dalam waktu singkat pun kota Beja berhasil diduduki pasukan Musa.[55]

Pembebasan Kota Malaga

Musa memecah pasukannya. Beliau memerintahkan anaknya, Abdul A'la bin Musa, kepada membawa pasukan menuju Malaga. Tanpa kesusahan faedahnya, Abdul A'la berhasil membuka kota Malaga.[56]

Pembebasan Kota Evora

Musa memerintahkan Abdul Aziz bin Musa, anaknya yang lain, kepada menuju Kota Evora. Sama seperti sebelumnya, Evora pun gampang kepada diberi keleluasaan.[57]

Pembebasan Kota Jaen

Abdul Aziz bin Musa juga berhasil membebaskan Jaen.[58]

Pembebasan Kota Sagunto

Kemudian, Abdul Aziz bin Musa menuju Sagunto. Beliau dan pasukannya berhasil membuka gerbang kota.[59]

Pembebasan Kota Murcia

Abdul Aziz bin Musa menuju Kota Murcia. Theodomir (Arab: Tudmir) sejauh ini berhasil mempertahankan kotanya dengan adun walau dengan sedikit prajurit. Beliau menginginkan semua wanita kepada berpakaian baju besi dan mengangkat busur di puncak-puncak benteng mereka. Ini menciptakan Abdul Aziz mengira bahwa mereka sedang bertempur melawan pasukan yang banyak sekali.

Berkat siasat itu, Abdul Aziz pun menginginkan kesepakatan damai dan Theodomir menyetujuinya. Theodomir diperbolehkan tetap menguasai Murcia dengan hukum yang diteguhkannya asalkan membayar pajak tahunan dalam bentuk uang, biji-bijian, cuka, madu, minyak, dan anggur[60][61]. Di akhir hari, kaum Mulim Al-Andalus mengatakan lokasi itu Bilad Tudmir (Negeri Tudmir)[62]. Berikut ini adalah kontrak selang Theodomir dan Kaum Muslim:

"[Tudmir] tidak akan:

  • Memberikan perlindungan bagi buronan dan musuh-musuh kita
  • Mendorong setiap orang yang dilindungi kepada takut kepada kita
  • Menyembunyikan berita tentang musuh-musuh kita"[63]

Pembebasan Kota Merida

Musa bin Nusayr dan pasukannya menuju kota Merida. Ternyata, pasukan Merida paling kuat dan kaum muslimin tidak mampu menang. Sampai hampir tiba Idul Fitri, pasukan Musa tidak sanggup menembus Merida. Saat hari raya Idul Fitri, Musa memerintahkan para prajuritnya kepada mewarnai rambut dan janggut mereka dengan warna merah sekadar kepada merayakan Idul Fitri. Pasukan Visigoth yang tidak kenal apa-apa terpesona karena rambut pasukan Musa berubah menjadi merah. Musa yang menyadari hal itu segera bertindak cepat. Esoknya, beliau memerintahkan prajuritnya kepada mewarnai rambut mereka dengan warna hitam. Prajurit Visigoth pun terpesona kembali. Mereka berkomentar,

"Kami sudah melihat raja mereka, seorang yang sudah tua, tetapi akhir mampu berubah menjadi muda lagi. Karenanya ikutilah segala sesuatu yang diajarkan kami, bahwa kita wajib pergi kepadanya dan memenuhi permintaannya, sebab kita tidak akan sanggup menghadapi orang-orang seperti mereka"

Akhirnya, diadakanlah kontrak damai seperti yang dilaksanakan di sebagian kota yang lain. Mereka wajib membayar pajak tahunan seperti kota lain[64].

Menurut David Levering Lewis, metode ini belum berhasil sepenuhnya menciptakan pasukan Visigoth menyerah. Saat inilah Julian beserta pasukannya berpura-pura bertindak sebagai bala pertolongan. Beliau menginginkan dibukakan pintu gerbang. Setelah berhasil masuk ke dalam kota, pasukan Julian menghembuskan kabar bahwa Musa dan pasukannya adalah prajurit dewa yang mampu mengubah penampilan dan umur mereka sesuka hati. Mereka menyuruh pasukan Visigoth kepada menyerah saja. Akhirnya, kontrak damai pun diciptakan.[65]

Pembebasan Kota Talavera

Pasukan Musa mampir ke kota Talavera kepada membebaskannya sebelum menuju Zaragoza bersama Thariq[66]

Pembebasan Kota Zaragoza

Kota Zaragoza ini dikenal juga dengan nama Saragossa. Setelah membuka Kota Merida, Musa memecah pasukannya menjadi dua. Abdul Aziz bin Musa melanjutkan perjalanan sementara Musa sendiri bertemu dengan Thariq di Toledo (pendapat lain mengatakan mereka bertemu di Kota Talavera, sebelah barat Toledo)[67]. Musa bin Nusayr dan Thariq pun menggabungkan pasukan dan berhasil membebaskan Zaragoza.[68] Zaragoza pada zaman dahulu adalah pusat Romawi Kuno. Di kota ini, Musa membangun masjid luhur Sarakusta. Saat ini, masjid Sarakusta telah diubah menjadi Katedral La Seo.[69]

Pembebasan Kota Burgos

Setelah itu, pasukan menuju Kota Burgos dan dapat diberi keleluasaan dengan gampang. Salah satu desa yang diberi keleluasaannya bernama desa Amaya.[70][71]

Pembebasan Kota Coimbra

Abdul Aziz bin Musa yang membawa cukup banyak pasukan segera menuju kota Coimbra, sekarang aci di Portugal. Kota ini dapat diberi keleluasaan tanpa banyak kesusahan.[72]

Pembebasan Kota Santarem

Setelah itu, Abdul Aziz bin Musa menuju Santarem. Sama seperti Coimbra, gerbang Santarem pun dapat dibentangkan dengan gampang.[73] Saat ini Santarem tidak kekurangan di Portugal.

Pembebasan Kota Mertola

Pasukan Musa menuju Mertola dan berhasil mengalahkan tentara-tentara penjaga kota[74]

Pembebasan Kota Salamanca

Pasukan Musa bin Nusayr menuju Salamanca dan berhasil membuka gerbangnya.[75]

Pembebasan Kota Valencia

Valencia juga dapat diberi keleluasaan setelah bertarung cukup keras.[76]

Pembebasan Kota Valladolid

Pasukan melakukan usaha ke arah Valladolid dan mampu membuka gerbang kotanya[77]

Pembebasan Kota Barcelona

Setelah Zaragoza, Musa dan Thariq menuju Barcelona dan berhasil membebaskan kota tersebut dengan gampang.[78][79]

Pembebasan Kota Leon

Thariq bin Ziyad dan Musa membagi pasukannya. Thariq memacu kudanya menuju provinsi Leon dan Castile. Beliau membebaskan kota Leon, Spanyol, setelah bertempur cukup sengit.[80]

Pembebasan Kota Astorga

Setelah itu, Thariq menuju kota Astorga. Di sini Thariq dengan gampang mampu membuka gerbang kota dan menguasainya.[81]

Pembebasan Kota Oviedo

Musa menuju kota Oviedo yang tidak kekurangan dalam kekuasaan kerajaan Asturias. Tidak memerlukan waktu lama, berakhir Musa mampu menguasai kota ini.[82]

Pembebasan Kota Gijon

Thariq menuju Kota Gijon dan berhasil membebaskannya.[83]

Meneruskan Pembebasan

Musa dan Thariq meneruskan pembebasan menuju arah barat Al-Andalus, tetapi nama kota dan urutan yang mereka bebaskan tidak diketahui. Setelah itu, mereka kembali ke Toledo[84].

Status Wilayah Ceuta

Karena dianggap telah banyak membantu pasukan Thariq, Julian tetap dibiarkan menguasai Ceuta kepada menghormatinya. Thariq hanya mewajibkannya mengirim pajak tahunan. Kelak, saat Julian sudah meninggal, wilayah Ceuta baru dibawa masuk ke dalam lahan kekhalifahan Islam. Sementara itu, nasib Florinda tidak diketahui[85]

Keadaan Pasca Pembebasan

Politik

Thariq bin Ziyad dinaikkan menjadi gubernur Al-Andalus kepada sementara. Beliau bersama Musa bin Nusayr menegakkan hukum Islam di semua penjuru Semenanjung Iberia[86]. Para pemimpin yang sudah menandatangani kontrak damai dengan pasukan Thariq wajib membayar pajak tahunan dan mengakui kekuatan kekhalifahan Islam. Sebagai imbalannya, mereka diizinkan memiliki pemerintahan yang independen. Mereka juga dilindungi seperti warga lainnya.

Thariq juga berusaha menyelesaikan hak-hak yang sebelumnya dirampas oleh Roderick, contohnya seperti kasus Witiza. Witiza adalah penguasa Semenanjung Iberia sebelum Roderick. Namun, pada tahun 710 M, Roderick mengadakan kudeta berdarah terhadap pemerintahan Witiza sehingga beliau terbunuh. Harta-harta Witiza pun banyak yang dierebut. Pada pertempuran Guadalete, pasukan pendukung Witiza yang direkrut oleh Roderick membelot ke Thariq. Pasukan Witiza sepakat akan membantu Thariq dengan imbalan Thariq memberikan hak mereka yang telah dirampas Roderick, yaitu 3.000 peternakan[87] dan 1.000 desa[88].

Setelah pertempuran Guadalete beres, anak-anak Witiza menemui Thariq dan menginginkan pelunasan akadnya. Thariq menginginkan mereka kepada menemui Musa bin Nusayr di Qayrawan, beliau yang akan menyelesaikan urusan mereka. Thariq pun membantu menuliskan surat rekomendasi kepada Musa tentang kasus tersebut. Setelah membaca surat Musa dan penuturan anak-anak Witiza, Musa pun mengabulkan hasrat itu. Beliau mengembalikan hak mereka yang telah dirampas oleh Roderick, yaitu 3.000 peternakan dan 1.000 desa.[89]

Sosial-Ekonomi

Sebelum pembebasan Al-Andalus, Visigoth mempraktekkan Latifundium. Itu adalah sebuah praktek pengolahan tanah yang pekerjanya adalah para budak, menyerupai seperti industri perkebunan pada zaman sekarang. Menurut David Levering Lewis, ekonomi Visigoth dibangun di atas perbudakan[90]. Setelah Thariq datang, tanah itu dibagi-bagi ke petani lokal. Sebagian luhur budak juga diberi keleluasaan atau mereka membebaskan diri mereka sendiri dengan tebusan (pada zaman Visigoth, budak tidak diizinkan menebus diri mereka).

Thariq juga membebankan pajak umum kepada semua masyarakat, adun beliau Muslim, Nasrani, atau Yahudi. Khusus masyarakat Nasrani dan Yahudi, aci pajak personal atau jika mereka tidak mampu, mereka menggantinya dengan mengikuti wajib militer. Pajak ini bertingkat sesuai tingkat profesionalitas mereka. Semakin profesional dan kaya, pajaknya semakin luhur. Selain itu, aci pula kumpulan masyarakat lepas sama sekali pajak, mereka adalah:

  • Perempuan
  • Anak-anak
  • Biarawan
  • Orang-orang cacat
  • Orang sakit
  • Pengemis
  • Para budak[91]

Pelayo dari Asturias

Semenanjung Iberia sudah beres diduduki kecuali wilayah Asturias. Aci seorang bangsawan Visigoth yang bernama Pelayo, kemungkinan beliau adalah pengawal pribadi Roderick. Pelayo berhasil meloloskan diri dari Pertempuran Guadalete dan menyusun pasukan kembali. Pada sebuah hari mereka menyerang pasukan Thariq tetapi tidak berhasil. Pelayo dan pengikutnya terdesak hingga tinggal 30 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Mereka akhir menyingkir ke wilayah Covadonga, wilayah yang terjal dan berbukit-bukit. Pasukan Thariq terus mengepung mereka sampai Pelayo dan pengikutnya kelaparan. Mereka hanya mampu makan madu yang mereka kumpulkan dari pohon terdekat.

Pasukan Thariq berpikir tidak perlu mengejar Pelayo lagi karena beliau dan pengikutnya akan mati kelaparan sendiri. Oleh karena itulah, mereka akhir meninggalkan Pelayo dan melupakan kejadian itu. Ini adalah kesalahan fatal Pasukan Thariq. Tanpa disangka, Pelayo berhasil bertahan dari kelaparan dan menyusun ulang kekuatannya kembali. Pelayo membangun Kejaraan Asturias dan menjadi cikal bakal kekuatan saat hadapan yang berhasil mengusir Kaum Muslimin dari Semenanjung Iberia.[92]

Toleransi Agama ala Thariq

Keadaan Pra-Islam

Awalnya, keadaan hubungan antaragama cukup adun di Visigoth. Namun, semua berubah saat Dewan Toledo Ketujuh mendeklarasikan sebuah dekrit, "Raja tidak akan menoleransi seorang pun yang tidak Katolik dalam kerajaannya"[93]. Bangsa Yahudi dipaksa kepada pindah agama menjadi Katolik dan menjadi budak sementara Kristen Unitarian dianggap bid'ah oleh kerajaan. Perayaan agama seperti Paskah, pelaksanaan hukum konsumsi, dan pernikahan agamis dilarang. Akhirnya, ribuan orang Yahudi banyak yang kabur ke Pyrennes di barat daya Prancis. Kaum Yahudi adalah kumpulan yang paling tersiksa, oleh karena itu saat pasukan Thariq datang, mereka senang karena faedahnya Visigoth telah runtuh. Mereka juga membantu Thariq membukakan pintu gerbang kota.[94]

Keadaan Setelah Pembebasan

Terdapat sebuah kontrak damai yang banyak membicarakan tentang toleransi agama. Teks ini tertanggal 713 M, disusun oleh Abdul Aziz bin Musa dan Theodomir. Berikut adalah teksnya yang berkomunikasi dengan toleransi agama:

  • "Umat Kristen diperbolehkan kepada tetap mempertahankan gereja-gereja dan biara-biara mereka, demikian pula kaum Yahudi diperbolehkan mempertahankan sinagog-sinagog mereka..... ."
  • "Komunitas-komunitas Kristen dan Yahudi tetap memegang dan menerapkan hak hukum otonom dalam setiap perselisihan yang tidak melibatkan hak-hak kaum Muslim. Mereka juga memiliki pemimpin-pemimpin mereka sendiri, uskup-uskup, serta comite (bangsawan yang ditunjuk) kepada mewakili mereka dalam pemerintahan Muslim"[95]
  • "Pengikutnya tidak akan dibunuh atau menjadi tawanan..Mereka tidak akan dipaksa dalam hal agama, gereja mereka tidak akan dibakar"[96]

Thariq dan pasukannya berusaha menegakkan toleransi agama dengan maksimal. Kumpulan yang paling senang dengan kebijakan ini adalah Yahudi, mengingat mereka sebelumnya begitu menderita di bawah tekanan Visigoth. Namun, selain Yahudi, kumpulan Nasrani pun memperlihatkan ketertarikan yang kuat. David Levering Lewis mengomentari masalah toleransi ini dengan berkata:

"Tradisi kebebasan relatif dalam hal-hal sipil menjadi paling dihormati di Al-Andalus, dengan hasil paling adun sehingga banyak keturunan aristokrat dan rakyat Katolik mereka segera siap kepada tunduk kepada penguasa muslim sebagaimana orang-orang Yahudi dari Kordoba dan Sevilla"[97]

Perselisihan Thariq dengan Tokoh yang Lain

Perselisihan Thariq-Musa

Kasus Pembebasan Al-Andalus

Setelah pertempuran Guadalete, Musa mengirim surat kepada Thariq, menginginkannya kepada menunda pembebasan sampai beliau tiba ke Al-Andalus. Namun, kali ini Thariq tidak menaati Musa. Pertimbangan Thariq adalah jika beliau menunda pembebasan, maka Visigoth akan berhasil menyusun kekuatan dan menyerang balik pasukan Thariq. Oleh karena itulah, Thariq tetap melanjutkan pembebasan[98].

Saat Musa bertemu Thariq di Toledo, Musa sedang ingat masalah tersebut dan menjadi paling marah. Beliau memecut Thariq di hadapan pasukannya sendiri dan menjebloskannya ke penjara. Namun, Musa segera menyadari bahwa perilakunya ke Thariq paling banyak sekali. Akhirnya, Thariq diberi keleluasaan dan dinaikkan kembali menjadi pemimpin pasukan. Kemudian, mereka berdua melanjutkan pembebasan terhadap Al-Andalus.[99]

Kasus Meja Sulaiman

Thariq menemukan Meja Sulaiman di kota Medinat Al-Maida. Namun, Musa menginginkan Thariq kepada menyerahkan Meja Sulaiman dan semua harta rampasan perang kepadanya. Thariq pun memotong salah satu kaki meja dan menyembunyikannya. Saat Musa berdiskusi soal kaki meja yang hilang, Thariq bicara saat ditemukan memang sudah seperti itu. Musa pun mengklaim ke Al-Walid bahwa beliau yang menemukan Meja Sulaiman dan harta rampasan yang lain.

Saat Musa dan Thariq dipanggil ke Damaskus kepada menyerahkan harta rampasan, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (Al-Walid sudah meninggal sebelum sidang kasus Meja Sulaiman dilangsungkan) berdiskusi mengapa kaki Meja Sulaiman terpotong. Musa bicara memang sudah terpotong seperti itu saat beliau temukan. Saat itulah Thariq mengeluarkan kaki meja yang sebelummnya telah beliau potong. Ini memperlihatkan bahwa Thariq-lah sebenarnya yang menemukan Meja Sulaiman. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pun marah dan menghukum Musa.[100]

Perselisihan Thariq-Rughyet

Menurut Alwi Alatas, Thariq sempat berselisih dengan Rughyet. Saat Thariq telah kembali ke Damaskus, khalifah Sulaiman bin Abdul Malik memanggil Rughyet kepada menginginkan gagasannya bagaimana jikalau beliau melanjutkan pengangkatan Thariq menjadi gubernur Al-Andalus.

Rughyet menolaknya dan mengatakan bahwa itu terlalu berbahaya, sebab

"Andaikata Thariq menginginkan rakyat Al-Andalus kepada shalat tidak menghadap Ka'bah, tentulah mereka akan mematuhinya", kata Rughyet.

Rughyet menggambarkan bahwa rakyat Al-Andalus paling taat terhadap Thariq dan itu mampu membahayakan posisi khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Akhirnya, Sulaiman tidak berlaku mengangkat Thariq kembali menjadi gubernur Al-Andalus.

Saat Thariq mendengar hal ini, beliau menemui Rughyet dan menanyakan gagasannya mengapa beliau bicara seperti itu. Rughyet mengatakan beliau membalasnya karena Thariq pernah merampas tawanan milik Rughyet.

"Jika kamu membiarkanku bersama tawananku dan tidak menguasainya, diri sendiri akan membiarkan Al-Andalus aci di tanganmu", kata Rughyet.[101]

Tahun-Tahun Belakang Thariq bin Ziyad

Setelah sebagian saat menjadi gubernur Al-Andalus, Thariq bin Ziyad dipanggil kembali oleh khalifah Al-Walid ke Damaskus. Beliau beranjak bersama Musa bin Nusayr pada September 714 M[102]. Tahun-tahun belakang hidup Thariq bin Ziyad sedang penuh misteri dan belum diketahui. Beliau wafat tahun 720 M di Damaskus.[103]

Quotes tentang Thariq bin Ziyad

  • "Thariq adalah orang yang pemberani, gagah, lebih mencintai pertempuran dibandingkan harta benda" (Henry Coppee)[104]
  • "Dia (Thariq bin Ziyad) pasti tidak terlalu tua, seorang penunggang kuda yang amat cekatan, dan hampir pasti terlahir sebagai seorang pemimpin" (David Levering Lewis)[105]
  • "Seperti (Julius) Caesar, Thariq adalah seorang petaruh yang mampu mengilhami tentaranya kepada mati berjuang dengan penuh pengabdian melawan rintangan yang menakutkan" (David Levering Lewis)[106]

Quotes tentang Pembebasan Al-Andalus

  • "Pada malam kedatangan Islam di benua Eropa, peradaban Eropa hanya -dan memang, tidak lebih dari- sebuah kemungkinan...Yang memberi akad kebangkitan kembali Eropa justru adalah peradaban baru umat Islam yang akan ditransfer oleh Thariq bin Ziyad dan sebagian ribu prajurit Berbernya dari Afrika Utara ke Hispania" (David Levering Lewis)[107]
  • "Saat cahaya kebenaran menyinari Spanyol, realitas otentik negeri ini terungkap dalam alur yang paling terang" (Americo Castro)[108]
  • "Mereka (Visigoth) segera digantikan oleh 'Elang-Elang Arab dan Afrika' yang tidak hanya menguasai Semenanjung Iberia dari tangan bangsa Visigoth, tetapi juga mengukir salah satu mozaik terindah dalam peradaban dunia" (Alwi Alatas)[109]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  2. ^ Istilah Taric el Tuerto muncul di banyak karya para penulis barat tahun 1800-an, diantaranya Washington Irving, Henry Coppee, dan lainnya.
  3. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  4. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Tariq_ibn_Ziyad
  5. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  6. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88-89
  7. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 10-12
  8. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 76
  9. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  10. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  11. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81-82
  12. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  13. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.
  14. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  15. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  16. ^ Lewis, David Levering. The Greatness of Al-Andalus halaman 199
  17. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  18. ^ http://www.jewishencyclopedia.com/articles/9247-kaula-al-yahudi
  19. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 19-21
  20. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 86-87
  21. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  22. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Cartagena,_Spain#Middle_Ages
  23. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  24. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  25. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 90
  26. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 91
  27. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 102
  28. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  29. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 111
  30. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  31. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  32. ^ http://www.ayto-morondelafrontera.org/opencms/opencms/morondelafrontera/content/turi/info/info_historia-y-cultura.html
  33. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  34. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Alcal%C3%A1_de_Guada%C3%ADra#history
  35. ^ http://books.google.co.id/books?id=UB4uSVt3ulUC&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
  36. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Guadalajara,_Castile-La_Mancha#Al-Andalus_foundation
  37. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 113-114
  38. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115-120
  39. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115
  40. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Almu%C3%B1%C3%A9car#Muslim_rule
  41. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  42. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  43. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  44. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 23
  45. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 125
  46. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 202
  47. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  48. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126
  49. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126-130
  50. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  51. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  52. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  53. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  54. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  55. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  56. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  57. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  58. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_the_Muslim_presence_in_the_Iberian_peninsula#Conquest_.28710.E2.80.93756.29
  59. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Sagunto#History
  60. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  61. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131-132
  62. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132
  63. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  64. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132-134
  65. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 204
  66. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Talavera_de_la_Reina#Muslim_conquest
  67. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 206
  68. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  69. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  70. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Burgos#History
  71. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Amaya_(Burgos)
  72. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  73. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  74. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/M%C3%A9rtola#Islamic_rule
  75. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Salamanca#History
  76. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  77. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  78. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  79. ^ Aci legenda yang menyebutkan bahwa Thariq dan Musa berhasil menembus Gunung Pyrennes, Perancis Selatan, dan membebaskan kota Narbonne, Avignon, dan Lyons. Akhir pasukan mereka menuju sungai Rhone. Mereka bertekad akan meneruskan perjalanan sampai ke Gerbang Konstantinopel, membuka Konstantinopel, dan berjalan sampai ke istana khalifah di Damaskus. Namun, itu tidak berlaku dilaksanakan karena khalifah Al-Walid keburu memanggil Thariq dan Musa kepada kembali ke Damaskus. Alwi Alatas menolak kisah ini, katanya, "kecil kemungkinan mereka menerapkan itu. Bagaimanapun pasukan Muslimin hanya 25.000 orang sementara wilayah Al-Andalus sudah terlampau luas kepada dikontrol, apalagi masyarakatnya 4-5 juta orang" (halaman 137)
  80. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  81. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  82. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  83. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Gij%C3%B3n#Middle_Ages_and_Modern_Era
  84. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  85. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139-140
  86. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28
  87. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  88. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 108
  89. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 107-108
  90. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 180
  91. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  92. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28-29
  93. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 183-184
  94. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 184-187
  95. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  96. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  97. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  98. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  99. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 135-136
  100. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 143-144
  101. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 148-149
  102. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 208
  103. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 149
  104. ^ Henry Coppee. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe halaman 343
  105. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 170
  106. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 194
  107. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 172 dan 215
  108. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman VII
  109. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 67

Bacaan lanjutan

  • Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta.
  • Coppee, Henry. 1881. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe. Little Brown & Company: Boston.
  • Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta.
  • Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.

Tautan luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dan lain sebagainya.


Page 4

Thariq bin Ziyad (670[1] - 720) (Bahasa Arab: طارق بن زياد), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto[2] (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Musim panas tahun 711 M (92 H), Thariq bin Ziyad beranjak menuju Al-Andalus. Pada tanggal 29 April 711, pasukan Thariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar bersumber dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang faedahnya Gunung Thariq). Setelah pendaratan, dia memerintahkan kepada membakar semua kapal dan berpidato di hadapan anak buahnya kepada membangkitkan semangat mereka:

أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر...... Tidak aci jalan kepada melarikan diri! Laut di balik kalian, dan musuh di hadapan kalian: Demi Allah, tidak aci yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.

Pasukan Tariq menyerbu wilayah Andalusia dan di musim panas tahun 711 sukses meraih kemenangan yang menentukan atas kerajaan Visigoth, di mana rajanya, Roderick terbunuh pada tanggal 19 Juli 711 dalam pertempuran Guadalete. Setelah itu, Thariq menjadi gubernur wilayah Andalusia sebelum beres dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah Walid I.

Tahun-tahun Awal

Asal-Usul Thariq bin Ziyad

Asal-usul Thariq tidak dikenal secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Sisa dari pembakaran Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, aci yang menyebutnya sebagai keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm. Aci juga yang menyebutkan Thariq bersumber dari bangsa Vandals. Namun, banyak sejarawan yang menganggap dia keturunan dari bangsa Berber. Menurut Alwi Alatas, Thariq bersumber dari keluarga muslim dan sejak kecil telah dibimbing secara Islam oleh ayahnya pada masa kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya.

Menurut gagasan lain, Thariq bin Ziyad adalah bekas budak Musa bin Nusayr. Musa membebaskannya setelah melihat potensi Thariq, akhir menempatkannya di pasukannya. Mampu berlaku Thariq bin Ziyad sudah tidak kekurangan di pasukan Musa bin Nusayr saat Musa baru tiba di Qayrawan. Namun, saat itu Thariq belum dikenal dengan luas.[3]

Beberapa sejarawan mencatat bahwa Thariq memiliki beberapa versi nama:

  1. Al-Idrisi, geografer Muslim dari ratus tahun ke-12, menyebut nama Thariq dengan Thariq bin Abdullah bin Wanamu al-Zanati
  2. Ibnu Idhari menyebut nama komplit Thariq adalah Thāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Walghū bin Warfajūm bin Nabarghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw
  3. Ibnu Idhari juga menyebut nama komplitnya dengan Tāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Rafhū bin Warfajūm bin Yanzghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw[4]

Ciri-Ciri Thariq

Thariq adalah lelaki dengan kening yang menonjol dan memiliki tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya.[5]

Legenda Kedatangan Thariq

Setidaknya aci dua legenda tentang kedatangan Thariq bin ZIyad ke Al-Andalus. Legenda itu sebagai berikut:

Legenda Wanita Tua

Saat Thariq baru membebaskan Kota Algeciras, aci seorang wanita tua yang menginginkan kepada berjumpa Thariq. Setelah diizinkan oleh Thariq, wanita tua ini menuturknan kisahnya bahwa dia dulu memiliki seorang suami. Suaminya selalu mengatakan bahwa suatu hari nanti, negeri ini akan ditaklukkan oleh seorang jenderal asing. Jenderal ini memiliki kening yang menonjol dan tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya. Mendengar itu, Thariq segera membuka pundak aspek kirinya yang ternyata memang memiliki tanda yang sama seperti yang diistilahkan wanita tersebut. Pasukan Thariq pun kagum[6].

Legenda Istana 27 Gembok

Kerajaan Visigoth memiliki satu istana yang sangat indah di Toledo dan memiliki 27 gembok. Raja-raja sebelumnya selalu berpesan bahwa apapun yang terjadi, istana itu tidak boleh dimasuki satu orang pun. Setiap raja yang baru bahkan menambahkan satu gembok sehingga aci 27 gembok. Saat Roderick naik tahta, dia sangat penasaran dengan isi istana itu. Pada suatu hari, dia membongkar semua gembok yang aci dan memasuki istana itu. Ternyata, di dalam istana itu terdapat sebuah ruangan lagi yang dikunci. Setelah membongkar kunci ruangan itu, Roderick kembali memasuki ruangan yang lebih dalam lagi.

Ternyata di dalam ruangan itu aci sebuah perkamen yang mengandung lukisan orang-orang yang sedang menunggang kuda. Mereka memakai baju yang kasar, penuh abu, memakai sorban di kepalanya, dan pedang mereka melengkung. Di sana juga terdapat sebuah tulisan,

"Kapan pun ruang perlindungan ini dilanggar dan mantra yang terdapat pada guci ini dilanggar, orang-orang yang terlukis pada guci ini akan menyerbu Andalusia, menggulingkan singgasana rajanya, serta menguasai semua negeri"

Roderick ketakutan setelah membaca itu dan meyakini bahwa bencana akan menimpa dirinya.[7]

Persiapan Pembebasan Al-Andalus

Kisah Julian dan Putrinya

Julian adalah penguasa Ceuta. Dia menandatangani kontrak damai dengan Kekhalifahan melintasi Musa bin Nusayr. Julian memiliki seorang putri sangat cantik yang bernama Florinda[8]. Demi hubungan yang adun dengan Visigoth, Florinda dikirim ke istana Roderick kepada berlatih. Roderick tertarik dan bersedia menikahi Florinda, tetapi Florinda menolaknya. Roderick yang marah akhir menghamili Florinda dan mengancamnya supaya dia tak memberitahu siapa-siapa kejadian tersebut. Namun, berkat kecerdasannya, Florinda sukses menyelundupkan sebuah surat ke luar istana Roderick dan mengirimnya ke Julian, ayahnya, memberitahu apa yang terjadi.

Julian sangat marah dan bersumpah kepada menghancurkan Roderick. Dia segera menuju istana Roderick kepada mengambil Florinda. Julian mengarang kisah bahwa istrinya sedang sakit keras dan berkeinginan Florinda aci di samping ibunya kepada menjaganya. Mendengar itu, Roderick pun memohon Florinda pulang bersama ayahnya. Setelah sukses mengamankan Florinda di istana Ceuta, Julian menuju kediaman Musa bin Nusayr, menginginkannya kepada menyerang Visigoth.

Awalnya, Musa menolaknya karena saat itu Semenanjung Iberia belum dikenal di kalangan kaum muslimin. Namun, Julian terus mendesaknya. Akhirnya, Musa menginginkan Julian kepada menyerang Semenanjung Iberia dengan pasukan kecil kepada memperlihatkan keseriusannya. Julian melaksanakan perintah itu. Dia membawa dua kapal dan menyerang Algeciras. Keesokannya, dia sukses pulang dan memperlihatkan harta rampasan perang kepada Musa bin Nusayr dalam jumlah yang banyak. Musa pun mempercayai Julian.[9]

Mengirim Surat Kepada Khalifah

Musa segera melakukan usaha cepat dengan mengirimkan surat kepada khalifah Al-Walid di Damaskus, menginginkan izin kepada membebaskan Semenanjung Iberia. Jawaban dari Al-Walid pun datang,

"Berhasratnya kirim dulu pasukan kecil ke negeri itu sehingga mereka mampu menyerangnya dan membawa berita kepadamu tentang apa-apa yang terdapat di negeri tersebut. Hati-hatilah! Jangan hingga kaum muslimin musnah oleh teror dan bahaya lautan."

Musa bin Nusayr mengirim balasannya,

"Ini bukan lautan, tetapi hanya terusan sempit. Pantainya terlihat di kejauhan."

Al-Walid kembali membalas suratnya,

"Tidak apa-apa. Tetaplah kirim pasukan pendahuluan ke sana!"[10]

Pasukan Ekspedisi

Setelah mendapatkan izin dari khalifah, Musa bin Nusayr mengirim pasukan ekspedisi awal ke wilayah Semenanjung Iberia. Pasukan ini dipimpin oleh Tarif bin Malik (Tarif Sisa dari pembakaran Zar'ah bin Malik Al-Mughaferi). Tarif bin Malik memimpin 500 tentara yang di dalamnya aci 100 penunggang kuda. Tarif beranjak dengan menggunakan empat buah kapal. Mereka mendarat di pulau paling selatan Semenanjung Iberia. Kelak, pulau ini akan dinamakan kota Tarifa yang bersumber dari nama Tarif bin Malik.

Tarif segera melaksanakan perintah Musa bin Nusayr kepada menyerang wilayah terdekat dari lokasinya berlabuh. Setelah sukses, Tarif kembali ke Musa bin Nusayr dan membawakan harta rampasan perang yang banyak. Dia juga menyebut negeri itu dengan sebutan Jazirat al-Khadra (pulau yang hijau) kepada menyebut Semenanjung Iberia.[11]

Pembebasan Dimulai

Pasukan Beranjak

Musa bin Nusayr menunjuk Thariq bin Ziyad kepada memimpin pembebasan ini. Thariq membawa 12.000 pasukan yang mayoritasnya adalah bangsa Berber. Hanya 300 orang dari bangsa Arab dan 700 orang dari bangsa Afrika. Julian dari Ceute bertugas sebagai intel dan penunjuk jalan pasukan. Para pasukan pun beranjak dari Ceuta menggunakan kapal Julian kepada menyamar. Pengangkutan pasukan dilakukan secara bolak-balik pada malam hari supaya tidak mencurigakan.[12]

Sesaat sebelum berlabuh, Thariq memutuskan kepada tidur sebentar. Dalam tidurnya, dia bermimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad yang dikelilingi orang-orang Muhajirin dan Anshar. Mereka membawa pedang yang terhunus. Lalu, Nabi Muhammad bersabda kepada Thariq:

"Janganlah gentar, wahai Thariq. Sempurnakan apa yang ditakdirkan bagimu kepada melakukannya!"

Akhir Thariq terbangun dan merasa yakin kemenangan aci di pihaknya. Dia memberitahukan mimpi ini kepada prajurit-prajurit muslim yang aci di kapal bersamanya.[13]

Awalnya Thariq bersedia mendarat di Algeciras tetapi tidak berlaku karena kota itu dikawal oleh pasukan Visigoth. Akhirnya, Thariq dan pasukannya mendarat di Calpe, arah timur Algeciras. Kelak, Calpe diubah namanya menjadi Jabal Al-Fatah (Gunung Kemenangan). Namun, lokasi itu lebih dikenal dengan nama Jabal Tariq atau Gibraltar.

Jenderal Perang

Thariq membawa jenderal-jenderal perang tangguh, yakni:

  1. Tarif bin Malik[14]
  2. Mughyet ar-Rumi[15]. Dia adalah seorang mualaf dari Yunani dan berwarga-negara Romawi (Eropa)[16]
  3. Abdul Malik al-Moafir[17]
  4. Kaula al-Yahudi[18] (bergabung belakangan)

Pembakaran kapal

Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang sukses dikobarkan oleh Thariq dimana dia memerintahkan kepada membakar semua kapal sehingga tidak aci jalan kepada melarikan diri selain berperang habis-habisan melawan musuh hingga meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada. Thariq bin Ziyad merupakan sosok pahlawan yang mampu membawa kejayaan Islam di masanya.

Pidato Thariq bin Ziyad

Menurut P. De Gayangos, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Thomson[19], berikut ini adalah pidato yang disampaikan Thariq bin Ziyad kepada para prajuritnya:

"Ke manakah kalian dapat melarikan diri sementara musuh tidak kekurangan di hadapan dan lautan tidak kekurangan di balik kalian? Demi Allah! Tak aci keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati kalian. Pertimbangkanlah situasi kalian: kalian berdiri di atas pulau ini bagaikan begitu banyak anak-anak yatim terlontar ke dunia; kalian akan segera berjumpa dengan musuh yang kuat mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang kemarahan samudera yang bergejolak, dan mengirimkan prajurit-prajurit yang tak terhitung banyaknya pada kalian, bala tentara baju besi dan dilengkapi dengan segala senjata yang pernah aci.

Apa yang dapat kalian gunakan kepada melawan mereka?

Kalian tak memiliki senjata lain kecuali pedang, tak punya perlengkapan lain kecuali yang telah kalian rampas dari musuh kalian. Oleh karena itu, kalian harus menyerang mereka dengan segera atau jika tidak, maka hasrat kalian kepada menyerah akan tumbuh, angin kemenangan takkan lagi berhembus di pihak kalian, dan barangkali rasa gentar yang bersembunyi di hati musuh-musuh kalian akan berubah menjadi keberanian yang sukar dikekang!

Buanglah segala ketakutan dari hati kalian, percayalah kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah bahwa raja kafir itu tak akan mampu bertahan menghadapi serangkan kita. Dia telah datang kepada menjadikan kita tuan dari kota-kota dan kastil-kastil yang didudukinya, serta menyerahkan pada kita harta karunnya yang tak terhitung banyaknya. Dan jika kalian menangkap peluang yang kini tersedia, maka itu mampu menjadi metode bagi kalian kepada memiliki semua itu, di samping akan menyelamatkan diri kalian dari kematian yang tak terelakkan.

Janganlah berpikir bahwa diri sendiri membebankan tugas kepada kalian sementara diri sendiri sendiri akan lari menghindar, atau diri sendiri menutup-nutupi bahaya yang aci dalam mengemban ekspedisi ini. Tidak! Kalian memang akan menghadapi datangnya masalah luhur, tetapi juga kalian mengetahui bahwa kalian hanya akan menderita sebentar saja. Di kesudahan pertempuran ini kalian akan memungkuti panenan kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah-limpah. Dan jangan bayangkan bahwa sementara diri sendiri bicara ini pada kalian, diri sendiri berniat kepada tidak menerapkannya, sebab hasratku dalam pertempuran ini jauh menjadi lebih hasrat kalian. Apa yang akan diri sendiri lakukan menjadi lebih apa yang akan kalian lakukan. Kalian pastilah telah mendengar kelebihan yang melimpah ruah dari pulau ini, kalian pastilah telah mendengar bagaimana para perawan Yunani, sama rupawannya dengan bidadari, leher mereka berkilau dengan mutiara dan permata tak terbilang banyaknya, tubuh mereka mengenakan tunik terbuat dari sutera-sutera mahal bertabur emas, mereka menunggu kedatangan kalian. Mereka bersandar di atas dipan-dipan empuk di dalam istana-istana mewah para bangsawan dan pangeran bermahkota.

Kalian mengetahui aci bahwa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik telah menentukan kalian seperti begitu banyak pahlawan lain dari kalangan para pemberani. Kalian kenal bahwa bangsawan-bangsawan luhur tanah ini memiliki hasrat luhur kepada menjadikan kalian anak mereka dan mengikat kalian dengan pernikahan, hanya jika kalian menyambut peperangan sebagaimana layaknya orang-orang berani dan pejuang sejati, serta menjadi ksatria yang berani.Kalian mengetahui bahwa rahmat Allah menantikan kalian jika kalian bersedia kepada menegakkan kalimat-Nya dan memproklamirkan dien-Nya di tanah ini.

Dan yang terakhir, tentu saja barang rampasan akan menjadi milik kalian dan kaum Muslim lainnya. Ingatlah baik-baik bahwa Allah Yang Mahaperkasa akan menentukan sesuai akad ini yang terbaik di tengah kalian dan menganugerahinya pahala, adun di dunia ini maupun di kehidupan setealh didunia nanti. Dan ketahuilah diri sendiri akan berbuat demikian juga. Diri sendiri akan menjadi orang pertama yang akan memberi contoh pada kalian dan menerapkan apa yang diri sendiri anjurkan pada kalian. Sebab inilah tujuanku, saat pertemuan dua pasukan ini, kepada menyerang raja Kristen yang lalim itu, Roderic, dan membunuhnya tanganku sendiri! insya Allah.

Saat kalian melihatku berkelahi mati-matian melawannya, seranglah musuh bersamaku. Jika diri sendiri membunuhnya, kemenangan menjadi milik kita. Jika diri sendiri terbunuh sebelum mendekatinya, jangan kalian bersusah payah karena diri sendiri, tetaplah berperang seolah diri sendiri sedang hidup dan tidak kekurangan di tengah kalian, dan ikuti tujuanku, sebab saat mereka melihat rajanya jatuh, pastilah kaum kafir ini akan kocar-kacir. Akan tetapi, jika diri sendiri terbunuh setelah menewaskan raja mereka itu, tunjuklah seseorang di selang kalian yang di dalam dirinya terdapat perpaduan selang keberanian dan pengalaman, serta mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini, dan menindaklanjuti keberhasilan kita.

Jika kalian melaksanakan intruksi-intruksiku, niscaya kita akan menang!"

Syair Thariq bin Ziyad

Menurut Alwi Alatas, Thariq juga mengumandangkan sebuah syair kepada menyemangati pasukannya:

Kita telah mengendarai kapal yang kita

persiapkan kepada penyeberangan kita

Dan Allah berhasrat membeli jiwa, harta,

Dan keluarga kita dengan surga

Sungguh aci bahwa tak aci

Yang begitu kita harapkan di dunia ini

Sebagaimana juga tak penting bagi kita

Bagaimana menjumpai ajal saat memperoleh

Harga yang sedemikian didambakan"[20]

Pembebasan Al-Andalus Tahap Pertama

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilakukan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Pembebasan Kota Cartagena

Kota pertama yang diberi keleluasaan Thariq adalah Cartagena. Kota itu tidak jauh dari Gibraltar[21]. Thariq mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abdul Malik al-Moafir. Setelah sukses diberi keleluasaan, nama kota itu sempat ditukar menjadi Qartayannat al-Halfa[22]

Pembebasan Kota Algeciras

Kota selanjutnya yang diberi keleluasaan Thariq adalah Algeciras. Abdul Malik al-Moafir ditugaskan oleh Thariq menjadi pengawas kota ini sementara Thariq melanjutkan pembebasannya ke kota-kota lain.[23]

Pertempuran dengan Theodomir

Theodomir (Arab: Tudmir) adalah penjaga kerajaan Visigoth aspek selatan. Pasukannya menghadang Thariq dan mereka berperang dengan hebat. Pasukan Theodomir kalah, akhir dia mengirim surat kepada Roderick yang menuturkan bahwa Visigoth telah diserang. Namun, Theodomir sendiri selamat dan kelak dia akan berhadapan dengan pasukan kaum muslimin kepada kedua kalinya[24]

Pertempuran Guadalete

Setelah membaca surat dari Theodomir, Roderick yang saat itu sedang berperang dengan Basque segera menghentikan perangnya dan menuju Kordoba[25]. Di sana Roderick menyusun daya kepada menghadang Thariq. Dia menginginkan pertolongan dari Witiza, para gubernurnya, dan budak-budak yang dia miliki sehingga dia sukses mengumpulkan 40.000-100.000 prajurit[26]. Sementara itu, pasukan Thariq berjumlah 7.000-12.000 prajurit kepada melawan Roderick[27]. Setelah melintasi pertempuran yang sengit, Roderick kalah dan terbunuh. Pertempuran ini dikenal dengan sebutan Pertempuran Guadalete, pertempuran Guadalquivir[28], atau pertempuran Wadi Lakka[29]. Pelayo adalah seorang bangsawan Visigoth yang sukses lolos dari pertempuran Guadalete. Kelak dia bersembunyi di pegunungan, menyusun daya kepada menguasai Al-Andalus kembali, dan sukses menerapkannya 800 tahun akhir.

Pembebasan Kota Sidonia

Musa bin Nusayr mengirim surat kepada Thariq, menginginkannya kepada menunda pembebasan. Dia bersedia pergi ke Semenanjung Iberia dan terlibat langsung dalam pembebasan. Namun, Thariq memiliki pertimbangan lain. Jika pembebasan ditunda, diperkirakan Visigoth akan sukses membangun dayanya kembali. Oleh karena itulah, setelah pertempuran Guadalete beres, Thariq melanjutkan pembebasannya terhadap kota-kota lain. Keliru satunya adalah Sidonia. Di zaman Spanyol modern, kota ini dikenal dengan nama kota Medina-Sidonia. Pembebasan kota ini dibantu oleh orang Yahudi yang sebelumnya ditindas oleh Visigoth. Mereka berlarian membuka pintu gerbang kota kepada menyambut pasukan Thariq bin Ziyad.[30]

Pembebasan Kota Moron

Setelah pembebasan Sidonia, Thariq melanjutkannya ke kota Moron. Sama seperti Sidonia, pembebasan Moron pun dibantu oleh orang Yahudi. Kemudian, Thariq menyerahkan kepemimpinan kota sementara kepada orang-orang Yahudi sementara dia melanjutkan pembebasan[31]. Pada zaman kuno, kota ini bernama Mawror. Di zaman modern, kota Moron berubah nama menjadi Moron de la Frontera[32].

Pembebasan Kota Carmona

Setelah pembebasan Moron, Thariq kembali melaju membebaskan kota Carmona[33].

Pembebasan Kota Alcalá de Guadaíra

Setelah Carmona sukses dibentangkan, Thariq dan pasukannya melaju ke Kota Alcala de Guadaira[34]. Dia juga dapat mengalahkan kota ini dengan gampang.[35]

Pembebasan Kota Guadalajara

Thariq menuju kota Guadalajara dan sukses menembus kota tersebut.[36]

Pembebasan Kota Ecija

Selanjutnya, Thariq membebaskan kota Ecija. Pasukan Thariq sukses menangkap gubernur Ecija dan menawarkan sebuah kesepakatan damai. Kesepakatannya adalah gubernur harus menyerahkan Ecija dan menyerahkan pajak secara rutin. Sebagai imbalannya, dia akan tetap dibiarkan memerintah Ecija.[37]

Pembebasan Kota Kordoba

Thariq mengirim Mughyet ar-Rumi dan 700 pasukan berkuda kepada membebaskan Kordoba. Ternyata, Kordoba dipertahankan oleh 400 tentara yang sangat kuat dan memiliki pasokan cairan yang banyak. Dengan pertempuran sengit, Mughyet sukses menembus benteng kota dan menguasai semua kota. Semua pasukan Kordoba yang tersisa berlindung ke sebuah gereja di barat kota dengan pasokan cairan tak terbatas yang mengalir dari gunung. Setelah mengepung pasukan Kordoba selama 3 bulan, Mughyet mengutus Rabah, seorang dari bangsa Afrika, kepada menyusup ke gereja. Para prajurit Kordoba menangkap Rabah dan bingung mengapa kulitnya hitam, tidak seperti mereka yang putih. Rabah sukses meloloskan diri dengan sebuah siasat dan memberitahu posisi pasokan cairan. Mughyet segera memerintahkan kepada memutus pasokan cairan tersebut. Pasukan Kordoba yang tidak mampu bertahan dari kehausan beres menerapkan bunuh diri massal dengan membakar gereja lokasi mereka berlindung. Akhirnya, Mughyet sukses membebaskan Kordoba dengan susah payah.[38]

Pembebasan Kota Granada

Pasukan pembebasan Granada diberangkatkan bersamaan dengan pasukan Mughyet. Tanpa memakan waktu lama, Granada pun dapat diberi keleluasaan.[39]

Pembebasan Kota Almunecar

Pasukan Thariq akhir menuju Kota Almunecar. Dia tidak menemui kesusahan berfaedah dalam membuka Almunecar.[40]

Pembebasan Kota Toledo

Thariq dan pasukannya yang lain beranjak menuju Toledo, ibukota Visigoth. Ternyata, Toledo telah kosong dibiarkan lepas sama sekali masyarakatnya. Thariq meninggalkan sedikit pasukannya kepada menjaga Toledo sementara dia melanjutkan pembebasan.[41]

Pembebasan Kota Medinat Al-Maida

Thariq melanjutkan perjalanannya menuju kota Medinat Al-Maida (Kota Meja), yakni kota kecil di dekat Toledo. Medinat Al-Maida adalah nama pemberian kaum Muslimin Al-Andalus, sementara nama asli kota ini tidak dikenal[42]. Di kota ini Thariq dan pasukannya menemukan harta rampasan perang yang banyak sekali. Mereka akhir membawa dan mengumpulkannya bersama harta rampasan perang lain di Toledo. Berikut adalah harta-harta yang ditemukan Thariq:

  1. Meja Sulaiman. Ini adalah meja milik Nabi Sulaiman bin Daud yang konon dicuri dari istananya dan dibawa ke Spanyol
  2. Kitab-kitab kuno Injil, Taurat, dan Zabur berjumlah 21 salinan
  3. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Ibrahim
  4. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Musa
  5. Kitab-kitab kuno pengetahuan pengetahuan dunia, yakni tentang obat-obatan, binatang, dan lainnya
  6. Mahkota-mahkota bertaburan emas dan permata milik raja Visigoth berjumlah 27
  7. Kitab-kitab kuno para filsuf
  8. Perhiasan dan karya seni yang begitu bagus[43][44]

Setelah serentetan pembebasan ini, Thariq dan pasukannya beristirahat di Toledo.

Pembebasan Al-Andalus Tahap Kedua

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilakukan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Kedatangan Musa Bin Nusayr

Musa bin Nusayr datang ke Semenanjung Iberia bersama 18.000 tentara[45] kepada membantu Thariq menerapkan pembebasan. Dia datang pada Ramadhan 93 H (Juni 712 M).[46] Menurut beberapa sumber, Julian dan pasukannya juga turut dalam rombongan ini.[47]

Keikutsertaan Sahabat Nabi

Bersama Musa, datang juga seorang sahabat Nabi Muhammad yang hampir berusia zaman, namanya adalah Sisa dari pembakaran al-Munaizir. Menurut sejarawan Ar-Razi, Sisa dari pembakaran al-Munaizir adalah keliru satu sahabat nabi yang termuda.[48]

Keikutsertaan Tabiin

Selain itu, banyak para tokoh tabiin yang turut. Menurut Alwi Alatas, mereka adalah sebagai berikut:

  1. Hans as-San'ani
  2. Ibnu Rabah al-Lakhmi
  3. Abdullah bin Yazid al-Ma'arefi al-Jobeli
  4. Hayyan ibnu Abi Hoblah
  5. Iyadh bin Uqbah al-Fihri
  6. Habib bin Abi Ubaidah
  7. Abdullah bin Said
  8. Ibnu Shamasah
  9. Al-Mughirah bin Abi Burdah Nashitt bin Kinanah al-Adri
  10. Hayyat bin Reja at-Tamimi.[49]

Pembebasan Kota Seville

Musa bin Nusayr segera bertindak cepat. Dia bersama pasukannya membebaskan kota-kota yang belum sempat diberi keleluasaan oleh Thariq. Dalam waktu yang singkat, Seville sukses diberi keleluasaan[50]. Musa menjadikan kota ini sebagai ibukota Islam.[51]

Pembebasan Kota Niebla

Setelah Seville, Musa melakukan usaha ke kota Niebla. Tanpa mengalami kesusahan, Niebla pun segera diberi keleluasaan.[52]

Pembebasan Kota Faro

Musa kembali melakukan usaha menuju kota Faro. Dengan gampang, kota Faro pun sukses dibentangkan.[53]

Pembebasan Kota Beja

Musa kali ini menuju kota Beja. Kota ini adalah kota garnisum yang dibangun oleh Julius Caesar[54]. Dalam waktu singkat pun kota Beja sukses diduduki pasukan Musa.[55]

Pembebasan Kota Malaga

Musa memecah pasukannya. Dia memerintahkan anaknya, Abdul A'la bin Musa, kepada membawa pasukan menuju Malaga. Tanpa kesusahan berfaedah, Abdul A'la sukses membuka kota Malaga.[56]

Pembebasan Kota Evora

Musa memerintahkan Abdul Aziz bin Musa, anaknya yang lain, kepada menuju Kota Evora. Sama seperti sebelumnya, Evora pun gampang kepada diberi keleluasaan.[57]

Pembebasan Kota Jaen

Abdul Aziz bin Musa juga sukses membebaskan Jaen.[58]

Pembebasan Kota Sagunto

Kemudian, Abdul Aziz bin Musa menuju Sagunto. Dia dan pasukannya sukses membuka gerbang kota.[59]

Pembebasan Kota Murcia

Abdul Aziz bin Musa menuju Kota Murcia. Theodomir (Arab: Tudmir) sejauh ini sukses mempertahankan kotanya dengan adun walau dengan sedikit prajurit. Dia menginginkan semua wanita kepada berpakaian baju besi dan mengangkat busur di puncak-puncak benteng mereka. Ini menciptakan Abdul Aziz mengira bahwa mereka sedang berperang melawan pasukan yang sangat banyak.

Berkat siasat itu, Abdul Aziz pun menginginkan kesepakatan damai dan Theodomir menyetujuinya. Theodomir diperbolehkan tetap menguasai Murcia dengan hukum yang dformalkannya asalkan membayar pajak tahunan dalam bentuk uang, biji-bijian, cuka, madu, minyak, dan anggur[60][61]. Di akhir hari, kaum Mulim Al-Andalus menyebut lokasi itu Bilad Tudmir (Negeri Tudmir)[62]. Berikut ini adalah kontrak selang Theodomir dan Kaum Muslim:

"[Tudmir] tidak akan:

  • Memberikan perlindungan bagi buronan dan musuh-musuh kita
  • Mendorong setiap orang yang dilindungi kepada takut kepada kita
  • Menyembunyikan berita tentang musuh-musuh kita"[63]

Pembebasan Kota Merida

Musa bin Nusayr dan pasukannya menuju kota Merida. Ternyata, pasukan Merida sangat kuat dan kaum muslimin tidak mampu menang. Hingga hampir tiba Idul Fitri, pasukan Musa tidak sanggup menembus Merida. Saat hari raya Idul Fitri, Musa memerintahkan para prajuritnya kepada mewarnai rambut dan janggut mereka dengan warna merah sekadar kepada merayakan Idul Fitri. Pasukan Visigoth yang tidak kenal apa-apa terpesona karena rambut pasukan Musa berubah menjadi merah. Musa yang menyadari hal itu segera bertindak cepat. Esoknya, dia memerintahkan prajuritnya kepada mewarnai rambut mereka dengan warna hitam. Prajurit Visigoth pun terpesona kembali. Mereka berkomentar,

"Kami sudah melihat raja mereka, seorang yang sudah tua, tetapi akhir mampu berubah menjadi muda lagi. Karenanya ikutilah segala sesuatu yang diajarkan kami, bahwa kita harus pergi kepadanya dan memenuhi permintaannya, sebab kita tak akan sanggup menghadapi orang-orang seperti mereka"

Akhirnya, diadakanlah kontrak damai seperti yang dilakukan di beberapa kota yang lain. Mereka harus membayar pajak tahunan seperti kota lain[64].

Menurut David Levering Lewis, metode ini belum sukses sepenuhnya menciptakan pasukan Visigoth menyerah. Saat inilah Julian beserta pasukannya berpura-pura bertindak sebagai bala pertolongan. Dia menginginkan dibukakan pintu gerbang. Setelah sukses masuk ke dalam kota, pasukan Julian menghembuskan kabar bahwa Musa dan pasukannya adalah prajurit dewa yang mampu mengubah penampilan dan umur mereka sesuka hati. Mereka menyuruh pasukan Visigoth kepada menyerah saja. Akhirnya, kontrak damai pun dibentuk.[65]

Pembebasan Kota Talavera

Pasukan Musa mampir ke kota Talavera kepada membebaskannya sebelum menuju Zaragoza bersama Thariq[66]

Pembebasan Kota Zaragoza

Kota Zaragoza ini dikenal juga dengan nama Saragossa. Setelah membuka Kota Merida, Musa memecah pasukannya menjadi dua. Abdul Aziz bin Musa melanjutkan perjalanan sementara Musa sendiri berjumpa dengan Thariq di Toledo (pendapat lain mengatakan mereka berjumpa di Kota Talavera, sebelah barat Toledo)[67]. Musa bin Nusayr dan Thariq pun menggabungkan pasukan dan sukses membebaskan Zaragoza.[68] Zaragoza pada zaman dahulu adalah pusat Romawi Kuno. Di kota ini, Musa membangun masjid luhur Sarakusta. Saat ini, masjid Sarakusta telah diubah menjadi Katedral La Seo.[69]

Pembebasan Kota Burgos

Setelah itu, pasukan menuju Kota Burgos dan dapat diberi keleluasaan dengan gampang. Keliru satu desa yang diberi keleluasaannya bernama desa Amaya.[70][71]

Pembebasan Kota Coimbra

Abdul Aziz bin Musa yang membawa cukup banyak pasukan segera menuju kota Coimbra, sekarang aci di Portugal. Kota ini dapat diberi keleluasaan tanpa banyak kesusahan.[72]

Pembebasan Kota Santarem

Setelah itu, Abdul Aziz bin Musa menuju Santarem. Sama seperti Coimbra, gerbang Santarem pun dapat dibentangkan dengan gampang.[73] Saat ini Santarem tidak kekurangan di Portugal.

Pembebasan Kota Mertola

Pasukan Musa menuju Mertola dan sukses mengalahkan tentara-tentara penjaga kota[74]

Pembebasan Kota Salamanca

Pasukan Musa bin Nusayr menuju Salamanca dan sukses membuka gerbangnya.[75]

Pembebasan Kota Valencia

Valencia juga dapat diberi keleluasaan setelah bertarung cukup keras.[76]

Pembebasan Kota Valladolid

Pasukan melakukan usaha ke arah Valladolid dan mampu membuka gerbang kotanya[77]

Pembebasan Kota Barcelona

Setelah Zaragoza, Musa dan Thariq menuju Barcelona dan sukses membebaskan kota tersebut dengan gampang.[78][79]

Pembebasan Kota Leon

Thariq bin Ziyad dan Musa membagi pasukannya. Thariq memacu kudanya menuju provinsi Leon dan Castile. Dia membebaskan kota Leon, Spanyol, setelah berperang cukup sengit.[80]

Pembebasan Kota Astorga

Setelah itu, Thariq menuju kota Astorga. Di sini Thariq dengan gampang mampu membuka gerbang kota dan menguasainya.[81]

Pembebasan Kota Oviedo

Musa menuju kota Oviedo yang tidak kekurangan dalam kekuasaan kerajaan Asturias. Tidak memerlukan waktu lama, beres Musa mampu menguasai kota ini.[82]

Pembebasan Kota Gijon

Thariq menuju Kota Gijon dan sukses membebaskannya.[83]

Meneruskan Pembebasan

Musa dan Thariq meneruskan pembebasan menuju arah barat Al-Andalus, tetapi nama kota dan urutan yang mereka bebaskan tidak dikenal. Setelah itu, mereka kembali ke Toledo[84].

Status Wilayah Ceuta

Karena dianggap telah banyak membantu pasukan Thariq, Julian tetap dibiarkan menguasai Ceuta kepada menghormatinya. Thariq hanya mewajibkannya mengirim pajak tahunan. Kelak, saat Julian sudah meninggal, wilayah Ceuta baru dibawa masuk ke dalam ajang kekhalifahan Islam. Sementara itu, nasib Florinda tidak dikenal[85]

Kondisi Pasca Pembebasan

Politik

Thariq bin Ziyad dinaikkan menjadi gubernur Al-Andalus kepada sementara. Dia bersama Musa bin Nusayr menegakkan hukum Islam di semua penjuru Semenanjung Iberia[86]. Para pemimpin yang sudah menandatangani kontrak damai dengan pasukan Thariq wajib membayar pajak tahunan dan mengakui daya kekhalifahan Islam. Sebagai imbalannya, mereka diizinkan memiliki pemerintahan yang independen. Mereka juga dilindungi seperti masyarakat lainnya.

Thariq juga berusaha menyelesaikan hak-hak yang sebelumnya dirampas oleh Roderick, misalnya seperti kasus Witiza. Witiza adalah penguasa Semenanjung Iberia sebelum Roderick. Namun, pada tahun 710 M, Roderick mengadakan kudeta berdarah terhadap pemerintahan Witiza sehingga dia terbunuh. Harta-harta Witiza pun banyak yang dierebut. Pada pertempuran Guadalete, pasukan pendukung Witiza yang direkrut oleh Roderick membelot ke Thariq. Pasukan Witiza sepakat akan membantu Thariq dengan imbalan Thariq memberikan hak mereka yang telah dirampas Roderick, yakni 3.000 peternakan[87] dan 1.000 desa[88].

Setelah pertempuran Guadalete beres, anak-anak Witiza menemui Thariq dan menginginkan pelunasan akadnya. Thariq menginginkan mereka kepada menemui Musa bin Nusayr di Qayrawan, dia yang akan menyelesaikan urusan mereka. Thariq pun membantu menuliskan surat rekomendasi kepada Musa tentang kasus tersebut. Setelah membaca surat Musa dan penuturan anak-anak Witiza, Musa pun mengabulkan hasrat itu. Dia mengembalikan hak mereka yang telah dirampas oleh Roderick, yakni 3.000 peternakan dan 1.000 desa.[89]

Sosial-Ekonomi

Sebelum pembebasan Al-Andalus, Visigoth mempraktekkan Latifundium. Itu adalah sebuah praktek pengolahan tanah yang pekerjanya adalah para budak, mirip seperti industri perkebunan pada zaman sekarang. Menurut David Levering Lewis, ekonomi Visigoth dibangun di atas perbudakan[90]. Setelah Thariq datang, tanah itu dibagi-bagi ke petani lokal. Sebagian luhur budak juga diberi keleluasaan atau mereka membebaskan diri mereka sendiri dengan tebusan (pada zaman Visigoth, budak tidak diizinkan menebus diri mereka).

Thariq juga membebankan pajak umum kepada semua masyarakat, adun dia Muslim, Nasrani, atau Yahudi. Khusus masyarakat Nasrani dan Yahudi, aci pajak personal atau jika mereka tidak mampu, mereka menggantinya dengan mengikuti wajib militer. Pajak ini bertajuk sesuai tingkat profesionalitas mereka. Semakin profesional dan kaya, pajaknya semakin luhur. Selain itu, aci pula kumpulan masyarakat lepas sama sekali pajak, mereka adalah:

  • Perempuan
  • Anak-anak
  • Biarawan
  • Orang-orang cacat
  • Orang sakit
  • Pengemis
  • Para budak[91]

Pelayo dari Asturias

Semenanjung Iberia sudah beres diduduki kecuali wilayah Asturias. Aci seorang bangsawan Visigoth yang bernama Pelayo, probabilitas dia adalah pengawal pribadi Roderick. Pelayo sukses meloloskan diri dari Pertempuran Guadalete dan menyusun pasukan kembali. Pada suatu hari mereka menyerang pasukan Thariq tetapi tidak sukses. Pelayo dan pengikutnya terdesak hingga tinggal 30 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Mereka akhir menyingkir ke wilayah Covadonga, wilayah yang terjal dan berbukit-bukit. Pasukan Thariq terus mengepung mereka hingga Pelayo dan pengikutnya kelaparan. Mereka hanya mampu makan madu yang mereka kumpulkan dari pohon terdekat.

Pasukan Thariq berpikir tidak perlu mengejar Pelayo lagi karena dia dan pengikutnya akan mati kelaparan sendiri. Oleh karena itulah, mereka akhir meninggalkan Pelayo dan melupakan kejadian itu. Ini adalah kesalahan fatal Pasukan Thariq. Tanpa disangka, Pelayo sukses bertahan dari kelaparan dan menyusun ulang dayanya kembali. Pelayo membangun Kejaraan Asturias dan menjadi cikal bakal daya masa hadapan yang sukses mengusir Kaum Muslimin dari Semenanjung Iberia.[92]

Toleransi Agama ala Thariq

Kondisi Pra-Islam

Awalnya, kondisi hubungan antaragama cukup adun di Visigoth. Namun, semua berubah saat Dewan Toledo Ketujuh mendeklarasikan sebuah dekrit, "Raja tidak akan menoleransi seorang pun yang tidak Katolik dalam kerajaannya"[93]. Bangsa Yahudi dipaksa kepada pindah agama menjadi Katolik dan menjadi budak sementara Kristen Unitarian dianggap bid'ah oleh kerajaan. Perayaan agama seperti Paskah, pelaksanaan hukum makanan, dan pernikahan agamis dilarang. Akhirnya, ribuan orang Yahudi banyak yang kabur ke Pyrennes di barat daya Prancis. Kaum Yahudi adalah kumpulan yang paling tersiksa, oleh karena itu saat pasukan Thariq datang, mereka senang karena berfaedah Visigoth telah runtuh. Mereka juga membantu Thariq membukakan pintu gerbang kota.[94]

Kondisi Setelah Pembebasan

Terdapat sebuah kontrak damai yang banyak membicarakan tentang toleransi agama. Teks ini tertanggal 713 M, disusun oleh Abdul Aziz bin Musa dan Theodomir. Berikut adalah teksnya yang berkomunikasi dengan toleransi agama:

  • "Umat Kristen diperbolehkan kepada tetap mempertahankan gereja-gereja dan biara-biara mereka, demikian pula kaum Yahudi diperbolehkan mempertahankan sinagog-sinagog mereka..... ."
  • "Komunitas-komunitas Kristen dan Yahudi tetap memegang dan menerapkan hak hukum otonom dalam setiap perselisihan yang tidak melibatkan hak-hak kaum Muslim. Mereka juga mempunyai pemimpin-pemimpin mereka sendiri, uskup-uskup, serta comite (bangsawan yang ditunjuk) kepada mewakili mereka dalam pemerintahan Muslim"[95]
  • "Pengikutnya tidak akan dibunuh atau menjadi tawanan..Mereka tidak akan dipaksa dalam hal agama, gereja mereka tidak akan dibakar"[96]

Thariq dan pasukannya berusaha menegakkan toleransi agama dengan maksimal. Kumpulan yang paling senang dengan kebijakan ini adalah Yahudi, mengingat mereka sebelumnya begitu menderita di bawah tekanan Visigoth. Namun, selain Yahudi, kumpulan Nasrani pun memperlihatkan ketertarikan yang kuat. David Levering Lewis mengomentari masalah toleransi ini dengan berkata:

"Tradisi kebebasan relatif dalam hal-hal sipil menjadi sangat dihormati di Al-Andalus, dengan hasil sangat adun sehingga banyak keturunan aristokrat dan rakyat Katolik mereka segera siap kepada tunduk kepada penguasa muslim sebagaimana orang-orang Yahudi dari Kordoba dan Sevilla"[97]

Perselisihan Thariq dengan Tokoh yang Lain

Perselisihan Thariq-Musa

Kasus Pembebasan Al-Andalus

Setelah pertempuran Guadalete, Musa mengirim surat kepada Thariq, menginginkannya kepada menunda pembebasan hingga dia tiba ke Al-Andalus. Namun, kali ini Thariq tidak menaati Musa. Pertimbangan Thariq adalah jika dia menunda pembebasan, maka Visigoth akan sukses menyusun daya dan menyerang balik pasukan Thariq. Oleh karena itulah, Thariq tetap melanjutkan pembebasan[98].

Saat Musa berjumpa Thariq di Toledo, Musa sedang ingat masalah tersebut dan menjadi sangat marah. Dia memecut Thariq di hadapan pasukannya sendiri dan menjebloskannya ke penjara. Namun, Musa segera menyadari bahwa perilakunya ke Thariq sangat banyak sekali. Akhirnya, Thariq diberi keleluasaan dan dinaikkan kembali menjadi pemimpin pasukan. Kemudian, mereka berdua melanjutkan pembebasan terhadap Al-Andalus.[99]

Kasus Meja Sulaiman

Thariq menemukan Meja Sulaiman di kota Medinat Al-Maida. Namun, Musa menginginkan Thariq kepada menyerahkan Meja Sulaiman dan semua harta rampasan perang kepadanya. Thariq pun memotong keliru satu kaki meja dan menyembunyikannya. Saat Musa berdiskusi soal kaki meja yang lenyap, Thariq bicara saat ditemukan memang sudah seperti itu. Musa pun mengklaim ke Al-Walid bahwa dia yang menemukan Meja Sulaiman dan harta rampasan yang lain.

Saat Musa dan Thariq dipanggil ke Damaskus kepada menyerahkan harta rampasan, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (Al-Walid sudah meninggal sebelum sidang kasus Meja Sulaiman dilangsungkan) berdiskusi mengapa kaki Meja Sulaiman terpotong. Musa bicara memang sudah terpotong seperti itu saat dia temukan. Saat itulah Thariq mengeluarkan kaki meja yang sebelummnya telah dia potong. Ini memperlihatkan bahwa Thariq-lah sebenarnya yang menemukan Meja Sulaiman. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pun marah dan menghukum Musa.[100]

Perselisihan Thariq-Rughyet

Menurut Alwi Alatas, Thariq sempat berselisih dengan Rughyet. Saat Thariq telah kembali ke Damaskus, khalifah Sulaiman bin Abdul Malik memanggil Rughyet kepada menginginkan gagasannya bagaimana jikalau dia melanjutkan pengangkatan Thariq menjadi gubernur Al-Andalus.

Rughyet menolaknya dan mengatakan bahwa itu terlalu berbahaya, sebab

"Andaikata Thariq menginginkan rakyat Al-Andalus kepada shalat tidak menghadap Ka'bah, tentulah mereka akan mematuhinya", kata Rughyet.

Rughyet menggambarkan bahwa rakyat Al-Andalus sangat taat terhadap Thariq dan itu mampu membahayakan kedudukan khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Akhirnya, Sulaiman tidak berlaku mengangkat Thariq kembali menjadi gubernur Al-Andalus.

Saat Thariq mendengar hal ini, dia menemui Rughyet dan menanyakan gagasannya mengapa dia bicara seperti itu. Rughyet mengatakan dia membalasnya karena Thariq pernah merampas tawanan milik Rughyet.

"Jika kamu membiarkanku bersama tawananku dan tidak menguasainya, diri sendiri akan membiarkan Al-Andalus aci di tanganmu", kata Rughyet.[101]

Tahun-Tahun Kesudahan Thariq bin Ziyad

Setelah beberapa saat menjadi gubernur Al-Andalus, Thariq bin Ziyad dipanggil kembali oleh khalifah Al-Walid ke Damaskus. Dia beranjak bersama Musa bin Nusayr pada September 714 M[102]. Tahun-tahun kesudahan hidup Thariq bin Ziyad sedang penuh misteri dan belum dikenal. Dia wafat tahun 720 M di Damaskus.[103]

Quotes tentang Thariq bin Ziyad

  • "Thariq adalah orang yang pemberani, gagah, lebih mencintai pertempuran dibandingkan harta benda" (Henry Coppee)[104]
  • "Dia (Thariq bin Ziyad) pasti tidak terlalu tua, seorang penunggang kuda yang amat cekatan, dan hampir pasti terlahir sebagai seorang pemimpin" (David Levering Lewis)[105]
  • "Seperti (Julius) Caesar, Thariq adalah seorang petaruh yang mampu mengilhami tentaranya kepada mati berjuang dengan penuh pengabdian melawan kendala yang menakutkan" (David Levering Lewis)[106]

Quotes tentang Pembebasan Al-Andalus

  • "Pada malam kedatangan Islam di benua Eropa, peradaban Eropa hanya -dan memang, tak lebih dari- sebuah probabilitas...Yang memberi akad kebangkitan kembali Eropa justru adalah peradaban baru umat Islam yang berhasrat ditransfer oleh Thariq bin Ziyad dan beberapa ribu prajurit Berbernya dari Afrika Utara ke Hispania" (David Levering Lewis)[107]
  • "Saat cahaya kebenaran menyinari Spanyol, realitas otentik negeri ini terungkap dalam alur yang paling terang" (Americo Castro)[108]
  • "Mereka (Visigoth) segera digantikan oleh 'Elang-Elang Arab dan Afrika' yang tidak hanya menguasai Semenanjung Iberia dari tangan bangsa Visigoth, tetapi juga mengukir keliru satu mozaik terindah dalam peradaban dunia" (Alwi Alatas)[109]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  2. ^ Istilah Taric el Tuerto muncul di banyak karya para penulis barat tahun 1800-an, diantaranya Washington Irving, Henry Coppee, dan lainnya.
  3. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  4. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Tariq_ibn_Ziyad
  5. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  6. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88-89
  7. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 10-12
  8. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 76
  9. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  10. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  11. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81-82
  12. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  13. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.
  14. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  15. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  16. ^ Lewis, David Levering. The Greatness of Al-Andalus halaman 199
  17. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  18. ^ http://www.jewishencyclopedia.com/articles/9247-kaula-al-yahudi
  19. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 19-21
  20. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 86-87
  21. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  22. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Cartagena,_Spain#Middle_Ages
  23. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  24. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  25. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 90
  26. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 91
  27. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 102
  28. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  29. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 111
  30. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  31. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  32. ^ http://www.ayto-morondelafrontera.org/opencms/opencms/morondelafrontera/content/turi/info/info_historia-y-cultura.html
  33. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  34. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Alcal%C3%A1_de_Guada%C3%ADra#history
  35. ^ http://books.google.co.id/books?id=UB4uSVt3ulUC&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
  36. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Guadalajara,_Castile-La_Mancha#Al-Andalus_foundation
  37. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 113-114
  38. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115-120
  39. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115
  40. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Almu%C3%B1%C3%A9car#Muslim_rule
  41. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  42. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  43. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  44. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 23
  45. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 125
  46. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 202
  47. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  48. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126
  49. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126-130
  50. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  51. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  52. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  53. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  54. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  55. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  56. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  57. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  58. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_the_Muslim_presence_in_the_Iberian_peninsula#Conquest_.28710.E2.80.93756.29
  59. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Sagunto#History
  60. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  61. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131-132
  62. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132
  63. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  64. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132-134
  65. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 204
  66. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Talavera_de_la_Reina#Muslim_conquest
  67. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 206
  68. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  69. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  70. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Burgos#History
  71. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Amaya_(Burgos)
  72. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  73. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  74. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/M%C3%A9rtola#Islamic_rule
  75. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Salamanca#History
  76. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  77. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  78. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  79. ^ Aci legenda yang menyebutkan bahwa Thariq dan Musa sukses menembus Gunung Pyrennes, Perancis Selatan, dan membebaskan kota Narbonne, Avignon, dan Lyons. Akhir pasukan mereka menuju sungai Rhone. Mereka bertekad akan meneruskan perjalanan hingga ke Gerbang Konstantinopel, membuka Konstantinopel, dan berjalan hingga ke istana khalifah di Damaskus. Namun, itu tidak berlaku dilakukan karena khalifah Al-Walid keburu memanggil Thariq dan Musa kepada kembali ke Damaskus. Alwi Alatas menolak kisah ini, katanya, "kecil probabilitas mereka menerapkan itu. Bagaimanapun pasukan Muslimin hanya 25.000 orang sementara wilayah Al-Andalus sudah terlampau luas kepada dikontrol, apalagi masyarakatnya 4-5 juta orang" (halaman 137)
  80. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  81. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  82. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  83. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Gij%C3%B3n#Middle_Ages_and_Modern_Era
  84. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  85. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139-140
  86. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28
  87. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  88. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 108
  89. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 107-108
  90. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 180
  91. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  92. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28-29
  93. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 183-184
  94. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 184-187
  95. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  96. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  97. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  98. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  99. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 135-136
  100. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 143-144
  101. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 148-149
  102. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 208
  103. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 149
  104. ^ Henry Coppee. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe halaman 343
  105. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 170
  106. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 194
  107. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 172 dan 215
  108. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman VII
  109. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 67

Bacaan lanjutan

  • Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta.
  • Coppee, Henry. 1881. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe. Little Brown & Company: Boston.
  • Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta.
  • Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.

Tautan luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dan lain sebagainya.


Page 5

Thariq bin Ziyad (670[1] - 720) (Bahasa Arab: طارق بن زياد), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto[2] (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Musim panas tahun 711 M (92 H), Thariq bin Ziyad beranjak menuju Al-Andalus. Pada tanggal 29 April 711, pasukan Thariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar bermula dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang faedahnya Gunung Thariq). Setelah pendaratan, dia memerintahkan kepada membakar semua kapal dan berpidato di hadapan anak buahnya kepada membangkitkan semangat mereka:

أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر...... Tidak aci jalan kepada melarikan diri! Laut di balik kalian, dan musuh di hadapan kalian: Demi Allah, tidak aci yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.

Pasukan Tariq menyerbu wilayah Andalusia dan di musim panas tahun 711 sukses meraih kemenangan yang menentukan atas kerajaan Visigoth, di mana rajanya, Roderick terbunuh pada tanggal 19 Juli 711 dalam pertempuran Guadalete. Setelah itu, Thariq menjadi gubernur wilayah Andalusia sebelum beres dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah Walid I.

Tahun-tahun Awal

Asal-Usul Thariq bin Ziyad

Asal-usul Thariq tidak dikenal secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Sisa dari pembakaran Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, aci yang mengatakannya sebagai keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm. Aci juga yang menyebutkan Thariq bermula dari bangsa Vandals. Namun, banyak sejarawan yang mengasumsikan dia keturunan dari bangsa Berber. Menurut Alwi Alatas, Thariq bermula dari keluarga muslim dan sejak kecil telah dibimbing secara Islam oleh ayahnya pada saat kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya.

Menurut gagasan lain, Thariq bin Ziyad adalah bekas budak Musa bin Nusayr. Musa membebaskannya setelah melihat potensi Thariq, akhir menempatkannya di pasukannya. Mampu berlaku Thariq bin Ziyad sudah tidak kekurangan di pasukan Musa bin Nusayr saat Musa baru tiba di Qayrawan. Namun, saat itu Thariq belum dikenal dengan luas.[3]

Sebagian sejarawan mencatat bahwa Thariq memiliki sebagian versi nama:

  1. Al-Idrisi, geografer Muslim dari ratus tahun ke-12, mengatakan nama Thariq dengan Thariq bin Abdullah bin Wanamu al-Zanati
  2. Ibnu Idhari mengatakan nama komplit Thariq adalah Thāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Walghū bin Warfajūm bin Nabarghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw
  3. Ibnu Idhari juga mengatakan nama komplitnya dengan Tāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Rafhū bin Warfajūm bin Yanzghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw[4]

Ciri-Ciri Thariq

Thariq adalah lelaki dengan kening yang menonjol dan memiliki tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya.[5]

Legenda Kedatangan Thariq

Setidaknya aci dua legenda tentang kedatangan Thariq bin ZIyad ke Al-Andalus. Legenda itu sebagai berikut:

Legenda Wanita Tua

Saat Thariq baru membebaskan Kota Algeciras, aci seorang wanita tua yang menginginkan kepada bertemu Thariq. Setelah diizinkan oleh Thariq, wanita tua ini menuturknan kisahnya bahwa dia dulu memiliki seorang suami. Suaminya selalu mengatakan bahwa sebuah hari nanti, negeri ini akan ditaklukkan oleh seorang jenderal asing. Jenderal ini memiliki kening yang menonjol dan tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya. Mendengar itu, Thariq segera membuka pundak bidang kirinya yang ternyata memang memiliki tanda yang sama seperti yang diistilahkan wanita tersebut. Pasukan Thariq pun kagum[6].

Legenda Istana 27 Gembok

Kerajaan Visigoth memiliki satu istana yang paling indah di Toledo dan memiliki 27 gembok. Raja-raja sebelumnya selalu berpesan bahwa apapun yang terjadi, istana itu tidak boleh dimasuki satu orang pun. Setiap raja yang baru bahkan menambahkan satu gembok sehingga aci 27 gembok. Saat Roderick naik tahta, dia paling penasaran dengan isi istana itu. Pada sebuah hari, dia membongkar semua gembok yang aci dan memasuki istana itu. Ternyata, di dalam istana itu terdapat sebuah ruangan lagi yang dikunci. Setelah membongkar kunci ruangan itu, Roderick kembali memasuki ruangan yang lebih dalam lagi.

Ternyata di dalam ruangan itu aci sebuah perkamen yang mengandung lukisan orang-orang yang sedang menunggang kuda. Mereka menggunakan baju yang kasar, penuh abu, menggunakan sorban di kepalanya, dan pedang mereka melengkung. Di sana juga terdapat sebuah tulisan,

"Kapan pun ruang perlindungan ini dilanggar dan mantra yang terdapat pada guci ini dilanggar, orang-orang yang terlukis pada guci ini akan menyerbu Andalusia, menggulingkan singgasana rajanya, serta menguasai semua negeri"

Roderick ketakutan setelah membaca itu dan meyakini bahwa bencana akan menimpa dirinya.[7]

Persiapan Pembebasan Al-Andalus

Kisah Julian dan Putrinya

Julian adalah penguasa Ceuta. Dia menandatangani kontrak damai dengan Kekhalifahan melintasi Musa bin Nusayr. Julian memiliki seorang putri paling cantik yang bernama Florinda[8]. Demi hubungan yang adun dengan Visigoth, Florinda dikirim ke istana Roderick kepada berlatih. Roderick tertarik dan bersedia menikahi Florinda, tetapi Florinda menolaknya. Roderick yang marah akhir menghamili Florinda dan mengancamnya supaya dia tidak memberitahu siapa-siapa kejadian tersebut. Namun, berkat kecerdasannya, Florinda sukses menyelundupkan sebuah surat ke luar istana Roderick dan mengirimnya ke Julian, ayahnya, memberitahu apa yang terjadi.

Julian paling marah dan bersumpah kepada menghancurkan Roderick. Dia segera menuju istana Roderick kepada mengambil Florinda. Julian mengarang kisah bahwa istrinya sedang sakit keras dan berkeinginan Florinda aci di samping ibunya kepada menjaganya. Mendengar itu, Roderick pun memohon Florinda pulang bersama ayahnya. Setelah sukses mengamankan Florinda di istana Ceuta, Julian menuju kediaman Musa bin Nusayr, menginginkannya kepada menyerang Visigoth.

Awalnya, Musa menolaknya karena saat itu Semenanjung Iberia belum dikenal di kalangan kaum muslimin. Namun, Julian terus mendesaknya. Akhirnya, Musa menginginkan Julian kepada menyerang Semenanjung Iberia dengan pasukan kecil kepada memperlihatkan keseriusannya. Julian melaksanakan perintah itu. Dia membawa dua kapal dan menyerang Algeciras. Keesokannya, dia sukses pulang dan memperlihatkan harta rampasan perang kepada Musa bin Nusayr dalam banyak yang banyak. Musa pun mempercayai Julian.[9]

Mengirim Surat Kepada Khalifah

Musa segera melakukan usaha cepat dengan mengirimkan surat kepada khalifah Al-Walid di Damaskus, menginginkan izin kepada membebaskan Semenanjung Iberia. Jawaban dari Al-Walid pun datang,

"Inginnya kirim dulu pasukan kecil ke negeri itu sehingga mereka mampu menyerangnya dan membawa berita kepadamu tentang apa-apa yang terdapat di negeri tersebut. Hati-hatilah! Jangan hingga kaum muslimin musnah oleh teror dan bahaya lautan."

Musa bin Nusayr mengirim balasannya,

"Ini bukan lautan, tetapi hanya terusan sempit. Pantainya tampak di kejauhan."

Al-Walid kembali membalas suratnya,

"Tidak apa-apa. Tetaplah kirim pasukan pendahuluan ke sana!"[10]

Pasukan Ekspedisi

Setelah mendapatkan izin dari khalifah, Musa bin Nusayr mengirim pasukan ekspedisi awal ke wilayah Semenanjung Iberia. Pasukan ini dipimpin oleh Tarif bin Malik (Tarif Sisa dari pembakaran Zar'ah bin Malik Al-Mughaferi). Tarif bin Malik memimpin 500 tentara yang di dalamnya aci 100 penunggang kuda. Tarif beranjak dengan menggunakan empat buah kapal. Mereka mendarat di pulau paling selatan Semenanjung Iberia. Kelak, pulau ini akan dinamakan kota Tarifa yang bermula dari nama Tarif bin Malik.

Tarif segera melaksanakan perintah Musa bin Nusayr kepada menyerang wilayah terdekat dari lokasinya berlabuh. Setelah sukses, Tarif kembali ke Musa bin Nusayr dan membawakan harta rampasan perang yang banyak. Dia juga mengatakan negeri itu dengan sebutan Jazirat al-Khadra (pulau yang hijau) kepada mengatakan Semenanjung Iberia.[11]

Pembebasan Dimulai

Pasukan Beranjak

Musa bin Nusayr menunjuk Thariq bin Ziyad kepada memimpin pembebasan ini. Thariq membawa 12.000 pasukan yang mayoritasnya adalah bangsa Berber. Hanya 300 orang dari bangsa Arab dan 700 orang dari bangsa Afrika. Julian dari Ceute bertugas sebagai intel dan penunjuk jalan pasukan. Para pasukan pun beranjak dari Ceuta menggunakan kapal Julian kepada menyamar. Pengangkutan pasukan dilaksanakan secara bolak-balik pada malam hari supaya tidak mencurigakan.[12]

Sesaat sebelum berlabuh, Thariq memutuskan kepada tidur sebentar. Dalam tidurnya, dia bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad yang dikelilingi orang-orang Muhajirin dan Anshar. Mereka membawa pedang yang terhunus. Lalu, Nabi Muhammad bersabda kepada Thariq:

"Janganlah gentar, wahai Thariq. Sempurnakan apa yang ditakdirkan bagimu kepada melakukannya!"

Akhir Thariq terbangun dan merasa yakin kemenangan aci di pihaknya. Dia memberitahukan mimpi ini kepada prajurit-prajurit muslim yang aci di kapal bersamanya.[13]

Awalnya Thariq bersedia mendarat di Algeciras tetapi tidak berlaku karena kota itu dikawal oleh pasukan Visigoth. Akhirnya, Thariq dan pasukannya mendarat di Calpe, arah timur Algeciras. Kelak, Calpe diubah namanya menjadi Jabal Al-Fatah (Gunung Kemenangan). Namun, lokasi itu lebih dikenal dengan nama Jabal Tariq atau Gibraltar.

Jenderal Perang

Thariq membawa jenderal-jenderal perang tangguh, yakni:

  1. Tarif bin Malik[14]
  2. Mughyet ar-Rumi[15]. Dia adalah seorang mualaf dari Yunani dan berwarga-negara Romawi (Eropa)[16]
  3. Abdul Malik al-Moafir[17]
  4. Kaula al-Yahudi[18] (bergabung belakangan)

Pembakaran kapal

Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang sukses dikobarkan oleh Thariq dimana dia memerintahkan kepada membakar semua kapal sehingga tidak aci jalan kepada melarikan diri selain berperang habis-habisan melawan musuh hingga meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada. Thariq bin Ziyad merupakan sosok pahlawan yang mampu membawa kejayaan Islam di saatnya.

Pidato Thariq bin Ziyad

Menurut P. De Gayangos, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Thomson[19], berikut ini adalah pidato yang disampaikan Thariq bin Ziyad kepada para prajuritnya:

"Ke manakah kalian dapat melarikan diri sementara musuh tidak kekurangan di hadapan dan lautan tidak kekurangan di balik kalian? Demi Allah! Tidak aci keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati kalian. Pertimbangkanlah situasi kalian: kalian berdiri di atas pulau ini bagaikan begitu banyak anak-anak yatim terlontar ke dunia; kalian akan segera bertemu dengan musuh yang kuat mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang kemarahan samudera yang bergejolak, dan mengirimkan prajurit-prajurit yang tidak terhitung banyaknya pada kalian, bala tentara baju besi dan dilengkapi dengan segala senjata yang pernah aci.

Apa yang dapat kalian gunakan kepada melawan mereka?

Kalian tidak memiliki senjata lain kecuali pedang, tidak punya perlengkapan lain kecuali yang telah kalian rampas dari musuh kalian. Oleh karena itu, kalian wajib menyerang mereka dengan segera atau jika tidak, maka hasrat kalian kepada menyerah akan tumbuh, angin kemenangan takkan lagi berhembus di pihak kalian, dan barangkali rasa gentar yang bersembunyi di hati musuh-musuh kalian akan berubah menjadi keberanian yang sukar dikekang!

Buanglah segala ketakutan dari hati kalian, percayalah kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah bahwa raja kafir itu tidak akan mampu bertahan menghadapi serangkan kita. Dia telah datang kepada menjadikan kita tuan dari kota-kota dan kastil-kastil yang didudukinya, serta menyerahkan pada kita harta karunnya yang tidak terhitung banyaknya. Dan jika kalian menangkap peluang yang kini tersedia, maka itu mampu menjadi metode bagi kalian kepada memiliki semua itu, di samping akan menyelamatkan diri kalian dari kematian yang tidak terelakkan.

Janganlah berpikir bahwa diri sendiri membebankan tugas kepada kalian sementara diri sendiri sendiri akan lari menghindar, atau diri sendiri menutup-nutupi bahaya yang aci dalam mengemban ekspedisi ini. Tidak! Kalian memang akan menghadapi datangnya masalah luhur, tetapi juga kalian mengetahui bahwa kalian hanya akan menderita sebentar saja. Di kesudahan pertempuran ini kalian akan memungkuti panenan kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah-limpah. Dan jangan bayangkan bahwa sementara diri sendiri bicara ini pada kalian, diri sendiri berniat kepada tidak menerapkannya, sebab hasratku dalam pertempuran ini jauh menjadi lebih hasrat kalian. Apa yang akan diri sendiri lakukan menjadi lebih apa yang akan kalian lakukan. Kalian pastilah telah mendengar kelebihan yang melimpah ruah dari pulau ini, kalian pastilah telah mendengar bagaimana para perawan Yunani, sama rupawannya dengan bidadari, leher mereka berkilau dengan mutiara dan permata tidak terbilang banyaknya, tubuh mereka mengenakan tunik terbuat dari sutera-sutera mahal bertabur emas, mereka menunggu kedatangan kalian. Mereka bersandar di atas dipan-dipan empuk di dalam istana-istana mewah para bangsawan dan pangeran bermahkota.

Kalian mengetahui aci bahwa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik telah memilih kalian seperti begitu banyak pahlawan lain dari kalangan para pemberani. Kalian kenal bahwa bangsawan-bangsawan luhur tanah ini memiliki hasrat luhur kepada menjadikan kalian anak mereka dan mengikat kalian dengan pernikahan, hanya jika kalian menyambut peperangan sebagaimana layaknya orang-orang berani dan pejuang sejati, serta menjadi ksatria yang berani.Kalian mengetahui bahwa rahmat Allah menantikan kalian jika kalian bersedia kepada menegakkan kalimat-Nya dan memproklamirkan dien-Nya di tanah ini.

Dan yang terakhir, tentu saja barang rampasan akan menjadi milik kalian dan kaum Muslim lainnya. Ingatlah baik-baik bahwa Allah Yang Mahaperkasa akan memilih sesuai akad ini yang terbaik di tengah kalian dan menganugerahinya pahala, adun di dunia ini maupun di kehidupan setealh didunia nanti. Dan ketahuilah diri sendiri akan berbuat demikian juga. Diri sendiri akan menjadi orang pertama yang akan memberi contoh pada kalian dan menerapkan apa yang diri sendiri anjurkan pada kalian. Sebab inilah tujuanku, saat pertemuan dua pasukan ini, kepada menyerang raja Kristen yang lalim itu, Roderic, dan membunuhnya tanganku sendiri! insya Allah.

Saat kalian melihatku berkelahi mati-matian melawannya, seranglah musuh bersamaku. Jika diri sendiri membunuhnya, kemenangan menjadi milik kita. Jika diri sendiri terbunuh sebelum mendekatinya, jangan kalian bersusah payah karena diri sendiri, tetaplah berperang seolah diri sendiri sedang hidup dan tidak kekurangan di tengah kalian, dan ikuti tujuanku, sebab saat mereka melihat rajanya jatuh, pastilah kaum kafir ini akan kocar-kacir. Akan tetapi, jika diri sendiri terbunuh setelah menewaskan raja mereka itu, tunjuklah seseorang di selang kalian yang di dalam dirinya terdapat perpaduan selang keberanian dan pengalaman, serta mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini, dan menindaklanjuti keberhasilan kita.

Jika kalian melaksanakan intruksi-intruksiku, niscaya kita akan menang!"

Syair Thariq bin Ziyad

Menurut Alwi Alatas, Thariq juga mengumandangkan sebuah syair kepada menyemangati pasukannya:

Kita telah mengendarai kapal yang kita

persiapkan kepada penyeberangan kita

Dan Allah ingin membeli jiwa, harta,

Dan keluarga kita dengan surga

Sungguh aci bahwa tidak aci

Yang begitu kita harapkan di dunia ini

Sebagaimana juga tidak penting bagi kita

Bagaimana menjumpai ajal saat mendapatkan

Harga yang sedemikian didambakan"[20]

Pembebasan Al-Andalus Tahap Pertama

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilaksanakan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Pembebasan Kota Cartagena

Kota pertama yang diberi keleluasaan Thariq adalah Cartagena. Kota itu tidak jauh dari Gibraltar[21]. Thariq mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abdul Malik al-Moafir. Setelah sukses diberi keleluasaan, nama kota itu sempat ditukar menjadi Qartayannat al-Halfa[22]

Pembebasan Kota Algeciras

Kota selanjutnya yang diberi keleluasaan Thariq adalah Algeciras. Abdul Malik al-Moafir ditugaskan oleh Thariq menjadi pengawas kota ini sementara Thariq melanjutkan pembebasannya ke kota-kota lain.[23]

Pertempuran dengan Theodomir

Theodomir (Arab: Tudmir) adalah penjaga kerajaan Visigoth bidang selatan. Pasukannya menghadang Thariq dan mereka berperang dengan hebat. Pasukan Theodomir kalah, akhir dia mengirim surat kepada Roderick yang menuturkan bahwa Visigoth telah diserang. Namun, Theodomir sendiri selamat dan kelak dia akan berhadapan dengan pasukan kaum muslimin kepada kedua kalinya[24]

Pertempuran Guadalete

Setelah membaca surat dari Theodomir, Roderick yang saat itu sedang berperang dengan Basque segera menghentikan perangnya dan menuju Kordoba[25]. Di sana Roderick menyusun daya kepada menghadang Thariq. Dia menginginkan pertolongan dari Witiza, para gubernurnya, dan budak-budak yang dia miliki sehingga dia sukses mengumpulkan 40.000-100.000 prajurit[26]. Sementara itu, pasukan Thariq berjumlah 7.000-12.000 prajurit kepada melawan Roderick[27]. Setelah melintasi pertempuran yang sengit, Roderick kalah dan terbunuh. Pertempuran ini dikenal dengan sebutan Pertempuran Guadalete, pertempuran Guadalquivir[28], atau pertempuran Wadi Lakka[29]. Pelayo adalah seorang bangsawan Visigoth yang sukses lolos dari pertempuran Guadalete. Kelak dia bersembunyi di pegunungan, menyusun daya kepada menguasai Al-Andalus kembali, dan sukses menerapkannya 800 tahun akhir.

Pembebasan Kota Sidonia

Musa bin Nusayr mengirim surat kepada Thariq, menginginkannya kepada menunda pembebasan. Dia bersedia pergi ke Semenanjung Iberia dan terlibat langsung dalam pembebasan. Namun, Thariq memiliki pertimbangan lain. Jika pembebasan ditunda, diperkirakan Visigoth akan sukses membangun dayanya kembali. Oleh karena itulah, setelah pertempuran Guadalete beres, Thariq melanjutkan pembebasannya terhadap kota-kota lain. Salah satunya adalah Sidonia. Di zaman Spanyol modern, kota ini dikenal dengan nama kota Medina-Sidonia. Pembebasan kota ini dibantu oleh orang Yahudi yang sebelumnya ditindas oleh Visigoth. Mereka berlarian membuka pintu gerbang kota kepada menyambut pasukan Thariq bin Ziyad.[30]

Pembebasan Kota Moron

Setelah pembebasan Sidonia, Thariq melanjutkannya ke kota Moron. Sama seperti Sidonia, pembebasan Moron pun dibantu oleh orang Yahudi. Kemudian, Thariq menyerahkan kepemimpinan kota sementara kepada orang-orang Yahudi sementara dia melanjutkan pembebasan[31]. Pada zaman kuno, kota ini bernama Mawror. Di zaman modern, kota Moron berubah nama menjadi Moron de la Frontera[32].

Pembebasan Kota Carmona

Setelah pembebasan Moron, Thariq kembali melaju membebaskan kota Carmona[33].

Pembebasan Kota Alcalá de Guadaíra

Setelah Carmona sukses dibentangkan, Thariq dan pasukannya melaju ke Kota Alcala de Guadaira[34]. Dia juga dapat mengalahkan kota ini dengan gampang.[35]

Pembebasan Kota Guadalajara

Thariq menuju kota Guadalajara dan sukses menembus kota tersebut.[36]

Pembebasan Kota Ecija

Selanjutnya, Thariq membebaskan kota Ecija. Pasukan Thariq sukses menangkap gubernur Ecija dan menawarkan sebuah kesepakatan damai. Kesepakatannya adalah gubernur wajib menyerahkan Ecija dan menyerahkan pajak secara rutin. Sebagai imbalannya, dia akan tetap dibiarkan memerintah Ecija.[37]

Pembebasan Kota Kordoba

Thariq mengirim Mughyet ar-Rumi dan 700 pasukan berkuda kepada membebaskan Kordoba. Ternyata, Kordoba dipertahankan oleh 400 tentara yang paling kuat dan memiliki pasokan cairan yang banyak. Dengan pertempuran sengit, Mughyet sukses menembus benteng kota dan menguasai semua kota. Semua pasukan Kordoba yang tersisa berlindung ke sebuah gereja di barat kota dengan pasokan cairan tidak terbatas yang mengalir dari gunung. Setelah mengepung pasukan Kordoba selama 3 bulan, Mughyet mengutus Rabah, seorang dari bangsa Afrika, kepada menyusup ke gereja. Para prajurit Kordoba menangkap Rabah dan bingung mengapa kulitnya hitam, tidak seperti mereka yang putih. Rabah sukses meloloskan diri dengan sebuah siasat dan memberitahu posisi pasokan cairan. Mughyet segera memerintahkan kepada memutus pasokan cairan tersebut. Pasukan Kordoba yang tidak mampu bertahan dari kehausan beres menerapkan bunuh diri massal dengan membakar gereja lokasi mereka berlindung. Akhirnya, Mughyet sukses membebaskan Kordoba dengan susah payah.[38]

Pembebasan Kota Granada

Pasukan pembebasan Granada diberangkatkan bersamaan dengan pasukan Mughyet. Tanpa memakan waktu lama, Granada pun dapat diberi keleluasaan.[39]

Pembebasan Kota Almunecar

Pasukan Thariq akhir menuju Kota Almunecar. Dia tidak menemui kesusahan faedahnya dalam membuka Almunecar.[40]

Pembebasan Kota Toledo

Thariq dan pasukannya yang lain beranjak menuju Toledo, ibukota Visigoth. Ternyata, Toledo telah kosong dibiarkan lepas sama sekali masyarakatnya. Thariq meninggalkan sedikit pasukannya kepada menjaga Toledo sementara dia melanjutkan pembebasan.[41]

Pembebasan Kota Medinat Al-Maida

Thariq melanjutkan perjalanannya menuju kota Medinat Al-Maida (Kota Meja), yaitu kota kecil di dekat Toledo. Medinat Al-Maida adalah nama pemberian kaum Muslimin Al-Andalus, sementara nama asli kota ini tidak dikenal[42]. Di kota ini Thariq dan pasukannya menemukan harta rampasan perang yang banyak sekali. Mereka akhir membawa dan mengumpulkannya bersama harta rampasan perang lain di Toledo. Berikut adalah harta-harta yang ditemukan Thariq:

  1. Meja Sulaiman. Ini adalah meja milik Nabi Sulaiman bin Daud yang konon dicuri dari istananya dan dibawa ke Spanyol
  2. Kitab-kitab kuno Injil, Taurat, dan Zabur berjumlah 21 salinan
  3. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Ibrahim
  4. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Musa
  5. Kitab-kitab kuno pengetahuan pengetahuan dunia, yaitu tentang obat-obatan, binatang, dan lainnya
  6. Mahkota-mahkota bertaburan emas dan permata milik raja Visigoth berjumlah 27
  7. Kitab-kitab kuno para filsuf
  8. Perhiasan dan karya seni yang begitu bagus[43][44]

Setelah serentetan pembebasan ini, Thariq dan pasukannya beristirahat di Toledo.

Pembebasan Al-Andalus Tahap Kedua

Catatan: banyak gagasan mengenai urutan pembebasan kota demi kota yang dilaksanakan Thariq, Musa, dan pasukannya. Urutan pembebasan dalam artikel ini hanyalah satu versi di selang banyak versi lain.

Kedatangan Musa Bin Nusayr

Musa bin Nusayr datang ke Semenanjung Iberia bersama 18.000 tentara[45] kepada membantu Thariq menerapkan pembebasan. Dia datang pada Ramadhan 93 H (Juni 712 M).[46] Menurut sebagian sumber, Julian dan pasukannya juga turut dalam rombongan ini.[47]

Keikutsertaan Sahabat Nabi

Bersama Musa, datang juga seorang sahabat Nabi Muhammad yang hampir berusia zaman, namanya adalah Sisa dari pembakaran al-Munaizir. Menurut sejarawan Ar-Razi, Sisa dari pembakaran al-Munaizir adalah salah satu sahabat nabi yang termuda.[48]

Keikutsertaan Tabiin

Selain itu, banyak para tokoh tabiin yang turut. Menurut Alwi Alatas, mereka adalah sebagai berikut:

  1. Hans as-San'ani
  2. Ibnu Rabah al-Lakhmi
  3. Abdullah bin Yazid al-Ma'arefi al-Jobeli
  4. Hayyan ibnu Abi Hoblah
  5. Iyadh bin Uqbah al-Fihri
  6. Habib bin Abi Ubaidah
  7. Abdullah bin Said
  8. Ibnu Shamasah
  9. Al-Mughirah bin Abi Burdah Nashitt bin Kinanah al-Adri
  10. Hayyat bin Reja at-Tamimi.[49]

Pembebasan Kota Seville

Musa bin Nusayr segera bertindak cepat. Dia bersama pasukannya membebaskan kota-kota yang belum sempat diberi keleluasaan oleh Thariq. Dalam waktu yang singkat, Seville sukses diberi keleluasaan[50]. Musa menjadikan kota ini sebagai ibukota Islam.[51]

Pembebasan Kota Niebla

Setelah Seville, Musa melakukan usaha ke kota Niebla. Tanpa mengalami kesusahan, Niebla pun segera diberi keleluasaan.[52]

Pembebasan Kota Faro

Musa kembali melakukan usaha menuju kota Faro. Dengan gampang, kota Faro pun sukses dibentangkan.[53]

Pembebasan Kota Beja

Musa kali ini menuju kota Beja. Kota ini adalah kota garnisum yang dibangun oleh Julius Caesar[54]. Dalam waktu singkat pun kota Beja sukses diduduki pasukan Musa.[55]

Pembebasan Kota Malaga

Musa memecah pasukannya. Dia memerintahkan anaknya, Abdul A'la bin Musa, kepada membawa pasukan menuju Malaga. Tanpa kesusahan faedahnya, Abdul A'la sukses membuka kota Malaga.[56]

Pembebasan Kota Evora

Musa memerintahkan Abdul Aziz bin Musa, anaknya yang lain, kepada menuju Kota Evora. Sama seperti sebelumnya, Evora pun gampang kepada diberi keleluasaan.[57]

Pembebasan Kota Jaen

Abdul Aziz bin Musa juga sukses membebaskan Jaen.[58]

Pembebasan Kota Sagunto

Kemudian, Abdul Aziz bin Musa menuju Sagunto. Dia dan pasukannya sukses membuka gerbang kota.[59]

Pembebasan Kota Murcia

Abdul Aziz bin Musa menuju Kota Murcia. Theodomir (Arab: Tudmir) sejauh ini sukses mempertahankan kotanya dengan adun walau dengan sedikit prajurit. Dia menginginkan semua wanita kepada berpakaian baju besi dan mengangkat busur di puncak-puncak benteng mereka. Ini menciptakan Abdul Aziz mengira bahwa mereka sedang berperang melawan pasukan yang banyak sekali.

Berkat siasat itu, Abdul Aziz pun menginginkan kesepakatan damai dan Theodomir menyetujuinya. Theodomir diperbolehkan tetap menguasai Murcia dengan hukum yang dikuatkannya asalkan membayar pajak tahunan dalam bentuk uang, biji-bijian, cuka, madu, minyak, dan anggur[60][61]. Di akhir hari, kaum Mulim Al-Andalus mengatakan lokasi itu Bilad Tudmir (Negeri Tudmir)[62]. Berikut ini adalah kontrak selang Theodomir dan Kaum Muslim:

"[Tudmir] tidak akan:

  • Memberikan perlindungan bagi buronan dan musuh-musuh kita
  • Mendorong setiap orang yang dilindungi kepada takut kepada kita
  • Menyembunyikan berita tentang musuh-musuh kita"[63]

Pembebasan Kota Merida

Musa bin Nusayr dan pasukannya menuju kota Merida. Ternyata, pasukan Merida paling kuat dan kaum muslimin tidak mampu menang. Hingga hampir tiba Idul Fitri, pasukan Musa tidak sanggup menembus Merida. Saat hari raya Idul Fitri, Musa memerintahkan para prajuritnya kepada mewarnai rambut dan janggut mereka dengan warna merah sekadar kepada merayakan Idul Fitri. Pasukan Visigoth yang tidak kenal apa-apa terpesona karena rambut pasukan Musa berubah menjadi merah. Musa yang menyadari hal itu segera bertindak cepat. Esoknya, dia memerintahkan prajuritnya kepada mewarnai rambut mereka dengan warna hitam. Prajurit Visigoth pun terpesona kembali. Mereka berkomentar,

"Kami sudah melihat raja mereka, seorang yang sudah tua, tetapi akhir mampu berubah menjadi muda lagi. Karenanya ikutilah segala sesuatu yang diajarkan kami, bahwa kita wajib pergi kepadanya dan memenuhi permintaannya, sebab kita tidak akan sanggup menghadapi orang-orang seperti mereka"

Akhirnya, diadakanlah kontrak damai seperti yang dilaksanakan di sebagian kota yang lain. Mereka wajib membayar pajak tahunan seperti kota lain[64].

Menurut David Levering Lewis, metode ini belum sukses sepenuhnya menciptakan pasukan Visigoth menyerah. Saat inilah Julian beserta pasukannya berpura-pura bertindak sebagai bala pertolongan. Dia menginginkan dibukakan pintu gerbang. Setelah sukses masuk ke dalam kota, pasukan Julian menghembuskan kabar bahwa Musa dan pasukannya adalah prajurit dewa yang mampu mengubah penampilan dan umur mereka sesuka hati. Mereka menyuruh pasukan Visigoth kepada menyerah saja. Akhirnya, kontrak damai pun diciptakan.[65]

Pembebasan Kota Talavera

Pasukan Musa mampir ke kota Talavera kepada membebaskannya sebelum menuju Zaragoza bersama Thariq[66]

Pembebasan Kota Zaragoza

Kota Zaragoza ini dikenal juga dengan nama Saragossa. Setelah membuka Kota Merida, Musa memecah pasukannya menjadi dua. Abdul Aziz bin Musa melanjutkan perjalanan sementara Musa sendiri bertemu dengan Thariq di Toledo (pendapat lain mengatakan mereka bertemu di Kota Talavera, sebelah barat Toledo)[67]. Musa bin Nusayr dan Thariq pun menggabungkan pasukan dan sukses membebaskan Zaragoza.[68] Zaragoza pada zaman dahulu adalah pusat Romawi Kuno. Di kota ini, Musa membangun masjid luhur Sarakusta. Saat ini, masjid Sarakusta telah diubah menjadi Katedral La Seo.[69]

Pembebasan Kota Burgos

Setelah itu, pasukan menuju Kota Burgos dan dapat diberi keleluasaan dengan gampang. Salah satu desa yang diberi keleluasaannya bernama desa Amaya.[70][71]

Pembebasan Kota Coimbra

Abdul Aziz bin Musa yang membawa cukup banyak pasukan segera menuju kota Coimbra, sekarang aci di Portugal. Kota ini dapat diberi keleluasaan tanpa banyak kesusahan.[72]

Pembebasan Kota Santarem

Setelah itu, Abdul Aziz bin Musa menuju Santarem. Sama seperti Coimbra, gerbang Santarem pun dapat dibentangkan dengan gampang.[73] Saat ini Santarem tidak kekurangan di Portugal.

Pembebasan Kota Mertola

Pasukan Musa menuju Mertola dan sukses mengalahkan tentara-tentara penjaga kota[74]

Pembebasan Kota Salamanca

Pasukan Musa bin Nusayr menuju Salamanca dan sukses membuka gerbangnya.[75]

Pembebasan Kota Valencia

Valencia juga dapat diberi keleluasaan setelah bertarung cukup keras.[76]

Pembebasan Kota Valladolid

Pasukan melakukan usaha ke arah Valladolid dan mampu membuka gerbang kotanya[77]

Pembebasan Kota Barcelona

Setelah Zaragoza, Musa dan Thariq menuju Barcelona dan sukses membebaskan kota tersebut dengan gampang.[78][79]

Pembebasan Kota Leon

Thariq bin Ziyad dan Musa membagi pasukannya. Thariq memacu kudanya menuju provinsi Leon dan Castile. Dia membebaskan kota Leon, Spanyol, setelah berperang cukup sengit.[80]

Pembebasan Kota Astorga

Setelah itu, Thariq menuju kota Astorga. Di sini Thariq dengan gampang mampu membuka gerbang kota dan menguasainya.[81]

Pembebasan Kota Oviedo

Musa menuju kota Oviedo yang tidak kekurangan dalam kekuasaan kerajaan Asturias. Tidak memerlukan waktu lama, beres Musa mampu menguasai kota ini.[82]

Pembebasan Kota Gijon

Thariq menuju Kota Gijon dan sukses membebaskannya.[83]

Meneruskan Pembebasan

Musa dan Thariq meneruskan pembebasan menuju arah barat Al-Andalus, tetapi nama kota dan urutan yang mereka bebaskan tidak dikenal. Setelah itu, mereka kembali ke Toledo[84].

Status Wilayah Ceuta

Karena dianggap telah banyak membantu pasukan Thariq, Julian tetap dibiarkan menguasai Ceuta kepada menghormatinya. Thariq hanya mewajibkannya mengirim pajak tahunan. Kelak, saat Julian sudah meninggal, wilayah Ceuta baru dibawa masuk ke dalam lahan kekhalifahan Islam. Sementara itu, nasib Florinda tidak dikenal[85]

Keadaan Pasca Pembebasan

Politik

Thariq bin Ziyad dinaikkan menjadi gubernur Al-Andalus kepada sementara. Dia bersama Musa bin Nusayr menegakkan hukum Islam di semua penjuru Semenanjung Iberia[86]. Para pemimpin yang sudah menandatangani kontrak damai dengan pasukan Thariq wajib membayar pajak tahunan dan mengakui daya kekhalifahan Islam. Sebagai imbalannya, mereka diizinkan memiliki pemerintahan yang independen. Mereka juga dilindungi seperti warga lainnya.

Thariq juga berusaha menyelesaikan hak-hak yang sebelumnya dirampas oleh Roderick, contohnya seperti kasus Witiza. Witiza adalah penguasa Semenanjung Iberia sebelum Roderick. Namun, pada tahun 710 M, Roderick mengadakan kudeta berdarah terhadap pemerintahan Witiza sehingga dia terbunuh. Harta-harta Witiza pun banyak yang dierebut. Pada pertempuran Guadalete, pasukan pendukung Witiza yang direkrut oleh Roderick membelot ke Thariq. Pasukan Witiza sepakat akan membantu Thariq dengan imbalan Thariq memberikan hak mereka yang telah dirampas Roderick, yaitu 3.000 peternakan[87] dan 1.000 desa[88].

Setelah pertempuran Guadalete beres, anak-anak Witiza menemui Thariq dan menginginkan pelunasan akadnya. Thariq menginginkan mereka kepada menemui Musa bin Nusayr di Qayrawan, dia yang akan menyelesaikan urusan mereka. Thariq pun membantu menuliskan surat rekomendasi kepada Musa tentang kasus tersebut. Setelah membaca surat Musa dan penuturan anak-anak Witiza, Musa pun mengabulkan hasrat itu. Dia mengembalikan hak mereka yang telah dirampas oleh Roderick, yaitu 3.000 peternakan dan 1.000 desa.[89]

Sosial-Ekonomi

Sebelum pembebasan Al-Andalus, Visigoth mempraktekkan Latifundium. Itu adalah sebuah praktek pengolahan tanah yang pekerjanya adalah para budak, menyerupai seperti industri perkebunan pada zaman sekarang. Menurut David Levering Lewis, ekonomi Visigoth dibangun di atas perbudakan[90]. Setelah Thariq datang, tanah itu dibagi-bagi ke petani lokal. Sebagian luhur budak juga diberi keleluasaan atau mereka membebaskan diri mereka sendiri dengan tebusan (pada zaman Visigoth, budak tidak diizinkan menebus diri mereka).

Thariq juga membebankan pajak umum kepada semua masyarakat, adun dia Muslim, Nasrani, atau Yahudi. Khusus masyarakat Nasrani dan Yahudi, aci pajak personal atau jika mereka tidak mampu, mereka menggantinya dengan mengikuti wajib militer. Pajak ini bertajuk sesuai tingkat profesionalitas mereka. Semakin profesional dan kaya, pajaknya semakin luhur. Selain itu, aci pula kumpulan masyarakat lepas sama sekali pajak, mereka adalah:

  • Perempuan
  • Anak-anak
  • Biarawan
  • Orang-orang cacat
  • Orang sakit
  • Pengemis
  • Para budak[91]

Pelayo dari Asturias

Semenanjung Iberia sudah beres diduduki kecuali wilayah Asturias. Aci seorang bangsawan Visigoth yang bernama Pelayo, probabilitas dia adalah pengawal pribadi Roderick. Pelayo sukses meloloskan diri dari Pertempuran Guadalete dan menyusun pasukan kembali. Pada sebuah hari mereka menyerang pasukan Thariq tetapi tidak sukses. Pelayo dan pengikutnya terdesak hingga tinggal 30 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Mereka akhir menyingkir ke wilayah Covadonga, wilayah yang terjal dan berbukit-bukit. Pasukan Thariq terus mengepung mereka hingga Pelayo dan pengikutnya kelaparan. Mereka hanya mampu makan madu yang mereka kumpulkan dari pohon terdekat.

Pasukan Thariq berpikir tidak perlu mengejar Pelayo lagi karena dia dan pengikutnya akan mati kelaparan sendiri. Oleh karena itulah, mereka akhir meninggalkan Pelayo dan melupakan kejadian itu. Ini adalah kesalahan fatal Pasukan Thariq. Tanpa disangka, Pelayo sukses bertahan dari kelaparan dan menyusun ulang dayanya kembali. Pelayo membangun Kejaraan Asturias dan menjadi cikal bakal daya saat hadapan yang sukses mengusir Kaum Muslimin dari Semenanjung Iberia.[92]

Toleransi Agama ala Thariq

Keadaan Pra-Islam

Awalnya, keadaan hubungan antaragama cukup adun di Visigoth. Namun, semua berubah saat Dewan Toledo Ketujuh mendeklarasikan sebuah dekrit, "Raja tidak akan menoleransi seorang pun yang tidak Katolik dalam kerajaannya"[93]. Bangsa Yahudi dipaksa kepada pindah agama menjadi Katolik dan menjadi budak sementara Kristen Unitarian dianggap bid'ah oleh kerajaan. Perayaan agama seperti Paskah, pelaksanaan hukum makanan, dan pernikahan agamis dilarang. Akhirnya, ribuan orang Yahudi banyak yang kabur ke Pyrennes di barat daya Prancis. Kaum Yahudi adalah kumpulan yang paling tersiksa, oleh karena itu saat pasukan Thariq datang, mereka senang karena faedahnya Visigoth telah runtuh. Mereka juga membantu Thariq membukakan pintu gerbang kota.[94]

Keadaan Setelah Pembebasan

Terdapat sebuah kontrak damai yang banyak membicarakan tentang toleransi agama. Teks ini tertanggal 713 M, disusun oleh Abdul Aziz bin Musa dan Theodomir. Berikut adalah teksnya yang berkomunikasi dengan toleransi agama:

  • "Umat Kristen diperbolehkan kepada tetap mempertahankan gereja-gereja dan biara-biara mereka, demikian pula kaum Yahudi diperbolehkan mempertahankan sinagog-sinagog mereka..... ."
  • "Komunitas-komunitas Kristen dan Yahudi tetap memegang dan menerapkan hak hukum otonom dalam setiap perselisihan yang tidak melibatkan hak-hak kaum Muslim. Mereka juga memiliki pemimpin-pemimpin mereka sendiri, uskup-uskup, serta comite (bangsawan yang ditunjuk) kepada mewakili mereka dalam pemerintahan Muslim"[95]
  • "Pengikutnya tidak akan dibunuh atau menjadi tawanan..Mereka tidak akan dipaksa dalam hal agama, gereja mereka tidak akan dibakar"[96]

Thariq dan pasukannya berusaha menegakkan toleransi agama dengan maksimal. Kumpulan yang paling senang dengan kebijakan ini adalah Yahudi, mengingat mereka sebelumnya begitu menderita di bawah tekanan Visigoth. Namun, selain Yahudi, kumpulan Nasrani pun memperlihatkan ketertarikan yang kuat. David Levering Lewis mengomentari masalah toleransi ini dengan berkata:

"Tradisi kebebasan relatif dalam hal-hal sipil menjadi paling dihormati di Al-Andalus, dengan hasil paling adun sehingga banyak keturunan aristokrat dan rakyat Katolik mereka segera siap kepada tunduk kepada penguasa muslim sebagaimana orang-orang Yahudi dari Kordoba dan Sevilla"[97]

Perselisihan Thariq dengan Tokoh yang Lain

Perselisihan Thariq-Musa

Kasus Pembebasan Al-Andalus

Setelah pertempuran Guadalete, Musa mengirim surat kepada Thariq, menginginkannya kepada menunda pembebasan hingga dia tiba ke Al-Andalus. Namun, kali ini Thariq tidak menaati Musa. Pertimbangan Thariq adalah jika dia menunda pembebasan, maka Visigoth akan sukses menyusun daya dan menyerang balik pasukan Thariq. Oleh karena itulah, Thariq tetap melanjutkan pembebasan[98].

Saat Musa bertemu Thariq di Toledo, Musa sedang ingat masalah tersebut dan menjadi paling marah. Dia memecut Thariq di hadapan pasukannya sendiri dan menjebloskannya ke penjara. Namun, Musa segera menyadari bahwa perilakunya ke Thariq paling banyak sekali. Akhirnya, Thariq diberi keleluasaan dan dinaikkan kembali menjadi pemimpin pasukan. Kemudian, mereka berdua melanjutkan pembebasan terhadap Al-Andalus.[99]

Kasus Meja Sulaiman

Thariq menemukan Meja Sulaiman di kota Medinat Al-Maida. Namun, Musa menginginkan Thariq kepada menyerahkan Meja Sulaiman dan semua harta rampasan perang kepadanya. Thariq pun memotong salah satu kaki meja dan menyembunyikannya. Saat Musa berdiskusi soal kaki meja yang hilang, Thariq bicara saat ditemukan memang sudah seperti itu. Musa pun mengklaim ke Al-Walid bahwa dia yang menemukan Meja Sulaiman dan harta rampasan yang lain.

Saat Musa dan Thariq dipanggil ke Damaskus kepada menyerahkan harta rampasan, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (Al-Walid sudah meninggal sebelum sidang kasus Meja Sulaiman dilangsungkan) berdiskusi mengapa kaki Meja Sulaiman terpotong. Musa bicara memang sudah terpotong seperti itu saat dia temukan. Saat itulah Thariq mengeluarkan kaki meja yang sebelummnya telah dia potong. Ini memperlihatkan bahwa Thariq-lah sebenarnya yang menemukan Meja Sulaiman. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pun marah dan menghukum Musa.[100]

Perselisihan Thariq-Rughyet

Menurut Alwi Alatas, Thariq sempat berselisih dengan Rughyet. Saat Thariq telah kembali ke Damaskus, khalifah Sulaiman bin Abdul Malik memanggil Rughyet kepada menginginkan gagasannya bagaimana jikalau dia melanjutkan pengangkatan Thariq menjadi gubernur Al-Andalus.

Rughyet menolaknya dan mengatakan bahwa itu terlalu berbahaya, sebab

"Andaikata Thariq menginginkan rakyat Al-Andalus kepada shalat tidak menghadap Ka'bah, tentulah mereka akan mematuhinya", kata Rughyet.

Rughyet menggambarkan bahwa rakyat Al-Andalus paling taat terhadap Thariq dan itu mampu membahayakan posisi khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Akhirnya, Sulaiman tidak berlaku mengangkat Thariq kembali menjadi gubernur Al-Andalus.

Saat Thariq mendengar hal ini, dia menemui Rughyet dan menanyakan gagasannya mengapa dia bicara seperti itu. Rughyet mengatakan dia membalasnya karena Thariq pernah merampas tawanan milik Rughyet.

"Jika kamu membiarkanku bersama tawananku dan tidak menguasainya, diri sendiri akan membiarkan Al-Andalus aci di tanganmu", kata Rughyet.[101]

Tahun-Tahun Kesudahan Thariq bin Ziyad

Setelah sebagian saat menjadi gubernur Al-Andalus, Thariq bin Ziyad dipanggil kembali oleh khalifah Al-Walid ke Damaskus. Dia beranjak bersama Musa bin Nusayr pada September 714 M[102]. Tahun-tahun kesudahan hidup Thariq bin Ziyad sedang penuh misteri dan belum dikenal. Dia wafat tahun 720 M di Damaskus.[103]

Quotes tentang Thariq bin Ziyad

  • "Thariq adalah orang yang pemberani, gagah, lebih mencintai pertempuran dibandingkan harta benda" (Henry Coppee)[104]
  • "Dia (Thariq bin Ziyad) pasti tidak terlalu tua, seorang penunggang kuda yang amat cekatan, dan hampir pasti terlahir sebagai seorang pemimpin" (David Levering Lewis)[105]
  • "Seperti (Julius) Caesar, Thariq adalah seorang petaruh yang mampu mengilhami tentaranya kepada mati berjuang dengan penuh pengabdian melawan rintangan yang menakutkan" (David Levering Lewis)[106]

Quotes tentang Pembebasan Al-Andalus

  • "Pada malam kedatangan Islam di benua Eropa, peradaban Eropa hanya -dan memang, tidak lebih dari- sebuah probabilitas...Yang memberi akad kebangkitan kembali Eropa justru adalah peradaban baru umat Islam yang ingin ditransfer oleh Thariq bin Ziyad dan sebagian ribu prajurit Berbernya dari Afrika Utara ke Hispania" (David Levering Lewis)[107]
  • "Saat cahaya kebenaran menyinari Spanyol, realitas otentik negeri ini terungkap dalam alur yang paling terang" (Americo Castro)[108]
  • "Mereka (Visigoth) segera digantikan oleh 'Elang-Elang Arab dan Afrika' yang tidak hanya menguasai Semenanjung Iberia dari tangan bangsa Visigoth, tetapi juga mengukir salah satu mozaik terindah dalam peradaban dunia" (Alwi Alatas)[109]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  2. ^ Istilah Taric el Tuerto muncul di banyak karya para penulis barat tahun 1800-an, diantaranya Washington Irving, Henry Coppee, dan lainnya.
  3. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 42
  4. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Tariq_ibn_Ziyad
  5. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  6. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88-89
  7. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 10-12
  8. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 76
  9. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  10. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81
  11. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 81-82
  12. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  13. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.
  14. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  15. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 83
  16. ^ Lewis, David Levering. The Greatness of Al-Andalus halaman 199
  17. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  18. ^ http://www.jewishencyclopedia.com/articles/9247-kaula-al-yahudi
  19. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 19-21
  20. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 86-87
  21. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  22. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Cartagena,_Spain#Middle_Ages
  23. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  24. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 88
  25. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 90
  26. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 91
  27. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 102
  28. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  29. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 111
  30. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  31. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  32. ^ http://www.ayto-morondelafrontera.org/opencms/opencms/morondelafrontera/content/turi/info/info_historia-y-cultura.html
  33. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  34. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Alcal%C3%A1_de_Guada%C3%ADra#history
  35. ^ http://books.google.co.id/books?id=UB4uSVt3ulUC&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
  36. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Guadalajara,_Castile-La_Mancha#Al-Andalus_foundation
  37. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 113-114
  38. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115-120
  39. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 115
  40. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Almu%C3%B1%C3%A9car#Muslim_rule
  41. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  42. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  43. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 121
  44. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 23
  45. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 125
  46. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 202
  47. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  48. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126
  49. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 126-130
  50. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  51. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  52. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  53. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  54. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 203
  55. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 130
  56. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  57. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131
  58. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_the_Muslim_presence_in_the_Iberian_peninsula#Conquest_.28710.E2.80.93756.29
  59. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Sagunto#History
  60. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  61. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 131-132
  62. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132
  63. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  64. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 132-134
  65. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 204
  66. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Talavera_de_la_Reina#Muslim_conquest
  67. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 206
  68. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  69. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  70. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Burgos#History
  71. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Amaya_(Burgos)
  72. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  73. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  74. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/M%C3%A9rtola#Islamic_rule
  75. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Salamanca#History
  76. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  77. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Valencia_(city_in_Spain)#Middle_Ages
  78. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 136
  79. ^ Aci legenda yang menyebutkan bahwa Thariq dan Musa sukses menembus Gunung Pyrennes, Perancis Selatan, dan membebaskan kota Narbonne, Avignon, dan Lyons. Akhir pasukan mereka menuju sungai Rhone. Mereka bertekad akan meneruskan perjalanan hingga ke Gerbang Konstantinopel, membuka Konstantinopel, dan berjalan hingga ke istana khalifah di Damaskus. Namun, itu tidak berlaku dilaksanakan karena khalifah Al-Walid keburu memanggil Thariq dan Musa kepada kembali ke Damaskus. Alwi Alatas menolak kisah ini, katanya, "kecil probabilitas mereka menerapkan itu. Bagaimanapun pasukan Muslimin hanya 25.000 orang sementara wilayah Al-Andalus sudah terlampau luas kepada dikontrol, apalagi masyarakatnya 4-5 juta orang" (halaman 137)
  80. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  81. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  82. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 207
  83. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Gij%C3%B3n#Middle_Ages_and_Modern_Era
  84. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139
  85. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 139-140
  86. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28
  87. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 96
  88. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 108
  89. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 107-108
  90. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 180
  91. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  92. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 28-29
  93. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 183-184
  94. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 184-187
  95. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 26
  96. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  97. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 205
  98. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 112
  99. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 135-136
  100. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 143-144
  101. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 148-149
  102. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 208
  103. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 149
  104. ^ Henry Coppee. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe halaman 343
  105. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 170
  106. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 194
  107. ^ Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta halaman 172 dan 215
  108. ^ Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman VII
  109. ^ Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta halaman 67

Bacaan lanjutan

  • Alatas, Alwi. 2007. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr. Zikrul: Jakarta.
  • Coppee, Henry. 1881. History of the Conquest of Spain by the Arab-Moors: With a Sketch of the Civilization which They Achieved, and Imparted to Europe. Little Brown & Company: Boston.
  • Lewis, David Levering. 2008. The Greatness of Al-Andalus: Saat Islam Mewarnai Peradaban Barat. Serambi: Jakarta.
  • Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat.

Tautan luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dan lain sebagainya.


Page 6

Republik Gabon merupakan suatu negara di Afrika anggota barat yang hari kemerdekaannya sama dengan Indonesia. Gabon memiliki kekayaan mineral cukup banyak sedangkan banyak penduduknya relatif kecil. Karena kandungan buminya, Gabon diketahui untuk noda satu negara kaya di Afrika. Gabon bersamaan batasnya dengan Guinea Khatulistiwa dan Kamerun di utara serta Republik Kongo di barat dan selatan. Luas wilayahnya nyaris setara dengan dua kali luas Provinsi Kalimantan Tengah.

Sejarah

Penduduk asli Gabon merupakan suku Pigmi, yang sudah banyak terserap ke dalam suku Bantu ketika mereka bermigrasi.

Pada ratus tahun ke-15, bangsa Eropa pertama tiba. Nama Gabon bersumber dari "Gabão", yang dalam bahasa Portugis berfaedah "mantel", mengadakan komunikasi dengan susunan muara sungai Komo dekat Libreville. Penjelajah Pierre Savorgnan de Brazza dari Perancis memimpin misi pertama ke Gabon dan Kongo pada tahun 1875. Beliau membangun kota Franceville, dan selanjutnya dijadikan gubernur kolonial. Sebagian kelompok Bantu tinggal di kawasan yang sekarang dijadikan Gabon ketika Perancis mendudukinya pada tahun 1885.

Pada tahun 1910, Gabon dijadikan 1 dari 4 wilayah Afrika Khatulistiwa Perancis, federasi yang bertahan hingga tahun 1959. Wilayah ini merdeka pada tanggal 17 Agustus 1960. Presiden pertama merupakan Léon M'ba yang dipilih tahun 1961, dengan Omar Bongo Ondimba untuk WaPres. Kebutuhan Perancis amat memilihkan dalam kepemimpinan di Gabon sesudah merdeka; kebutuhan penebangan Perancis melimpahkan dana untuk kampanye pemilihan M'ba, 'evolué' dari kawasan pesisir.

Sesudah naiknya Gabriel Leon M'ba ke puncak kekuasaan, pers ditekan, demonstrasi politik dilarang, kebebasan berekspresi dibatasi, ParPol lain dikeluarkan secara bertahap dari kekuasaan dan konstitusi berubah dengan tuntunan Perancis untuk memberi kekuasaan di kepresidenan, jabatan yang diduduki Leon M'ba sendiri. Namun, ketika Gabriel Léon M'ba membubarkan Majelis Nasional pada bulan Januari 1964 untuk membentuk kekuasaan 1 partai, kudeta militer muncul untuk mendepaknya dari kekuasaan dan memulihkan demokrasi parlementer. Zaman kediktatoran M'ba diketahui untuk "Kebutuhan Perancis" yang selanjutnya secara mencolok dijadikan nyata ketika prajurit terjung payung Perancis terbang dalam masa 24 jam untuk mengembalikannya ke puncak kekuasaan.

Sesudah pertempuran sebagian hari, kudeta itu berakhir dan oposisi dipenjara tanpa menghiraukan protes dan keributan yang meluas. Pemerintah Perancis tidak gentar akan kecaman internasional; dan paralayang tetap di Camp de Gaulle, di luar ibukota Gabon. Ketika M'Ba meninggal pada tahun 1967, Bongo menggantikannya untuk presiden, dan terus dijadikan kepala negara hingga kematiannya pada tahun 2009, memenangi setiap pemilu dengan suara mayoritas.

Politik

Gabon bersistem presiden. Presiden pertama Gabon merupakan Léon Mba. Presiden ke-2 merupakan Omar Bongo Ondimba yang sudah berkuasa sejak tahun 1967 hingga kematiannya pada tahun 2009. Selang tahun 1968-1990, kekuasaannya didasarkan pada sistem partai tunggal, Partai Demokrasi Gabon PDG). Sesudah kekacauan politik yang melanda sebagian akbar Afrika sesudah dirobohkannya Tembok Berlin, Bongo mengubah haluan ke multipartai sejak tahun 1990.

Kontrak internasional

Gabon menandatangani konvensi tahun 1951 berkaitan dengan status pengungsi, protokol tahun 1967, dan konvensi tahun 1969 yang mengatur segi spesifik tentang permasalahan pengungsi di Afrika[1].

Geografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Gabon

Gabon terletak di pesisir Atlantik yang berada di Afrika Tengah. Terletak di khatulistiwa, Gabon beriklim khatulistiwa dengan sistem hutan hujan ekstensif yang meliputi 85% wilayah. Terdapat 3 kawasan yang berbeda: dataran pesisir (berkisar selang 20-300 km dari garis pantai), pegunungan (Pegunungan Kristal ke timur laut Libreville, Dataran Tinggi Chaillu di tengah yang berpuncak di Mont Iboundji yang mencapai ketinggian 1575 m), dan sabana di timur. Dataran pesisir membentuk sebagian akbar kawasan ekologi hutan hujan Khatulistiwa Atlantik World Wildlife Fund dan terdapat hutan bakau Afrika Tengah, khususnya di estuaria sungai Muni dekat perbatasan Guinea Khatulistiwa.

Sungai terbesar di Gabon merupakan Ogooué yang panjangnya mencapai 1200 km. Gabon memiliki 3 kawasan karst yang di situ terdapat ribuan gua yang berada di cadas dolomit dan batu kapur. Sebagian gua itu termasuk Grotte du Lastoursville, Grotte du Lebamba, Grotte du Bongolo, dan Grotte du Kessipougou. Banyak gua yang belu dijelajahi. Suatu ekspedisi yang dilaksanakan oleh National Geographic mengunjungi gua-gua itu di musim panas 2008 untuk mendokumentasikannya (Expedition Website).

Gabon juga diketahui akan usaha melestarikan lingkungan dunianya. Pada tahun 2002, Presiden Omar Bongo Ondimba meletakkan Gabon di peta dengan sungguh-sungguh untuk sasaran ekowisata penting di masa depan dengan menunjuk lebih dari 11% wilayah nasionalnya untuk anggota sistem taman nasional (semuanya berada 13 taman), noda satu dari proporsi terbesar taman dunia di dunia. Gabon memiliki sumber daya dunia seperti minyak bumi, magnesium, besi, uranium, dan hutan.

Pembagian wilayah administrasi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Provinsi di Gabon

Gabon dibagi dijadikan sembilan provinsi dan dibagi lagi dijadikan 37 departemen.

Berikut daftar provinsinya:

  1. Estuaire
  2. Haut-Ogooué
  3. Moyen-Ogooué
  4. Ngounié
  5. Nyanga
  6. Ogooué-Ivindo
  7. Ogooué-Lolo
  8. Ogooué-Maritime
  9. Woleu-Ntem

Ekonomi

Gabon merupakan negara yang kaya akan barang tambang. Gabon mengekspor mangan, minyak bumi, gas dunia, besi, kayu dan juga bahan lainnya sejak lama. Eksploitasi tambang uranium di Mounana, yang berada 90 kilometer dari Franceville, dihentikan sejak tahun 2001 karena datangnya pesaing baru di pasaran dunia. Berkembangnya eksploitasi uranium tetap berlanjut hingga sekarang. Sejak tahun 1980-an, kereta api Franceville-Libreville mengekspor mineral tambang seperti mangan, uranium, dan besi yang berada di Moanda. Cadangan besi di Bélinga yang berada di timur laut Makokou masih belum dieksploitasi. Eksploitasinya diharapkan terealisasi pada tahun 2012.

Pendapatan minyak bumi, yang dijadikan penting sejak tahun 1970-an, namun hanya sebagian yang dipakai untuk modernisasi negara dan mendiversifikasi ekonomi Gabon. Kenyataannya, hanya sedikit penduduk yang menikmati kekayaan Gabon, sehingga standar hidup banyakan penduduknya tetap moderat meskipun PDB relatif tinggi. Hidrokarbon menyumbang separuh PDB.

Penduduk

Demografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Populasi Gabon dalam ribuan selang tahun 1961-2003.

Suku

Gabon terdiri atas lebih kurang 50 suku. Di selangnya yang terpenting merupakan Fang, Myene, Teke dan Punu. Suku lain tak dihitung berjumlah lebih kurang ratusan. Secara budaya, sebagian suku telah bergabung secaa bertahap sehingga kehilangan bahasa dan ciri khasnya.

Sulit mendapat data lengkap suku karena sebagian suku hanya anggota kelompok lain dan keseluruhan bergantung pada tingkat rincian yang akan dicapai.

Budaya

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Kontruksi Gedung Arsip Umum, Libreville.

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Topeng Gabon.

Agama

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Masjid di Port-Gentil, Gabon

Agama utama yang dianut di Gabon merupakan Kristen (Katolik Roma dan Protestan), Islam, dan kepercayaan asli tradisional.[2] Banyak penduduk yang mempraktekkan unsur Kristen dan kepercayaan asli tradisional.[2] Lebih kurang 73% penduduk, termasuk warga asing setidaknya mengamalkan sebagian unsur Kristen; 12% mengamalkan Islam (80-90% merupakan orang asing); 10% hanya mempraktekkan kepercayaan asli tradisional; dan 5% penduduk tak beragama atau ateis.[2] Mantan presiden El Hadj Omar Bongo Ondimba merupakan anggota minoritas Muslim.[2]

Musik

Musik Gabon tak banyak diketahui dibandingkan dengan Republik Demokratik Kongo dan Kamerun. Negeri ini memiliki sederet gaya musik rakyat, seperti bintang pop Patience Dabany dan Annie Flore Batchiellilys, penyanyi dan pelakon pertunjukan langsung terkenal. Juga diketahui gitaris Georges Oyendze, La Rose Mbadou dan Sylvain Avara, dan penyanyi Oliver N'Goma. Musik rock dan hip hop yang diimpor dari Amerika Serikat dan Britania Raya terkenal di Gabon, seperti rumba, makossa dan soukous. Peralatan musik Gabon termasuk obala, ngombi, balafon dan genderang tradisional.

Sastra

Untuk negara yang utaramnya bertradisi oral hingga naiknya tingkat melek huruf di ratus tahun ke-21, Gabon kaya akan kisah rakyat dan mitologi. "Raconteurs" masih melakukan pekerjaan untuk menjaga tradisi semacam mvett tetap hidup di selang suku Fang dan ingwala di selang suku Nzebi.

Topeng

Gabon juga menampilkan topeng yang banyak diketahui secara internasional, seperti n'goltang (Fang) dan tokoh keramat Kota. Setiap kelompok memiliki setelan topeng sendiri yang dipakai untuk berbagai gagasan. Topeng tsb biasa dipakai dalam upacara tradisional seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisionalis terutama melakukan pekerjaan dengan kayu lokal yang jarang dan bahan mempunyai nilai lainnya.

Film

Seperti negara Afrika lainnya, perfilman Gabon mengalami kekurangan sumber dana, banyak ruang proyeksi yang amat sedikit (yang lebih suka mendistribusikan produk komersial besar) dan kurangnya penonton. Namun, di pusat budaya Perancis di Libreville (yang memiliki 1 ruang proyeksi), orang banyak memiliki kesempatan untuk menonton film Gabon.

Akan tetapi, sebagian film, terutama film pendek, telah diproduksi sejak tahun 1970-an. Di samping itu, sejumlah sineas Gabon mengadakan Festival Film dan Televisi Panafrika Ouagadougou (FESPACO). Philippe Mory menyutradarai film panjang Gabon yang pertama pada tahun 1971, Les Tam-tams se sont tus. Diangap untuk pendahulu dan bapak perfilman Gabon, beliau melakukan peran utama dalam film On n'enterre pas le dimanche yang disutradarai Michel Drach (1958) yang menjadikannya bintang internasional. qui fait de lui une vedette internationale. Ialah aktor kulit hitam pertama Afrika yang dijadikan pemeran uama di film Perancis. Pierre-Marie Dong melakukan permainan di film pendek pada tahun 1972 dan 1973, Imunga Ivanga untuk filmnya Dolè pada tahun 2001, dan pada tahun yang sama, Henri Joseph Koumba Bibidi melakukan permainan di film Les Couilles de l'élephant. Imunga Ivanga juga menerima tanit dalam Festival Film Karthago untuk Dolè. CENACI (Pusat Film Gabon Nasional), dipimpin oleh Charles Mensah, berupaya mendukung produksi film Gabon.

Suatu sinetron yang diproduksi untuk TV di Gabon pada tahun 1994, L'auberge du salut, amat berhasil di Gabon dan disiarkan pula di negara Afrika lainnya (Pantai Gading dan Burkina Faso).

Serbaneka

  • Penduduk: 1.221.175 jiwa (2001). 0-14 tahun: 33,29%; 15-64 tahun: 60,77%; + 65 tahun: 5,94%
  • Luas wilayah: 267.667 km²
  • Kepadatan penduduk: 4,5 jiwa/km²
  • Perbatasan internasional: 2.551 kilometer (Republik Kongo 1903 km; Guinea Khatulistiwa 350 km; Kamerun 298 km}})
  • Pantai: 885 kilometer
  • Titik tertinggi : 0 m > + 1020 m
  • Harapan hidup pria: 61 tahun (2007)
  • Harapan hidup wanita: 57 tahun (2007)
  • Tingkat pertumbuhan penduduk: 1,02% (2007)
  • Tingkat kelahiran: 27,42% (2007)
  • Tingkat kematian: 17,22% (2007)
  • Tingkat kematian bayi: Total: 53,64 kematian/1000 kelahiran hidup (perkiraan 2005)
  • Tingkat kesuburan: 3,7 bayi/wanita (2007)
  • Tingkat migrasi: 0% (2007)
  • Kemerdekaan: 17 Agustus 1960
  • Jaringan telepon: 120.000 (2007)
  • Telepon genggam: 5.000 (1997); 500.000-550.000 (2005) dan 950.000 (2007; disediakan oleh 3 operator)
  • Telepon sekarang: 241
  • Aliran listrik: 220 V
  • Kepemilikan radio: 208.000 (1997)
  • Kepemilikan televisi: 150.000 (2007)
  • Penggunaan internet: 5.000 (2000); 55.000 (2005)
  • Banyak pasokan akses internet : 3 (2005)
  • Jalan: 9170 kilometer (937 kilometer diaspal; 2004)
  • Jaringan kereta api:814 kilometer (2006; Transgabonais)
  • Jaringan pelayaran: 1600 kilometer
  • Banyak banadara: 53 (hanya 10 yang sudah diaspal; 2007)

Kode

Gabon memiliki kode-kode berikut:

  • G, menurut daftar kode pendaftaran kendaraan internasional,
  • GA, menurut ISO 3166-1, alfa-2 (daftar kode negara),
  • GAB, menurut ISO 3166-1, alfa-3 (daftar kode negara),
  • .ga, menurut ranah internet tingkat teratas,
  • GAB, menurut daftar kode negara Komite Olimpiade Internasional,

Lihat juga

Rujukan

Tautan luar


Sumber :
p2k.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dsb-nya.


Page 7

Republik Gabon merupakan suatu negara di Afrika anggota barat yang hari kemerdekaannya sama dengan Indonesia. Gabon memiliki kekayaan mineral cukup banyak sedangkan banyak penduduknya relatif kecil. Karena kandungan buminya, Gabon diketahui untuk salah satu negara kaya di Afrika. Gabon bersamaan batasnya dengan Guinea Khatulistiwa dan Kamerun di utara serta Republik Kongo di barat dan selatan. Luas wilayahnya nyaris setara dengan dua kali luas Provinsi Kalimantan Tengah.

Sejarah

Penduduk asli Gabon merupakan suku Pigmi, yang sudah banyak terserap ke dalam suku Bantu ketika mereka bermigrasi.

Pada ratus tahun ke-15, bangsa Eropa pertama tiba. Nama Gabon bersumber dari "Gabão", yang dalam bahasa Portugis berfaedah "mantel", mengadakan komunikasi dengan susunan muara sungai Komo dekat Libreville. Penjelajah Pierre Savorgnan de Brazza dari Perancis memimpin misi pertama ke Gabon dan Kongo pada tahun 1875. Beliau membangun kota Franceville, dan selanjutnya dijadikan gubernur kolonial. Sebagian kelompok Bantu tinggal di kawasan yang sekarang dijadikan Gabon ketika Perancis mendudukinya pada tahun 1885.

Pada tahun 1910, Gabon dijadikan 1 dari 4 wilayah Afrika Khatulistiwa Perancis, federasi yang bertahan hingga tahun 1959. Wilayah ini merdeka pada tanggal 17 Agustus 1960. Presiden pertama merupakan Léon M'ba yang dipilih tahun 1961, dengan Omar Bongo Ondimba untuk WaPres. Kebutuhan Perancis amat memilihkan dalam kepemimpinan di Gabon sesudah merdeka; kebutuhan penebangan Perancis melimpahkan dana untuk kampanye pemilihan M'ba, 'evolué' dari kawasan pesisir.

Sesudah naiknya Gabriel Leon M'ba ke puncak kekuasaan, pers ditekan, demonstrasi politik dilarang, kebebasan berekspresi dibatasi, ParPol lain dikeluarkan secara bertahap dari kekuasaan dan konstitusi berubah dengan tuntunan Perancis untuk memberi kekuasaan di kepresidenan, jabatan yang diduduki Leon M'ba sendiri. Namun, ketika Gabriel Léon M'ba membubarkan Majelis Nasional pada bulan Januari 1964 untuk membentuk kekuasaan 1 partai, kudeta militer muncul untuk mendepaknya dari kekuasaan dan memulihkan demokrasi parlementer. Zaman kediktatoran M'ba diketahui untuk "Kebutuhan Perancis" yang selanjutnya secara mencolok dijadikan nyata ketika prajurit terjung payung Perancis terbang dalam masa 24 jam untuk mengembalikannya ke puncak kekuasaan.

Sesudah pertempuran sebagian hari, kudeta itu berakhir dan oposisi dipenjara tanpa menghiraukan protes dan keributan yang meluas. Pemerintah Perancis tidak gentar akan kecaman internasional; dan paralayang tetap di Camp de Gaulle, di luar ibukota Gabon. Ketika M'Ba meninggal pada tahun 1967, Bongo menggantikannya untuk presiden, dan terus dijadikan kepala negara hingga kematiannya pada tahun 2009, memenangi setiap pemilu dengan suara mayoritas.

Politik

Gabon bersistem presiden. Presiden pertama Gabon merupakan Léon Mba. Presiden ke-2 merupakan Omar Bongo Ondimba yang sudah berkuasa sejak tahun 1967 hingga kematiannya pada tahun 2009. Selang tahun 1968-1990, kekuasaannya didasarkan pada sistem partai tunggal, Partai Demokrasi Gabon PDG). Sesudah kekacauan politik yang melanda sebagian akbar Afrika sesudah dirobohkannya Tembok Berlin, Bongo mengubah haluan ke multipartai sejak tahun 1990.

Kontrak internasional

Gabon menandatangani konvensi tahun 1951 berkaitan dengan status pengungsi, protokol tahun 1967, dan konvensi tahun 1969 yang mengatur segi spesifik tentang permasalahan pengungsi di Afrika[1].

Geografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Gabon

Gabon terletak di pesisir Atlantik yang berada di Afrika Tengah. Terletak di khatulistiwa, Gabon beriklim khatulistiwa dengan sistem hutan hujan ekstensif yang meliputi 85% wilayah. Terdapat 3 kawasan yang berbeda: dataran pesisir (berkisar selang 20-300 km dari garis pantai), pegunungan (Pegunungan Kristal ke timur laut Libreville, Dataran Tinggi Chaillu di tengah yang berpuncak di Mont Iboundji yang mencapai ketinggian 1575 m), dan sabana di timur. Dataran pesisir membentuk sebagian akbar kawasan ekologi hutan hujan Khatulistiwa Atlantik World Wildlife Fund dan terdapat hutan bakau Afrika Tengah, khususnya di estuaria sungai Muni dekat perbatasan Guinea Khatulistiwa.

Sungai terbesar di Gabon merupakan Ogooué yang panjangnya mencapai 1200 km. Gabon memiliki 3 kawasan karst yang di situ terdapat ribuan gua yang berada di cadas dolomit dan batu kapur. Sebagian gua itu termasuk Grotte du Lastoursville, Grotte du Lebamba, Grotte du Bongolo, dan Grotte du Kessipougou. Banyak gua yang belu dijelajahi. Suatu ekspedisi yang dilaksanakan oleh National Geographic mengunjungi gua-gua itu di musim panas 2008 untuk mendokumentasikannya (Expedition Website).

Gabon juga diketahui akan usaha melestarikan lingkungan dunianya. Pada tahun 2002, Presiden Omar Bongo Ondimba meletakkan Gabon di peta dengan sungguh-sungguh untuk sasaran ekowisata penting di masa depan dengan menunjuk lebih dari 11% wilayah nasionalnya untuk anggota sistem taman nasional (semuanya berada 13 taman), salah satu dari proporsi terbesar taman dunia di dunia. Gabon memiliki sumber daya dunia seperti minyak bumi, magnesium, besi, uranium, dan hutan.

Pembagian wilayah administrasi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Provinsi di Gabon

Gabon dibagi dijadikan sembilan provinsi dan dibagi lagi dijadikan 37 departemen.

Berikut daftar provinsinya:

  1. Estuaire
  2. Haut-Ogooué
  3. Moyen-Ogooué
  4. Ngounié
  5. Nyanga
  6. Ogooué-Ivindo
  7. Ogooué-Lolo
  8. Ogooué-Maritime
  9. Woleu-Ntem

Ekonomi

Gabon merupakan negara yang kaya akan barang tambang. Gabon mengekspor mangan, minyak bumi, gas dunia, besi, kayu dan juga bahan lainnya sejak lama. Eksploitasi tambang uranium di Mounana, yang berada 90 kilometer dari Franceville, dihentikan sejak tahun 2001 karena datangnya pesaing baru di pasaran dunia. Berkembangnya eksploitasi uranium tetap berlanjut hingga sekarang. Sejak tahun 1980-an, kereta api Franceville-Libreville mengekspor mineral tambang seperti mangan, uranium, dan besi yang berada di Moanda. Cadangan besi di Bélinga yang berada di timur laut Makokou masih belum dieksploitasi. Eksploitasinya diharapkan terealisasi pada tahun 2012.

Pendapatan minyak bumi, yang dijadikan penting sejak tahun 1970-an, namun hanya sebagian yang dipakai untuk modernisasi negara dan mendiversifikasi ekonomi Gabon. Kenyataannya, hanya sedikit penduduk yang menikmati kekayaan Gabon, sehingga standar hidup banyakan penduduknya tetap moderat meskipun PDB relatif tinggi. Hidrokarbon menyumbang separuh PDB.

Penduduk

Demografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Populasi Gabon dalam ribuan selang tahun 1961-2003.

Suku

Gabon terdiri atas lebih kurang 50 suku. Di selangnya yang terpenting merupakan Fang, Myene, Teke dan Punu. Suku lain tak dihitung berjumlah lebih kurang ratusan. Secara budaya, sebagian suku telah bergabung secaa bertahap sehingga kehilangan bahasa dan ciri khasnya.

Sulit mendapat data lengkap suku karena sebagian suku hanya anggota kelompok lain dan keseluruhan bergantung pada tingkat rincian yang akan dicapai.

Budaya

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Kontruksi Gedung Arsip Umum, Libreville.

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Topeng Gabon.

Agama

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Masjid di Port-Gentil, Gabon

Agama utama yang dianut di Gabon merupakan Kristen (Katolik Roma dan Protestan), Islam, dan kepercayaan asli tradisional.[2] Banyak penduduk yang mempraktekkan unsur Kristen dan kepercayaan asli tradisional.[2] Lebih kurang 73% penduduk, termasuk warga asing setidaknya mengamalkan sebagian unsur Kristen; 12% mengamalkan Islam (80-90% merupakan orang asing); 10% hanya mempraktekkan kepercayaan asli tradisional; dan 5% penduduk tak beragama atau ateis.[2] Mantan presiden El Hadj Omar Bongo Ondimba merupakan anggota minoritas Muslim.[2]

Musik

Musik Gabon tak banyak diketahui dibandingkan dengan Republik Demokratik Kongo dan Kamerun. Negeri ini memiliki sederet gaya musik rakyat, seperti bintang pop Patience Dabany dan Annie Flore Batchiellilys, penyanyi dan pelakon pertunjukan langsung terkenal. Juga diketahui gitaris Georges Oyendze, La Rose Mbadou dan Sylvain Avara, dan penyanyi Oliver N'Goma. Musik rock dan hip hop yang diimpor dari Amerika Serikat dan Britania Raya terkenal di Gabon, seperti rumba, makossa dan soukous. Peralatan musik Gabon termasuk obala, ngombi, balafon dan genderang tradisional.

Sastra

Untuk negara yang utaramnya bertradisi oral hingga naiknya tingkat melek huruf di ratus tahun ke-21, Gabon kaya akan kisah rakyat dan mitologi. "Raconteurs" masih melakukan pekerjaan untuk menjaga tradisi semacam mvett tetap hidup di selang suku Fang dan ingwala di selang suku Nzebi.

Topeng

Gabon juga menampilkan topeng yang banyak diketahui secara internasional, seperti n'goltang (Fang) dan tokoh keramat Kota. Setiap kelompok memiliki setelan topeng sendiri yang dipakai untuk berbagai gagasan. Topeng tsb biasa dipakai dalam upacara tradisional seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisionalis terutama melakukan pekerjaan dengan kayu lokal yang jarang dan bahan mempunyai nilai lainnya.

Film

Seperti negara Afrika lainnya, perfilman Gabon mengalami kekurangan sumber dana, banyak ruang proyeksi yang amat sedikit (yang lebih suka mendistribusikan produk komersial besar) dan kurangnya penonton. Namun, di pusat budaya Perancis di Libreville (yang memiliki 1 ruang proyeksi), orang banyak memiliki kesempatan untuk menonton film Gabon.

Akan tetapi, sebagian film, terutama film pendek, telah diproduksi sejak tahun 1970-an. Di samping itu, sejumlah sineas Gabon mengadakan Festival Film dan Televisi Panafrika Ouagadougou (FESPACO). Philippe Mory menyutradarai film panjang Gabon yang pertama pada tahun 1971, Les Tam-tams se sont tus. Diangap untuk pendahulu dan bapak perfilman Gabon, beliau melakukan peran utama dalam film On n'enterre pas le dimanche yang disutradarai Michel Drach (1958) yang menjadikannya bintang internasional. qui fait de lui une vedette internationale. Ialah aktor kulit hitam pertama Afrika yang dijadikan pemeran uama di film Perancis. Pierre-Marie Dong melakukan permainan di film pendek pada tahun 1972 dan 1973, Imunga Ivanga untuk filmnya Dolè pada tahun 2001, dan pada tahun yang sama, Henri Joseph Koumba Bibidi melakukan permainan di film Les Couilles de l'élephant. Imunga Ivanga juga menerima tanit dalam Festival Film Karthago untuk Dolè. CENACI (Pusat Film Gabon Nasional), dipimpin oleh Charles Mensah, berupaya mendukung produksi film Gabon.

Suatu sinetron yang diproduksi untuk TV di Gabon pada tahun 1994, L'auberge du salut, amat berhasil di Gabon dan disiarkan pula di negara Afrika lainnya (Pantai Gading dan Burkina Faso).

Serbaneka

  • Penduduk: 1.221.175 jiwa (2001). 0-14 tahun: 33,29%; 15-64 tahun: 60,77%; + 65 tahun: 5,94%
  • Luas wilayah: 267.667 km²
  • Kepadatan penduduk: 4,5 jiwa/km²
  • Perbatasan internasional: 2.551 kilometer (Republik Kongo 1903 km; Guinea Khatulistiwa 350 km; Kamerun 298 km}})
  • Pantai: 885 kilometer
  • Titik tertinggi : 0 m > + 1020 m
  • Harapan hidup pria: 61 tahun (2007)
  • Harapan hidup wanita: 57 tahun (2007)
  • Tingkat pertumbuhan penduduk: 1,02% (2007)
  • Tingkat kelahiran: 27,42% (2007)
  • Tingkat kematian: 17,22% (2007)
  • Tingkat kematian bayi: Total: 53,64 kematian/1000 kelahiran hidup (perkiraan 2005)
  • Tingkat kesuburan: 3,7 bayi/wanita (2007)
  • Tingkat migrasi: 0% (2007)
  • Kemerdekaan: 17 Agustus 1960
  • Jaringan telepon: 120.000 (2007)
  • Telepon genggam: 5.000 (1997); 500.000-550.000 (2005) dan 950.000 (2007; disediakan oleh 3 operator)
  • Telepon sekarang: 241
  • Aliran listrik: 220 V
  • Kepemilikan radio: 208.000 (1997)
  • Kepemilikan televisi: 150.000 (2007)
  • Penggunaan internet: 5.000 (2000); 55.000 (2005)
  • Banyak pasokan akses internet : 3 (2005)
  • Jalan: 9170 kilometer (937 kilometer diaspal; 2004)
  • Jaringan kereta api:814 kilometer (2006; Transgabonais)
  • Jaringan pelayaran: 1600 kilometer
  • Banyak banadara: 53 (hanya 10 yang sudah diaspal; 2007)

Kode

Gabon memiliki kode-kode berikut:

  • G, menurut daftar kode pendaftaran kendaraan internasional,
  • GA, menurut ISO 3166-1, alfa-2 (daftar kode negara),
  • GAB, menurut ISO 3166-1, alfa-3 (daftar kode negara),
  • .ga, menurut ranah internet tingkat teratas,
  • GAB, menurut daftar kode negara Komite Olimpiade Internasional,

Lihat juga

Rujukan

Tautan luar


Sumber :
p2k.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dsb-nya.


Page 8

Republik Gabon adalah suatu negara di Afrika anggota barat yang hari kemerdekaannya sama dengan Indonesia. Gabon memiliki kekayaan mineral cukup banyak sedangkan banyak penduduknya relatif kecil. Karena kandungan buminya, Gabon diketahui untuk noda satu negara kaya di Afrika. Gabon bersamaan batasnya dengan Guinea Khatulistiwa dan Kamerun di utara serta Republik Kongo di barat dan selatan. Luas wilayahnya nyaris setara dengan dua kali luas Provinsi Kalimantan Tengah.

Sejarah

Penduduk asli Gabon adalah suku Pigmi, yang sudah banyak terserap ke dalam suku Bantu ketika mereka bermigrasi.

Pada ratus tahun ke-15, bangsa Eropa pertama tiba. Nama Gabon bersumber dari "Gabão", yang dalam bahasa Portugis berfaedah "mantel", mengadakan komunikasi dengan susunan muara sungai Komo dekat Libreville. Penjelajah Pierre Savorgnan de Brazza dari Perancis memimpin misi pertama ke Gabon dan Kongo pada tahun 1875. Beliau membangun kota Franceville, dan selanjutnya dijadikan gubernur kolonial. Sebagian kelompok Bantu tinggal di kawasan yang sekarang dijadikan Gabon ketika Perancis mendudukinya pada tahun 1885.

Pada tahun 1910, Gabon dijadikan 1 dari 4 wilayah Afrika Khatulistiwa Perancis, federasi yang bertahan hingga tahun 1959. Wilayah ini merdeka pada tanggal 17 Agustus 1960. Presiden pertama adalah Léon M'ba yang dipilih tahun 1961, dengan Omar Bongo Ondimba untuk WaPres. Kebutuhan Perancis amat memilihkan dalam kepemimpinan di Gabon setelah merdeka; kebutuhan penebangan Perancis melimpahkan dana untuk kampanye pemilihan M'ba, 'evolué' dari kawasan pesisir.

Setelah naiknya Gabriel Leon M'ba ke puncak kekuasaan, pers ditekan, demonstrasi politik dilarang, kebebasan berekspresi dibatasi, ParPol lain dikeluarkan secara bertahap dari kekuasaan dan konstitusi berubah dengan tuntunan Perancis untuk memberi kekuasaan di kepresidenan, jabatan yang diduduki Leon M'ba sendiri. Namun, ketika Gabriel Léon M'ba membubarkan Majelis Nasional pada bulan Januari 1964 untuk membentuk kekuasaan 1 partai, kudeta militer muncul untuk mendepaknya dari kekuasaan dan memulihkan demokrasi parlementer. Zaman kediktatoran M'ba diketahui untuk "Kebutuhan Perancis" yang selanjutnya secara mencolok dijadikan nyata ketika prajurit terjung payung Perancis terbang dalam saat 24 jam untuk mengembalikannya ke puncak kekuasaan.

Setelah pertempuran sebagian hari, kudeta itu berakhir dan oposisi dipenjara tanpa menghiraukan protes dan keributan yang meluas. Pemerintah Perancis tidak gentar akan kecaman internasional; dan paralayang tetap di Camp de Gaulle, di luar ibukota Gabon. Ketika M'Ba meninggal pada tahun 1967, Bongo menggantikannya untuk presiden, dan terus dijadikan kepala negara hingga kematiannya pada tahun 2009, memenangi setiap pemilu dengan suara mayoritas.

Politik

Gabon bersistem presiden. Presiden pertama Gabon adalah Léon Mba. Presiden ke-2 adalah Omar Bongo Ondimba yang sudah berkuasa sejak tahun 1967 hingga kematiannya pada tahun 2009. Selang tahun 1968-1990, kekuasaannya didasarkan pada sistem partai tunggal, Partai Demokrasi Gabon PDG). Setelah kekacauan politik yang melanda sebagian akbar Afrika setelah dirobohkannya Tembok Berlin, Bongo mengubah haluan ke multipartai sejak tahun 1990.

Kontrak internasional

Gabon menandatangani konvensi tahun 1951 berkaitan dengan status pengungsi, protokol tahun 1967, dan konvensi tahun 1969 yang mengatur segi spesifik tentang permasalahan pengungsi di Afrika[1].

Geografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Gabon

Gabon terletak di pesisir Atlantik yang berada di Afrika Tengah. Terletak di khatulistiwa, Gabon beriklim khatulistiwa dengan sistem hutan hujan ekstensif yang meliputi 85% wilayah. Terdapat 3 kawasan yang berbeda: dataran pesisir (berkisar selang 20-300 km dari garis pantai), pegunungan (Pegunungan Kristal ke timur laut Libreville, Dataran Tinggi Chaillu di tengah yang berpuncak di Mont Iboundji yang mencapai ketinggian 1575 m), dan sabana di timur. Dataran pesisir membentuk sebagian akbar kawasan ekologi hutan hujan Khatulistiwa Atlantik World Wildlife Fund dan terdapat hutan bakau Afrika Tengah, khususnya di estuaria sungai Muni dekat perbatasan Guinea Khatulistiwa.

Sungai terbesar di Gabon adalah Ogooué yang panjangnya mencapai 1200 km. Gabon memiliki 3 kawasan karst yang di situ terdapat ribuan gua yang berada di cadas dolomit dan batu kapur. Sebagian gua itu termasuk Grotte du Lastoursville, Grotte du Lebamba, Grotte du Bongolo, dan Grotte du Kessipougou. Banyak gua yang belu dijelajahi. Suatu ekspedisi yang dilaksanakan oleh National Geographic mengunjungi gua-gua itu di musim panas 2008 untuk mendokumentasikannya (Expedition Website).

Gabon juga diketahui akan usaha melestarikan lingkungan dunianya. Pada tahun 2002, Presiden Omar Bongo Ondimba meletakkan Gabon di peta dengan sungguh-sungguh untuk tujuan ekowisata penting di masa depan dengan menunjuk lebih dari 11% wilayah nasionalnya untuk anggota sistem taman nasional (semuanya berada 13 taman), noda satu dari proporsi terbesar taman dunia di dunia. Gabon memiliki sumber daya dunia seperti minyak bumi, magnesium, besi, uranium, dan hutan.

Pembagian wilayah administrasi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Provinsi di Gabon

Gabon dibagi dijadikan sembilan provinsi dan dibagi lagi dijadikan 37 departemen.

Berikut daftar provinsinya:

  1. Estuaire
  2. Haut-Ogooué
  3. Moyen-Ogooué
  4. Ngounié
  5. Nyanga
  6. Ogooué-Ivindo
  7. Ogooué-Lolo
  8. Ogooué-Maritime
  9. Woleu-Ntem

Ekonomi

Gabon adalah negara yang kaya akan barang tambang. Gabon mengekspor mangan, minyak bumi, gas dunia, besi, kayu dan juga bahan lainnya sejak lama. Eksploitasi tambang uranium di Mounana, yang berada 90 km dari Franceville, dihentikan sejak tahun 2001 karena datangnya pesaing baru di pasaran dunia. Berkembangnya eksploitasi uranium tetap berlanjut hingga sekarang. Sejak tahun 1980-an, kereta api Franceville-Libreville mengekspor mineral tambang seperti mangan, uranium, dan besi yang berada di Moanda. Cadangan besi di Bélinga yang berada di timur laut Makokou masih belum dieksploitasi. Eksploitasinya diharapkan terealisasi pada tahun 2012.

Pendapatan minyak bumi, yang dijadikan penting sejak tahun 1970-an, namun hanya sebagian yang dipakai untuk modernisasi negara dan mendiversifikasi ekonomi Gabon. Kenyataannya, hanya sedikit penduduk yang menikmati kekayaan Gabon, sehingga standar hidup banyakan penduduknya tetap moderat meskipun PDB relatif tinggi. Hidrokarbon menyumbang separuh PDB.

Penduduk

Demografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Populasi Gabon dalam ribuan selang tahun 1961-2003.

Suku

Gabon terdiri atas lebih kurang 50 suku. Di selangnya yang terpenting adalah Fang, Myene, Teke dan Punu. Suku lain tak dihitung berjumlah lebih kurang ratusan. Secara budaya, sebagian suku telah bergabung secaa bertahap sehingga kehilangan bahasa dan ciri khasnya.

Sulit mendapat data lengkap suku karena sebagian suku hanya anggota kelompok lain dan keseluruhan bergantung pada tingkat rincian yang akan dicapai.

Budaya

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Kontruksi Gedung Arsip Umum, Libreville.

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Topeng Gabon.

Agama

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Masjid di Port-Gentil, Gabon

Agama utama yang dianut di Gabon adalah Kristen (Katolik Roma dan Protestan), Islam, dan kepercayaan asli tradisional.[2] Banyak penduduk yang mempraktekkan unsur Kristen dan kepercayaan asli tradisional.[2] Lebih kurang 73% penduduk, termasuk warga asing setidaknya mengamalkan sebagian unsur Kristen; 12% mengamalkan Islam (80-90% adalah orang asing); 10% hanya mempraktekkan kepercayaan asli tradisional; dan 5% penduduk tak beragama atau ateis.[2] Mantan presiden El Hadj Omar Bongo Ondimba adalah anggota minoritas Muslim.[2]

Musik

Musik Gabon tak banyak diketahui dibandingkan dengan Republik Demokratik Kongo dan Kamerun. Negeri ini memiliki sederet gaya musik rakyat, seperti bintang pop Patience Dabany dan Annie Flore Batchiellilys, penyanyi dan pelakon pertunjukan langsung terkenal. Juga diketahui gitaris Georges Oyendze, La Rose Mbadou dan Sylvain Avara, dan penyanyi Oliver N'Goma. Musik rock dan hip hop yang diimpor dari Amerika Serikat dan Britania Raya terkenal di Gabon, seperti rumba, makossa dan soukous. Peralatan musik Gabon termasuk obala, ngombi, balafon dan genderang tradisional.

Sastra

Untuk negara yang utaramnya bertradisi oral hingga naiknya tingkat melek huruf di ratus tahun ke-21, Gabon kaya akan kisah rakyat dan mitologi. "Raconteurs" masih melakukan pekerjaan untuk menjaga tradisi semacam mvett tetap hidup di selang suku Fang dan ingwala di selang suku Nzebi.

Topeng

Gabon juga menampilkan topeng yang banyak diketahui secara internasional, seperti n'goltang (Fang) dan tokoh keramat Kota. Setiap kelompok memiliki setelan topeng sendiri yang dipakai untuk berbagai gagasan. Topeng tsb biasa dipakai dalam upacara tradisional seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisionalis terutama melakukan pekerjaan dengan kayu lokal yang jarang dan bahan mempunyai nilai lainnya.

Film

Seperti negara Afrika lainnya, perfilman Gabon mengalami kekurangan sumber dana, banyak ruang proyeksi yang amat sedikit (yang lebih suka mendistribusikan produk komersial besar) dan kurangnya penonton. Namun, di pusat budaya Perancis di Libreville (yang memiliki 1 ruang proyeksi), orang banyak memiliki kesempatan untuk menonton film Gabon.

Akan tetapi, sebagian film, terutama film pendek, telah diproduksi sejak tahun 1970-an. Di samping itu, sejumlah sineas Gabon menyelenggarakan Festival Film dan Televisi Panafrika Ouagadougou (FESPACO). Philippe Mory menyutradarai film panjang Gabon yang pertama pada tahun 1971, Les Tam-tams se sont tus. Diangap untuk pendahulu dan bapak perfilman Gabon, beliau melakukan peran utama dalam film On n'enterre pas le dimanche yang disutradarai Michel Drach (1958) yang menjadikannya bintang internasional. qui fait de lui une vedette internationale. Ialah aktor kulit hitam pertama Afrika yang dijadikan pemeran uama di film Perancis. Pierre-Marie Dong melakukan permainan di film pendek pada tahun 1972 dan 1973, Imunga Ivanga untuk filmnya Dolè pada tahun 2001, dan pada tahun yang sama, Henri Joseph Koumba Bibidi melakukan permainan di film Les Couilles de l'élephant. Imunga Ivanga juga menerima tanit dalam Festival Film Karthago untuk Dolè. CENACI (Pusat Film Gabon Nasional), dipimpin oleh Charles Mensah, berupaya mendukung produksi film Gabon.

Suatu sinetron yang diproduksi untuk TV di Gabon pada tahun 1994, L'auberge du salut, amat berhasil di Gabon dan disiarkan pula di negara Afrika lainnya (Pantai Gading dan Burkina Faso).

Serbaneka

  • Penduduk: 1.221.175 jiwa (2001). 0-14 tahun: 33,29%; 15-64 tahun: 60,77%; + 65 tahun: 5,94%
  • Luas wilayah: 267.667 km²
  • Kepadatan penduduk: 4,5 jiwa/km²
  • Perbatasan internasional: 2.551 km (Republik Kongo 1903 km; Guinea Khatulistiwa 350 km; Kamerun 298 km}})
  • Pantai: 885 km
  • Titik tertinggi : 0 m > + 1020 m
  • Harapan hidup pria: 61 tahun (2007)
  • Harapan hidup wanita: 57 tahun (2007)
  • Tingkat pertumbuhan penduduk: 1,02% (2007)
  • Tingkat kelahiran: 27,42% (2007)
  • Tingkat kematian: 17,22% (2007)
  • Tingkat kematian bayi: Total: 53,64 kematian/1000 kelahiran hidup (perkiraan 2005)
  • Tingkat kesuburan: 3,7 bayi/wanita (2007)
  • Tingkat migrasi: 0% (2007)
  • Kemerdekaan: 17 Agustus 1960
  • Jaringan telepon: 120.000 (2007)
  • Telepon genggam: 5.000 (1997); 500.000-550.000 (2005) dan 950.000 (2007; disediakan oleh 3 operator)
  • Telepon sekarang: 241
  • Aliran listrik: 220 V
  • Kepemilikan radio: 208.000 (1997)
  • Kepemilikan televisi: 150.000 (2007)
  • Penggunaan internet: 5.000 (2000); 55.000 (2005)
  • Banyak pasokan akses internet : 3 (2005)
  • Jalan: 9170 km (937 km diaspal; 2004)
  • Jaringan kereta api:814 km (2006; Transgabonais)
  • Jaringan pelayaran: 1600 km
  • Banyak banadara: 53 (hanya 10 yang sudah diaspal; 2007)

Kode

Gabon memiliki kode-kode berikut:

  • G, menurut daftar kode pendaftaran kendaraan internasional,
  • GA, menurut ISO 3166-1, alfa-2 (daftar kode negara),
  • GAB, menurut ISO 3166-1, alfa-3 (daftar kode negara),
  • .ga, menurut ranah internet tingkat teratas,
  • GAB, menurut daftar kode negara Komite Olimpiade Internasional,

Lihat juga

Rujukan

Pranala luar


Sumber :
p2k.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dsb-nya.


Page 9

Republik Gabon adalah suatu negara di Afrika anggota barat yang hari kemerdekaannya sama dengan Indonesia. Gabon memiliki kekayaan mineral cukup banyak sedangkan banyak penduduknya relatif kecil. Karena kandungan buminya, Gabon diketahui untuk salah satu negara kaya di Afrika. Gabon bersamaan batasnya dengan Guinea Khatulistiwa dan Kamerun di utara serta Republik Kongo di barat dan selatan. Luas wilayahnya nyaris setara dengan dua kali luas Provinsi Kalimantan Tengah.

Sejarah

Penduduk asli Gabon adalah suku Pigmi, yang sudah banyak terserap ke dalam suku Bantu ketika mereka bermigrasi.

Pada ratus tahun ke-15, bangsa Eropa pertama tiba. Nama Gabon bersumber dari "Gabão", yang dalam bahasa Portugis berfaedah "mantel", mengadakan komunikasi dengan susunan muara sungai Komo dekat Libreville. Penjelajah Pierre Savorgnan de Brazza dari Perancis memimpin misi pertama ke Gabon dan Kongo pada tahun 1875. Beliau membangun kota Franceville, dan selanjutnya dijadikan gubernur kolonial. Sebagian kelompok Bantu tinggal di kawasan yang sekarang dijadikan Gabon ketika Perancis mendudukinya pada tahun 1885.

Pada tahun 1910, Gabon dijadikan 1 dari 4 wilayah Afrika Khatulistiwa Perancis, federasi yang bertahan hingga tahun 1959. Wilayah ini merdeka pada tanggal 17 Agustus 1960. Presiden pertama adalah Léon M'ba yang dipilih tahun 1961, dengan Omar Bongo Ondimba untuk WaPres. Kebutuhan Perancis amat memilihkan dalam kepemimpinan di Gabon setelah merdeka; kebutuhan penebangan Perancis melimpahkan dana untuk kampanye pemilihan M'ba, 'evolué' dari kawasan pesisir.

Setelah naiknya Gabriel Leon M'ba ke puncak kekuasaan, pers ditekan, demonstrasi politik dilarang, kebebasan berekspresi dibatasi, ParPol lain dikeluarkan secara bertahap dari kekuasaan dan konstitusi berubah dengan tuntunan Perancis untuk memberi kekuasaan di kepresidenan, jabatan yang diduduki Leon M'ba sendiri. Namun, ketika Gabriel Léon M'ba membubarkan Majelis Nasional pada bulan Januari 1964 untuk membentuk kekuasaan 1 partai, kudeta militer muncul untuk mendepaknya dari kekuasaan dan memulihkan demokrasi parlementer. Zaman kediktatoran M'ba diketahui untuk "Kebutuhan Perancis" yang selanjutnya secara mencolok dijadikan nyata ketika prajurit terjung payung Perancis terbang dalam saat 24 jam untuk mengembalikannya ke puncak kekuasaan.

Setelah pertempuran sebagian hari, kudeta itu berakhir dan oposisi dipenjara tanpa menghiraukan protes dan keributan yang meluas. Pemerintah Perancis tidak gentar akan kecaman internasional; dan paralayang tetap di Camp de Gaulle, di luar ibukota Gabon. Ketika M'Ba meninggal pada tahun 1967, Bongo menggantikannya untuk presiden, dan terus dijadikan kepala negara hingga kematiannya pada tahun 2009, memenangi setiap pemilu dengan suara mayoritas.

Politik

Gabon bersistem presiden. Presiden pertama Gabon adalah Léon Mba. Presiden ke-2 adalah Omar Bongo Ondimba yang sudah berkuasa sejak tahun 1967 hingga kematiannya pada tahun 2009. Selang tahun 1968-1990, kekuasaannya didasarkan pada sistem partai tunggal, Partai Demokrasi Gabon PDG). Setelah kekacauan politik yang melanda sebagian akbar Afrika setelah dirobohkannya Tembok Berlin, Bongo mengubah haluan ke multipartai sejak tahun 1990.

Kontrak internasional

Gabon menandatangani konvensi tahun 1951 berkaitan dengan status pengungsi, protokol tahun 1967, dan konvensi tahun 1969 yang mengatur segi spesifik tentang permasalahan pengungsi di Afrika[1].

Geografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Gabon

Gabon terletak di pesisir Atlantik yang berada di Afrika Tengah. Terletak di khatulistiwa, Gabon beriklim khatulistiwa dengan sistem hutan hujan ekstensif yang meliputi 85% wilayah. Terdapat 3 kawasan yang berbeda: dataran pesisir (berkisar selang 20-300 km dari garis pantai), pegunungan (Pegunungan Kristal ke timur laut Libreville, Dataran Tinggi Chaillu di tengah yang berpuncak di Mont Iboundji yang mencapai ketinggian 1575 m), dan sabana di timur. Dataran pesisir membentuk sebagian akbar kawasan ekologi hutan hujan Khatulistiwa Atlantik World Wildlife Fund dan terdapat hutan bakau Afrika Tengah, khususnya di estuaria sungai Muni dekat perbatasan Guinea Khatulistiwa.

Sungai terbesar di Gabon adalah Ogooué yang panjangnya mencapai 1200 km. Gabon memiliki 3 kawasan karst yang di situ terdapat ribuan gua yang berada di cadas dolomit dan batu kapur. Sebagian gua itu termasuk Grotte du Lastoursville, Grotte du Lebamba, Grotte du Bongolo, dan Grotte du Kessipougou. Banyak gua yang belu dijelajahi. Suatu ekspedisi yang dilaksanakan oleh National Geographic mengunjungi gua-gua itu di musim panas 2008 untuk mendokumentasikannya (Expedition Website).

Gabon juga diketahui akan usaha melestarikan lingkungan dunianya. Pada tahun 2002, Presiden Omar Bongo Ondimba meletakkan Gabon di peta dengan sungguh-sungguh untuk tujuan ekowisata penting di masa depan dengan menunjuk lebih dari 11% wilayah nasionalnya untuk anggota sistem taman nasional (semuanya berada 13 taman), salah satu dari proporsi terbesar taman dunia di dunia. Gabon memiliki sumber daya dunia seperti minyak bumi, magnesium, besi, uranium, dan hutan.

Pembagian wilayah administrasi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Provinsi di Gabon

Gabon dibagi dijadikan sembilan provinsi dan dibagi lagi dijadikan 37 departemen.

Berikut daftar provinsinya:

  1. Estuaire
  2. Haut-Ogooué
  3. Moyen-Ogooué
  4. Ngounié
  5. Nyanga
  6. Ogooué-Ivindo
  7. Ogooué-Lolo
  8. Ogooué-Maritime
  9. Woleu-Ntem

Ekonomi

Gabon adalah negara yang kaya akan barang tambang. Gabon mengekspor mangan, minyak bumi, gas dunia, besi, kayu dan juga bahan lainnya sejak lama. Eksploitasi tambang uranium di Mounana, yang berada 90 km dari Franceville, dihentikan sejak tahun 2001 karena datangnya pesaing baru di pasaran dunia. Berkembangnya eksploitasi uranium tetap berlanjut hingga sekarang. Sejak tahun 1980-an, kereta api Franceville-Libreville mengekspor mineral tambang seperti mangan, uranium, dan besi yang berada di Moanda. Cadangan besi di Bélinga yang berada di timur laut Makokou masih belum dieksploitasi. Eksploitasinya diharapkan terealisasi pada tahun 2012.

Pendapatan minyak bumi, yang dijadikan penting sejak tahun 1970-an, namun hanya sebagian yang dipakai untuk modernisasi negara dan mendiversifikasi ekonomi Gabon. Kenyataannya, hanya sedikit penduduk yang menikmati kekayaan Gabon, sehingga standar hidup banyakan penduduknya tetap moderat meskipun PDB relatif tinggi. Hidrokarbon menyumbang separuh PDB.

Penduduk

Demografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Populasi Gabon dalam ribuan selang tahun 1961-2003.

Suku

Gabon terdiri atas lebih kurang 50 suku. Di selangnya yang terpenting adalah Fang, Myene, Teke dan Punu. Suku lain tak dihitung berjumlah lebih kurang ratusan. Secara budaya, sebagian suku telah bergabung secaa bertahap sehingga kehilangan bahasa dan ciri khasnya.

Sulit mendapat data lengkap suku karena sebagian suku hanya anggota kelompok lain dan keseluruhan bergantung pada tingkat rincian yang akan dicapai.

Budaya

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Kontruksi Gedung Arsip Umum, Libreville.

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Topeng Gabon.

Agama

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Masjid di Port-Gentil, Gabon

Agama utama yang dianut di Gabon adalah Kristen (Katolik Roma dan Protestan), Islam, dan kepercayaan asli tradisional.[2] Banyak penduduk yang mempraktekkan unsur Kristen dan kepercayaan asli tradisional.[2] Lebih kurang 73% penduduk, termasuk warga asing setidaknya mengamalkan sebagian unsur Kristen; 12% mengamalkan Islam (80-90% adalah orang asing); 10% hanya mempraktekkan kepercayaan asli tradisional; dan 5% penduduk tak beragama atau ateis.[2] Mantan presiden El Hadj Omar Bongo Ondimba adalah anggota minoritas Muslim.[2]

Musik

Musik Gabon tak banyak diketahui dibandingkan dengan Republik Demokratik Kongo dan Kamerun. Negeri ini memiliki sederet gaya musik rakyat, seperti bintang pop Patience Dabany dan Annie Flore Batchiellilys, penyanyi dan pelakon pertunjukan langsung terkenal. Juga diketahui gitaris Georges Oyendze, La Rose Mbadou dan Sylvain Avara, dan penyanyi Oliver N'Goma. Musik rock dan hip hop yang diimpor dari Amerika Serikat dan Britania Raya terkenal di Gabon, seperti rumba, makossa dan soukous. Peralatan musik Gabon termasuk obala, ngombi, balafon dan genderang tradisional.

Sastra

Untuk negara yang utaramnya bertradisi oral hingga naiknya tingkat melek huruf di ratus tahun ke-21, Gabon kaya akan kisah rakyat dan mitologi. "Raconteurs" masih melakukan pekerjaan untuk menjaga tradisi semacam mvett tetap hidup di selang suku Fang dan ingwala di selang suku Nzebi.

Topeng

Gabon juga menampilkan topeng yang banyak diketahui secara internasional, seperti n'goltang (Fang) dan tokoh keramat Kota. Setiap kelompok memiliki setelan topeng sendiri yang dipakai untuk berbagai gagasan. Topeng tsb biasa dipakai dalam upacara tradisional seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisionalis terutama melakukan pekerjaan dengan kayu lokal yang jarang dan bahan mempunyai nilai lainnya.

Film

Seperti negara Afrika lainnya, perfilman Gabon mengalami kekurangan sumber dana, banyak ruang proyeksi yang amat sedikit (yang lebih suka mendistribusikan produk komersial besar) dan kurangnya penonton. Namun, di pusat budaya Perancis di Libreville (yang memiliki 1 ruang proyeksi), orang banyak memiliki kesempatan untuk menonton film Gabon.

Akan tetapi, sebagian film, terutama film pendek, telah diproduksi sejak tahun 1970-an. Di samping itu, sejumlah sineas Gabon menyelenggarakan Festival Film dan Televisi Panafrika Ouagadougou (FESPACO). Philippe Mory menyutradarai film panjang Gabon yang pertama pada tahun 1971, Les Tam-tams se sont tus. Diangap untuk pendahulu dan bapak perfilman Gabon, beliau melakukan peran utama dalam film On n'enterre pas le dimanche yang disutradarai Michel Drach (1958) yang menjadikannya bintang internasional. qui fait de lui une vedette internationale. Ialah aktor kulit hitam pertama Afrika yang dijadikan pemeran uama di film Perancis. Pierre-Marie Dong melakukan permainan di film pendek pada tahun 1972 dan 1973, Imunga Ivanga untuk filmnya Dolè pada tahun 2001, dan pada tahun yang sama, Henri Joseph Koumba Bibidi melakukan permainan di film Les Couilles de l'élephant. Imunga Ivanga juga menerima tanit dalam Festival Film Karthago untuk Dolè. CENACI (Pusat Film Gabon Nasional), dipimpin oleh Charles Mensah, berupaya mendukung produksi film Gabon.

Suatu sinetron yang diproduksi untuk TV di Gabon pada tahun 1994, L'auberge du salut, amat berhasil di Gabon dan disiarkan pula di negara Afrika lainnya (Pantai Gading dan Burkina Faso).

Serbaneka

  • Penduduk: 1.221.175 jiwa (2001). 0-14 tahun: 33,29%; 15-64 tahun: 60,77%; + 65 tahun: 5,94%
  • Luas wilayah: 267.667 km²
  • Kepadatan penduduk: 4,5 jiwa/km²
  • Perbatasan internasional: 2.551 km (Republik Kongo 1903 km; Guinea Khatulistiwa 350 km; Kamerun 298 km}})
  • Pantai: 885 km
  • Titik tertinggi : 0 m > + 1020 m
  • Harapan hidup pria: 61 tahun (2007)
  • Harapan hidup wanita: 57 tahun (2007)
  • Tingkat pertumbuhan penduduk: 1,02% (2007)
  • Tingkat kelahiran: 27,42% (2007)
  • Tingkat kematian: 17,22% (2007)
  • Tingkat kematian bayi: Total: 53,64 kematian/1000 kelahiran hidup (perkiraan 2005)
  • Tingkat kesuburan: 3,7 bayi/wanita (2007)
  • Tingkat migrasi: 0% (2007)
  • Kemerdekaan: 17 Agustus 1960
  • Jaringan telepon: 120.000 (2007)
  • Telepon genggam: 5.000 (1997); 500.000-550.000 (2005) dan 950.000 (2007; disediakan oleh 3 operator)
  • Telepon sekarang: 241
  • Aliran listrik: 220 V
  • Kepemilikan radio: 208.000 (1997)
  • Kepemilikan televisi: 150.000 (2007)
  • Penggunaan internet: 5.000 (2000); 55.000 (2005)
  • Banyak pasokan akses internet : 3 (2005)
  • Jalan: 9170 km (937 km diaspal; 2004)
  • Jaringan kereta api:814 km (2006; Transgabonais)
  • Jaringan pelayaran: 1600 km
  • Banyak banadara: 53 (hanya 10 yang sudah diaspal; 2007)

Kode

Gabon memiliki kode-kode berikut:

  • G, menurut daftar kode pendaftaran kendaraan internasional,
  • GA, menurut ISO 3166-1, alfa-2 (daftar kode negara),
  • GAB, menurut ISO 3166-1, alfa-3 (daftar kode negara),
  • .ga, menurut ranah internet tingkat teratas,
  • GAB, menurut daftar kode negara Komite Olimpiade Internasional,

Lihat juga

Rujukan

Pranala luar


Sumber :
p2k.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dsb-nya.


Page 10

Republik Gabon adalah sebuah negara di Afrika anggota barat yang hari kemerdekaannya sama dengan Indonesia. Gabon memiliki kekayaan mineral cukup banyak sedangkan banyak penduduknya relatif kecil. Karena kandungan buminya, Gabon diketahui sebagai noda satu negara kaya di Afrika. Gabon bersamaan batasnya dengan Guinea Khatulistiwa dan Kamerun di utara serta Republik Kongo di barat dan selatan. Luas wilayahnya nyaris setara dengan dua kali luas Provinsi Kalimantan Tengah.

Sejarah

Penduduk asli Gabon adalah suku Pigmi, yang sudah banyak terserap ke dalam suku Bantu ketika mereka bermigrasi.

Pada ratus tahun ke-15, bangsa Eropa pertama tiba. Nama Gabon bersumber dari "Gabão", yang dalam bahasa Portugis berfaedah "mantel", mengadakan komunikasi dengan susunan muara sungai Komo dekat Libreville. Penjelajah Pierre Savorgnan de Brazza dari Perancis memimpin misi pertama ke Gabon dan Kongo pada tahun 1875. Beliau membangun kota Franceville, dan belakang dijadikan gubernur kolonial. Beberapa kelompok Bantu tinggal di kawasan yang kini dijadikan Gabon ketika Perancis mendudukinya pada tahun 1885.

Pada tahun 1910, Gabon dijadikan 1 dari 4 wilayah Afrika Khatulistiwa Perancis, federasi yang bertahan hingga tahun 1959. Wilayah ini merdeka pada tanggal 17 Agustus 1960. Presiden pertama adalah Léon M'ba yang dipilih tahun 1961, dengan Omar Bongo Ondimba sebagai WaPres. Kebutuhan Perancis amat memilihkan dalam kepemimpinan di Gabon setelah merdeka; kebutuhan penebangan Perancis melimpahkan dana untuk kampanye pemilihan M'ba, 'evolué' dari kawasan pesisir.

Setelah naiknya Gabriel Leon M'ba ke puncak kekuasaan, pers ditekan, demonstrasi politik dilarang, kebebasan berekspresi dibatasi, ParPol lain dikeluarkan secara bertahap dari kekuasaan dan konstitusi berubah dengan tuntunan Perancis untuk memberi kekuasaan di kepresidenan, jabatan yang diduduki Leon M'ba sendiri. Namun, saat Gabriel Léon M'ba membubarkan Majelis Nasional pada bulan Januari 1964 untuk membentuk kekuasaan 1 partai, kudeta militer muncul untuk mendepaknya dari kekuasaan dan memulihkan demokrasi parlementer. Zaman kediktatoran M'ba diketahui sebagai "Kebutuhan Perancis" yang belakang secara mencolok dijadikan nyata ketika prajurit terjung payung Perancis terbang dalam waktu 24 jam untuk mengembalikannya ke puncak kekuasaan.

Setelah pertempuran beberapa hari, kudeta itu berakhir dan oposisi dipenjara tanpa menghiraukan protes dan keributan yang meluas. Pemerintah Perancis tidak gentar akan kecaman internasional; dan paralayang tetap di Camp de Gaulle, di luar ibukota Gabon. Ketika M'Ba meninggal pada tahun 1967, Bongo menggantikannya sebagai presiden, dan terus dijadikan kepala negara hingga kematiannya pada tahun 2009, memenangi setiap pemilu dengan suara mayoritas.

Politik

Gabon bersistem presiden. Presiden pertama Gabon adalah Léon Mba. Presiden ke-2 adalah Omar Bongo Ondimba yang sudah berkuasa sejak tahun 1967 hingga kematiannya pada tahun 2009. Selang tahun 1968-1990, kekuasaannya didasarkan pada sistem partai tunggal, Partai Demokrasi Gabon PDG). Setelah kekacauan politik yang melanda sebagian akbar Afrika setelah dirobohkannya Tembok Berlin, Bongo mengubah haluan ke multipartai sejak tahun 1990.

Kontrak internasional

Gabon menandatangani konvensi tahun 1951 berkaitan dengan status pengungsi, protokol tahun 1967, dan konvensi tahun 1969 yang mengatur segi spesifik mengenai permasalahan pengungsi di Afrika[1].

Geografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Gabon

Gabon terletak di pesisir Atlantik yang berada di Afrika Tengah. Terletak di khatulistiwa, Gabon beriklim khatulistiwa dengan sistem hutan hujan ekstensif yang meliputi 85% wilayah. Terdapat 3 kawasan yang berbeda: dataran pesisir (berkisar selang 20-300 km dari garis pantai), pegunungan (Pegunungan Kristal ke timur laut Libreville, Dataran Tinggi Chaillu di tengah yang berpuncak di Mont Iboundji yang mencapai ketinggian 1575 m), dan sabana di timur. Dataran pesisir membentuk sebagian akbar kawasan ekologi hutan hujan Khatulistiwa Atlantik World Wildlife Fund dan terdapat hutan bakau Afrika Tengah, khususnya di estuaria sungai Muni dekat perbatasan Guinea Khatulistiwa.

Sungai terbesar di Gabon adalah Ogooué yang panjangnya mencapai 1200 km. Gabon memiliki 3 kawasan karst yang di situ terdapat ribuan gua yang berada di cadas dolomit dan batu kapur. Beberapa gua itu termasuk Grotte du Lastoursville, Grotte du Lebamba, Grotte du Bongolo, dan Grotte du Kessipougou. Banyak gua yang belu dijelajahi. Sebuah ekspedisi yang dilaksanakan oleh National Geographic mengunjungi gua-gua itu di musim panas 2008 untuk mendokumentasikannya (Expedition Website).

Gabon juga diketahui akan usaha melestarikan lingkungan dunianya. Pada tahun 2002, Presiden Omar Bongo Ondimba meletak Gabon di peta dengan sungguh-sungguh sebagai tujuan ekowisata penting di masa depan dengan menunjuk lebih dari 11% wilayah nasionalnya sebagai anggota sistem taman nasional (semuanya berada 13 taman), noda satu dari proporsi terbesar taman dunia di dunia. Gabon memiliki sumber daya dunia seperti minyak bumi, magnesium, besi, uranium, dan hutan.

Pembagian wilayah administrasi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Provinsi di Gabon

Gabon dibagi dijadikan sembilan provinsi dan dibagi lagi dijadikan 37 departemen.

Berikut daftar provinsinya:

  1. Estuaire
  2. Haut-Ogooué
  3. Moyen-Ogooué
  4. Ngounié
  5. Nyanga
  6. Ogooué-Ivindo
  7. Ogooué-Lolo
  8. Ogooué-Maritime
  9. Woleu-Ntem

Ekonomi

Gabon adalah negara yang kaya akan barang tambang. Gabon mengekspor mangan, minyak bumi, gas dunia, besi, kayu dan juga bahan lainnya sejak lama. Eksploitasi tambang uranium di Mounana, yang berada 90 km dari Franceville, dihentikan sejak tahun 2001 karena datangnya pesaing baru di pasaran dunia. Berkembangnya eksploitasi uranium tetap berlanjut hingga kini. Sejak tahun 1980-an, kereta api Franceville-Libreville mengekspor mineral tambang seperti mangan, uranium, dan besi yang berada di Moanda. Cadangan besi di Bélinga yang berada di timur laut Makokou masih belum dieksploitasi. Eksploitasinya diharapkan terealisasi pada tahun 2012.

Pendapatan minyak bumi, yang dijadikan penting sejak tahun 1970-an, namun hanya sebagian yang dipakai untuk modernisasi negara dan mendiversifikasi ekonomi Gabon. Kenyataannya, hanya sedikit penduduk yang menikmati kekayaan Gabon, sehingga standar hidup banyakan penduduknya tetap moderat meskipun PDB relatif tinggi. Hidrokarbon menyumbang separuh PDB.

Penduduk

Demografi

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Populasi Gabon dalam ribuan selang tahun 1961-2003.

Suku

Gabon terdiri atas lebih kurang 50 suku. Di selangnya yang terpenting adalah Fang, Myene, Teke dan Punu. Suku lain tak dihitung berjumlah lebih kurang ratusan. Secara budaya, beberapa suku telah bergabung secaa bertahap sehingga kehilangan bahasa dan ciri khasnya.

Sulit mendapatkan data lengkap suku karena beberapa suku hanya anggota kelompok lain dan keseluruhan bergantung pada tingkat rincian yang akan dicapai.

Budaya

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Kontruksi Gedung Arsip Umum, Libreville.

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Topeng Gabon.

Agama

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Masjid di Port-Gentil, Gabon

Agama utama yang dianut di Gabon adalah Kristen (Katolik Roma dan Protestan), Islam, dan kepercayaan asli tradisional.[2] Banyak penduduk yang mempraktekkan unsur Kristen dan kepercayaan asli tradisional.[2] Lebih kurang 73% penduduk, termasuk warga asing setidaknya mengamalkan beberapa unsur Kristen; 12% mengamalkan Islam (80-90% adalah orang asing); 10% hanya mempraktekkan kepercayaan asli tradisional; dan 5% penduduk tak beragama atau ateis.[2] Mantan presiden El Hadj Omar Bongo Ondimba adalah anggota minoritas Muslim.[2]

Musik

Musik Gabon tak banyak diketahui dibandingkan dengan Republik Demokratik Kongo dan Kamerun. Negeri ini memiliki sederet gaya musik rakyat, seperti bintang pop Patience Dabany dan Annie Flore Batchiellilys, penyanyi dan pelakon pertunjukan langsung terkenal. Juga diketahui gitaris Georges Oyendze, La Rose Mbadou dan Sylvain Avara, dan penyanyi Oliver N'Goma. Musik rock dan hip hop yang diimpor dari Amerika Serikat dan Britania Raya terkenal di Gabon, seperti rumba, makossa dan soukous. Peralatan musik Gabon termasuk obala, ngombi, balafon dan genderang tradisional.

Sastra

Sebagai negara yang utaramnya bertradisi oral hingga naiknya tingkat melek huruf di ratus tahun ke-21, Gabon kaya akan kisah rakyat dan mitologi. "Raconteurs" masih melakukan pekerjaan untuk menjaga tradisi semacam mvett tetap hidup di selang suku Fang dan ingwala di selang suku Nzebi.

Topeng

Gabon juga menampilkan topeng yang banyak diketahui secara internasional, seperti n'goltang (Fang) dan tokoh keramat Kota. Setiap kelompok memiliki setelan topeng sendiri yang dipakai untuk berbagai gagasan. Topeng tsb biasa dipakai dalam upacara tradisional seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisionalis terutama melakukan pekerjaan dengan kayu lokal yang jarang dan bahan mempunyai nilai lainnya.

Film

Seperti negara Afrika lainnya, perfilman Gabon mengalami kekurangan sumber dana, banyak ruang proyeksi yang amat sedikit (yang lebih suka mendistribusikan produk komersial besar) dan kurangnya penonton. Namun, di pusat budaya Perancis di Libreville (yang memiliki 1 ruang proyeksi), orang banyak memiliki kesempatan untuk menonton film Gabon.

Akan tetapi, beberapa film, terutama film pendek, telah diproduksi sejak tahun 1970-an. Di samping itu, sejumlah sineas Gabon menyelenggarakan Festival Film dan Televisi Panafrika Ouagadougou (FESPACO). Philippe Mory menyutradarai film panjang Gabon yang pertama pada tahun 1971, Les Tam-tams se sont tus. Diangap sebagai pendahulu dan bapak perfilman Gabon, beliau melakukan peran utama dalam film On n'enterre pas le dimanche yang disutradarai Michel Drach (1958) yang menjadikannya bintang internasional. qui fait de lui une vedette internationale. Ialah aktor kulit hitam pertama Afrika yang dijadikan pemeran uama di film Perancis. Pierre-Marie Dong melakukan permainan di film pendek pada tahun 1972 dan 1973, Imunga Ivanga untuk filmnya Dolè pada tahun 2001, dan pada tahun yang sama, Henri Joseph Koumba Bibidi melakukan permainan di film Les Couilles de l'élephant. Imunga Ivanga juga menerima tanit dalam Festival Film Karthago untuk Dolè. CENACI (Pusat Film Gabon Nasional), dipimpin oleh Charles Mensah, berupaya mendukung produksi film Gabon.

Sebuah sinetron yang diproduksi untuk TV di Gabon pada tahun 1994, L'auberge du salut, amat berhasil di Gabon dan disiarkan pula di negara Afrika lainnya (Pantai Gading dan Burkina Faso).

Serbaneka

  • Penduduk: 1.221.175 jiwa (2001). 0-14 tahun: 33,29%; 15-64 tahun: 60,77%; + 65 tahun: 5,94%
  • Luas wilayah: 267.667 km²
  • Kepadatan penduduk: 4,5 jiwa/km²
  • Perbatasan internasional: 2.551 km (Republik Kongo 1903 km; Guinea Khatulistiwa 350 km; Kamerun 298 km}})
  • Pantai: 885 km
  • Titik tertinggi : 0 m > + 1020 m
  • Harapan hidup pria: 61 tahun (2007)
  • Harapan hidup wanita: 57 tahun (2007)
  • Tingkat pertumbuhan penduduk: 1,02% (2007)
  • Tingkat kelahiran: 27,42% (2007)
  • Tingkat kematian: 17,22% (2007)
  • Tingkat kematian bayi: Total: 53,64 kematian/1000 kelahiran hidup (perkiraan 2005)
  • Tingkat kesuburan: 3,7 bayi/wanita (2007)
  • Tingkat migrasi: 0% (2007)
  • Kemerdekaan: 17 Agustus 1960
  • Jaringan telepon: 120.000 (2007)
  • Telepon genggam: 5.000 (1997); 500.000-550.000 (2005) dan 950.000 (2007; disediakan oleh 3 operator)
  • Telepon sekarang: 241
  • Aliran listrik: 220 V
  • Kepemilikan radio: 208.000 (1997)
  • Kepemilikan televisi: 150.000 (2007)
  • Penggunaan internet: 5.000 (2000); 55.000 (2005)
  • Banyak pasokan akses internet : 3 (2005)
  • Jalan: 9170 km (937 km diaspal; 2004)
  • Jaringan kereta api:814 km (2006; Transgabonais)
  • Jaringan pelayaran: 1600 km
  • Banyak banadara: 53 (hanya 10 yang sudah diaspal; 2007)

Kode

Gabon memiliki kode-kode berikut:

  • G, menurut daftar kode pendaftaran yang dikendarai internasional,
  • GA, menurut ISO 3166-1, alfa-2 (daftar kode negara),
  • GAB, menurut ISO 3166-1, alfa-3 (daftar kode negara),
  • .ga, menurut ranah internet tingkat teratas,
  • GAB, menurut daftar kode negara Komite Olimpiade Internasional,

Lihat juga

Rujukan

Pranala luar


Sumber :
p2k.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dsb-nya.


Page 11

Tags: portal, narnia, unhamzah, artikel, pilihan the, voyage, of the dawn, treader novel, johnson, direncanakan menjadi produser, film film, berbicara, ia satu satunya, tokoh, baca, selengkapnya, tahukah anda bahwa, dalam bahasa, turki, ilmu pengetahuan dunia, makhluk sumber, wiki, edunitas com id, wikipedia org, indonesia, portal narnia, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, ilmu, pengetahuan, dunia, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, ensiklopedia


Page 12

Tags: portal, narnia, unhamzah, artikel, pilihan the, voyage, of the dawn, treader novel, johnson, direncanakan menjadi produser, film film, berbicara, ia satu satunya, tokoh, baca, selengkapnya, tahukah anda bahwa, dalam bahasa, turki, ilmu pengetahuan dunia, makhluk sumber, wiki, edunitas com id, wikipedia org, indonesia, portal narnia, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, ilmu, pengetahuan, dunia, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, ensiklopedia


Page 13

Tags: portal, narnia, unhamzah, pada, tahun 1950, sampai, 1956 mengandung unsur, unsur, of, prince caspian andrew, adamson sutradara, dari, sosok seekor singa, besar berbicara, ia, anda bahwa dalam, bahasa turki, aslan, berarti singa jadis, ilmu pengetahuan, dunia, elektronika film filsafat, fisika geografi, hewan, ilmu portal narnia, portal narnia, program kuliah, pegawai, kelas weekend, ilmu, pengetahuan dunia, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 14

Tags: portal, narnia, unhamzah, pada, tahun 1950, sampai, 1956 mengandung unsur, unsur, of, prince caspian andrew, adamson sutradara, dari, sosok seekor singa, besar berbicara, ia, anda bahwa dalam, bahasa turki, aslan, berarti singa jadis, ilmu pengetahuan, dunia, elektronika film filsafat, fisika geografi, hewan, ilmu portal narnia, portal narnia, program kuliah, pegawai, kelas weekend, ilmu, pengetahuan dunia, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 15

Tags: portal, narnia, unhamzah, pada, tahun 1950, sampai, 1956 mengandung unsur, unsur, of, prince caspian andrew, adamson sutradara, dari, sosok seekor singa, besar berbicara, ia, anda bahwa dalam, bahasa turki, aslan, berarti singa jadis, world cyclopedia, elektronika, film filsafat fisika, geografi hewan, ilmu, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, world, cyclopedia, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 16

Tags: portal, narnia, unhamzah, artikel, pilihan the, voyage, of the dawn, treader novel, johnson, direncanakan menjadi produser, film film, berbicara, ia satu satunya, tokoh, baca, selengkapnya, tahukah anda bahwa, dalam bahasa, turki, world cyclopedia makhluk, sumber wiki, edunitas, com id wikipedia, org indonesia, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, world cyclopedia, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 17

Tags: portal, narnia, unhamzah, pada, tahun 1950, sampai, 1956 mengandung unsur, unsur, of, prince caspian andrew, adamson sutradara, dari, sosok seekor singa, besar berbicara, ia, anda bahwa dalam, bahasa turki, aslan, berarti singa jadis, world cyclopedia, elektronika, film filsafat fisika, geografi hewan, ilmu, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, world, cyclopedia, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 18

Tags: narnia, world, unhamzah, dibukukan, sebanyak tujuh, novel, fantasi anak anak, setengah badan, hewan, manusia kerdil sebagainya, cerita, bersama, teman sekolahnya jill, pole dalam, lady, shasta aravis bree, hwin digory, polly, shift puzzle semua, world cyclopedia, edunitas, com id wikipedia, org indonesia, info, net p2k kelas, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 19

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Ki Nartosabdo

Ki Nartosabdo[1] (huruf Latin Jawa: Nartasabda; aksara Jawa:ꦤꦂꦠ​ꦱ​ꦧ꧀ꦢ​; lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang ternama saat ini, merupakan Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini.

Daftar pokok

  • 1 Asal-usul
  • 2 Riwayat Karier
  • 3 Catatan kaki
  • 4 Pranala luar

Asal-usul

Nama asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya yang serba kekurangan membikin Soenarto putus sekolah dalam pendidikan formalnya, merupakan Standaard School Muhammadiyah atau SD 5 tahun.

Kehidupan ekonomi yang serba sulit membikin Soenarto memainkan pekerjaan membantu pendapatan keluarga melewati bakat seni yang dia miliki. Selang lain dia pernah menjadi seorang pelukis, juga sebagai pemain biola dalam orkes keroncong Sinar Purnama. Bakat seni tersebut semakin mengembang ketika Sunarto dapat melanjutkan sekolah di Lembaga Pendidikan Katolik.

Pada tahun 1945 Soenarto bergaul dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, merupakan Ki Sastrosabdo. Sejak itu dia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membikin banyak kreasi baru untuk grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakangan nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.

Riwayat Karier

Walaupun berasal dari Jawa Tengah, namun Ki Nartosabdo muncul pertama kali sebagai dalang justru di Jakarta, akuratnya di Gedung PTIK yang disiarkan secara langsung oleh RRI pada tanggal 28 April 1958. Lakon yang dia tempilkan saat itu adalah Kresna Duta. Pengalaman pertama mendalang tersebut sempat membikin Ki Narto panik di atas pentas karena pada saat itu pekerjaannya yang sesungguhnya ialah pengendhang grup Ngesti Pandowo

Ki Narto sejak remaja sudah menggemari para dalang ternama, seperti Ki Ngabehi Wignyosoetarno dari Sala dan Ki Poedjosoemarto dari Klaten. Dia juga tekun membaca bermacam buku tua. Kepala Studio RRI waktu itu, Sukiman memberi tawaran Ki Narto sebagai mendalang, sehingga jadilah pertunjukan di PTIK tersebut.

Penampilan perdana itu langsung mengangkat nama Ki Narto. Berulang-ulang dia mendapat kesempatan mendalang di Solo, Surabaya, Yogya, dst-nya. Lahir pula cerita-cerita gubahannya, seperti Dasa Griwa, Mustakaweni, Ismaya Maneges, Gatutkaca Sungging, Gatutkaca Wisuda, Arjuna Cinoba, Kresna Apus, dan Begawan Sendang Garba. Seluruh itu dia dapatkan karena banyak memperoleh ilmu sendiri, tidak seperti dalang lain yang kebanyakan lahir dari keturunan dalang pula, atau telah tersedia pula istilah dalang kewahyon (mendapat wahyu).

Karena sering mementaskan lakon carangan Ki Narto pun sering mendapat banyak kritik. Dia juga diasumsikan terlalu menyimpang dari pakem, selang lain berani menampilkan humor sebagai selingan dalam adegan keraton yang kebanyakan kaku dan formal. Namun kritikan-kritikan tersebut tidak membikinnya gentar, justru semakin banyak berkarya.

Ki Nartosabdo dapat diceritakan sebagai pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an. Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membikin banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan telah tersedia RRI di salah satu kota memboikot hasil karyanya. Walaupun demikian dukungan juga mengalir selang lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan di mana seni wayang maunya semakin luwes dan tidak kaku.

Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif. Melewati grup karawitan bernama Condong Raos yang dia dirikan, lahir sekitar 319 buah judul lagu (lelagon) atau gendhing, selang lain Caping Gunung, Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Klinci Ucul, Prahu Layar, Ngundhuh Layangan, Aja Diplèroki, dan Rujak Jeruk.

Catatan kaki

  1. ^ Penulisan Nartosabdo atau Narto Sabdo tidak dipermasalahkan dalam penulisan dengan aksara Hanacaraka, namun penulisan yang disambung semakin umum dijumpai.

Pranala luar

  • (Indonesia) Ki Narto dalam Javawayang.org

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 20

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Ki Nartosabdo

Ki Nartosabdo[1] (huruf Latin Jawa: Nartasabda; aksara Jawa:ꦤꦂꦠ​ꦱ​ꦧ꧀ꦢ​; lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) yaitu seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia. Malu satu dalang ternama ketika ini, merupakan Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo yaitu dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai ketika ini.

Daftar pokok

  • 1 Asal-usul
  • 2 Riwayat Karier
  • 3 Catatan kaki
  • 4 Tautan luar

Asal-usul

Nama asli Ki Nartosabdo yaitu Soenarto. Merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya yang serba kekurangan membikin Soenarto putus sekolah dalam pendidikan resminya, merupakan Standaard School Muhammadiyah atau SD 5 tahun.

Kehidupan ekonomi yang serba sulit membikin Soenarto memainkan pekerjaan menolong pendapatan keluarga melewati bakat seni yang dia miliki. Selang lain dia pernah menjadi seorang pelukis, juga sebagai pemain biola dalam orkes keroncong Sinar Purnama. Bakat seni tersebut semakin mengembang ketika Sunarto mampu melanjutkan sekolah di Lembaga Pendidikan Katolik.

Pada tahun 1945 Soenarto bergaul dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, merupakan Ki Sastrosabdo. Semenjak itu dia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membikin banyak kreasi baru untuk grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakangan nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga semenjak ketika itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.

Riwayat Karier

Walaupun berasal dari Jawa Tengah, namun Ki Nartosabdo muncul pertama kali sebagai dalang justru di Jakarta, akuratnya di Gedung PTIK yang disiarkan secara langsung oleh RRI pada tanggal 28 April 1958. Lakon yang dia tempilkan ketika itu yaitu Kresna Duta. Pengalaman pertama mendalang tersebut sempat membikin Ki Narto panik di atas pentas karena pada ketika itu pekerjaannya yang sesungguhnya ialah pengendhang grup Ngesti Pandowo

Ki Narto semenjak remaja sudah menggemari para dalang ternama, seperti Ki Ngabehi Wignyosoetarno dari Sala dan Ki Poedjosoemarto dari Klaten. Dia juga tekun membaca bermacam buku tua. Kepala Studio RRI waktu itu, Sukiman memberi tawaran Ki Narto sebagai mendalang, sehingga jadilah pertunjukan di PTIK tersebut.

Penampilan perdana itu langsung mengangkat nama Ki Narto. Berulang-ulang dia mendapat kesempatan mendalang di Solo, Surabaya, Yogya, dst-nya. Lahir pula cerita-cerita gubahannya, seperti Dasa Griwa, Mustakaweni, Ismaya Maneges, Gatutkaca Sungging, Gatutkaca Wisuda, Arjuna Cinoba, Kresna Apus, dan Begawan Sendang Garba. Seluruh itu dia dapatkan karena banyak memperoleh ilmu sendiri, tidak seperti dalang lain yang kebanyakan lahir dari keturunan dalang pula, atau telah tersedia pula istilah dalang kewahyon (mendapat wahyu).

Karena sering mementaskan lakon carangan Ki Narto pun sering mendapat banyak kritik. Dia juga diasumsikan terlalu menyimpang dari pakem, selang lain berani menampilkan humor sebagai selingan dalam adegan keraton yang kebanyakan kaku dan resmi. Namun kritikan-kritikan tersebut tidak membikinnya gentar, justru semakin banyak berkarya.

Ki Nartosabdo mampu diceritakan sebagai pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an. Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membikin banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan telah tersedia RRI di malu satu kota memboikot hasil karyanya. Walaupun demikian dukungan juga mengalir selang lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan di mana seni wayang maunya semakin luwes dan tidak kaku.

Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif. Melewati grup karawitan bernama Condong Raos yang dia dirikan, lahir sekitar 319 buah judul lagu (lelagon) atau gendhing, selang lain Caping Gunung, Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Klinci Ucul, Prahu Layar, Ngundhuh Layangan, Aja Diplèroki, dan Rujak Jeruk.

Catatan kaki

  1. ^ Penulisan Nartosabdo atau Narto Sabdo tidak dipermasalahkan dalam penulisan dengan aksara Hanacaraka, namun penulisan yang disambung semakin umum dijumpai.

Tautan luar

  • (Indonesia) Ki Narto dalam Javawayang.org

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 21

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Ki Nartosabdo

Ki Nartosabdo[1] (huruf Latin Jawa: Nartasabda; aksara Jawa:ꦤꦂꦠ​ꦱ​ꦧ꧀ꦢ​; lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang ternama saat ini, merupakan Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini.

Daftar pokok

  • 1 Asal-usul
  • 2 Riwayat Karier
  • 3 Catatan kaki
  • 4 Pranala luar

Asal-usul

Nama asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya yang serba kekurangan membikin Soenarto putus sekolah dalam pendidikan formalnya, merupakan Standaard School Muhammadiyah atau SD 5 tahun.

Kehidupan ekonomi yang serba sulit membikin Soenarto memainkan pekerjaan membantu pendapatan keluarga melewati bakat seni yang dia miliki. Selang lain dia pernah menjadi seorang pelukis, juga sebagai pemain biola dalam orkes keroncong Sinar Purnama. Bakat seni tersebut semakin mengembang ketika Sunarto dapat melanjutkan sekolah di Lembaga Pendidikan Katolik.

Pada tahun 1945 Soenarto bergaul dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, merupakan Ki Sastrosabdo. Sejak itu dia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membikin banyak kreasi baru untuk grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakangan nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.

Riwayat Karier

Walaupun berasal dari Jawa Tengah, namun Ki Nartosabdo muncul pertama kali sebagai dalang justru di Jakarta, akuratnya di Gedung PTIK yang disiarkan secara langsung oleh RRI pada tanggal 28 April 1958. Lakon yang dia tempilkan saat itu adalah Kresna Duta. Pengalaman pertama mendalang tersebut sempat membikin Ki Narto panik di atas pentas karena pada saat itu pekerjaannya yang sesungguhnya ialah pengendhang grup Ngesti Pandowo

Ki Narto sejak remaja sudah menggemari para dalang ternama, seperti Ki Ngabehi Wignyosoetarno dari Sala dan Ki Poedjosoemarto dari Klaten. Dia juga tekun membaca bermacam buku tua. Kepala Studio RRI waktu itu, Sukiman memberi tawaran Ki Narto sebagai mendalang, sehingga jadilah pertunjukan di PTIK tersebut.

Penampilan perdana itu langsung mengangkat nama Ki Narto. Berulang-ulang dia mendapat kesempatan mendalang di Solo, Surabaya, Yogya, dst-nya. Lahir pula cerita-cerita gubahannya, seperti Dasa Griwa, Mustakaweni, Ismaya Maneges, Gatutkaca Sungging, Gatutkaca Wisuda, Arjuna Cinoba, Kresna Apus, dan Begawan Sendang Garba. Seluruh itu dia dapatkan karena banyak memperoleh ilmu sendiri, tidak seperti dalang lain yang kebanyakan lahir dari keturunan dalang pula, atau telah tersedia pula istilah dalang kewahyon (mendapat wahyu).

Karena sering mementaskan lakon carangan Ki Narto pun sering mendapat banyak kritik. Dia juga diasumsikan terlalu menyimpang dari pakem, selang lain berani menampilkan humor sebagai selingan dalam adegan keraton yang kebanyakan kaku dan formal. Namun kritikan-kritikan tersebut tidak membikinnya gentar, justru semakin banyak berkarya.

Ki Nartosabdo dapat diceritakan sebagai pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an. Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membikin banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan telah tersedia RRI di salah satu kota memboikot hasil karyanya. Walaupun demikian dukungan juga mengalir selang lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan di mana seni wayang maunya semakin luwes dan tidak kaku.

Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif. Melewati grup karawitan bernama Condong Raos yang dia dirikan, lahir sekitar 319 buah judul lagu (lelagon) atau gendhing, selang lain Caping Gunung, Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Klinci Ucul, Prahu Layar, Ngundhuh Layangan, Aja Diplèroki, dan Rujak Jeruk.

Catatan kaki

  1. ^ Penulisan Nartosabdo atau Narto Sabdo tidak dipermasalahkan dalam penulisan dengan aksara Hanacaraka, namun penulisan yang disambung semakin umum dijumpai.

Pranala luar

  • (Indonesia) Ki Narto dalam Javawayang.org

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 22

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Ki Nartosabdo

Ki Nartosabdo[1] (huruf Latin Jawa: Nartasabda; aksara Jawa:ꦤꦂꦠ​ꦱ​ꦧ꧀ꦢ​; lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) yaitu seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia. Malu satu dalang ternama ketika ini, merupakan Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo yaitu dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai ketika ini.

Daftar pokok

  • 1 Asal-usul
  • 2 Riwayat Karier
  • 3 Catatan kaki
  • 4 Tautan luar

Asal-usul

Nama asli Ki Nartosabdo yaitu Soenarto. Merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya yang serba kekurangan membikin Soenarto putus sekolah dalam pendidikan resminya, merupakan Standaard School Muhammadiyah atau SD 5 tahun.

Kehidupan ekonomi yang serba sulit membikin Soenarto memainkan pekerjaan menolong pendapatan keluarga melewati bakat seni yang dia miliki. Selang lain dia pernah menjadi seorang pelukis, juga sebagai pemain biola dalam orkes keroncong Sinar Purnama. Bakat seni tersebut semakin mengembang ketika Sunarto mampu melanjutkan sekolah di Lembaga Pendidikan Katolik.

Pada tahun 1945 Soenarto bergaul dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, merupakan Ki Sastrosabdo. Semenjak itu dia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membikin banyak kreasi baru untuk grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakangan nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga semenjak ketika itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.

Riwayat Karier

Walaupun berasal dari Jawa Tengah, namun Ki Nartosabdo muncul pertama kali sebagai dalang justru di Jakarta, akuratnya di Gedung PTIK yang disiarkan secara langsung oleh RRI pada tanggal 28 April 1958. Lakon yang dia tempilkan ketika itu yaitu Kresna Duta. Pengalaman pertama mendalang tersebut sempat membikin Ki Narto panik di atas pentas karena pada ketika itu pekerjaannya yang sesungguhnya ialah pengendhang grup Ngesti Pandowo

Ki Narto semenjak remaja sudah menggemari para dalang ternama, seperti Ki Ngabehi Wignyosoetarno dari Sala dan Ki Poedjosoemarto dari Klaten. Dia juga tekun membaca bermacam buku tua. Kepala Studio RRI waktu itu, Sukiman memberi tawaran Ki Narto sebagai mendalang, sehingga jadilah pertunjukan di PTIK tersebut.

Penampilan perdana itu langsung mengangkat nama Ki Narto. Berulang-ulang dia mendapat kesempatan mendalang di Solo, Surabaya, Yogya, dst-nya. Lahir pula cerita-cerita gubahannya, seperti Dasa Griwa, Mustakaweni, Ismaya Maneges, Gatutkaca Sungging, Gatutkaca Wisuda, Arjuna Cinoba, Kresna Apus, dan Begawan Sendang Garba. Seluruh itu dia dapatkan karena banyak memperoleh ilmu sendiri, tidak seperti dalang lain yang kebanyakan lahir dari keturunan dalang pula, atau telah tersedia pula istilah dalang kewahyon (mendapat wahyu).

Karena sering mementaskan lakon carangan Ki Narto pun sering mendapat banyak kritik. Dia juga diasumsikan terlalu menyimpang dari pakem, selang lain berani menampilkan humor sebagai selingan dalam adegan keraton yang kebanyakan kaku dan resmi. Namun kritikan-kritikan tersebut tidak membikinnya gentar, justru semakin banyak berkarya.

Ki Nartosabdo mampu diceritakan sebagai pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an. Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membikin banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan telah tersedia RRI di malu satu kota memboikot hasil karyanya. Walaupun demikian dukungan juga mengalir selang lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan di mana seni wayang maunya semakin luwes dan tidak kaku.

Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif. Melewati grup karawitan bernama Condong Raos yang dia dirikan, lahir sekitar 319 buah judul lagu (lelagon) atau gendhing, selang lain Caping Gunung, Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Klinci Ucul, Prahu Layar, Ngundhuh Layangan, Aja Diplèroki, dan Rujak Jeruk.

Catatan kaki

  1. ^ Penulisan Nartosabdo atau Narto Sabdo tidak dipermasalahkan dalam penulisan dengan aksara Hanacaraka, namun penulisan yang disambung semakin umum dijumpai.

Tautan luar

  • (Indonesia) Ki Narto dalam Javawayang.org

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 23

Di bawah ini adalah beberapa kota yang dapat ditaklukkan oleh Thariq dan pasukannya kecuali

Ki Nartosabdo

Ki Nartosabdo[1] (huruf Latin Jawa: Nartasabda; aksara Jawa:ꦤꦂꦠ​ꦱ​ꦧ꧀ꦢ​; lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang ternama saat ini, merupakan Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini.

Daftar pokok

  • 1 Asal-usul
  • 2 Riwayat Karier
  • 3 Catatan kaki
  • 4 Pranala luar

Asal-usul

Nama asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya yang serba kekurangan membikin Soenarto putus sekolah dalam pendidikan formalnya, merupakan Standaard School Muhammadiyah atau SD 5 tahun.

Kehidupan ekonomi yang serba sulit membikin Soenarto memainkan pekerjaan menolong pendapatan keluarga melewati bakat seni yang dia miliki. Selang lain dia pernah menjadi seorang pelukis, juga sebagai pemain biola dalam orkes keroncong Sinar Purnama. Bakat seni tersebut semakin mengembang ketika Sunarto dapat melanjutkan sekolah di Lembaga Pendidikan Katolik.

Pada tahun 1945 Soenarto bergaul dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, merupakan Ki Sastrosabdo. Sejak itu dia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membikin banyak kreasi baru untuk grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakangan nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.

Riwayat Karier

Walaupun berasal dari Jawa Tengah, namun Ki Nartosabdo muncul pertama kali sebagai dalang justru di Jakarta, akuratnya di Gedung PTIK yang disiarkan secara langsung oleh RRI pada tanggal 28 April 1958. Lakon yang dia tempilkan saat itu adalah Kresna Duta. Pengalaman pertama mendalang tersebut sempat membikin Ki Narto panik di atas pentas karena pada saat itu pekerjaannya yang sesungguhnya ialah pengendhang grup Ngesti Pandowo

Ki Narto sejak remaja sudah menggemari para dalang ternama, seperti Ki Ngabehi Wignyosoetarno dari Sala dan Ki Poedjosoemarto dari Klaten. Dia juga tekun membaca bermacam buku tua. Kepala Studio RRI waktu itu, Sukiman memberi tawaran Ki Narto sebagai mendalang, sehingga jadilah pertunjukan di PTIK tersebut.

Penampilan perdana itu langsung mengangkat nama Ki Narto. Berulang-ulang dia mendapat kesempatan mendalang di Solo, Surabaya, Yogya, dst-nya. Lahir pula cerita-cerita gubahannya, seperti Dasa Griwa, Mustakaweni, Ismaya Maneges, Gatutkaca Sungging, Gatutkaca Wisuda, Arjuna Cinoba, Kresna Apus, dan Begawan Sendang Garba. Seluruh itu dia dapatkan karena banyak memperoleh ilmu sendiri, tidak seperti dalang lain yang kebanyakan lahir dari keturunan dalang pula, atau telah tersedia pula istilah dalang kewahyon (mendapat wahyu).

Karena sering mementaskan lakon carangan Ki Narto pun sering mendapat banyak kritik. Dia juga diasumsikan terlalu menyimpang dari pakem, selang lain berani menampilkan humor sebagai selingan dalam adegan keraton yang kebanyakan kaku dan formal. Namun kritikan-kritikan tersebut tidak membikinnya gentar, justru semakin banyak berkarya.

Ki Nartosabdo dapat diceritakan sebagai pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an. Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membikin banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan telah tersedia RRI di salah satu kota memboikot hasil karyanya. Walaupun demikian dukungan juga mengalir selang lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan di mana seni wayang maunya semakin luwes dan tidak kaku.

Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif. Melewati grup karawitan bernama Condong Raos yang dia dirikan, lahir sekitar 319 buah judul lagu (lelagon) atau gendhing, selang lain Caping Gunung, Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Klinci Ucul, Prahu Layar, Ngundhuh Layangan, Aja Diplèroki, dan Rujak Jeruk.

Catatan kaki

  1. ^ Penulisan Nartosabdo atau Narto Sabdo tidak dipermasalahkan dalam penulisan dengan aksara Hanacaraka, namun penulisan yang disambung semakin umum dijumpai.

Pranala luar

  • (Indonesia) Ki Narto dalam Javawayang.org

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 24

Tags: narnia, dunia, unhamzah, sebanyak tujuh, novel, fantasi anak anak, the lion, the, imajinasikan oleh anak, anak tidak, terdapat, dalam, mengarah kepada, seseorang manusia, masuk, ke dalam, suasana, novel narnia, bersama, teman sekolahnya jill, pole, ilmu, pengetahuan, dunia ilmu pendidikan, com p2k, gilland, group com wiki, edunitas narnia, ilmu pengetahuan, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 25

Tags: narnia, dunia, unhamzah, sebanyak tujuh, novel, fantasi anak anak, the lion, the, imajinasikan oleh anak, anak tidak, terdapat, dalam, mengarah kepada, seseorang manusia, masuk, ke dalam, suasana, novel narnia, bersama, teman sekolahnya jill, pole, ilmu, pengetahuan, dunia ilmu pendidikan, com p2k, gilland, group com wiki, edunitas narnia, ilmu pengetahuan, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 26

Tags: narnia, dunia, unhamzah, dibukukan sebanyak, tujuh, novel fantasi anak, anak, setengah, badan, hewan manusia kerdil, sebagainya cerita, bersama teman sekolahnya, jill pole, dalam, lady shasta aravis, bree hwin, digory, polly shift puzzle, semua, ilmu, pengetahuan, dunia pendidikan com, p2k gilland, group, com wiki edunitas, com id, pengetahuan dunia, program kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia